Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Windy

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ini cerita sungguh underrated. Bagus hu alurnya, natural. Si Windy bertransformasi dari cewek biasa jadi cewek binal, terus pendekatan si Roy ke Windy yang bertahap gak keburu belah duren... top deh. Selain itu juga bikin pembaca penasaran menanti apa-apa yang bakal terjadi selanjutnya, kapan Windy dibelah duren. Formatnya juga enak dibaca.. bagian SS nya bener-bener asyik, detil. Semoga sih penasarannya bisa terbayarkan hehehe.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
semakin binal. itulah yang tertuang dalam cerita chapter ini. silahkan dinikmati.

==========================================================================

Segalanya Bermula Dari Sini





“Udah selesai belum kuliahnya” demikian pesan yang terpampang di layar handphone milik Windy siang itu.

“Udah” jawab Windy singkat

“Tunggu di parkiran, aku jemput”

“Oke”



Windy segera merapikan buku-bukunya dan bergegas menuju ke parkiran. Suasana kampus masih Nampak ramai karena waktu itu adalah pergantian jam kuliah. Beberapa mahasiswa Nampak bergegas menuju parkiran dan meninggalkan kampus. Ada pula yang baru datang karena memang jadwal kuliah mereka siang hari. Windy pun menuju parkiran motor, dan duduk di tempat yang teduh guna menunggu Roy menjemputnya.

Tak lama, sebuah motor mendekat ke arah Windy duduk. Setelah berada tepat di depannya, Windy pun berdiri dan langsungg duduk di belakang pengendara motor setelah mengenakan helm. Motor melaju meninggalkan parkiran diiringi dengan pelukan Windy di pinggang sang pengendara motor tersebut.
“Mau kemana Yank?” Tanya Windy disela sela deru angina yang menerpa laju motor.

“Udah lapar belum? Kalau udah lapar, makan dulu terus kita ke warnet yuk cari bahan tugas” jawab Roy setengah berteriak agar terdengar Windy

“Aku masih kenyang. Kalau kamu mau makan aku temenin aja”

“Ya sudah kita ke warnet aja dulu ya?” Tawar Roy yang diiyakan oleh Windy. Motor pun kembali melaju membelah jalanan kampus yang ramai oleh lalu lalang mahasiswa dan para pegawai kampus. Setelah keluar dari lingkungan kampus, Roy mengarahkan motornya ke sebuah warnet atau warung internet yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampus namun lokasinya cukup tersembunyi.

Setelah memarkir motor, Roy masuk ke dalam diikuti Windy. Roy memilih ruang VIP yang letaknya berada di lantai 2. Setelah menemukan nomor ruangannya, Roy pun masuk bersama Windy. Ruangan itu sendiri tidak terlalu luas hanya berukuran 1 meter x 1,5 meter dan di dalamnya terdapat perangkat computer beserta tempat duduk yang bisa digunakan untuk berdua.

Roy pun menyalakan computer dan mulai berselancar mencari bahan tugas kuliahnya. Windy pun hanya memperhatikan dan sesekali menyandarkan kepalanya di bahu Roy yang sedang asyik di depan computer. Hampir setengah jam, Roy merasa semua tugas kuliah yang dibutuhkannya sudah bisa didapatkan. Dilihatnya, Windy bersandar di bahunya memperhatikan layar monitor sambil terlihat sedikit mengantuk karena dinginnya ruangan ber AC tersebut.

Tanpa memberi aba-aba, tiba-tiba Roy mengecup bibir Windy membuat Windy hampir melonjak kaget. Dicubitnya pinggang Roy sambil mengangkat kepala dan membetulkan letak jilbabnya. Dalam hatinya, Windy senang karena Roy selalu memberinya kejutan seperti kecupan di bibir barusan.

“Udah lapar belum?” Tanya Roy

“belum sih, aku tadi makan jam 9 sebelum kuliah” Jawab Windy

“Ya udah nongkrong disini dulu yak. Ngabisin jam. Sayang baru setengah jam.”

“Terserah kamu. Terus mau apa?” Tanya Windy heran

“Browsing yang asyik asyik yuk, mau gak?” Ucap Roy sambil tersenyum misterius

“EMang apa yang asyik asyik itu?” jawab Windy sedikit berbisik agar tidak terdengar pengguna bilik sebelah.

Roy tidak menjawab pertanyaan Windy. Hanya jarinya langsung mengetikkan beberapa alamat website di monitor yang langsung menampilkan gambar-gambar yang membuat Windy sedikit kaget.

“IIIcchhh kok gituan sih yank???” Protes Windy saat melihat gambar laki-laki dan perempuan yang telanjang bulat di monitor. Meski protes, mata Windy menatap ke layar monitor terutama ke arah gambar pria bule yang menampakkan batang kontol yang cukup besar sedang ereksi dan batang kontol itu dipegang oleh wanita bule sambil tersenyum.

Roy tidak menjawab pertanyaan Windy, dan langsung memencet tombol “Play” yang langsung menyajikan adegan seorang laki-laki dan perempuan bule sedang bercumbu di atas ranjang tanpa mengenakan sehelai benangpun. Melihat hal ini, mata Windy melotot, karena melihat batang kontol si bule yang cukup besar, sedang asyik dimainkan oleh si perempuan bule.

Meski sering melihat film porno, namun Windy belum pernah menonton bersama laki-laki dan di tempat umum seperti sekarang ini. Tanpa sadar, keringat dingin mulai keluar dari tubuh Windy yang khawatir apabila ada yang melihat film yang mereka saksikan. Meski sebenarnya bilik yang mereka gunakan tertutup pintu namun bagian atasnya terbuka. Namun untuk bisa melihat aktivitas orang yang ada di dalam bilik tentu harus dilakukan sambil berjinjit atau berpijak pada kursi.

Namun tentu saja, Windy tetap merasa khawatir, karena belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Hati Windy merasa deg degan, antara rasa takut apabila ada orang yang meliihat dan juga rasa penasaran ingin menyaksikan adegan dalam film tersebut. Sementara Roy Nampak tenang dan asyik menonton film tersebut.

Windy pun mendekatkan badannya semakin rapat kea rah Roy agar bisa melihat lebih jelas tayangan film tersebut. Hatinya mulai bergemuruh, saat menyaksikan setiap adegan terutama ketika melihat sang pemain wanita asyik bermain dengan kontol pemain pria yang bertubuh seksi dan kekar. Perlahan-lahan birahi Windy mulai bergejolak. Payudaranya teras mulai mengeras demikian pula dengan putting payudaranya.

Tangan kanan Windy mencengkeram kursi tempat mereka duduk, sementara tangan kirinya bersandar ke paha Roy. Kaki kanan Windy Nampak menumpang di atas kaki kirinya, hal ini karena Windy merasakan bagian vaginanya mulai terasa lembab dari cairan kewanitaannya yang mulai keluar. Roy bukan tidak tahu, bahwa Windy mulai terangsang. Roy melihat bahwa Windy mulai tidak tenang duduknya dan selalu menggerakkan kakinya dengan cara menumpangkan kedua kaki bergantian. Pelan-pelan tangan kanan Roy mengelus tangan Windy yang ada di atas pahanya. Perlahan lahan, Roy mengelus tangan yang halus dan mulus itu. Tangan itulah yang berapa hari lalu mengocok batang kontolnya hingga memuncratkan berjuta sel sperma yang menyemprot di wajah ayu Windy.

Terdengar nafas Windy yang mulai semakin cepat karena Windy kembali merebahkan kepalanya di bahu Roy. Perlahan lahan, Roy menarik tangan kiri Windy ke arah selangkangannya. Windy diam saja tidak menolak saat tangannya diarahkan menuju selangkangan Roy.

Selangkangan Roy Nampak menonjol karena batang kontolnya mulai mengeras dan membuat kontol itu membesar. Roy membimbing tangan kiri Windy mengelus batang kontol itu dari luar celana. Windy menuruti arahan tangan Roy sambil tetap melihat ke layar monitor menyaksikan semua adegan yang ada. Terlihat, si perempuan mulai asyik menjilati batang kontol pria bule dalam film itu.

Nampak Windy semakin terpengaruh oleh gairah birahinya. Tangan kirinya kini sudah dilapaskan oleh Roy, namun Windy tetap mengelus batang kontol Roy dari balik celana. Sesekali, Windy meremas batang kontol tersebut, membuat Roy terlonjak. Tangan kanan Roy kini mulai bergeser ke pundak Windy dan membelainya. Dengan posisi seperti itu, kepala Windy kini berada di depan dada Roy sehingga bisa mendengar degup jantung Roy yang juga Nampak mulai terbawa birahi.

Tangan kanan Roy yang semula berada di pundak Windy, mulai turun dan beringsut ke arah payudara Windy. Dengan lembut, Roy meremas payudara kanan Windy yang masih tertutup pakaian dan dilindungi oleh bra. Windy diam saja menikmati perlakuan Roy pada bagian tubuhnya yang vital tersebut.

Sesekali Windy mulai mendesah merasakan kenikmatan dari remasan tangan Roy di payudaranya. Tangan kanan Windy semakin keras mencengkeram kursi tempatnya duduk. Matanya semakin nanar, melihat adegan di monitor saat pria bule itu mulai menyodorkan kontolnya ke mulut si wanita yang disambut dengan mulut terbuka dan mulai mengulum kontol tersebut.

Roy berusaha mengontrol dirinya, meski birahi dalam tubuhnya serasa ingin meledak namun dengan pengalamannya Roy mampu menahan diri. Roy tidak ingin melakukan hal yang lebih selain dari apa yang dilakukannya sekarang ini. Meski dalam hati, ingin sekali Roy menikmati hisapan dan kocokan pada kontolnya dari tangan dan mulut Windy. Namun, Roy memilih untuk membiarkan Windy melakukan apa yang ingin dilakukannya. Sekarang ini Windy mulai sibuk meremas batang kontol Roy, dan sesekali membusungkan dadanya saat remasan tangan Roy di payudaranya membuatnya ingin menggelinjang.

Celana dalam Windy pun terasa makin basah. Matanya yang menatap adegan oral sex dengan kontol yang cukup gagah, sementara tangannya sendiri sedang asyik mengelus batang kontol kekasihnya. Di sisi lain, payudaranya pun menikmati remasan lembut dari tangan Roy yang membuatnya semakin bergumul dalam birahi yang tertahan. Ya, Windy masih diselimuti rasa malu untuk melakukan apa yang sebenarnya ingin dilakukannya.

Adegan di monitor kini semakin liar. Dimana kedua pemain itu melakukan gaya 69, dengan posisi wanita berada di atas tubuh bule pria. Keduanyay asyik menstimulasi kontol dan vagina masing-masing membuat keduanya saling berekpresi nikmat yang tak terkira. Hal ini membuat Windy semakin bergairah, dan pada akhirnya membuat sebuah keputusan yang sebelumnya selalu dia tentang.

Windy kemudian bangkit dari posisinya dan membuat Roy melepaskan tangannya dari payudara Windy. Roy penasaran mengapa Windy beranjak, dan berpikir Windy akan mengajaknya keluar dari bilik tersebut. Muncul sedikit rasa khawatir pada diri Roy. Namun, kekhawatiran itu tidak terbukti bahkan apa yang terjadi berikutnya membuat Roy terperanjat.

Hal ini karena kemudian Windy mengarahkan kedua tangannya tepat ke selangkangan Roy dan berusaha membuka resleting celananya. Roy yang sedikit kaget, kemudian membantu Windy dan memudahkannya menurunkan reseleting celana tersebut. Kemudian dengan dibantu Roy, Windy melepaskan ikat pinggang yang dikenakan Roy. Akibatnya, kini terlihat celana dalam warna coklat yang dikenakan Roy dan terlihat di balik celana dalam itu menyembul sebuah benda berbentuk mirip kepala jamur yang berwarna coklat.

Tanpa menunggu lama, Windy segera menarik turun celana dalam Roy dan membiarkan batang kontol tersebut menyembul keluar. Segera tangan kanan Windy menangkap batang kontol terebut dan langsung mengocoknya dibantu tangan kiri. Roy hanya terdiam menyaksikan apa yang dilakukan Windy terhadapnya.

Dengan cekatan Windy mengocok batang kontol tersebut naik turun dan terlihat lebih mahir dari yang dilakukannya beberapa hari lalu. Kini Windy terlihat luwes dan tangan lembutnya tidak lagi canggung bersentuhan dengan kulit kontol Roy yang penuh guratan otot kelamin. Roy pun mengimbangi dengan sesekali meremas pantat Windy yang tebungkus celana jeans hitam bergantian dengan remasan pada payudaranya. Tubuh Windy kini terlihat sedikit condong ke arah selangkangan Roy sehingga kini matanya menatap bagian kontol Roy saja. Hanya matanya sesekali melirik ke layar monitor yang masih menyajikan adegan 69.

Birahi Windy semakin kencang menyerang. Matanya yang nanar tak lepas menatap batang kontol Roy. Sejenak Windy menghentikan kocokannya pada batang kontol tersebut, dan terlihat terdiam seperti memikirkan sesuatu. Roy pun menundukkan kepalanya melihat ke arah Windy yang terlihat bingung.

Namun sejurus kemudian, Roy terperanjat kaget manakala melihat Windy merebahkan badannya ke depan. Dan tak lama, Roy merasa batang kontolnya terasa hangat dan ada benda lunak yang menjilati batang kontolnya. Aaaacchhhh rupanya Windy sedang mengulum batang kontol Roy.

Sementara tangan kanannya memegang bagian bawah kontol tersebut, dan tangan kirinya digunakan menopang tubuh Windy. Kedua payudara Windy terasa menempel ke paha Roy. Roy benar-benar tidak menyangka Windy mau melakukan oral sex tanpa diminta dan atas kehendaknya sendiri. Roy menikmati kuluman mulut Windy, meski sesekali harus menahan kaget manakala gigi Windy menyentuh bagian bawah kepala kontolnya yang sensitive. Tapi Roy memakluminya, karena ini pertama kalinya Windy melakukan oral sex kepada laki-laki.

Roy hanya bisa memejamkan mata dan melonggarkan kedua kakinya agar memudahkan Windy menghisap batang kontolnya yang hanya bisa setengah masuk ke dalam mulut Windy. Tangan kanan Windy sesekali meremas buah zakar Roy yang membuatnya merem melek keenakan. Tangan kanan Roy kini membelai jilbab yang menempel di kepala Windy, karena kedua payudara Windy terhimpit diantara tubuhnya dan paha Roy. Menjadikan Roy tidak bisa menjamah payudara tersebut. Sesekali, pantat Windy yang bulat jugag menjadi bahan remasan tangan Roy.

Clerppp clerpppp…plooookkkk plooook….terdengar samar-samar dari bagian selangkangan Roy. Mulut Windy dengan cepat memainkan kontol Roy keluar masuk mulutnya. Windy benar-benar dibuai birahi dahsyat sehingga tidak memperhatikan lagi dimana mereka berada saat ini. Windy sudah lupa kekhawatirannya apabila ada yang mengintip mereka dari luar bilik yang memang hanya setinggi kepala orang dewasa tersebut.

Roy sendiri semakin tak bisa menahan diri. Tangannya menarik bagian bawah kaos Windy dan menyingkapkannya sehingga Nampak punggung Windy yang putih mulus. Punggung itu dielusnya hingga ke bagiian atas dan menemukan tali BH berwarna biru. Rupanya Windy saat itu mengenakan BH berwarna biru selaras dengan kaos yang dipakainya kuliah tadi. Roy pun melepaskan tali BH tersebut dan membuatnya semakin leluasa mengelus punggung WIIndy yang mulus.

Tangan Roy pun mencoba menelusup ke dalam celana jeans yang dipakai Windy. Namun, sedikit sulit karena Windy masih mengenakan sabuk, sehingga hanya jari Roy saja yang bisa masuk ke dalam celana tersebut. Namun, rupanya Roy cukup beruntung karena Windy mengenakan celana jeans yang model hipster sehingga hanya sampai pinggul saja celana itu. Dengan mudah tangan Roy menemukan kain celana dalam Windy dan rupanya Windy hanya mengenakan g string yang ditarik ke atas oleh Roy. Terlihat, tali warna ungu mencuat dari dalam celana jeans yang dipakai Windy menandakan bahwa Windy memakai g string warna ungu.

Tapi Roy tidak menarik lagi tali itu, karena tidak ingin membuat g string itu putus. Tangan Roy kembali mengelus punggung Windy yang putih sambil menikmati sedotan mulut Windy di batang kontolnya. Adegan di layar monitor kini semakin mendekati puncak, dimana pria bule itu mulai menusuk vagina si perempuan dengan kontolnya secara cepat. Hal ini membuat Roy semakin ingin mencapai puncak dan ingin merasakan bisa membuang spermanya ke dalam mulut Windy.

Windy sendiri semakin mahir menggunakan mulutnya untuk mengocok batang kontol Roy. Kini giginya tak lagi menyentuh batang kontol Roy sehingga membuat pemilik kontol itu merasa nyaman menikmati jilatan lidah, sedotan mulut dan juga kocokan tangan di batang kontolnya.

Roy benar-benar merasa nikmat memperoleh perlakuan dari Windy. Kepalanya mulai terdongak, dan sesekali mengeluarkan desahan saat lidah atau sedotan mulut Windy membuat kontolnya seperti terkena sengatan listrik. Kelihaian Windy ini menjadikan Roy tak mampu lagi menahan gejolak dari bagian bawah perutnya yang mulai terasa siap meledak.

Terasa batang kontol Roy mulai berdenyut denyut dan Windy tahu bahwa sebentar lagi Roy pasti akan mengalami puncak kenikmatannya. Windy bermaksud mengeluarkan kontol tersebut dari mulutnya dan menarik kepalanya ke atas. Tapi rupanya tangan Roy menahan kepalanya sehingga kini mulut Windy masih menghisap batang kontol Roy yang semakin keras berdenyut. Windy berusaha untuk meronta karena tidak ingin terkena semprotan sperma seperti saat di kamar kosnya. Namun tenaganya kalah oleh kekuatan Roy yang membuatnya harus tetap mengulum kontol Roy yang kini mulai semakin keras berdenyut.

Tangan Roy menekan kepala Windy semakin ke bawah membuat batang kontol itu semakin tenggelam dalam mulut Windy hingga hampir mencapai tenggorokan. Saat itulah, Roy mengalami orgasme dahsyat dan semua sperma yang ada dalam batang kontolnya, melesat keluar menabrak langit-langit mulut Windy, bahkan ada sebagian yang langsung meluncur sampai tenggorokan dan tertelan. Windy tidak bisa berbuat apapun dan hanya pasrah menerimam serbuan seperma dalam mulutnya. Lidhnya berusaha menutupi ujung kontol Roy agar semprotan sperma itu tidak terlalu keras menghantam langit-langit mulutnya. Tangan kanannya digunakan untuk mencoba menarik kontol Roy keluar dari mulutnya, namun justru membuat kontol Roy seperti diperas dan menumpahkan seluruh spermanya tanpa tersisa sedikitpun.

Tubuh Roy melemah ketika tak ada lagi sperma yang menyembur dari batang kontolnya. Tubuhnya luruh ke sandaran kursi dan membiarkan Windy mengangkat kepalanya dari batang kontol Roy. Terlihat batang kontol yang tadi Nampak gagah mengacung tegak, kini lunglai dan mengecil. Sementara Windy langsung membuka mulutnya dan berusaha mengeluarkan sisa sperma yang ada dalam mulutnya. Ditampungnya sperma yang keluar dari mulutnya dengan tangannya. Namun rupanya, sperma yang tertelan dan masuk ke dalam tubuhnya, jauh lebih banyak dibandingkan sperma yang ada dalam mulutnya dan dikeluarkannya tersebut.

Sisa sperma itu kemudian diusapkannya ke meja computer yang ada didepannya, sementara dengan ujung jilbabnya, dibersihkannya sisa-sisa sperma yang menempel di ujung bibirnya. Setelah selesai, Windy mencubit pinggang Roy hingga menjadikannya meringis kesakitan.

“aaauwwww kok nyubit sih yank……” ringis Roy sambil memegang pinggangnya. Sementara, resleting celananya masih terbuka dan membuat batang kontolnya yang lunglai terpapar nyata.

“jahat banget, dimuncratin di mulut” Protes Windy sambil berbisik agar tidak ada yang mendengar.

“hehehe abis enak banget sedotannya. Kayak disedot memek aja” goda Roy

“husshh….jorok!” ketus Windy

“Itu dibenerin dulu gih…mau pamer ya” lanjut Windy sambil menunjuk ke arah kontol Roy

“Laahh..siapa tadi yang membuka. Tanggung jawab donk….” Sahut Roy nakal

Sambil bersungut-sungut, Windy pun segera merapikan celana Roy. Namun sebelum menarik resletingnya, dengan sengaja Windy meremas kontol Roy yang mengecil sambil berkata

“Udah enak, terus tidur ya” ucap Windy dengan gemas melihat kontol Roy yang mengecil

Mendengar ucapan Windy, Roy menarik kepala Windy yang sedang ada di depannya. Lalu Roy berbisik di telinga Windy, “pengen enak juga gak? Biar gentian enaknya” kemudian Roy mengecup pipi Windy dengan mesra

Mendengar ucapan Roy, Windy tidak langsung menjawab dan memilih menyelesaikan merapikan celana Roy. Setelah selesai, Windy merapikan jilbabnya dan meraih bagian punggungnya untuk mengancingkan tali BH yang tadi dilepas Roy. Roy pun membantu Windy mengaitkan tali BH tersebut dan menurunkan kembali kaos yang disingkapkannya.

Setelah rapi, terdengar Windy menarik nafas panjang dan sejenak terdiam. Roy pun pura-pura memainkan mouse computer dan menutup sebagian tampilan di computer tersebut. Suasana hening sejenak sampai kemudian terdengar suara Windy berbisik lirih.

“Tapi, jangan disini ya yank?” ucap Windy yang kemudian menundukkan kepalanya karena baru kali ini menerima ajakan untuk berbuat binal.

Roy yang tidak menyangka atas jawaban Windy, sedikit terlonjak kaget. Dengan segera ditutupnya seluruh browser di layar monitor dan segera mengambil flasdisk serta merapikan tasnya. Kemudian dengan berbisik Roy bertanya pada Windy

“Pengennya dimana? Di hotel?” Tanya Roy yang dijawab gelengan kepala Windy

“Kos aja” ucap Windy singkat dan lirih

“Kos kamu apa kosku” cecar Roy

“Kos kamu aja yank” pungkas Windy yang kemudian segera mengikuti Roy beranjak keluar bilik dan membayar tagihan selama hampir 2 jam.

“Tapi makan dulu ya yank, laper” ucap Roy sesampai di parkiran motor sebelum menstarter motornya. Windy hanya mengangguk tanpa berkata apapunn. Dalam hatinya, ada rasa sesal karena menerima ajakan Roy untuk mencoba meraih kenikmatan seksual yang akan dilakukannya. Di satu sisi, Windy juga ingin menikmati kepuasan seperti yang dirasakan Roy. Sudah dua kali, dirinya membuat Roy menikmati kepuasan seksual, namun belum sekalipun Windy bisa merasakan kenikmatan yang diberikan Roy. Selama ini, Windy hanya menikmati orgasme dengan cara masturbasi saja.

Sepanjang jalan, Windy hanya terdiam. Hatinya masih berkutat untuk meyakinkan dirinya, benarkah dirinya ingin dipuaskan oleh Roy secara seksual? Sudah siapkah dirinya menyerahkan dirinya untuk dicumbu Roy? Meski Roy pun sudah seutuhnya pernah menjamah seluruh bagian tubuhnya, termasuk ke bagian tubuhnya yang paling pribadi sekalipun. Namun, saat itu Roy melakukannya karena Windy sedang sakit. Sementara saat ini, Windy hendak meminta Roy menjamahnya, guna memberikan kepuasan seksual. Sungguh, sebuah pertentangan batin yang membuatnya bingung.

Di satu sisi, Windy ingin menjaga kesucian dirinya dan penampilannya yang berjilbab. Namun di sisi lain, Windy pun seornag manusia biasa yang mempunyai gairah birahi yang ingin disalurkan. Kebimbangan Windy terus terjadi hingga saat makan tidak ada perbincangan panjang antara dirinya dan Roy. Roy yang sudah berpengalaman, memahami dan berusaha menjadikan situasi tersebut menjadi lebih santai. Roy pun sudah bersiap apabila nantinya Windy berubah pikiran sesampainya di kos. Toh, aku sudah mendapatkan kenikmatan meski hanya menggunakan mulut, demikian pikir Roy.

Selama makan, keduanya hanya saling berdiam diri, layaknya orang yang sedang marahan. Namun Roy berusaha mencairkan suasana dengan mencoba memberikan tawaran pada Windy. Namun semua tawaran tersebut hanya disambut dengan anggukan atau gelengan kepala. Roy bukannya tidak paham situasi tersebut, namun Roy adalah seorang yang sudah berpengalaman meniduri enam orang wanita dimana empat diantaranya masih berstatus perawan. Sehingga, menghadapi situasi yang canggung tersebut, bukan sebuah hal besar bagi Roy. Roy yakin, bahwa Windy hanya galau atas keputusannya tadi dan Roy juga bersiap apabila kekasihnya tersebut berubah pikiran. Roy tidak akan memaksa, karena yakin, tidak lama lagi Windy bisa jatuh ke dalam tindihannya tanpa paksaan.

Seusai makan, Roy pun mengarahkan motornya ke kosnya. Sesampainya tempat kos, Windy langsung masuk ke dalam dan membuka pintu kamar Roy. Sementara Roy memarkirkan motornya. Setelah selesai, Roy menyusul ke dalam kamar, namun tak dijumpainya Windy di dalam kamar. Roy pun menutup pintu, manakala mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Rupanya, Windy sedang ada di dalam kamar mandi. Roy pun tersenyum dan bergegas merapikan tempat tidur dan kamarnya, bersiap untuk memberikan pelayanan kenikmatan pada kekasihnya itu.

Sementara, di dalam kamar mandi Windy terlihat bersandar di dinding. Kedua tangannya mengambil air dari bak mandi dan membasuhkannya ke muka. Hatinya berdebar kencang, berusaha untuk meyakinkan apakah yang sudah dipilihnya tadi harus dijalani atau tidak. Windy masih takut, bila harus kehilangan keperawanannya. Namun, nafsu birahi masih membelit tubuh Windy bersama dengan rasa sperma yang belum juga hilang dari tenggorokannya.

Sesekali, Windy mengibaskan kepalanya, dan menarik nafas panjang. Dan kemudian, hatinya memantapkan diri untuk menentukan pilihan. Kemudian Windy melepaskan celana dan juga g string ungunya untuk kemudian membasuh vaginanya dengan air hingga bersih dan tak lagi lembab. Dikeringkannya bagian yang basah dengan handuk, dan kemudian, Windy kembali memakai g string sekaligus celana jeansnya. Setelah merapikan pakaiannya, barulah Windy keluar dari kamar mandi dan melihat Roy sedang asyik berbaring di atas Kasur sambil bermain handphone.

Melihat Windy keluar dari kamar mandi, Roy sedikit terperanjat karena Windy masih berpakaian lengkap dengan jilbabnya. Roy berpikir, Windy akan membatalkan niatnya menggapai kenikmatan seksual sebagaimana yang diinginkannya di warnet tadi. Namun, Roy berusaha tenang dan tetap tersenyum saat melihat Windy duduk di sampingnya.

“Yank…………………..” sapa Windy lirih. Sejenak Windy diam dan tak meneruskan ucapannya membuat Roy bertanya

“Ada apa yank? “ Tanya Roy seolah tak ada apa apa

“Ehhmmm……aaanuu….eehhmmm” Windy tergagap dan seakan tak tahu harus memulai dari mana. Kedua tangannya saling berkait, memainkan ujung jilbabnya yang menjuntai. Roy pun berdebar, menunggu ucapan Windy dan bersiap kemungkinan bahwa Windy membatalkan keinginannya tadi siang.

Roy bangkit dari tidurnya dan duduk di sebalah Windy lalu memeluknya. Dengan lembut, Roy berkata, “ada apa sayangku, bilang aja gak papa kok.” Tukasnya sambil mencium lembut pipi Windy yang membuat hati Windy berdebar.

“Aaanuu…soal tadi siang di warnet yank…………..” ucapan Windy terhenti. Matanya mulai berani menatap Roy. Roy tersenyum dan mengangguk seolah meyakinkan Windy untuk melanjutkan ucapannya.

Sejenak Windy terdiam dan menghimpunn keberanian untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya. Setelah menarik nafas panjang, Windy kembali berkata “tapi jangan dimasukin ya yank…..jaga aku ya yank….” Ucap Windy yang langsung menundukkan mukanya yang mulai memerah.

Mendengar ucapan Windy, Roy tersenyum meski sedikit kecewa, namun untuk menenangkan kekasihnya, Roy pun menggamitkan jarinya ke dagu Windy dan mengangkatnya. Sambil tersenyum, Roy berkata “ Aku sayang kamu yank, pasti akan aku jaga kamu, oke?” Lanjut Roy sambil menganggukan kepalanya.

“Kamu gak marah kan yank? Aku belum siap melakukannya……” Tanya Windy memastikan

“ENggaklah sayank…kenapa harus marah. Kalau aku marah tandanya aku egois kan? “ Tegas Roy yang segera disambut pelukan Windy membuat kedua payudaranya mendesak bagian perut Roy.
“Makasih ya sayank, aku sayang ama kamu” Bisik Windy

Roy tidak menjawab namun tanganya mengangkat wajah Windy dan menghadapkan ke wajahnya. Lalu dengan lembut Roy pun mendaratkan kecupannya di bibir Windy. Windy menyambut ciuman itu dan mulai beradu lidah dengan Roy. Sesekali, Roy memasukkan lidahnya ke dalam mulut Windy yang disambut dengan liukan lidah Windy yang menari dan berbelit dengan lidah Roy.

Tangan Roy tak ketinggalan, menjelajahi bukit kembar Windy yang masih tertutup rapat dan meremasnya dari luar. Windy tak menolak, ketika kedua tangan Roy sibuk memainkan bukit kembarnya, karena tangannya pun mulai bergerak ke selangkangan Roy yang mulai terasa ada yang mengeras. Tanpa ragu dan malu, Windy segera meremas batang yang mengeras tersebut, membuat Roy mulai mengerang.

Roy kemudian membalikkan tubuh Windy dan merebahkannya ke atas Kasur dan langsung menindihnya dengan cepat. Membuat batang kontolnya kini menghujam ke bagian perut Windy yang membuat Windy mendesah “Aaaargghhhhhh………….yaaaankkkkkkkkkkkkk”

Windy menggelinjang, manakala tubuh Roy menindihnya dan merasakan kedua payudaranya terhimpit dada bidang Roy. Sementara, bibir Roy mulai menjelajahi seluruh wajah Windy yang mulus dan terlihat gloming. Jilbab yang dikenakan Windy terlihat mulai berantakan, namun Roy tak berniat untuk melepaskannya. Kini kedua bibir tersebut mulai beradu nafsu dan membiarkan kedua lidah saling berpagut.

Tangan Windy menjelajah seluruh punggung Roy dan mulai menelusir ke bagian bawah hingga menemukan benda yang menusuk nusuk perut bawahnya. Kini tangan Windy menggenggam batang kontol tersebut dari luar celana dan meremas-remasnya hingga membuat Roy semakin liar melumat bibir Windy yang nafasnya terdengar memburu.

“Yaannkkk……arrggh…..” Windy menceracau

“aaappppaahhhh yank…” jawab Roy tak jelas

“Ja…..jjaaa dddddddddddddiiiiiiiiiii ngggaaakkkk?” Tanya Windy

“jad……………iiiii aaappanya” sahut Roy yang diikuti dengan Windy yang menjauhkan wajah Roy dari atas mukanya.

Windy menatap tajam Roy dengan wajah yang masih terdengar memburu. Kedua tangan Windy memegang kepala Roy yang ada di atas tubuhnya.

“Kamu janji mau puasin aku kan?” Ucap Windy tegas sambil matanya menatap tajam ke arah mata Roy

“Kamu siap?” Tanya Roy memastikan

Windy pun mengangguk. “Tapi, jangan dimasukin” pintanya

Meski kecewa, Roy tersenyum dan mengangguk. “Janji. Mau digimanain?” Ujarnya

“Terserah”ucap Windy lemah dan pasrah

“Mau pake apa, tangan, bibir apa yang diselangkangan?” Tanya Roy memancing Windy sambil tersenyum nakal

“Jangan…jangan yang di selangkangan. Aku gak mau dimasukin yank…..pleaseee” Mohon Windy

Roy tertawa mendengar ucapan Windy. “Icchh…apaan sih, siapa yang mau masukin sayank…, emang kalau pake kontol harus dimasukin?” ejek Roy

Windy pun memanyunkan bibirnya mendengar jawaban Roy yang disambut dengan serbuan bibir Roy membuat kedua kembali saling beradu bibir dan lidah. Roy ingin menjelajahi hingga leher dan belakang telinga Windy yang merupakan area sensistif wanita, namun terhalang oleh jilbab yang dikenakannya.

“eeehhhmmmm…cccrrruuppp sslllerrrppp….uuhhhmmm…” terdengar desahan Windy yang semakin tak terkendali. Kedua kakinnya kini sudah mengangkang dan memeluk pinggung Roy.

“Yaaannkkk…uummpphhh…” mulut Windy langsung disumpal oleh bibir Roy saat mau mengucapkan sesuatu. Membuat Windy hanya bisa pasrah menahan serbuan di bibirnya yang liar dari bibir Roy. Keringat mulai membanjir dari tubuhnya yang masih berpakaian lengkap. Ingin rasanya melepas jilbab yang dikenakan, namun tidak bisa dilakukan karena tertindihi tubuh Roy.

Akhirnya, Windy yang tidak bisa menahan gairahnya, membalikkan tubuh Roy dan segera berbalik menindihinya. Keringatnya menetes dari keningnya, dan membuat Windy segera melepas jilbabnya dengan tangan kanan serta membuangnya ke Kasur.

“Ayo yank….puasin aku sekarang” pinta Windy dengan mata sayu

“Pake apa? Kan tadi belum jawab” Tanya Roy dengan tersenyum nakal.

Windy diam sejenak sebelum kemudian mengarahkan telunjnuknya ke bibir Roy dan berkata “Pake ini aja”. Windy pun segera berguling dan menelentangkan tubuhnya. Roy segera bangkit, dan berkata
“Kok masih ditutup? Katanya pengen yang enak enak?” GOda Roy pada Windy yang mukanya memerah menahan birahi.

“Kamu aja yang lepas yank…..” ucap Windy lirih dan menggamit tangan Roy ke resleting celananya meminta Roy untuk melepaskan celana jeans tersebut. Namun Roy menggoda Windy.

“enggak ah…kamu aja lepas sendiri. Kan kamu yang pengen di enak enak hihihi” jawab Roy sambil menarik tangannya dari atas resleting celana Windy

Windy hanya bisa cemberut mendengar jawaban Roy. Namun birahinya yang sudah memuncak, membuatnya tak mau berlama-lama berpikir dan langsung menurunkan resleting celananya dan kemudian dengan mengangkat pinggulnya, Windy segera menurunnkan celana jeansnya hingga ke lutut.

Kini, Windy hanya tersisa g string saja yang menutupi bagian vaginanya. Menutupi? Sebenarnya tidak juga, karena Windy mengenakan g string yang ukurannya sangat kecil sehingga tidak mampu menampung semua jembut di vaginanya yang terlihat keluar. Hal ini karena Windy memiliki bulu jembut yang sangat lebat, sehingga tidak bisa ditutupi oleh g string berukuran mini tersebut.


g string Windy



Roy menatap wajah Windy yang terlihat pasrah. Bibir Windy sedikit merekan menambah keseksian wajahnya. Nampak dada Windy yang membusung terlihat naik turun dengan cepat, menandakan ada gemuruh di dadanya. Roy segera membungkuk dan menarik lepas celana jeans Windy yang masih tersangkut di lututnya. Kemudian, Roy membungkuk di antara kedua kaki Windy dan membiarkan g string itu melekat di tempat semula. Perlahan-lahan, Roy mendekatkan wajahnya ke arah vagina Windy, dan tangan Windy mengelus kepala Roy.

Tercium aroma khas vagina yang sedang birahi, dan terlihat bulu jembut Windy Nampak basah. Rupanya, cairan kewanitaan itu sudah demikian membanjiri vagina Windy. Meski masih tertutup g string, namun tak sulit bagi Roy untuk melihat belahan vagina Windy karena ukuran g string yang sangat kecil. Dengan ujung lidahnya, kain g string itu disingkapkan Roy dan segera terihat gundukan vagina yang tertutup bulu jembut lebat.

Perlahan lahan Roy menjulurkan lidahnya dan menjilati kumpulan bulu jembut yang basah tersebut. Saat bibir itu bergerak lebih ke dalam dan mengenai kulit vagina, tiba-tiba pinggul Windy terangkat. Sepertinya, Windy kaget saat lidah Roy mulai menjelajah bagian luar vaginanya. Dengan cepat tangannya menarik kepala Roy sehingga terdongak/

“Yank…..jangan dimasukin ya…aku masih suci” ucap Windy dengan menghiba. Roy hanya mengangguk dan mengacungkan jempol tanganya sambil tersenyum. Kemudian, Roy kembali menurunkan kepalanya dan berada di depan vagina Windy. Kedua kaki Windy tertekuk dan sedikit menjepit kepala Roy. Mungkin Windy masih takut, karena inilah pertama kalinya, vaginanya dilihat dari jarak dekat oleh seorang lelaki.

Kedua tangan Roy, memegang paha Windy yang mulus, dirabanya kedua paha itu bersamaan hingga ke bagian pangkal paha. Hal ini membuat Windy merasa birahinya kembali dibakar dan tanpa sadar, kini Windy membuka kedua pahanya lebar-lebar ke kiri dan kanan masih dengan posisi menekuk sehingga telapak kakinya menempel di punggung Roy.

Lidah Roy kini mulai menari, menelusuri bagian luar Vagina yang penuh bulu jembut tersebut. Dengan posisi kaki yang mengangkang ini, membuat vagina Windy terbuka lebar dan Nampak bagian dalam vagian tersebut berwarna kemerahan.

Saat lidah Roy mulai menelusuri bagian dalam vagina yang basah tersebut, Windy kembali melonjakkan pinggulnya. Windy merasakan ada setrum listrik yang menyengat saat lidah Roy pertama kali menyentuh labia mayora atau vagina bagian dalamnya.

“Oughhh aarrhh….. sssssssssssshhhhhhhhhhhh aaaaaaaaarhhhhh…………..” mulut Windy tak henti mendesah, saat lidah Roy mulai menelusuri vagina bagian dalamnya. Kepala Windy berulangkali mendongak dan kedua tanagannya mencengkeram sprei sehingga sprei itu berantakan.

“yyyyyyyyyyyyyyaannnkkkkkkkkkkkkk ……………………aaaaaaaaarhhhhhhhhhhh ………….yaaaankkkkk ……………….. ouuuughhhhhh…..eehhmmmm aaachhh…yaaankkk…teerruu…………sssssssssss….ssssshhh …..aaahhhhhhh…

Windy semakin menggelinjang. Badannya bergerak ke kiri dan kekanan saat lidah Roy semakinn liar bermain di vaginanya dan menjilati klitorisnya. Windy tidak mampu lagi menahan desahannya. Kini Windy bahkan mulai berteriak saat lidah Roy bermain di klitorisnya dan menyentil menggunakan ujung lidahnya. Vagina Windy semakin basah.

“oughhhh eennnnnaaaakkk…yaaankkk…….eeehhhmmmmm aaaaacccccccccchhhhhhhhh……oooughhhh……. Yaaankkkk terusssss aaahhhhhhhhhhhh……………..

Windy semakin keras menceracau. Tanpa sadar suaranya bahkan terdengar hingga keluar kamar. Windy seperti tidak peduli, dan terus meratap atas kenikmatan yang dirasakannya. Hal ini membuaat dua orang yang sedang ada di dekat kamar Roy, Dino dan Amir, saling bertatapan dan tersenyum penuh arti. Manakala mereka mendengar jeritan dari mulut Windy yang sedang digempur oleh kenikmatan dari permainan lidah Roy. Keduanya berusaha mengintip apa yang sedang terjadi didalam kamar Roy, namun usaha itu gagal karena Roy menutup rapat jendela dengan korden kamarnya.

Akhirnya keduanya pun memilih duduk di depan kamar Dino yang memang bersebelahan dengan kamar Roy. Keduanya memasang telinga, mencoba mendengar pertempuran di dalam kamar Roy. Tak sadar, celana keduanya sesak karena batang kontol mereka mengeras hanya demi mendengar desahan suara Windy yang sedang disiksa birahinya.

Di dalam kamar, tubuh Windy sudah berbanjir keringat, meski matahari tak lagi terik karena sudah mulai beringsut turun ke peraduannya. Kedua kakinya sudah mengangkang lebar, membiarkan Roy leluasa menikmati seluruh bagian vaginanya yang banjir oleh cairan kewanitaannya. Tangan Windy, sesekali meremas payudaranya dari balik bajunya. Sementara mulutnya ternganga, menikmati dashyatnya lidah Roy menyapu seluruh bagian vaginanya dan juga klitorisnya.

Roy pun dengan sabar menjelajahi vagina yang kini ada di jilatannya. Meski batang kontolnya mengeras, namun dirinya menahan untuk tidak mengecewakan Windy. Namun begitu, tanpa disadari oleh Windy, kini Roy juga sudah melepaskan celananya hingga bagian bawah tubuhnya terbuka dan batang kontolnya terayun ayun di bawah tubuh Roy yang menungging.

Windy semakin kencang didera kenikmatan. Semakin keras pula Windy berteriak untuk mennggambarkan betapa nikmatnya serbuan birahi yang kini dirasakannya. Windy tak peduli, apakah ada orang yang akana mendengar teriakannya atau tidak. Karena yang ada dalam pikirannya adalah berpacu mencapai puncak kenikmatan saja sekarang ini.

Oooughh……yaaaank……..aaacchhhh……eemmmppphhhhh…..aaaaarhhhhhh …… arrcccccchhh…….

Yaaankkkk……..yaaaaankkkkk………terussssssssssssssssssssss jiiiiilllll……aaahhhhhhhh ….aaattt yaaankk….iiiisshh….ahahhhh mmmeeee mmmmmmmmmmmmeeeeeeeeeeekkkkuuuuuuuuuuuuu aaahhhh…….ooughhh……….aaaaaaakkkkkkkkkkkkuuuuuuuuu maaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuu kkkkkkkkkeeeeeeeeeeeeeelllllllllluuuuuuuuuuuuuuarrrrrrrr ……………. Aaahhhhh…yaankkkkkkkkkkkkkkkkkk………………………

Windy pun menjerit saat kenikmatan yang ditunggunya tiba. Kedua pahanya menjepit kepala Roy dan tangannya membenamkan kepala Roy ke vaginanya. Membuat Roy sesaat tak bisa bernafas…..pinggul Windy meledak menghantam wajah Roy yang berbenturan dengan vagina basah. Dirasakanya ada cairan yang keluar dari vagina Windy saat itu.

Hampir satu menit, Windy digempur oleh kenikmatan yang luar biasa dahsyat dan belum pernah dirasakan selama ini. Sungguh, kenikmatan ini berbeda dengan kenikmatan yang dirasakannya saat bermasturbasi. Jauh berlipat lipat kenikmatan yang sekarang dirasakannya berkat permainan lidah Roy.

Saat serbuah kenikmatan itu luruh, Windy merasakan tubuhnya lemas dan tak bertulang. Kedua pahanya yang semula menjepit kepala Roy mulai dibuka dan meluruskan kedua kakinya. Hanya nafasnya yang memburu dan cucuran keringat berleleran dari wajah dan tubuhnyalah yang tersisa..

Sementara, begitu Windy melepaskan jepitan kepalanya, Roy langsung bangkit dan mengacungkan kontolnya yang sudah mengacung ke arah Windy. Disingkapkannya baju yang dikenakan Windy dan terpampanglah perut Windy yang putiih mulus dan tanpa lemak. Roy segera mengangkangi tubuh Windy dan segera mengocok kontolnya yang diarahkan ke tubuh Windy. Windy yang masih lemas, hanya menyaksikan apa yang dilakukan Roy.

Tak lama, Roy pun mengejang, dan ketika merasakan denyutan di kontolnya semakin kuat, Roy pun mengarahkan ujung kontolnya ke perut Windy. Sambil tetap mengocok kontolnya dengan tangan kanan, tangan kiri Roy meremas payudara kanan Windy. Windy diam saja saat Roy meremas payudaranya dari balik bajunya. Tiba-tiba saja, Roy mengejan, dan terlihat ujung kontol Roy memuncratkan cairan putih kental, seperti yang tadi di telannya. Roy memperkuat kocokan di kontolnya hingga seluruh cairan putih itu tak lagi keluar dari ujung kontolnya. Kini perut Windy sudah dipenuhi oleh sperma yang kemudian diratakan dengan tangan oleh Roy membuat perut itu Nampak mengkilat.

Sementara itu, dua orang yaitu DOni dan Amir, hanya saling berpandangan saat mendengar Windy berteriak ketika mencapai puncak kenikmatannya. Batang kontol keduanya pun semakin mengeras membayangkan pemilik suara itu sedang bertaruh dengan kenikmatan birahinya. Segera, kedua berlari masuk ke dalam kamar masing-masing, menuntaskan fantasi yang terbangun dari suara seksi Windy yang sedang dipeluk orgasme tadi.

Windy dan Roy, yang sama-sama menggapai kepuasan dengan cara berbeda, kini saling bersanding lemas. Keduanya sama-sama tak lagi memakai celana dan hanya saling berpelukan sambil berpagut bibir.
“terimakasih sayank, kamu udah jaga aku. Udah memberi kenikmatan yang belum pernah aku rasakan” ucap Windy sambil tersenyum

“Iya sayank….memek kamu enak. Harum dan seksi…kapan-kapan boleh lagi gak hihihi” jawab Roy sambil menggoda mesum pada Windy.

“apaan sihh… tapi jangan dimasukkan ya?” pinta Windy

“Beres kalau itu. Tapi, masih mau ngulum kontolku kan?”

“Mau. Tapi jangan dimuncratin di mulut. Malu tau”

“Malu tapi enak kan? Hiihihi kalau di wajah gimana? Boleh nggak?” Cecara Roy

Windy tidak menjawab dan hanya memajukan bibirnya ke depan sambil bangkit berdiri menuju kamar mandi. Dibersihkannya vaginanya yang basah oleh cairan kewanitaannya tadi. Sambil membersihkan vaginanya, Windy tersenyum. Sebab, Roy mampu menepati janjinya menjaga keperawanannya. Setelah selesai membersihkan diri, Windy segera masuk ke kamar dan mengenakan celananya. Lalu, diambilnya jilbab yang Nampak lecek karena tertindih tubuhnya saat berenang menggapai kenikmatan tadi.

Sambil memasangkan jilbab di depan cermin, Windy melihat kea rah Roy dari cermin.
“Anterin pulang yuk yank” pinta Windy

“Ich ngapain pulang, kan baru satu ronde, nggak pengen lagi tho?” Goda Roy

“Apaan sih….mau ngerjain tugas nih buat besok. Yukkk sekalian cari makan. Lapar nih” Ucap Windy setengah memaksa. Membuat Roy mau tak mau bangkit dan memakai celananya kembali dan bersiap mengantar Windy pulang ke kos.

Keduanya pun keluar kamar, dan terkejut saat sampai di luar kamar Windy dan Roy melihat Dino dan Amir sedang duduk di depan kamar Dino. Windy melihat kea rah Roy yang juga sedikit terkejut. Windy khawatir, keduanya mendengar desahannya saat merasakan deraan nikmat. Namun Roy terlihat santai sambil mengunci pintu, dan beranjak keluar kos. Saat melewati Dino dan Amir, Roy pun sedikit berbasa basi menegur keduanya yang juga sudah dikenal Roy.

Sementara, Dino dan Amir benar-benar kaget melihat Windy. Dalam bayangan mereka, perempuan yang suara desahanya mereka dengar tadi, adalah perempuan berwajah nakal, berpakaian minim dan genit. Namun saat melihat Windy, bayangan tersebut jauh bertolak belakang. Karena yang mereka saksikan adalah seorang perempuan berwajah alim, tenang, lembut tanpa dosa dan berbusana tertutup bahkan berjilbab. Sebab, selama ini keduanya memang belum pernah melihat pacar Roy yang baru ini. Sehingga ketika melihat penampilan Windy yang anggun, keduanya benar-benar tidak menduganya. Rupanya, di balik penampilan yang relijus dan anggun, terdapat tubuh yang liar dan binal, itulah yang ada dalam benak Dino dan Amir senja itu.







-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

mohon dukungannya apabila ingin berlanjut. mungkin, cerita besok tentang pecahnya perawan Windy. episode spesial, akan tersaji di page 23. apabila memang masih diminati
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd