Potakiloma
Semprot Holic
- Daftar
- 13 May 2017
- Post
- 363
- Like diterima
- 7.357
Season 2
Chapter 11
Pemanasan dulu ga sih
Dua hari telah berlalu.
Aku tak berani keluar kamar, terutama saat bunda dirumah
Terkadang, sewaktu lapar biasanya aku mengintip. Kalau aman baru keluar ngambil makanan , dan masuk kamar lagi dengan langkah mengankang.
Seperti baru di sunat .
Aku takut ketemu bunda
Bukan karena rasa bersalahku menjadi anak yang kurang ajar.
Tapi lebih ke trauma .
Bagiku ini adalah sakit yang tersakit yang pernah kurasakan.
Kalaupun aku sampe di usir , aku uda siap.
Asal ga di laporin ke polisi aja wkwkkw .
Aku sama sekali tidak merasa menyesal atas apa yang kulakukan. Malah keinginan terdalamku akhirnya terpenuhi. Walau pada batas tertentu.
Entahlah , sejahannam itu kah diriku ?
Seperti ....
Hmm...
Seperti apapun itu terserahlah. Pada intinya saat ini aku adalah manusia yang paling bodoh di dunia ini .
Ahhhh
Malang nian nasib ini .
Jika saja aku tak terlalu yakin dengan keputusanku , maka kejadiannya tidak seperti ini .
Dan kini ,semua imajinasi itu terasa tiada berguna . Mengingatnya saja sudah membuat yang ngilu semakin ngilu
Aku juga sempat menceritakan hal ini pada masterku yang jauh di sana . Walau aku cukup malu pada awalnya, tapi harus kulakukan karena suka tidak suka dia lebih berpengalaman dariku . Mana tau dia juga pernah mengalami dan punya solusinya
Tapi sayang seribu sayang
Yang ada aku malah mendapatkan ejekan darinya .
Ya.
Pada saat aku vc dan menunjukkan kondisiku, ternyata dia ngasih tau ke mamanya . Aku awalnya kaget , kenapa sih harus ngasih tau ke mamanya ? Yang ada kan malah makin hancur harga diriku .
Mana mamanya idola ku lagi .
Ahhh..
Tapi tapi tapi .
Ternyata aku malah mendapatkan pujian darinya . Seneng dong .
Walau ga secara langsung si .
Jadi waktu abis vc an , Raihan bilangnya udahan . Tapi sebenarnya ga dimatiin sama dia . Entah karena dia lupa atau emang sengaja biar aku dengerin mereka lagi zinah.
Yang jelas . Waktu Raihan kayaknya sengaja mancing mancing , terus mamanya bilang kalau punyaku pas ga bangun aja uda segede itu . Gimana di posisi tempurnya .
Dan seperti kebiasaan ibu ibu yang suka ngebandingin anaknya , mamanya Raihan juga begitu . Tapi setelah itu aku tidak mendengar suara mamanya lagi .
Lebih tepatnya belum sempat mamanya ngomong, tiba tiba suaranya ngilang . Seperti mulutnya tertahan sesuatu. Yah , you know lah itu apa .
Tak berapa lama , aku langsung aja matiin teleponnya. Karena dengerin mereka lagi begituan bukannya sange malah jadi tambah sakit .
Ahh sudahlah .
Skip skip
Pada Jumat pagi yang cerah ini , aku dengan santainya keluar kamarku untuk menyantap makanan yang sudah di sediakan bunda .
Ya . Meskipun begitu, bunda tidak pernah lupa untuk memasak dua porsi .
Bunda yang ku kira seperti biasanya dia uda pergi kerja , eh ternyata uda berada di belakangku .
" Jalannya napa gitu ? " Tanya bunda .
Sikapnya sama dengan nada dia berbicara padaku, seperti ibu ibu yang lagi marah pada anaknya .
Aku menunduk
Bingung mau jawab gimana
" Itu... Buka sarungnya ! "
" Hah ? " Jawabku kaget .
Aku panik
" Uda cepet "
Mau ga mau , perlahan aku menurunkan sarung yang kupakai. Jika normal , aku akan bangga sekali saat dia memerintahkan aku seperti itu .
Tapi ini ?
Hufftt.
Malu sih
Dan muka bunda yang jadi mode galak itu membuatku nurut nurut aja .
" Napa bisa ?" Ucapnya sembari mendekatiku dan duduk di kursi dapur
Jarak kami hanya setengah meter.
Bunda memandang sebentar rudalku yang bengkak bagian atasnya.
" Eeee... Itu..... "
Belum habis aku ngomong
" Cepet makan , terus ikut bunda ! " Ucapnya sambil berdiri dan langsung berjalan ke ruang tau
" K...kemana.....bund.. ? " Tanyaku
" 20 menit... Jangan lupa mandi "
Ahhh.. Sialll.... !
Ucapku dalam hati
Yauda aku agak buru-buru makan . Abis itu aku langsung mandi . Itu juga ga terlalu basah . Ngilu kalau kena air .
Lalu .
Saat memakai baju ,
Aku mendengar bunda yang sudah menghidupkan mobilnya .
Aku pun mempercepat memakai bajunya nyambi sebat .
Di perjalanan
" Ki..kita mau kemana ? " Tanyaku
Bunda diam .
Tebakanku sih kalau ga ke dokter ya ke pijit khusus
Lalu
" Bund ... "
" Apa ? "
" Mmmmmaafin adit... "
" Maafin ? "
" Sssssoal yang...... Kemaren .... "
" Yang kemaren ? Apa sih ? Bunda ga ngerti deh ? "
" ....... "
" Eeee... Itu.... "
" Apa sih dit .. ... "
Hening..
" Ngomong - ngomong... Itu kamu kenapa bisa sampe bengkak gitu ? "
" Eeee.... "
" Duh... Ni anak ya ... Ditanya malah a e a e ! "
Hening.
" Kke....kena bola mah ... " jawabku
" Ooooohh kena bola .... "
" Bilang dong .. "
Lanjut bunda
" Kan gampang nanti jelasin ke dokternya ." Ucapnya tersenyum
Aku diam .
Dan
Aku paham
Ternyata begitu
Sejenak, ada sedikit perasaan bersalah pada bunda . Meskipun kelakuan anaknya yang kurang ajar , beliau masih saja perhatian.
Dan yah , penyesalan itu hanya sebentar . Karena pertama, yang ku khawatirkan selama ini tidak terjadi . Kedua, bunda sepertinya menganggap yang kemaren itu tidak pernah terjadi . Dan ketiga , ehem .....
" Duh.... Jadi ngilu nih ngebayanginnya "
Ngomong dalam hati .
Yah setidaknya achievement ku tercapai .
Hahahahaha
Tawaku dalam hati .
Sampai di Rumah Sakit
Bunda langsung minta ke security untuk membawa kursi roda . Agak malu saa orang orang pada ngeliatin
Saat menuju registrasi
" Tante Diana..."
Terdengar seseorang memanggil dari belakang. Aku seperti mengenal suaranya
" Eh , Rachel .... " Ucap bunda.
Mba Rachel menyalami bunda .
" Loh , kamu di sini ? " Tanya bunda
" Iya bund.. eh Tan.. hehe " jawab Rachel
" Duh duh. Kamu ini .... "
" Hehe .. maaf , jadi agak bingung mau manggilnya gimana ."
" Hmmm . Senyaman kamu aja. Lagian kan juga belum .." ucap bunda
"Eh .. oh iya.. sorry sorry. Ga mau ikutan urusan orang tua hehe " celoteh Rachel
" Oh iya , ngomong ngomong. Aditnya kenapa ? " sambung Rachel
Melihatku duduk di kursi roda . Aku dari tadi uda berupaya meniadakan aura kehadiranku . Tapi yah , sudahlah .
" Oh ini , adit nya ....... " Ucap bunda lalu sambil membisikkan ke Mba Rachel
Setelah Mba Rachel mendengarkan dengan seksama , wajahnya sedikit terkejut. Tapi seketika berubah menjadi tawa yang cekikikan.
Dia lalu berbalas berbisik ke bunda .
Kini mereka berdua saling tertawa .
Dalam hati
" Duh malunya ... "
Lalu
" Oh ya , tapi maaf ni bund. Kebetulan dokter Novan nya lagi cuti " Ucap Mba Rachel pada bunda
" Walah.... Gimana dong . " balas bunda
" Iya ... Paling selasa dia baru masuk lagi "
" Yahhh ... "
Kemudian.
" Hmmm... Gini aja... Bunda sama adit kan uda ke terlanjur kesini , "
Bunda menggangguk
" Hmmm ... Gimana .... Kalau sama saya aja ."
Bunda terheran
" Maksudnya, ehem . Walaupun saya spesialis mata , tapi kasus yang seperti ini juga bisa. "
" Nah , jika pun nanti ternyata tidak bisa saya tangani , nanti akan di lanjutkan ke dokter novan aja. "
" Sekarang diagnosisnya aja dulu "
Bunda memandang ke arahku dengan agak ragu
" Emmm gimana ya " ucap bunda ragu
Rachel " Kebetulan , karena kita masih ada hubungan ' keluarga ' "
" Untuk biaya , ga perlu khawatir ."
" Hmm... Yang bener ? " Bunda memastikan
" Tentu . Ini demi masa depan adeknya adek loh ^_^ " Ucap Mba Rachel sambil menunduk padaku . Senyuman jahatnya menyiratkan bahwa aku akan di jadikan kelinci percobaannya.
" Hmm ya udah . !! " Jawab bunda dengan semangat
Aku terkejut
" Ta...tapi bund ? " Ucapku mencoba menahan bunda.
" Husshh .. uda nurut aja.... Mau sembuh ga..mumpung ada Mba kamu disini... Gratis lagi hehe " ucap bunda
Aku down saat bunda setuju setuju aja aku di jadikan kelinci percobaan Mba Rachel. Tapi mau gimana lagi . Posisinya aku juga ga enakan sama bunda . Melihat dia yang semangat untuk aku sembuh .
" Hmmm ..mungkin alasan bunda ingin aku sembuh karena dia pengen.........huaahahaha "
Pikir jahatku .
Lalu .
" Eh bund .. Mau kemana ? " Tanya Rachel
" Registrasi dulu kan ? " Jawab bunda
" Duh duh , ga perlu... Uda langsung aja . "
Ucap Rachel sambil langsung mengambil alih gagang kursi roda dan meminta tolong ke salah satu perawat disana .
Mengenai perawat itu.......
Ehem....
Masih dalam observasi
Tapi sebelum nyampe , Mba Rachel menelp
on dokter Novan untuk meminta izin . Dari obrolan, mereka sudah cukup akrab. Jadinya ga terlalu ribet .
Kami di arahkan ke ruangannya Mba Rachel
Mba Rachel sempat menjulurkan lidah padaku saat bunda menoleh ke arah lain .
Dari ekspresinya aja uda keliatan bakal terjadi hal hal yang membagongkan.
Chapter 11
Pemanasan dulu ga sih
Dua hari telah berlalu.
Aku tak berani keluar kamar, terutama saat bunda dirumah
Terkadang, sewaktu lapar biasanya aku mengintip. Kalau aman baru keluar ngambil makanan , dan masuk kamar lagi dengan langkah mengankang.
Seperti baru di sunat .
Aku takut ketemu bunda
Bukan karena rasa bersalahku menjadi anak yang kurang ajar.
Tapi lebih ke trauma .
Bagiku ini adalah sakit yang tersakit yang pernah kurasakan.
Kalaupun aku sampe di usir , aku uda siap.
Asal ga di laporin ke polisi aja wkwkkw .
Aku sama sekali tidak merasa menyesal atas apa yang kulakukan. Malah keinginan terdalamku akhirnya terpenuhi. Walau pada batas tertentu.
Entahlah , sejahannam itu kah diriku ?
Seperti ....
Hmm...
Seperti apapun itu terserahlah. Pada intinya saat ini aku adalah manusia yang paling bodoh di dunia ini .
Ahhhh
Malang nian nasib ini .
Jika saja aku tak terlalu yakin dengan keputusanku , maka kejadiannya tidak seperti ini .
Dan kini ,semua imajinasi itu terasa tiada berguna . Mengingatnya saja sudah membuat yang ngilu semakin ngilu
Aku juga sempat menceritakan hal ini pada masterku yang jauh di sana . Walau aku cukup malu pada awalnya, tapi harus kulakukan karena suka tidak suka dia lebih berpengalaman dariku . Mana tau dia juga pernah mengalami dan punya solusinya
Tapi sayang seribu sayang
Yang ada aku malah mendapatkan ejekan darinya .
Ya.
Pada saat aku vc dan menunjukkan kondisiku, ternyata dia ngasih tau ke mamanya . Aku awalnya kaget , kenapa sih harus ngasih tau ke mamanya ? Yang ada kan malah makin hancur harga diriku .
Mana mamanya idola ku lagi .
Ahhh..
Tapi tapi tapi .
Ternyata aku malah mendapatkan pujian darinya . Seneng dong .
Walau ga secara langsung si .
Jadi waktu abis vc an , Raihan bilangnya udahan . Tapi sebenarnya ga dimatiin sama dia . Entah karena dia lupa atau emang sengaja biar aku dengerin mereka lagi zinah.
Yang jelas . Waktu Raihan kayaknya sengaja mancing mancing , terus mamanya bilang kalau punyaku pas ga bangun aja uda segede itu . Gimana di posisi tempurnya .
Dan seperti kebiasaan ibu ibu yang suka ngebandingin anaknya , mamanya Raihan juga begitu . Tapi setelah itu aku tidak mendengar suara mamanya lagi .
Lebih tepatnya belum sempat mamanya ngomong, tiba tiba suaranya ngilang . Seperti mulutnya tertahan sesuatu. Yah , you know lah itu apa .
Tak berapa lama , aku langsung aja matiin teleponnya. Karena dengerin mereka lagi begituan bukannya sange malah jadi tambah sakit .
Ahh sudahlah .
Skip skip
Pada Jumat pagi yang cerah ini , aku dengan santainya keluar kamarku untuk menyantap makanan yang sudah di sediakan bunda .
Ya . Meskipun begitu, bunda tidak pernah lupa untuk memasak dua porsi .
Bunda yang ku kira seperti biasanya dia uda pergi kerja , eh ternyata uda berada di belakangku .
" Jalannya napa gitu ? " Tanya bunda .
Sikapnya sama dengan nada dia berbicara padaku, seperti ibu ibu yang lagi marah pada anaknya .
Aku menunduk
Bingung mau jawab gimana
" Itu... Buka sarungnya ! "
" Hah ? " Jawabku kaget .
Aku panik
" Uda cepet "
Mau ga mau , perlahan aku menurunkan sarung yang kupakai. Jika normal , aku akan bangga sekali saat dia memerintahkan aku seperti itu .
Tapi ini ?
Hufftt.
Malu sih
Dan muka bunda yang jadi mode galak itu membuatku nurut nurut aja .
" Napa bisa ?" Ucapnya sembari mendekatiku dan duduk di kursi dapur
Jarak kami hanya setengah meter.
Bunda memandang sebentar rudalku yang bengkak bagian atasnya.
" Eeee... Itu..... "
Belum habis aku ngomong
" Cepet makan , terus ikut bunda ! " Ucapnya sambil berdiri dan langsung berjalan ke ruang tau
" K...kemana.....bund.. ? " Tanyaku
" 20 menit... Jangan lupa mandi "
Ahhh.. Sialll.... !
Ucapku dalam hati
Yauda aku agak buru-buru makan . Abis itu aku langsung mandi . Itu juga ga terlalu basah . Ngilu kalau kena air .
Lalu .
Saat memakai baju ,
Aku mendengar bunda yang sudah menghidupkan mobilnya .
Aku pun mempercepat memakai bajunya nyambi sebat .
Di perjalanan
" Ki..kita mau kemana ? " Tanyaku
Bunda diam .
Tebakanku sih kalau ga ke dokter ya ke pijit khusus
Lalu
" Bund ... "
" Apa ? "
" Mmmmmaafin adit... "
" Maafin ? "
" Sssssoal yang...... Kemaren .... "
" Yang kemaren ? Apa sih ? Bunda ga ngerti deh ? "
" ....... "
" Eeee... Itu.... "
" Apa sih dit .. ... "
Hening..
" Ngomong - ngomong... Itu kamu kenapa bisa sampe bengkak gitu ? "
" Eeee.... "
" Duh... Ni anak ya ... Ditanya malah a e a e ! "
Hening.
" Kke....kena bola mah ... " jawabku
" Ooooohh kena bola .... "
" Bilang dong .. "
Lanjut bunda
" Kan gampang nanti jelasin ke dokternya ." Ucapnya tersenyum
Aku diam .
Dan
Aku paham
Ternyata begitu
Sejenak, ada sedikit perasaan bersalah pada bunda . Meskipun kelakuan anaknya yang kurang ajar , beliau masih saja perhatian.
Dan yah , penyesalan itu hanya sebentar . Karena pertama, yang ku khawatirkan selama ini tidak terjadi . Kedua, bunda sepertinya menganggap yang kemaren itu tidak pernah terjadi . Dan ketiga , ehem .....
" Duh.... Jadi ngilu nih ngebayanginnya "
Ngomong dalam hati .
Yah setidaknya achievement ku tercapai .
Hahahahaha
Tawaku dalam hati .
Sampai di Rumah Sakit
Bunda langsung minta ke security untuk membawa kursi roda . Agak malu saa orang orang pada ngeliatin
Saat menuju registrasi
" Tante Diana..."
Terdengar seseorang memanggil dari belakang. Aku seperti mengenal suaranya
" Eh , Rachel .... " Ucap bunda.
Mba Rachel menyalami bunda .
" Loh , kamu di sini ? " Tanya bunda
" Iya bund.. eh Tan.. hehe " jawab Rachel
" Duh duh. Kamu ini .... "
" Hehe .. maaf , jadi agak bingung mau manggilnya gimana ."
" Hmmm . Senyaman kamu aja. Lagian kan juga belum .." ucap bunda
"Eh .. oh iya.. sorry sorry. Ga mau ikutan urusan orang tua hehe " celoteh Rachel
" Oh iya , ngomong ngomong. Aditnya kenapa ? " sambung Rachel
Melihatku duduk di kursi roda . Aku dari tadi uda berupaya meniadakan aura kehadiranku . Tapi yah , sudahlah .
" Oh ini , adit nya ....... " Ucap bunda lalu sambil membisikkan ke Mba Rachel
Setelah Mba Rachel mendengarkan dengan seksama , wajahnya sedikit terkejut. Tapi seketika berubah menjadi tawa yang cekikikan.
Dia lalu berbalas berbisik ke bunda .
Kini mereka berdua saling tertawa .
Dalam hati
" Duh malunya ... "
Lalu
" Oh ya , tapi maaf ni bund. Kebetulan dokter Novan nya lagi cuti " Ucap Mba Rachel pada bunda
" Walah.... Gimana dong . " balas bunda
" Iya ... Paling selasa dia baru masuk lagi "
" Yahhh ... "
Kemudian.
" Hmmm... Gini aja... Bunda sama adit kan uda ke terlanjur kesini , "
Bunda menggangguk
" Hmmm ... Gimana .... Kalau sama saya aja ."
Bunda terheran
" Maksudnya, ehem . Walaupun saya spesialis mata , tapi kasus yang seperti ini juga bisa. "
" Nah , jika pun nanti ternyata tidak bisa saya tangani , nanti akan di lanjutkan ke dokter novan aja. "
" Sekarang diagnosisnya aja dulu "
Bunda memandang ke arahku dengan agak ragu
" Emmm gimana ya " ucap bunda ragu
Rachel " Kebetulan , karena kita masih ada hubungan ' keluarga ' "
" Untuk biaya , ga perlu khawatir ."
" Hmm... Yang bener ? " Bunda memastikan
" Tentu . Ini demi masa depan adeknya adek loh ^_^ " Ucap Mba Rachel sambil menunduk padaku . Senyuman jahatnya menyiratkan bahwa aku akan di jadikan kelinci percobaannya.
" Hmm ya udah . !! " Jawab bunda dengan semangat
Aku terkejut
" Ta...tapi bund ? " Ucapku mencoba menahan bunda.
" Husshh .. uda nurut aja.... Mau sembuh ga..mumpung ada Mba kamu disini... Gratis lagi hehe " ucap bunda
Aku down saat bunda setuju setuju aja aku di jadikan kelinci percobaan Mba Rachel. Tapi mau gimana lagi . Posisinya aku juga ga enakan sama bunda . Melihat dia yang semangat untuk aku sembuh .
" Hmmm ..mungkin alasan bunda ingin aku sembuh karena dia pengen.........huaahahaha "
Pikir jahatku .
Lalu .
" Eh bund .. Mau kemana ? " Tanya Rachel
" Registrasi dulu kan ? " Jawab bunda
" Duh duh , ga perlu... Uda langsung aja . "
Ucap Rachel sambil langsung mengambil alih gagang kursi roda dan meminta tolong ke salah satu perawat disana .
Mengenai perawat itu.......
Ehem....
Masih dalam observasi
Tapi sebelum nyampe , Mba Rachel menelp
on dokter Novan untuk meminta izin . Dari obrolan, mereka sudah cukup akrab. Jadinya ga terlalu ribet .
Kami di arahkan ke ruangannya Mba Rachel
Mba Rachel sempat menjulurkan lidah padaku saat bunda menoleh ke arah lain .
Dari ekspresinya aja uda keliatan bakal terjadi hal hal yang membagongkan.