Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Surti

surti.....digusur titit..... :adek::adek::adek::adek::adek:
 
2. Terimakasih tuanku

28254706b592c78ca2fb8f35991d795e6c9f67d3.jpg


Aku hanya berbekal pakaian seadanya dan uang yang cukup untuk membuat ku sampai di kota J dan petualangan Surti dimulai dari sini.

Perjalanan ku hanya dipenuhi oleh kesunyian malam yang membuat kantukku datang lebih cepat, kondisi bus yang aku tumpangi cukup sepi dan longgar sehingga membuat ku leluasa untuk bergerak dan menghirup udara segar malam itu,namun ada sesosok pandangan tajam dari depan bus yang membuat ku merasa risih.

Matanya tidak henti hentinya menatap ku namun seiring perjalanan dia menghentikan aktivitasnya setelah memasuki perkotaan dan sampailah di stasiun kota, tepatnya ketika aku selesai membayar registrasi dan turun dari bus aku takjub melihat suasana kota yang begitu ramai walaupun pada malam hari.

"Bu Surti kan" tanya seseorang.

Aku terkaget melihat ada bapak bapak sedang melihatku, dia memakai pakaian rapi dengan jas serta sepatu hitam tentunya bukan pakaian sembarangan dia bertanya kepada ku sempat aku mengira orang itu salah bertanya namun dari nama yang ia sebut mungkin orang itu sedang mencariku.

"Iya nama saya Surti" jawabku.

"Kalau begitu Bu Surti sekarang ikut saya" suruhnya.

"Bapak ini siapa?" Tanyaku.

"Saya orang suruhannya Pak Bram yang akan men training Bu Surti dirumahnya" jawabnya.

"Oh jadi kamu orang suruhannya pak Bram toh, baiklah" jawabku sambil berjalan mengikutinya ke mobil.

Sepanjang perjalanan aku bertanya kepada Bapak ini tentang apa yang akan aku lakukan di rumahnya pak Bram, ia menjelaskan secara detail bahwa hidupku akan dijamin serta anakku akan ia sekolahkan hingga kuliah nanti, namun terbesit di pikiran ku apa pekerjaan yang akan aku lakukan nanti.

Sesampainya ditengah kota mobil yang aku tumpangi berhenti di kompleks perumahan yang menurutku bukan rumah namun istana sepanjang jalan banyak rumah rumah megah yang tentunya berbeda dengan yang ada di desa, dan mobil kami sampailah di depan rumah megah yang membuat kantukku hilang seketika kala itu.

"Bu Surti kita sudah sampai" Kata sopir.

"Gimana rumahnya Bu Surti?" Kata sopir.

"Iya pak rumahnya bagus sekali beda dengan rumahku di desa" jawabku seadanya.

"Wajar Bu, Pak Bram adalah salah satu orang terkaya di kota ini" jawabnya.

Pak sopir ini membuka pintuku dan menyuruh ku masuk serta membawa barang-barang ku kedalam rumah ini, ketika pak sopir membuka pintu kekaguman ku menjadi jadi melihat suasana rumah yang begitu menarik seperti keramik dilapisi oleh emas, membuat ku merasa takut untuk berjalan diatasnya.

Pandanganku terhenti ke sosok yang aku temui di bus tadi, namun lebih jelas ia cukup tua sekitar 65 th, sekarang ia duduk di sofa sambil melihat perapian serta menghisap cerutu, orang itu melihatku dan tersenyum.

"Gimana perjalananmu Surti?" Tanya beliau.

"Baik pak, tidak macet juga" jawabku gugup.

"Baiklah sekarang masuk ke kamarmu, dan besok pagi aku jelaskan pekerjaan mu disini" jawabnya tegas.

"Baik pak" jawabku.

"Dan kamu sudah aku belikan pakaian, besok kamu pakai" perintahnya.

"Baik pak" tutupku.

Aku diantar oleh seorang pembantu yang kusapa Bibi ijah ini menuju kamarku, dan sesampainya di kamar aku termenung, melihat semua kekaguman ku terhadap rumah ini serta yang aku temui di Bus tadi ternyata adalah pak Bram, aku sempat pusing memikirkan itu semua, namun hal itu justru membuat kantukku datang dan aku tertidur malam itu.

PAGI ITU TIBA

Pagi ini terasa nyenyak sekali, kasur yang aku pakai sangatlah lembut berbeda dengan yang biasa aku pakai di desa membuatku tidur dengan pulas, pagi itu aku bergegas mandi namun sesampainya di kamar mandi aku bingung melihat kamar mandi yang berbeda dengan yang aku kenakan sebelumnya, namun belajar dari yang sering aku tonton di tv aku dapat menggunakan kamar mandi ini walaupun air nya dingin.

Setelah mandi aku ingat pesan dari pak Bram soal pakaian yang harus aku kenakan di rumah ini, aku menuju lemari untuk mengambil pakaian yang akan aku kenakan, ketika membuka lemari aku terhenyak melihat kebaya tipis banyak sekali serta camisole dan pakaian dalam yang ukurannya sama dengan ku, aku sampai bingung memilih pakaian yang akan aku kenakan.

Akhirnya aku memilih kebaya ungu serta menggunakan rok tipis yang hanya sampai pahaku, aku melihat tubuhku melalui kaca besar disamping lemari, aku perhatikan tubuhku dengan kebaya ketat ini sungguh menawan dan aku pede dengan pakaian seperti ini.

Kebaya yang aku pakai sangatlah tipis dan sesak di bagian payudaraku sehingga membuat payudaraku menjadi membusung, hal itu membuat ku risih, tidak lama kemudian suara ketukan dari pintu.

"Bu Surti, pak Bram sudah menunggu" Bi Ijah.

"Baik Bi, aku hampir siap" kataku sambil memoles bibirku.

Aku berjalan keluar kamar menuju ruang tengah dan disitu ada pak Bram sambil melihat diriku tersenyum, aku terkesima dengannya walaupun sudah tua namun dia memiliki kharisma yang menarik, mungkin karena karisma dirinya bisa membangun bisnisnya hingga seperti ini.

"Gimana tidurmu nyenyak?" Tanya pak Bram.

"Nyenyak pak beda kasurnya empuk beda dengan yang di desa" jawabku polos.

"Berarti kamu nyaman tinggal disini" pak Bram.

"Nyaman pak" jawabku.

"Kalau begitu apa kamu siap dengan pekerjaan mu nanti?" Pak Bram.

"Kalau boleh tau saya sebenarnya Bekerja seperti apa pak?" Jawabku.

"Hmm.. pekerjaan kurang lebih seperti bi Ijah, namun...." Pak Bram.

"Namun apa pak?" Tanyaku.

"Kamu akan jadi gundik ku" pak Bram.

Glarrrrr
Hatiku seperti tersambar petir ketika pak Bram memberi tahu pekerjaan ku disini nanti, aku bingung mau menjawabnya.

"Kamu boleh menolak, namun apa kamu tidak kasihan dengan anakmu yang mau sekolah nanti dan juga orangtuamu?" Pak Bram.

"Mereka butuh biaya untuk hidup mereka" pak Bram.

"Lagi pula kamu akan berkerja santai disini nanti hehehe" pak Bram.

Berat rasanya memberikan keputusan ini namun demi pendidikan anakku kelak dan orangtuaku di desa aku menerima pekerjaan dari pak Bram.

"Baik pak saya bersedia bekerja di sini" jawabku.

"Hahaha bagus" pak Bram.

"Sekarang buka kebayamu" perintahnya.

Aku terkaget mendapatkan perintah dari pak Bram untuk membuka kebayaku ini di depannya, baru pertama kali aku memperlihatkan tubuhku kepada orang lain selain kepada suamiku dulu.

"Ayo buka aku yakin aku tidak salah pilih orang" pak Bram.

"Baik pak" jawabku.

Dengan sedikit canggung aku membuka kancing kebayaku ini satu demi satu hingga terlepas dan membuat pak Bram tersenyum, kemudian aku mencoba melepaskan camisole dan ketika terlepas hanya bra hitam yang menyangga kedua payudaraku, refleks aku menutup kedua payudaraku dengan tanganku.

"Kenapa kamu tutupi Surti, payudaramu sungguh sangat indah"jawab pak Bram sambil berdiri kearah ku.

"Aku yakin payudaramu akan jadi magnet yang sangat berharga" jawabnya menuju kearah ku.

Ketika pak Bram menuju kearahku, dia berhenti tepat di depanku dan merunduk melihat payudaraku, dan membuat ku semakin merapatkan tanganku ke bra yang aku pakai.

"Payudaramu sungguh luar biasa, aku kira ini hasil suntikan silikon namun ternyata asli hahaha" pak Bram.

"Suntikan silikon itu apa pak?" Tanyaku.

"Kamu tidak perlu tahu, yang penting kamu bisa menjadi pemulus usaha ku nantinya" Pak Bram memegang kedua tanganku dengan keras dan menariknya keatas.

"Hei kalian kesini" pak Bram.

Pak Bram memanggil kedua bodyguard menuju kearahku dan mereka membekap ku serta mengikat kedua tanganku dan mereka mengeluarkan seperti obat dan mencekoki ku dengan obat itu, setelah berhasil mereka kemudian pergi.

"Pak apa itu tadi" jawabku.

"Itu tadi obat, supaya kamu bergairah sayang" pak Bram.

Tangan pak Bram menyentuh bra ku dan melucutinya dan dia tertegun melihat payudaraku dia bergumam.

"Wow ini benar-benar perfect" pak Bram.

"Aku tidak menyangka mendapatkan kamu sayang hahaha" pak Bram.

Dia mencoba memegang payudara kiriku dan memainkannya serta payudara kanan ku dia hisap dengan mulutnya, membuat ku terasa geli dan memang payudaraku menjadi kesukaan suamiku dahulu, pak Bram tidak henti hentinya bermain dengan payudaraku.

Pak Bram lalu pergi begitu saja menuju kamarnya, aku tergeletak di keramik namun efek obat mulai terasa dari bagian vaginaku yang mulai panas serta putingku yang mulai mengeras, ketika hal ini terjadi pak Bram kembali sambil membawa sebuah dildo dan cairan.

"Waktunya bersenang-senang sayang hahaha" pak Bram.

"Pak apa yang akan kamu lakukan" jawabku.

"Kamu diam dan nikmati sayang aku tahu janda seperti mu butuh belaian hahaha" pak Bram.

Dia mendekati ku dan melepaskan celana dalamku dan menggosok vaginaku dengan tangannya, hal itu membuat ku mendesah, dia semakin bergairah melihatku mendesah hingga akhirnya aku mencapai puncakku dan menggelinjang sejadi-jadinya.

Dia tertawa melihat ku, namun dia kembali menggosok vaginaku sambil mencoba memasukkan dildonya ke dalam vaginaku, setelah dildo itu mencapai bibir vaginaku aku menggelinjang namun pegangan erat pak Bram membuatnya mudah memasukkan dildonya yang telah diolesi cairan tadi.

"Ahhh sakit pak" jawabku

"Diam nanti kamu malah ke enakan sayang haha" pak Bram.

Pak Bram mengocok dildonya di dalam vaginaku membuat permukaan klitoris ku menjadi basah akibat rangsangan dari pak Bram serta efek obat tadi, setelah beberapa saat pak Bram melepaskan dildonya dan dia melucuti pakaiannya sendiri sambil memandang diriku tergeletak lemas.

"Kamu beruntung Surti memiliki tubuh yang montok serta wajahmu yang cantik membuat ku menjadi semakin bersemangat menyetubuhimu hehehe" pak Bram.

"Tolong pak pelan-pelan aku sudah lama tidak berhubungan seks" jawabku.

"Oh ya? Berarti bodo mantan suamimu meninggalkan istri se montok kamu hahaha" pak Bram.

Pak Bram mendekati ku dia memegang kedua pahaku dan mengangkatnya dengan kedua tangannya,aku melihat sepintas penisnya cukup besar namun tidak terlalu panjang, dia mencoba melakukan penetrasi dengan meludahi penisnya dan memasukkannya ke dalam vaginaku.

Blesss
Penisnya masuk kedalam vaginaku, dia lantas melakukan gerakan maju mundur dengan tempo sedang sambil kedua tangannya memainkan putingku, dia meraba kadang juga meremas payudaraku hingga membuat bercak berwarna merah di seluruh bagian payudaraku.

"Ahhh pelan pak sakit" jawabku.

"Ini belum seberapa sayang kamu akan mendapatkan kenikmatan yang belum pernah kamu rasakan" pak Bram.

"Vaginaku terasa panas pak ohh" jawabku.

"Wajar sayang karena efek obat tadi, dan berapa saat lagi puncak efek obat tersebut akan datang hehehe" pak Bram.

Pak Bram memompa penisnya semakin cepat hingga selangkangan kami berdua berbunyi, hal tersebut membuat ku kembali mencapai puncak kenikmatan yang kami hasilkan.

"Pak aku mau sampai" jawabku.

"Kita bareng Surti aku juga mau sampai" pak Bram.

"Jangan di dalam pak" jawabku.

Namun ketika aku sampai di puncak kenikmatan ku pak Bram menyusul orgasmenya berbarengan denganku, sperma yang dia keluarkan terasa hangat dan penuh di dalam rahimku.

"Kenapa dibuang di dalem sih pak" jawabku.

"Kelepasan Surti, memekku legit sih" pak Bram.

Jawaban pak Bram sambil memelukku dia belum melepaskan penisnya di tubuhku dia tetap menempel di tubuhku, kami bergumul di lantai yang dingin namun tidak terasa dingin akibat permainan kami tadi.

"Lepas pak aku kedinginan" bohongku.

"Ahhh" lenguh pak Bram.

"Memekku benar-benar enak sayang tidak salah aku memperkejakan mu nanti hehe" pak Bram.

Setelah berbincang pak Bram lantas kembali memakai pakaiannya dan duduk di sofa sambil memandangi diriku telanjang dengan tangan yang masih terikat, ia menyalakan cerutunya.

"Pergi bersih-bersih sekarang, habis ini kita mau bertemu klien ku" pak Bram.

"Tapi talinya ini gimana pak?" Tanyaku.

"Nanti suruh lepasin bi Ijah" pak Bram.

Lantas aku mencoba berdiri dengan tangan tetap terikat, dan berjalan sedikit menggeliat Karena bekas persetubuhan tadi masih terasa di vaginaku, melihatku berjalan aneh pak Bram tertawa dan dia pergi sambil menelepon seseorang.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd