Van1999
Semprot Addict
- Daftar
- 10 Nov 2022
- Post
- 424
- Like diterima
- 1.554
Part-1 Pengalaman pertama eksibin pacarku (true story)
Part-41 Make love di lorong apartemen doi
Selagi kami pergi meninggalkan anak SMA tadi kupuji ceweku yang makin jago menguasai situasi, makin hebat menaklukkan burung burung yang ada. Dirinya tersenyum bangga dengan pujianku. Kutanya, gimana rasa main sama brondong? Enak mana? Doi jawab, enak main sama aku, selama aku ada doi tenang, senang karena doi cintanya sama aku seorang. Begitu jawabnya kudengar hatiku berbunga bunga. Selama kami menuju ke lift tanganku tidak tinggal diam, seakan ada magnet didadanya membuat tanganku maunya berada disitu mulu. Masuk lift kami bercumbu ringan, lupa keberadaan CCTV. Selepas itu kami pindah lift ke tower kami. Tidak terasa tanganku otomatis ngubek dada kenyalnya itu. Mudah bagi tanganku masuki kesana karena kancing atas kemejanya sudah tidak ada, ditambah tidak kenakan bra, ah nikmat gimana gitu. Pernah aku mencoba memegang bahan silikon untuk operasi payudara, rasanya gimana beda gitu, ga kebayang sih. Pernah juga iseng megang dada banci yang sudah dioperasi, bukan kenyal, lebih ke kencang gimana gitu, tidak ada magnetnya disana, entah mungkin karena sadar itu laki laki atau apa, tapi entah gimana ya rasanya beda juga sih itu tete, feelnya ga dapet gitu. Terus ku mainkan putingnya, doi geli dan mulai on.
Masuki lift tower kami doi sudah ga tahan sehingga menciumku ganas. Setelah sampai lantai kami, kami lanjutkan pergumulan ini sambil terus ngobel mekinya yang mulai basah itu. Sampai didepan kamarnya kami buka pintu dan doi ingin segera masuk, kutahan doi dan doi mengerti keinginan liarku itu. Kami persiapkan pintu terbuka, kami lepaskan pakaian dan masukkan pakaian kedalam kamar supaya jangan sampai ada kejadian seperti di Bandung tempo hari. Kugenjot doi dilorong sambil terus membuka telinga agar kalau kalau ada yang buka pintu atau lift terbuka kami dengar, jadi disitu hanya nafas kami memburu yang terdengar, tiada berani bersuara ataupun mendesah. FYI, letak apartemen doi di paling pojok, dan dipojok lorong ada jendela menghadap taman. Disitulah kami bergelut hebat, takut ketauan tapi doyan. Sama seperti orang yang kecanduan narkoba, takut ketauan make tapi tetap doyan make. Bedanya eksib tidak merusak badan sendiri, tidak habisin dana, tidak buat otak rusak, malah mencapai kepuasan tiada tara. Kalau ketahuan pun tidak dipenjara apalagi hukuman penjara seumur hidup, paling paling malu dan takut viral, paling buruk pun orang itu minta uang atau jatah doang.
Shit, karena kamar kami paling ujung, kami tidak dengar suara lift terbuka, yang kami dengar adalah suara kaki melangkah mengarah ke kami. Kutengok ke belakang, mata kami saling memandang, segera kubawa ceweku masuki kamar. Aku ga tau orang itu dikamar berapa, yang pasti orang itu tau dimana kamar kami berada. Hati kami berdegup kencang karena ketauan aksi gila kami itu, kami cengengesan dan lanjutkan pergumulan kami sampai kami klimaks.
Kami bersantai diruang tamu sambil tetap nude. Kalau pejuh aku yang penuhi rahimnya doi tidak risih sehingga tidak bersih bersih, dibiarkannya saja sampai mengering sendiri. Lalu doi bertanya "Siapa yang tadi kamu lihat?" Ku jawab ada dua orang laki perempuan, mungkin suami istri jawabku; masih muda timpalku, mungkin early thirty or less. Doi tenang karena otomatis takkan minta jatah dengan alasan mupeng dan lama tidak kebagian jatah.
Tidak lama kemudian pintu kamar kami diketok membuat kami yang santai terkejut terheran heran. Secara kami orang baru, yang tau tempat ini hanya dua koko DAN pasangan tadi. Kami saling memandang kebingungan mau gimana nih, pasti pasangan tadi, secara dua koko itu ada access card kami, tidak perlu ketok lagi. Delivery? Lebih tidak mungkin lagi, takkan diberi masuk oleh satpam, sudah ada mail box untuk masing masing unit. Ah cuekin aja deh batinku. Diketok lagi pintu kami, kuputuskan segera pakai pakaian, sementara doi lari ke kamar mandi. Kubuka pintu dan benar saja sepasang muda mudi saksi kami bercinta tadi. Mereka ijin masuk, tampangnya tidak seram mengancam, malah terkesan friendly. Mereka bertanya keberadaan doi, kubilang di kamar mandi. Karena friendly kutawari minum, mereka menolak halus. Kutanyakan maksud kehadiran mereka. Si cowo lebih berani berterus terang menjelaskan maksud kedatangan mereka itu. Singkat cerita mereka tertarik melihat aksi kami, sangat menantang sehingga ingin bertanya panjang lebar tentang berbagai aksi kami, mau berguru katanya.
Dengan bangga kujelaskan semua pertanyaan mereka. Doi yang masih di kamar mandi jadi bete juga, mau keluar pakaiannya diluar, yang ada di kamar mandi hanya handuk doang, aku lupa dengan doi karena seru bercerita . Akhirnya doi terpaksa keluar hanya berbalut handuk sexy dan segera berlari kecil ke kamar tidur kami. Langkahnya sempat terhenti karena disapa dua muda mudi itu yang akhirnya kuketahui berusia 27 tahun. Doi balas sapaan mereka dan segera ke kamar berpakaian. Setelah doi berpakaian doi temani aku bertemu tamu. Lama kami ngobrol, mereka sangat antusias mendengar cerita kami. Cewe ngobrol dengan cewe, cowo ngobrol dengan cowo. Terlintas keinginannya untuk swinger... What? Swinger apalagi ini istilah? Berayun?
Biar ga keliatan bego aku mendengar dengan seksama saja. Ternyata mereka tidak berbeda jauh dari kami, pasangan eksibisionis juga, hanya saja kami lebih berani. Ditambah aku sudah BDSM dan gang bang, kalau orang sini bilang cuckold, entah banyak sekali istilah buat aku pusing saja, bagus langsung eksekusi ketimbang banyak basi basi.
Setelah mereka pulang baru kucari tau arti swinger dan cukup terkejut karena sebenarnya mereka belum pernah coba swinger dan mau coba dengan kami. Kuberitahu doi maksud tujuan mereka tadi, minta persetujuannya dulu. Doi tidak menjawab, cuekin aku dan tidur.
Part-42 Swinger pertama kami
Part-43 Perselingkuhan yang ketahuan
Part-44 Balas dendam doi
Part-45 Aku jadi raja minyak
Part-46 BDSM dengan dua bidadari
Part-47 Orgy Party 1
Part-48 Orgy Party 2
Part-49 Orgy Party 3
Part-50 Orgy Party 4
Part-51 Menikmati dua bidadari 1
Part-52 Menikmati dua bidadari 2
Part-53 Menikmati dua bidadari 3
Part-54 Menikmati dua bidadari 4
Part-55 Make love di tangga darurat
Part-56 Aku di gang bang dua bidadari 1
Part-57 Aku di gang bang dua bidadari 2
Part-58 Liarnya si tiga
Part-59 Doi bawa kabar buruk
Part-60 Covid? Love it 1
Part-61 Covid? Love it 2
Part-62 Covid? Love it 3
Part-63 Covid? Love it 4
Part-64 Covid? Love it 5
Part-65 Covid? Love it 6
Part-66 Covid? Love it 7
Part-67 Covid? Love it 8
Part-68 Covid? Love it 9
Part-69 Doiku sayang tinggal kenangan (the end of my sex story with my beloved one)
Kisah sexku sampai sekarang
Part-41 Make love di lorong apartemen doi
Selagi kami pergi meninggalkan anak SMA tadi kupuji ceweku yang makin jago menguasai situasi, makin hebat menaklukkan burung burung yang ada. Dirinya tersenyum bangga dengan pujianku. Kutanya, gimana rasa main sama brondong? Enak mana? Doi jawab, enak main sama aku, selama aku ada doi tenang, senang karena doi cintanya sama aku seorang. Begitu jawabnya kudengar hatiku berbunga bunga. Selama kami menuju ke lift tanganku tidak tinggal diam, seakan ada magnet didadanya membuat tanganku maunya berada disitu mulu. Masuk lift kami bercumbu ringan, lupa keberadaan CCTV. Selepas itu kami pindah lift ke tower kami. Tidak terasa tanganku otomatis ngubek dada kenyalnya itu. Mudah bagi tanganku masuki kesana karena kancing atas kemejanya sudah tidak ada, ditambah tidak kenakan bra, ah nikmat gimana gitu. Pernah aku mencoba memegang bahan silikon untuk operasi payudara, rasanya gimana beda gitu, ga kebayang sih. Pernah juga iseng megang dada banci yang sudah dioperasi, bukan kenyal, lebih ke kencang gimana gitu, tidak ada magnetnya disana, entah mungkin karena sadar itu laki laki atau apa, tapi entah gimana ya rasanya beda juga sih itu tete, feelnya ga dapet gitu. Terus ku mainkan putingnya, doi geli dan mulai on.
Masuki lift tower kami doi sudah ga tahan sehingga menciumku ganas. Setelah sampai lantai kami, kami lanjutkan pergumulan ini sambil terus ngobel mekinya yang mulai basah itu. Sampai didepan kamarnya kami buka pintu dan doi ingin segera masuk, kutahan doi dan doi mengerti keinginan liarku itu. Kami persiapkan pintu terbuka, kami lepaskan pakaian dan masukkan pakaian kedalam kamar supaya jangan sampai ada kejadian seperti di Bandung tempo hari. Kugenjot doi dilorong sambil terus membuka telinga agar kalau kalau ada yang buka pintu atau lift terbuka kami dengar, jadi disitu hanya nafas kami memburu yang terdengar, tiada berani bersuara ataupun mendesah. FYI, letak apartemen doi di paling pojok, dan dipojok lorong ada jendela menghadap taman. Disitulah kami bergelut hebat, takut ketauan tapi doyan. Sama seperti orang yang kecanduan narkoba, takut ketauan make tapi tetap doyan make. Bedanya eksib tidak merusak badan sendiri, tidak habisin dana, tidak buat otak rusak, malah mencapai kepuasan tiada tara. Kalau ketahuan pun tidak dipenjara apalagi hukuman penjara seumur hidup, paling paling malu dan takut viral, paling buruk pun orang itu minta uang atau jatah doang.
Shit, karena kamar kami paling ujung, kami tidak dengar suara lift terbuka, yang kami dengar adalah suara kaki melangkah mengarah ke kami. Kutengok ke belakang, mata kami saling memandang, segera kubawa ceweku masuki kamar. Aku ga tau orang itu dikamar berapa, yang pasti orang itu tau dimana kamar kami berada. Hati kami berdegup kencang karena ketauan aksi gila kami itu, kami cengengesan dan lanjutkan pergumulan kami sampai kami klimaks.
Kami bersantai diruang tamu sambil tetap nude. Kalau pejuh aku yang penuhi rahimnya doi tidak risih sehingga tidak bersih bersih, dibiarkannya saja sampai mengering sendiri. Lalu doi bertanya "Siapa yang tadi kamu lihat?" Ku jawab ada dua orang laki perempuan, mungkin suami istri jawabku; masih muda timpalku, mungkin early thirty or less. Doi tenang karena otomatis takkan minta jatah dengan alasan mupeng dan lama tidak kebagian jatah.
Tidak lama kemudian pintu kamar kami diketok membuat kami yang santai terkejut terheran heran. Secara kami orang baru, yang tau tempat ini hanya dua koko DAN pasangan tadi. Kami saling memandang kebingungan mau gimana nih, pasti pasangan tadi, secara dua koko itu ada access card kami, tidak perlu ketok lagi. Delivery? Lebih tidak mungkin lagi, takkan diberi masuk oleh satpam, sudah ada mail box untuk masing masing unit. Ah cuekin aja deh batinku. Diketok lagi pintu kami, kuputuskan segera pakai pakaian, sementara doi lari ke kamar mandi. Kubuka pintu dan benar saja sepasang muda mudi saksi kami bercinta tadi. Mereka ijin masuk, tampangnya tidak seram mengancam, malah terkesan friendly. Mereka bertanya keberadaan doi, kubilang di kamar mandi. Karena friendly kutawari minum, mereka menolak halus. Kutanyakan maksud kehadiran mereka. Si cowo lebih berani berterus terang menjelaskan maksud kedatangan mereka itu. Singkat cerita mereka tertarik melihat aksi kami, sangat menantang sehingga ingin bertanya panjang lebar tentang berbagai aksi kami, mau berguru katanya.
Dengan bangga kujelaskan semua pertanyaan mereka. Doi yang masih di kamar mandi jadi bete juga, mau keluar pakaiannya diluar, yang ada di kamar mandi hanya handuk doang, aku lupa dengan doi karena seru bercerita . Akhirnya doi terpaksa keluar hanya berbalut handuk sexy dan segera berlari kecil ke kamar tidur kami. Langkahnya sempat terhenti karena disapa dua muda mudi itu yang akhirnya kuketahui berusia 27 tahun. Doi balas sapaan mereka dan segera ke kamar berpakaian. Setelah doi berpakaian doi temani aku bertemu tamu. Lama kami ngobrol, mereka sangat antusias mendengar cerita kami. Cewe ngobrol dengan cewe, cowo ngobrol dengan cowo. Terlintas keinginannya untuk swinger... What? Swinger apalagi ini istilah? Berayun?
Biar ga keliatan bego aku mendengar dengan seksama saja. Ternyata mereka tidak berbeda jauh dari kami, pasangan eksibisionis juga, hanya saja kami lebih berani. Ditambah aku sudah BDSM dan gang bang, kalau orang sini bilang cuckold, entah banyak sekali istilah buat aku pusing saja, bagus langsung eksekusi ketimbang banyak basi basi.
Setelah mereka pulang baru kucari tau arti swinger dan cukup terkejut karena sebenarnya mereka belum pernah coba swinger dan mau coba dengan kami. Kuberitahu doi maksud tujuan mereka tadi, minta persetujuannya dulu. Doi tidak menjawab, cuekin aku dan tidur.
Part-42 Swinger pertama kami
Part-43 Perselingkuhan yang ketahuan
Part-44 Balas dendam doi
Part-45 Aku jadi raja minyak
Part-46 BDSM dengan dua bidadari
Part-47 Orgy Party 1
Part-48 Orgy Party 2
Part-49 Orgy Party 3
Part-50 Orgy Party 4
Part-51 Menikmati dua bidadari 1
Part-52 Menikmati dua bidadari 2
Part-53 Menikmati dua bidadari 3
Part-54 Menikmati dua bidadari 4
Part-55 Make love di tangga darurat
Part-56 Aku di gang bang dua bidadari 1
Part-57 Aku di gang bang dua bidadari 2
Part-58 Liarnya si tiga
Part-59 Doi bawa kabar buruk
Part-60 Covid? Love it 1
Part-61 Covid? Love it 2
Part-62 Covid? Love it 3
Part-63 Covid? Love it 4
Part-64 Covid? Love it 5
Part-65 Covid? Love it 6
Part-66 Covid? Love it 7
Part-67 Covid? Love it 8
Part-68 Covid? Love it 9
Part-69 Doiku sayang tinggal kenangan (the end of my sex story with my beloved one)
Kisah sexku sampai sekarang
Terakhir diubah: