PERGI BERPETUALANG
Esok paginya.
Setelah selesai sarapan ,Udin dan Paijo akan pergi berpeetualang, Sebab tadi malam sudah mendapat restu oleh ibunya, Udin beralasan pergi kerumah Jia Li,karena kasihan guru Xin jauh dari suaminya,maka dari itu Udin latihannya di Rumah Jia Li saja.
Udin juga sudah memberi tahu pada paman Shan,jika ibu datang kerumah Jia Li bilang saja mancing,Shan mengikuti saja kemauan Udin,tak lupa Ia menyusupkan alat pelacak didalam cincin ketika memberi sesuatu pada Udin.
"Ayo Pak de kita Berangkat" ucap Udin.
"Gak nunggu Ibu bangun kah Bos?" ucap Paijo.
"Enggak,keburu kesiangan jika nunggu Ibu" ucap Udin.
Kini mereka berjalan kearah pintu gerbang.
"Selamat pagi Tuan muda udin" ucap 2 penjaga gerbang serempak.
"Iya pagi juga..Udin pergi dulu paman" ucap Udin.
"Iya tuan muda,silahkan" ucap penjaga serempak.
Udin dan Paijo keluar dari gerbang ..
"Bos...Kita pergi kemana?" ucap Paijo yang belum tahu tujuan Udin.
"Gak tahu... Yang penting berpetualang." ucap Udin.
Mereka berjalan ke arah timur. Nampak orang lalu lalang ada yang jalan kaki,berkuda,ada pula yang memakai kereta kuda.
"Pakde...Jika masyarakat disini memakai pakaian jawa pasti lebih bagus ya" ucap Udin.
"Iya Bos,seperti di film - film kerajaan jaman dulu di jawa." ucap Paijo.
Tak lama kemudian.
"Boss...9 huruf ,kotak ke lima huruf A, Yang mewakili negara itu apa?" ucap Paijo berjalan sambil isi TTS,
"Hem.....Duta besar pakde" ucap Udin.
"D. U. T A B. E. S. A. R...Bener bos..Kok bos bisa tahu?" ucap Paijo.
"Dulu Udin sering Isi TTS Pakde sambil nunggu panggilan kerja.semenjak sudah kerja sudah enggak lagi" ucap Udin.
50 meter dari tempat Udin berada,ada sekelompok anak - anak yang seusianya sedang mencoba mengambil mangga dengan cara melempar pakai sebatang kayu namun tak ada yang bisa menjatuhkan mangga tersebut.
Udin yang melihat hal itu mendekat ke arah kelompok tersebut sambil mengambil batu kerikil dijalan.
Begitu sudah dekat.
"Sini aku bantu" ucap Udin.
"EH!!!??? Mereka terkejut.
"Bukankah Dia itu Tuan muda bangsawan Lin...
"Iya ... Benar dia anak orang kaya di desa ini.
"Biasanya anak orang kaya jijik melihat kita yang rakyat jelata ini...
Udin yang mendengar tak menggubrisnya percakapan kelompok itu,ia fokus terhadap buah mangga yang sudah tua..
Tasshh... Tasshh... Tasshh... Tasshh... Tassshh... Tasshh... Tasshhh.... Tasshh..suara batu mengenai tangkai buah mangga
Duk....Duk....Duk...Duk....Dukk...Dukk...Dukk.. Duk.. Duk...Dukk...Dukk... Suara buah mangga berjatuhan.
"HAAAAAAAAAAAAHHHH ...." mereka melongo saat buah mangga berjatuhan.
Hanya menyisakan mangga yang belum tua.
"Sudah selesai,silahkan kalian ambil" ucap Udin.
"Terima kasih Tuan Muda Lin" ucap Mereka serempak.
"Iya sama - sama, itu mangga kalian saja yang bagi rata aku gak usah dikasih.Aku tinggal dulu ya " ucap Ucap Udin.
"Iya tuan muda Lin" ucap Mereka serempak.
Nampak dari kejauhan ada seorang kakek - kakek yang melihat aksi Udin melempar mangga tepat sasaran,tidak ada lemparan yang meleset.
"Hem...sepertinya Dia cocok jadi penerusku" gumam kakek tersebut. Ia kemudian mengawasi Udin dari jauh,tidak berani mendekat.
Kembali Udin saat Ini.
Udin berjalan sambil memberikan uang emasnya pada yang membutuhkan. Ia tak khawatir kehabisan uang. karena didalam cincin uang emasnya menggunung.
"Pakde...Kita ke air terjun yuk" ucap Udin.
"Hem..." ucap Paijo sibuk isi TTS..
"Asem.....Malah sibuk Isi TTS ,ya udah.."ucap Udin dalam hati lalu berlari ke arah air terjun.
Udin Tau letak air terjun itu sewaktu mau mengembalikan kalung.
Paijo yang fokus isi TTS tidak menyadari Udin sudah menjauh darinya.
"Sial... Jauh juga tempatnya" ucap Udin.
Nafasnya udin ngos - ngosan.Saat menoleh kebelakang.
"Jangkreeek...Kirain paijo ada dibelakangku malah dia ketinggalan jauh." ucap Udin dalam hati.
Udin beristirahat sebentar sambil makan buah - buahan yang disimpan dalam cincin ruangnya.
"Seandainya skillku masih ada,gak bakalan aku capek -capek lari begini,sudah gitu badanku kecil pula." ucap Udin.
Begitu tenaganya pulih ,Udin melanjutkan perjalananya.
Udin melompat batu ke batu yang lain saat menuruni lembah. Sebenarnya bisa saja Udin terbang,Udin ingin melatih fisiknya tanpa menggunakan Qi.
Grrrrr...... Nampak 6 srigala panjangnya 2 meter ada didepan Udin.
"Sial...ketemu marmut lagi." ucap Udin.
Lalu Udin memusatkan energi Qi di mulutnya.
Jurus auman naga pesek..
Grrrooorraaaaarrrrr....
kaing....kaing...kaing...kaing...
Srigala itu lari dengan kondisi kuping mengeluarkan darah.
"Sokoriin.." ucap Udin.
Sosok yang mengikuti Udin terkejut.
"APAAAAAAAAA!!?? itu kan Jurus naga yang melegenda,sudah lama punah di dunia ini. bagaimana dia bisa mengeluarkan jurus itu?" ucap Kakek misterius.
.
---***----
.
"
Bos....8 kotak,kotak kelima huruf B,Soekarno lahir dimana bos?" ucap Paijo.
Paijo tak mendengar suara Udin. kemudian dia celingukan mencari sosok Udin.
"Diamputt...Aku ditinggal sendirian.." ucap Paijo.
Grroooaaaarrrr....
Paijo yang mendengar langsung melesat ke sumber suara tersebut.
---***----
.
"Untung aku bisa gunain jurus omelan naga pesek. Jika pakai pedang nanti serigala itu terbunuh,kan kasihan.." ucap Udin.
Lalu Udin melanjutkan perjalanannya dengan berlari.
MENDAKI GUNUNG
LEWATI LEMBAH..
SUNGAI MENGALIR INDAH KE SAMUDRA
BERSAMA CACING BERPETUALANG
Udin berlari sambil bernyanyi. Ketika ia keletihan dirinya istirahat.
"Huuuff....Lama gak joging ya begini,baru lari 10 Km dah ngos - ngosan" ucap Udin.
Udin mendengar suara air terjun.
"Eh...Itu kan suar air terjun,istirahat disana sajalah" ucap Udin lalu melanjutkan lagi,tapi tidak berlari .
15 menit kemudian Udin sudah sampai ditempat air terjun tersebut.
"WOOOAAHHHHH....Indah sekali." ucap Udin.
Tiba - tiba muncul Paijo.
"Bos kok ninggalin aku seeh" ucap Paijo.
"Lah Udin mana tau,kan Tadi Udin dah bilang,ayo ke air terjun,pak de bilang Hem saja. Udin Pikir pak de dibelakangku,gak tahunya gak ada" ucap Udin.
"Ya maaaf Bos...Habisnya seru banget ngisi TTS ini daripada ngintip cewek mandi" ucap Paijo.
"Eh.. Bos...8 kotak ,kotak ke 5 huruf B. Soekarno lahir dimana?" ucap Paijo.
"dirumah Ling Fang " ucap Udin asal.
"L I NG F....EH!!!?????
"Diamputtt...... Kok jek eling to bos?" ucap Paijo baru sadar.
"Ya ingatlah,beliau kan ayah mertuaku." ucap Udin.
Paijo lalu menyimpan Buku tersebut kedalam cincin ruangnya.
"Kenapa gak ngisi lagi pakde.??" ucap Udin heran.
"Emmohh...Nanti mbok tinggal maneh aku engko" ucap Paijo.
"EH.!!??...
"KELUAR KAU MANUSIA....JANGAN BERSEMBUNYI DIBALIK POHON" ucap Paijo pakai Qi.
****
"Ba...Ba..Bagaimana dia bisa tahu aku sembunyi disini" ucap kakek misterius.
Ia melihat pengawalnya hanya di ranah perunggu saja. Seharusnya lengawal tersebut tidak dapat mengetahui keberadaannya.
"MAAFKAN AKU MENGIKUTI TUAN MUDAMU,KARENA AKU TERTARIK DENGAN SKILL JURUS LEGENDA YANG DIA GUNAKAN,AKU TIDAK BERMAKSUD JAHAT" ucap kakek misterius pakai QI.
Kakek tersebut mengira pengawalnya mengawasi dari jauh disaat tuan mudanya berlari dan istirahat saja,ia tak melihat Pengawalnya itu Terbang di ketinggian 500 meter. Ia hanya fokus ke anak kecil tersebut.
---***---
.
Udin bingung dan gak sadar jika dirinya ada yang ngawasin.
"KELUAR DAN DATANGLAH KESINI ATAU AKU AKAN MEMBUNUHMU" ucap Paijo pakai Qi.
Tak lama kemudian datang lah Seorang pria tua memakai pakaian lusuh.
"Maaf Tuan,aku tidak bermaksud jahat pada tuan mudamu" ucap Kakek itu membungkuk.
"Iya aku maafkan,untung saja kau keluar lalu kesini,jika tidak aku tidak segan - segan membunuhmu" ucap Paijo.
"Kenapa kakek mengikuti Udin?" ucap Udin heran.
"Namaku Qing Dhong Pheng panggil saja PHeng.aku ingin mengangkatmu sebagai penerusku,jika kau mau anak muda" ucap kakek.
"Penerus apa kakek Pheng? penerus sekte atau kerajaan,atau penerus bayar kredit macet.jika itu yang kakek maksud,Udin menolaknya" ucap Udin.
"Bukan itu,maksud kakek itu penerus ilmu petirku" ucap Pheng
"Petirr??? A...
"Terima saja kang mas" ucap Rissa telepati.
"Aku mau kek" ucap Udin. Awalnya Udin mau menolak.
Paijo hanya diam saja,jika manusia itu berbuat jahat maka ia akan langsung membunuh manusia itu.
"Murid memberi hormat pada guru" ucap Udin bersujud.kemudian berdiri.
"Bagus muridku Udin. Ayo kita pergi ketempat guru" ucap Pheng
"Jauh apa dekat Guru?" ucap Udin.
"Kalau berjalan kaki ,butuh waktu 1 bulan,jika terbang hanya seminggu saja." ucap Pheng.
"Terbang saja guru" ucap Udin.
"Kalau terbang guru gak bisa bawa pengawalmu terbang" ucap Pheng.
"Biar Udin yang digendong sama Pakde, Guru terbang sendirian aja."ucap Udin.
"Jalan kaki kah Din" ucap Pheng belum paham.
Udin lalu melompat kepunggung Paijo.
Kemudian paijo terbang melayang.
"HAAAAHHHHH!!!???? Ba...Ba...Ba...Bagaimana dia bisa terbang" ucap Pheng dalam hati.
"Ayoo Guru" teriak Udin dari atas.
"Baik" ucap Pheng ikut terbang keatas.
"Arah mana rumah guru" ucap Udin.
"Arah sana yang ada gunung,digunung itu lah guru tinggal Din" ucap Pheng.
"Mau balapan kah guru dengan Pak de Paijo?" ucap Udin.
"Hem....Boleh..Siapa takut..Yang kalah harus mijatin yang menang" ucap Pheng. Ia merasa dirinya akan menang melawan pengawal muridnya.
"Setuju Guru" ucap Udin lalu mengerakkan tangannya membuat jurus array pelindung tingkat dewa penguasa.Setelah itu Paijo melesat dengan kecepatan penuh.
"APAAAAAAAAAAAAAAAAA!?? ucap Pheng syok melihat kejadian barusan.
"Sial....seharusnya aku tidak mengajak taruhan, Siapa sebenarnya kamu Udin " ucap Pheng juga melesat terbang.
Pheng terbang memikirkan Pengawal muridnya serta Udin. Bagaimana mungkin anak kecil bisa membuat array pelindung tingkat paling tertinggi dan juga pengawalnya yang dapat melesat hingga kecepatan tinggi.
.
----***----
.
.
2 orang sedang menikmati kopi dan buah,mereka sedang menunggu seseorang di terah rumah yang ada di puncang gunung. mereka adalah Udin dan Paijo.
"Pakde...Sebelum Guru Pheng datang..pijatin Udin nah. Kaki Udin sakit karena seharian berlari." ucap Udin.
"Siap Bos" ucap Paijo tanpa membantah.
"Sambil isi TTS juga gakpapa pakde,nanti jika ada pertanyaan yang sulit bisa Udin bantu jawab" ucap Udin.
"Okee Bos...." ucap Paijo senang hatinya.
"Hem.....Yang tadi apa jawabannya bos?" ucap Paijo sudah mengeluarkan buku TTSnya.
"kuwi nang surabaya pakde" ucap Udin.
Tangan kiri mijatin kaki Udin,tangan kanan menulis jawaban TTS.
"Kota yang terkenal dengan apelnya 6 huruf. huruf ketiga L Hem......." ucap Paijo mijat sambil mikir.
"Kediri,jepara,jember...Apa ya...." gumam Paijo.
"Itu malang Pakde" ucap Udin.
"M...A. L. A. N. G... Eh... benar..." ucap Paijo.
.