Part-52 Menikmati dua bidadari 2
Esok hari si satu menghubungi aku. Waduh asyik nih, rezeki nomplok, mumpung si doi pergi, aku ada yang keloni. Segera kurespon menggoda karena aku suka bercinta maka bingung juga kalau ga ada pelampiasannya. Untuk jajan aku tidak suka, takut penyakit menular. Jangankan jajan, spa plus vitalisasi massage pun aku tidak berani. Jangan gara gara mengejar kesenangan sesaat kena HPV lagi. Bagusan main sama istri orang, uda gratis lebih bersih lagi karena sudah ketahuan suaminya tidak suka jajan, istrinya juga tidak.
Singkat cerita karena si satu uda sering minta cuti, si satu segan sendiri kalau minta cuti lagi. Si satu memutar otaknya memikirkan cara sambil berdiskusi denganku dimana saja bisa make love bila berada dalam sebuah gedung perkantoran? Kujawab di roof top selama tidak dikunci, di tangga darurat, kamar mandi juga bisa, tapi wajib hati hati saat masuk dan keluar (lebih aman di kamar mandi laki karena laki cepat buang air kecil, buang hajat aja yang rada lama. Disisi lain andai ketahuan si laki gampang ditutup mulut, tinggal diberi service saja sudah senang. Kalau aku yang ke toilet cewe kegep bisa brabe, disangka penjahat kelamin lagi nanti.) Akhirnya doi sepakati di kamar mandi tapi bukan di lantainya supaya kalau ketahuan pun bukan karyawan yang kenal dirinya, takkan menyebar luas perselingkuhannya ke telinga suaminya. Disisi lain doi emang uda punya impian begitu, bercinta di toilet umum, tegang menyenangkan katanya. Waktu dan tempat sudah disetting sedemikian rupa, doi pura pura sakit perut hendak menyetor sehingga adalah wajar bila doi rada lama kembali.
Kami bertemu di kamar mandi lantai yang trlah ditentukan doi sebelumnya. Aku periksa kondisi terlebih dahulu. Kusuruh doi lepas sepatu agar tidak bersuara dan takkan menandai itu wanita. Hanya satu toilet yang dipakai buang hajat, kurasa aman untuk doi masuk. Segera kami tutup pintu, aku menahan nafas karena tegang, doi juga. Segera kami telanjang tegang dengan susah payah karena ruangannya sempit. Tidak lama yg buang hajat selesai barulah kami mulai pertarungan kami. Saling mencumbu dan terus mencumbu sampai kami lupa sedang berada di toilet umum. Segera kueksekusi, tidak bisa berlama lagi, takut ketahuan orang lain. Tiba tiba pertarungan kami terpaksa berhenti karena si doi video call lagi. Segera kuambil hapeku untuk absensi dan sebelumnya sudah kuberitahu doi bahwa kami akan bercinta di kamar mandi. Doi suruh lanjut buang hajat, doi memperhatikan dengan seksama, terlihat doi sangat horny sambil memainkan vibrator yang sudah aku beri sebelum dirinya pergi. Iba juga aku dengan doi yang tidak bisa merasakan penisku ini.
Mungkin karena si satu tegang luar biasa membuat doi cepat klimaks. Aku yang belum muncrat kuputuskan keluar sebentar dari toilet untuk kunci pintu luar. Doi bingung apa yang kulakukan. Setelahnya kutarik doi keluar dan dudukkan diatas meja washtafel. Kududukkan hapeku disudut meja sehingga ceweku bisa melihat pergumulan kami. Wuih pemandangan sempurna, sangat sexy karena bisa lihat body bugil doi dari kaca. Kugenjot cepat, takut ada yang datang juga. Segera aku klimaks bersamaan dengan doi.
Setelahnya doi lari ke bilik kamar mandi mengenakan pakaiannya kembali, aku juga. Doi masih ngumpet, aku keluar duluan memeriksa keadaan. Setelah aman baru kusuruh doi keluar. Kami berkeringat hebat akibat tegang tapi puas, itulah seni bercinta sambil eksib, meski singkat namun puas.
Di lift doi bilang lain kali ga mau disana lagi, super tegang, ngeri ketahuan. Doi bilang next di tangga darurat atau roof top bisa jadi pilihan. Karena hari masih siang, aku segera survey lokasi guna memberi informasi ke doi. Cukup lama aku survey agar menjamin keamanan saat bercinta nanti.
Part-53 Menikmati dua bidadari 3