Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Windy

Liarnya Nafsu



Suara kokok ayam di pagi hari, bersahutan dengan alarm dari handphone dan udara dingin yang memeluk tubuh telanjangnya, membuat Windy membuka mata. Tubuh polos tanpa sehelai benang melekat itu menggeliat dan segera mencari pakaian untuk menahan dinginnya udara pagi. Windy pun bergegas bangkit menuju kamar mandi dan membawa perlengkapan mandinya untuk melaksanakan mandi wajib setelah berkali kali melepaskan cairan kenikmatannya.

Dinginnya air kamar mandi, mengembalikan kesegaran tubuh Windy yang sejak sehari sebelumnya dipaksa berenang dalam kolam kenikmatan yang baru pertama direngkuh bersama Roy. Setelah selesai mandi dan mengerjakan ibadah paginya, Windy segera menyalakan computer dan mulai mengerjakan tugas kuliah yang belum diselesaikannya.

Yah, Windy menyadari meski bagaimanapun kuliah adalah hal yang utama harus diperhatikan. Sebab, dirinya tahu bahwa kedua orang tuanya bukanlah kalangan berada. Sehingga mereka harus bekerja keras untuk bisa membiayai kuliahnya. Windy bertekat akan menyelesaikan kuliahnya dengan baik dan membuat Bangga kedua orang tuanya tersebut.

Akhirnya, tugas kuliah yang dikerjakan pun selesai dan diprint untuk dikumpulkan siang nanti. Sambil menunggu waktu kuliahnya, Windy pun membersihkan kamar yang sudah seminggu ditinggalkannnya tersebut. Diuraikannya rambut yang masih sedikit basah tersebut, agar segera kering. Rasa perih yang sempat dirasakan di selangkangannya pun mulai menghilang.

Tiba-tiba, terdengar ketukan dari luar kamar. Namun sebelum Windy membukanya pintu itu pun terkuat dan muncullah wajah Roy sambil tersenyum dari balik pintu.

“duh…udah mandi aja nih ayangku” sapa Roy seraya melangkah masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamar itu kembali

“Eh belum dipersilahkan masuk kamar anak gadis, main nyelonong aja” tukas Windy sambil pura-pura cemberut

“emang masih gadis?” goda Roy

“Apaan sih..kan kamu yang bikin aku nggak gadis lagi” elak Windy sambil berusaha memukul Roy dengan sarung bantal

Roy mengelak sambil menjatuhkan badannya ke depan menubruk tubuh Windy yang hanya mengenakan minidress tanpa memakai pakaian dalam seperti biasanya saat di kos. Windy yang kaget tidak bisa mengelak manakala kedua tangan Roy meraih tubuhnya dan membuatnya terhuyung jatuh ke atas kasur.

Dengan segera Windy berontak dan melepaskan diri dari pelukan Roy dan kemudian mendorong tubuh pacarnya itu ke samping. Roy pun tertawa dan kemudian melepaskan pelukannya dan mereka pun duduk berdampingan di atas kasur sambil tertawa.

“udah kelar tugasnya Yank” Tanya Roy

“Udah. Tuh baru selesai di print” ucap Windy sambil beranjak ke dekat printer dan merapikan seluruh kertas tugasnya.

“emang dikumpulin jam berapa?”

“Nanti jam 1. Kenapa?” Jawab Windy sambil meletakkan kertas tugasnya di atas meja setelah menyusunnya.

“Ya nggak papa sih. Mau numpang tidur dulu kalau gitu” sahut Roy sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur Windy.

Windy yang baru selesai menyiapkan seluruh tugas kuliahnya, kemudian melangkah mendekati Roy yang telentang di atas kasur. Entah mengapa, tiba-tiba ada getaran melihat tubuh Roy telentang dan matanya melihat ke arah selangkangan Roy yang sedikit menonjol. Tanpa ragu, Windy mendekati Roy dan duduk di dekat pinggulnya sambil tangannya melepaskan ikat pinggang yang dikenakan Roy.

“eeehh..mau ngapain yank?” ucap Roy yang kaget dengan apa yang dilakukan Windy

“sstt…diem ah..” ucap Windy tanpa berhenti melepas ikat pinggang Roy yang dilanjutkan melepaskan kancing celana yang dipakai Roy. Terakhir, Windy dengan cepat menarik resleting celana jeans milik Roy dan membuka celana dalamnya sekaligus.

Roy hanya terdiam melihat apa yang dilakukan Windy. Dilihatnya Windy mulai menarik batang kemaluan Roy yang sudah mengeras dan dengan lembut mengelusnya menggunakan tangan kanannya. Mata Windy tak berkedip, menatap bagian tubuh laki-laki yang paling pribadi itu. Sementara, tangan kiri Roy mulai mengelus paha Windy yang terbuka karena hanya mengenakan minidress yang membuat pahanya terlihat jelas.


Windy with minidress

Hampir selama 10 menit keduanya saling beraktivitas tanpa suara. Sesekali, Windy menurunkan kepalanya dan mengulum batang kontol Roy yang makin mengeras. Menjadikan urat-urat di batang kontol itu, Nampak jelas terlihat. Roy sendiri sengaja tidak melakukan gerakan yang merangsang Windy. Tangannya hanya sibuk mengelus paha mulus Windy, tanpa ada gerakan lebih dalam menuju bagian selangkangan Windy. Meski hal itu sebenarnya tidak sulit untuk dilakukan karena minidress yang dipakai Windy cukup minim, namun Roy sengaja menahan diri. Sebagai laki-laki yang sudah berpengalaman dalam hal sex, Roy ingin Windylah yang kembali berinisiatif. Dan nampaknya usaha itu akan berhasil.

Windy yang merasa selangkangannya makin basah, tiba-tiba bangkit dan menyingkapkan mini dress yang dipakainya. Kemudian, dengan lirih Windy berkata

“Yaaankk…aku pengen” ucapnya sambil merajuk

“Pengen apa?” Jawab Roy dengan nada cool

“Aaaccchh…pengen kayak semalam” rajuk Windy sambil mulai mengangkangi Roy

“Pengen app…….ooughhh paa” ucap Roy terputus karena tanpa diduga, Windy menurunkan pinggulnya dan membuat batang kontol Roy masuk ke dalam lubang vagina Windy.

Windy memejamkan mata, manakala batang yang keras itu mulai memenuhi liang vaginanya. Sambil melatakkan kedua tangannya di atas tubuh Roy, Windy mengangkat pinggulnya dan kemudian melakukan gerakan seperti naik kuda.

Windy berusaha keras menahan desahannya agar tidak bersuara. Namun, gerakan kepalanya yang bergerak liar dan kedua matanya yang terpejam goyangan pinggulnya, membuar Roy tahu bahwa Windy sangat menikmati apa yang dilakukannya. Roy hanya diam melihat goyangan payudara di balik minidress yang dipakai Windy. Kedua tangannya dilipat di belakang kepala dan menikmati wajah cantik Windy yang sedang dibakar nafsu birahi.

Roy bukannya tidak menikmati irama permainan yang dilakukan Windy. Hanya saja, Roy berusaha rileks agar tidak cepat mencapai orgasme. Sementara Windy terus melakukan gerakan memutar pinggul, menaikturunkan pinggulnya membuat vaginanya terasa diaduk-aduk oleh batang kontol Roy.

“sshh..aacchh…….ppfffffffftttttttt” Windy berusaha keras menahan desahan agar tidak terdengar hingga keluar kamar.

“aaahh……oooogghhh……aaaaaccchhh…..aaacchhh……yyyyaaankkk….ooouugghh……..” desahan Windy semakin terdengar tak beraturan. Seiring dengan gerakan pinggulnya yang semakin cepat naik turun. Sementara, kedua tangannya sudah berada di balik minidress memainkan putting payuranya.

Gerakan pinggul Windy semakin cepat naik turun membuat Roy harus berusaha keras menahan gejolak di batang kontolnya yang terasa semakin terjepit dinding vagina Windy. Sampai kemudian Windy tidak bisa mengendalikan diri sambil menghujamkan pinggulnya ke atas pinggul Roy yang menjadikan batang kontol Roy melesak ke dasar dinding vaginanya, Windy pun mengeluarkan desahanan yang tidak mampu lagi dikontrolnya.

“YYyaaannkkkkkkkkkkkkk ouuuhhhhhhhhhhhh koooooooooooonnntoooolllllmuuuuuuuuuuuu……. Aacchhhh yyaaaaaaaankkkkkkkkkkkkk…aaakuuu daaappeettt yaaannkkkk…….

Kepala Windy bergerak liar tak beraturan saat gelombang kenikmatan meluap dari dalam vaginanya. Kedua tangannya mencengkeram keras payudaranya hingga kemudian gelombang itu perlahan lahan melemah dan menjadikan Windy merebahkan tubuhnya di atas tubuh Roy. Sisa-sisa kedutan di vaginanya masih terasa dan dinikmati oleh Roy sambil memeluk tubuh Windy yang terkulai lemas.

Dikecupnya kening Windy yang basah oleh keringatnya. Sengaja, Roy tidak ingin menuntaskan birahinya saat itu, agar Windy merasa bersalah dan tidak mampu menolak jika suatu saat Roy memintanya. Beberapa saat kedua insan berlainan kelamin itu berpelukan dalam degub jantung yang berpacu kencang. Windy pun masih membiarkan batang kontol Roy bersemayam di lubang vaginanya yang mulai mengering. Tangan Roy pun mengelus rambut Windy dengan lembut dan memberikan kenyamanan pada diri Windy yang mulai pulih kesadarannya.

Rasa malu menyergap manakala menyadari apa yang baru saja dilakukannya.

“yaankkk…” lirih Windy

“Apa?” Jawab Roy sambil mengecup kening Windy kembali

“Kamu belum keluar. Pengen dikeluarin nggak”

“NGgak usah sayang, nanti kamu capek. Kan kamu kuliah habis ini” jawab Roy agar terlihat bijak dan tidak Nampak mesum di mata Windy

“Maafkan aku ya, aku nakal” sesal Windy

“Ishh…apaan sih…santai aja lagi. Aku suka kok kamu perlakukan begini” hibur Roy sambil mencium bibir Windy yang Nampak basah. Windy pun menyambut ciuman itu dan keduanya saling berpagutan dan beradu lidah. Roy sengaja mencium bibir Windy dengan lembut tanpa menunjukkan nafsu birahinya. Namun, hal ini justru membuat Windy kembali merasa terangsang dan vagina yang masih bersatu dengan kontol Roy pun perlahan mulai kembali basah.

Roy memeluk tubuh Windy yang masih dibalut minidress itu dengan erat dan mulai menggulingkan tubuhnya sehingga kini tubuh Windy berada di bawah tindihan Roy. Perlahan Roy yang merasakan vagina Windy basah, menarik pinggulnya dan memompa vagina Windy perlahan. Kedua bibir mereka yang saling berpagutan membuat desahan yang dikeluarkan Windy tidak terdengar dengan jelas.

Roy sengaja melakukan gerakan perlahan agar tidak membuatnya cepat orgasme. Selain itu, demi menghindari suara-suara yang bisa menimbulkan kecurigaan dari luar kamar. Karena Roy hafal, vagina Windy bila sudah basah akan mudah mengeluarkan suara kecipak bila terlalu keras menerima sodokan kontolnya.

Meski begitu, Windy tetap menikmati goyangan yang dirasakan di tengah selangkangannya tersebut. Kedua tangannya memeluk erat punggung Roy, sementara kedua tangan Roy membingkai wajah Windy yang sesekali memejamkan mata karena rasa nikmat kembali mendera dari vaginanya.

Hampir setengah jam Roy tetap membiarkan ritme santai dalam memainkan batang kontolnya di dalam vagina Windy. Keduanya lebih intens dalam beradu bibir dan benar-benar menikmati suasana romantic meski keduanya masih mengenakan pakaian lengkap. Namun demikian, hal ini tidak mengurangi nilai rangsangan yang diterima oleh dinding vagina Windy. Terbukti, Windy mulai mempererat pelukannya di tubuh Roy sementara pinggulnya mulai bergerak berlawanan dengan gerakan pinggul Roy secara cepat.

Bibirnya pun semakin rakus melumat bibir Roy yang menyadari bahwa kekasihnya hendak kembali menggapai kenikmatan yang kedua kalinya. Roy pun menyambut lumatan bibir Windy dan menahan desahan yang tertahan dari bibir merah tersebut.

Sampai kemudian

“PPpff…zzzzhhh..yya…aankkk…..ooooozzhhh….mmmmppphhhh………….. yyyyaaa….nkkk…. ooohh’’’

Tangan Windy menekan kepala Roy membuat keduanya sedikit sulit bernafas. Sementara pinggul Windy terangkat ke atas dan Roy merasakan lagi-lagi batang kontolnya dijepit dinding vagina Windy. Rupanya Windy kembali mendapatkan orgasmenya yang kedua kali meski pertempuran itu dilakukan dengan perlahan-lahan dan penuh romantisme. Namun demikian hal itu justru membuat Windy merasa lebih bergairah dan membuatnya kembali menggapai puncak kenikmatan. Bahkan dirasakan lahar kenikmatan itu lebih lama dirasakannya sebelum kemudian pinggulnya kembali turun dan menyisakan nafas yang tersengal-sengal dari kedua orang yang sedang diborgol birahi.

Sejenak kedua terdiam dalam posisi bertindihan. Windy membuka mata dan melihat Roy tersenyum manis.

Windy tersipu malu

“maaf ya yank…aku gak kuat” hiba Windy

“Iya..nggak apa-apa sayang….”

“Kamu…..beneran nggak pengen enak?” Tanya Windy pada Roy

“Gampang…ini udah siang…kamu bentar lagi kuliah. Aku cabut ya kontolku” sahut Roy

“mmmmhhhh…. Aku kocokin aja ya? Atau dikulum?” tawar Windy yang masih merasa enggak enak

“eeh…nggak usah sayang..nanti aja pulang kuliah ya”

“beneran? Kamu nggak marah kan?”

“Heee…enggak sayang. Beneran. Liat kamu dapet aja, aku udah seneng. Kamu makin cantik” rayu Roy membuat Windy memerah pipinya.

“Gombal..ya udah aku siap-siap dulu ya yank…mandi junub lagi nih”

“Mau ditemenenin?” goda Roy sambil mengedipkan mata

“huuuu…bisa nggak kuliah ntar kalau dimandiin kamu” Elak Windy sambil bangkit dan merapikan minidressnya. Sambil merapikan rambutnya, Windy kemudian keluar kamar dan menuju kamar mandi. Sementara Roy mengelus elus batang kontolnya yang masih tegak berdiri.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd