Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Seorang Istri

Status
Please reply by conversation.

Alanahrae

Semprot Kecil
Daftar
29 Dec 2016
Post
56
Like diterima
689
Bimabet
Nubi izin untuk berkarya di forum ini
Setelah banyak mendapat referensi dari TS dimari, nubi coba buat thread pertama
Ini adalah cerita karangan imajinasi nubi yang jadi impian nubi hehe
Mohon maaf jika ada kesamaan kejadian, nama, tempat dan waktu, mungkin itu suatu kebetulan

INDEX
The beginning - Dibawah
Part 2
Part 3
Mulustrasi
Part 4
 
Terakhir diubah:
The Beginning

Pada suatu hari di pagi yang cerah dengan matahari yang terang benderang dan ditemani kicauan burung yang saling bersautan, tinggallah satu keluarga yang sangat harmonis di suatu komplek perumahan yang cukup elit di daerah bandung, dimana banyak orang-orang yang bermimpi ingin menggantikan salah satu anggota keluarga tersebut.

Keluarga tersebut sangat berkecukupan, dengan kepala keluarga bernama Andre Pratama (35 tahun) yang berprofesi sebagai karyawan dengan posisi yang cukup tinggi di salah satu perusahaan ternama dikota bandung. Dengan perawakan tubuh yang tinggi dan paras yang cukup tampan, sunggung sangat wajar jika banyak wanita yang ingin mendekati Andre untuk menjadi pasangannya, tapi sayang hati Andre hanya jatuh kepada wanita cantik yang sekarang telah menjadi istrinya.

Istri dari Andre adalah wanita yang sangat cantik bernama Stella Puspita (29 tahun) yang kesehariannya sebagai ibu rumah tangga. Dari pernikahannya dengan Andre, mereka mempunya seorang anak bernama Vino yang sekarang telah memasukin kelas 2 SD.

Tubuh Stella sangan proporsional, tinggi sekitar 168cm, langsing, tidak ada sedikitpun timbunan lemak ditubuhnya. Hal ini dikarenakan Stella rajin berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Ukuran payudara Stella tidaklah terlalu besar, hanya 34c dan ditunjang dengan bongkahan pantat yang membulat sempurna. Dengan kecantikan dan pesona tubuhnya, Stella pun menjadi primadona di komplek perumahan tersebut, yang mana sering mengundang pandangan para lelaki untuk menikmatinya. Sungguh beruntung Andre bisa memiliki Stella.

Stella sendiri berasal dari keluarga yang sederhana, dan juga selalu diarahkan dengan baik oleh keluarganya agak tidak mendekati hal-hal yang buruk. Meskipun banyak lelaki yang mendekatinya, Stella selalu menolak ajakan para lelaki yang mendekatinya untuk berpacaran. Stella lebih suka menghabiskan waktunya untuk melakukan kegiatan yang positif, sehingga Stella dapat menjaga keperawanannya hingga ia menikah. Dan karena kepolosannya, Stella beranggapan bahwa bersetubuh itu hanya untuk memuaskan suaminya dan mendapatkan keturunan. Stella memang menikmati persetubuhan dengan suaminya dikarenakan gesekan-gesekan yang terjadi antara kedua kelamin mereka saat bersetubuh, tapi bukan orgasme.

Pagi itu saat sedang sarapan, Stella membuka obrolan dengan suaminya “Pa… Kenapa air keran rumah kita keluarnya kecil ya?”

“Iyaa, Papa juga pas mandi tadi kecil air” jawab Andre sambil terus menyantap sarapannya.

“Apa ada yang mampet yang pa?” tanya Stella lagi.

“Yasudah nanti papa telpon tukang ledeng nya biar bisa diperbaiki secepatnya” kata Andre sambil menyudahi sarapannya. “Papa berangkat dulu ya mah.” lanjut Andre dan disusul anaknya “Vino juga berangkat mah.”

“Iya sayang, hati-hati yaa” jawab Stella sambil mengantar mereka berdua ke depan rumah.

Setelah Andre dan anaknya pergi ke kantor dan sekolah tinggallah Stella di rumah sendirian dengan kesibukannya sebagai ibu rumah tangga. Dikarenakan saluran air yang tersumbat, maka pekerjaan rumah seperti mencuci memerlukan waktu yang lebih lama dari biasanya, menjemur baju pun dilakukan saat matahari hamper berada di atas kepala saat sedang panas-panasnya. Semua pekerjaan rumah Stella selesai dikerjakan. Stella merasakan tubuhnya gerah dan bermandikan keringat, sehingga ia memutuskan untuk mandi disiang bolong itu.

Sekitar jam 3 ketika Stella sedang menonton tv, bel rumah berbunyi dan dengan segera Stella membukakan pintu. Di depan pintu berdiri seorang pria berumur sekitar 40an, dengan kulit gelap, badan agak kurus, pakaian kemeja yang agak lusuh dan celana hitam sambil menenteng sebuah box.

“Maaf pak, cari siapa ya?” tanya Stella.

Pria tersebut terbengong seakan melihat bidadari, dan dengan respon yang cukup lama pria itu menjawab, “Saya ini Yanto, tadi Pak Andre meminta saya datang kesini, katanya saluran airnya macet, apa benar bu?” jawab pria itu sambil matanya jelalatan melihat Stella dari atas sampai ke bawah.

Stella memakai kimono mandinya yang hanya mampu menutupi sampai beberapa centi diatas lutut, tapi menurut Stella itu sudah cukup untuk menutupi tubuhnya. Karena memang Stella baru selesai mandi beberapa saat yang lalu, dan memutuskan untuk istirahat sambil menonton tv. Tapi pandangan Pak Yanto tentu saja berbeda, Stella terlihat sangat seksi. Dadanya yang menonjol dibalik kimono dan pahanya yang putih mulus sedikit mengintip. Sungguh pemandangan yang mempesona.

“Oh iya tadi juga sudah bilang, saya Stella istri pak Andre” sambil nyodorkan tangannya yang langsung disambut Yanto. Tampak kontras warna kedua tangan tersebut, yang satu putih mulus sedangkan yang satunya hitam terbakar matahari.

“Maaf ya bu saya datangnya sore begini, soalnya tadi ada kerjaan lain dulu” kata Yanto

“Iya gapapa pak, silahkan masuk pak langsung aja kita ke belakang” Stella berjalan di depan sementara Yanto mengikuti dari belakang. Matanya tak pernah berhenti menatap pemandangan indah pantat montok Stella yang berlenggak lenggok di depannya. Ketika sampai di kamar mandi yang mau diperbaiki Stella menunjukkan saluran air yang macet. Yanto tidak focus mendengarkan penjelasan Stella karena dia hanya focus ke pantat Stella.

“Apa ada yang mau bapak tanyakan lagi?” tanya Stella
“Ng.. nggak ada bu” jawab Yanto gelagapan
“Bapak mau minum apa? Biar saya sekalian buatin” tawar Stella
“Apa aja deh bu yang penting segerrr”
“Sebentar saya ambilkan” sambil Stella berjalan menuju dapur dan membuat es jeruk dalam satu teko sedang.

Yanto mulai mengeluarkan perkakasnya untuk keperluan kerja pertukangannya, sementara pikirannya masih membayangkan kemolekan tubuh Stella, terutama payudara dan pantatnya yang sangat montok dan menggoda. Yanto membayangkan seandainya dia bisa meremas payudara dan pantat montok itu. Lamunan joroknya terhenti ketika Stella memberikan minuman yang diletakkan diatas meja dekat kamar mandi itu..Ketika meletakkan minuman, Stella sedikit membungkuk sehingga belahan kimono pada bagian dada sedikit terbuka dan menperlihatkan dua buah gunung kembar yang terbungkus BH warna merah terang. Pemandangan itu tidak disia-siakan oleh Yanto.

Stella tidak menyadari hal itu sehingga tidak curiga. "Silahkan diminum pak, saya tinggal dulu ya.”

"Oh iya silahkan bu” jawab Yanto padahal tidak rela ditinggal Stella.

Setelah ditinggal Stella Yanto melanjutkan pekerjaannya, sambil terus membayangkan kejadian tadi, ingin rasanya tangannya meremas payudara ranum itu.Kelelakian Yanto terusik apalagi ia sudah lama tidah menikmati hubungan badan karena ditinggal mati istrinyadan selama ini disalurkan dengan onani.

Stella masih merasa letih, sehingga ia istirahat di ruang keluarga sambil nonton tv. Tangannya terus memencet remot untuk mengganti channel tv, semua acara yang ditonton membosankan, dan rasa kantuk pun mulai menyerang Stella, dan tak lama ia pun tertidur di sofa ruang keluarga. Stella lupa jika dirumahnya masih ada Yanto yang sedang bekerja disana.

Jam menunjukkan pukul 5 sore, Yanto telah menyelesaikan pekerjaannya dan berniat menemui Stella. Ketika melewati di ruang keluarga Yanto melihat pemandangan yang menggairahkan, Stella yang ketiduran di sofa dengan kimononya yang terangkat sehingga mempertontonkan paha putih mulusnya, sontak Yanto menelan ludah keringnya dan tonkolan di celananya maskin membesar.

Nafsu menguasai oikiran Yanto.Begitu melihat Stella tertidur di sofa, Yanto layaknya harimau yang siap menerkam mangsanya. Perlahan Yanto mendekati Stella, tangannya gemetaran coba mengelus paha putih mulus Stella. Nafsu Yanto sudah sampai dipuncak, ia terus mengelus paha Stella, terus ke atas hingga akhirnya sampai ke pangkah paha dimana disitu ditutupi oleh celana dalam warna merah terang yang senada dengan BH nya. Dari celana dalam itu membayang belahan vagina Stella yang tidak ditumbuhi bulu-bulu yang menandakan bahwa Stella sering merawat kemaluannya.

Yanto mulai meraba gundukan vagina Stella tepat di tengah-tengah bibirnya. Stella masih tertidur akibat kelelahan, meskian tertidur Stella masih merasakan perasaan geli bercampur nikmat dari gesekan pada vaginanya, Yanto pun melepaskan celana dalam yang dipakai Stella dan tanpa menunggu lama Yanto langsung melahap vagina Stella, dengan lihainya lidah Yanto menari-nari di belahan vagina Stella dan divariasi dengan sedotan-sedotan mulutnya.

Dimasukkannya satu jari kedalam vagina Stella dengan perlahan, mencari G-spot pada vagina Stella. Stella pun mulai mendesah. Merasa diatas angin, Yanto mulai berani meremas payudara Stella sambil terus mempermainkan vagina Stella. Dirabanya payudara Stella dari balik kimononya, sungguh besar dan kenyal. Tak puas, Yanto pun membuka tali komono Stella berikut BH nya sehingga kini Stella sudah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.

Yanto sempat terdiam mendapati pemandangan indah itu. Payudara besar dengan puting susu yang kecil berwarna kemerahan dan vagina sempit tanpa bulu disekitarnya. Yanto pun segera mencaplok payudara yang dari awal sudah membangkitkan gairahnya. Dengan sedikit kasar Yanto meremas payudara Stella sambil mengenyot dan menggigit kecil putingnya. Stella pun makin mendesah.

Hari pun mulai gelap, begitu juga di ruang keluarga itu karena lampu-lampu belum dinyalakan. suasana pun kian memanas dengan desahan Stella yang lirih terdengar. Lama kelamaan Stella terbangun dari tidurnya karena dirasakan gerah saat itu.

Melihat sosok yang sedang bermain dengan payudaranya, secara spontan Stella berkata “Pah, itu kamu ya?” tanya Stella karena keadaan ruang yang gelap dan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya.

Yanto yang terdiam, masih terkejut dengan pertanyaan Stella yang terbangun langsung mencari akal dan sedikit merasa bingung. Dan berfikir “Kok dia manggil “pah” ya?” Otak Yanto mulai berputar, “Ternyata dia belum sadar siapa yang menikmati tubuhnya, dan mengira itu adalah suaminya.” Batin Yanto.

Agar sedikit menutupi sosoknya, Yanto langusung berpindah ke arahs elangkangan Stella. Perlahan namun pasti, ciuman demi jilatan mulai menghujani selangkangan Stella, membawa sensai geli pada vaginanya.Membuat sekujur tubuhnya menjadi merinding.

“Ooohhh… Pah, stop pah… Geli” desah Stella yang sedikit kaget dengan perlakuan sosok suaminya itu.

“Nikmati aja mah?” jawab Yanto layaknya suami Stella.

“Ooh… ternyata perasaan ini bisa timbul juga tanpa bersetubuh.” batin Stella karena belum pernah merasakan oral sex.

“Geli, pah… geli…” ujar Stella yang baru kali pertama merasakan oral seks.

“Memek kamu wangi” puji Yanto yang semakin gencar menjilat dan menyeruput semua cairan vagina Stella.

“Ahhh…Geli sekali pah…” kepala Stella bergoyang ke kiri dan ke kanan, mencoba menahan rasa geli sekaligus nikmat dari jilatan sosok suaminya.

Mendengar Stella mulai menikmati jilatan lidahnya, Yanto pun semakin bersemangat lagi untuk mengoral vagina tak berbulu milik Stella itu.

“Oooohh... enak sekali pah…” jerit Stella sambil mencengkeram sofa kuat-kuat mulai menikmati jilatan sosok suaminya.

Salah satu tangan Yanto naik, ke arah payudara Stella dan mulai meremas bongkahan kenyal dadanya dengan perlahan. Lalu dengan perlahan ibu jari dan jari telunjuk mulai menyentil, memelintir dan memlin putting susu Stella yang sudah tegak menantang itu.

Tiba-tiba, pinggul Stella menjadi tidak terkendali “Pah… Paaahhhh… Mamah mau pipis… ooouuhhh…“ jerit Stella menjadi-jadi.

“Keluarin aja mah” jawab Yanto sekenanya dengan jilatannya yang makin intens.

“Oooouuuugghhhhh…” lolongan panjang Stella yang untuk pertama kalinya mendapatkan orgasmemya. Dan Yanto dengan lahapnya menyeruput cairan orgasme Stella.

“Ahh…Ahh..ahh… enak banget pah, lega rasanya” kata Stella dengan mata terpejam di tengah rasa lelahnya.

Sambil membuka seluruh pakaiannya, Yanto menjawab “Itu namanya orgasme mah, puncak saat berhubungan sex. Enak kan?” suaranya jadi agak berat karena sudah tidak tahan ingin menyetubuhi wanita idamannya.

“Iyyah… enak banget pah..” jawab Stella sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya.

Kini mereka berdua sudah sama-sama telanjang bulang tanpa ada yang menghalangi. Kemudian Yanto memposisikan kemaluannya tepat di depan vagina Stella, digesekkannya ujung gundul penisnya dibibir vagina Stella beberapa saat “Uuhhh..” keduanya melenguh bersamaan, dan Stella merasakan perasaan geli dan nikmat itu kembali datang.

Perlahan tapi pasti Yanto mulai memasukkan penisnya kedalam vagina Stella, “Ohhh... Sakit pah.. Ahh” lenguhan Stella sedikit menahan rasa sakit sambil memjamkan mata.

“Tahan sayang, oohhh...sakitnya bentar aja kok... ohhh” lenguhan mereka saling bersahutan. “Memek kamu ooohhh.. sempit banget sayang” sambil Yanto terus mendorong penisnya masuk sedikit demi sedikit.

Malam ini penis suaminya itu terasa begitu berbeda, “Punya kamu yang tambah gede pah uuhh sakitt” lirih Stella. “Pelan-pelan, mas… sakit banget…”

“Oouuhhhh..” lenguh keduanya bersamaan ketika penis itu masuk seluruhnya. Didiamkan sebentar oleh Yanto agak ia merasakan kedutan-kedutan vagina sempit milik Stella dan agar vagina Stella terbiasa dengan ukuran penisnya. Sambil menunggu, bibir Yanto tak tinggal diam, dilumatnya bibir mungil milik Stella yang sangat menggoda itu. Ciuman mereka sangat panas, Stella pun membalas dengan sangat bergairah hingga lidah mereka saling melilit satu sama lain.

Mereka pun menyelesaikan ciuman panas itu karna sudah kehabisan nafas “Pahh, kamu beda banget kali ini” ujan Stella.

“Ya beda lah…” ujar sosok lelaki yang masih menindih tubuh langsing Stella dan menyodok-nyodokkan batang penisnya ke dalam celah kenikmatan Stella yang membanjir.

”Karena aku bukan suami kamu sayang…!!!”

DEG…!!! Jantung Stella seolah berhenti berdetak. “Uuhhh.. Ahhh.. Siapah Ahh..kamuhh?” tanya Stella di tengah sodokan pria tersebut.

Sekilas, dari postur tubuh, rambut dan aroma tubuhnya, ia sedikit menerka siapa sosok yang saat ini sedang menyetubuhinya. Ia teringat dengan orang yang hari ini datang kerumahnya, dan sosok yang sedang menikmati tubuhnya adalah... PAK YANTO.

“Lepasin pak!!” Dengan segenap tenaga, Stella berusaha mendorong tubuh Yanto. Namun sekuat-kuatnya tangan ramping Stella, ia seolah mendorong tembok. Tubuh Yanto sama sekali tak bergerak sedikitpun.

"Uhhh… Memekmu seperti memek perawan, peret banget…" kata Yanto sambil terus memompa penisnya dengan kecepatan yang terus meningkat.

Tak kehabisan akal, Stella mulai memukul-mukulkan genggaman tangannya ke wajah Yanto. Tapi Yanto yang sudah merasa berada diatas angin, segera menangkap kedua pergelangan tangan Stella dan langsung melentangkannya jauh-jauh kearah samping, sehingga Stella dalam posisi tak berdaya, lebih terlihat seperti orang yang pasrah.

“Tolong pak… Lepasin saya pak…”mohon Stella yang dibalas Yanto, “Udah nikmatin aja ahhh.. tadi juga keenakan kan pake mulut saya”

Melihat Stella yang masih mencoba meronta, mulut Yanto langsung ia majukan kedepan, mencaplok puting kiri Stella yang tegang kemerahan.

Mau tak mau Stella hanya bisa melenguh. “Ouuhhh… pak saya mohon…ouhhh”

“Mohon apa? Mohon dipuasin? Ahhh” ejek Yanto.

“Oouuuhhhh” Stella merasakan gelijang kenikmatan pada puting payudara. Sejenak rontaan tangannya mereda dan tubuhnya melemas.

Melihat Stella yang sudah takluk, dengan gerakan perlahan Yanto mulai menggerakkan batang penisnya didalam vagina Stella

“enak kan ngentot sama saya?” tanya Yanto dengan nada menggoda sambil menggerak-gerakkan batang penis yang sudah menancap dalam di vagina Stella. Stella hanya bisa melenguh kenikmatan tanpa bisa menjawab pertanyaan Yanto.

Dengan tak mengurangi gerakan-gerakan menyodoknya, ia kembali bertanya pada Stella, ”Heh, kalo ditanya itu jawab uuhhh enak gak ngentot sama saya?”

Stella sengan spontan menjawab “Iyyahh.. ahh Iyyahhh enak pak”

“Apanya yang enak?” kembali Yanto bertanya.

“Ngentot ahhh.. Ngentot sama bapak enak ouuhhh”jawab Stella yang mulai tenggelam dalam nafus birahi.

“Enak mana sama si Andre? haahhh”

“Bapak aahh.. bapak enakk haahh.. ohhhh...bapak lebih enakkk” racau Stella mulai tak terkendali.

Vagina Stella sudah sangat becek dan merekah merah, lendir yang keluar akibat persetubuhan batang dan celah kenikmatan ibu satu anak ini pun tak dapat berbohong. Merembes banjir keluar dengan derasnya.

“Kamu bakal puas… kamu ga bakal kecewa aahhh…”

“CPOK… CPOK… CPOK… CPOK… CPOK…” suara tumbukan penis dan vagina basah terdengar begitu keras di tengah ruang keluarga itu.

“Ooouuhhh… Memekmu benar-bener enak…” desah Yanto yang semakin mempercepat sodokan di vagina Stella.

“Oouuuhh... Aaahhhh.. Uuhhh” Stella hanya bisa mendesah menikmati sodokan tukang ledeng yang sedang menggagahinyaini.

“Aahhh aku aahhh mau pipis...” terdengar suara lirih Stella.

“Keluarin ajah sayaangg aahhh, kalo kamu keluar ahhh... kamu harus teriak..”

“Sumpah… Enak banget, memekmuuu… sepertinya aku bakal keluar juga nih ahhh” Yanto seolah kesetanan. matanya merem melek, dan Stella pun merasakan hal yang sama. Gatal di vaginanya seakan meminta untuk terus disodok.

“Aku mau keluar…ouuhh” ujar Stella tiba-tiba.

Stella yang sudah pasrah, merasakan kenikmatan dari hal yang dinamakan persetubuhan. Rasa nikmat yang tak ia peroleh dari suaminya.

“Sssshh… Oooouuggghh… Sssshhhh…” desah Stella.

Stella mulai melenguh begitu keras setiap kali Yanto memompa penisnya secara brutal dan tak menentu. Stella di ambang orgasmenya lagi. Namun kali ini gelombang orgasme yang akan datang, jauh lebih besar dari gelombang orgasme beberapa saat lalu.

“Ooooouuuuggggghhh…AKU KELUAARRR...Oouuugghhh” teriak Stella saat orgasmenya pecah.

“Tunggu sayang, aku juga keluar…” teriak Yanto sambil menancapkan penisnya dalam-dalam.

“Ooooouuuggghhh…“ tubuh Stella tiba-tiba mengejang, punggungnya membusur ke belakang, dan kepalanya mendongak keatas ketika mendapatkan orgasme.

“Ssshh…Ennaaaakkk baaanngeeettt… Ooouuuggghhhtt…” teriak Yanto begitu batang penis memuntahkan lahar kenikmatan.

Stella merasakan panas didalam vaginanya berkat cairan sperma yang ditembakkan Yanto. Dan untuk beberapa saat, kedua insan ini menghentikan segala aktifitasnya. Mereka saling tindih dengan nafas yang putus-putus. Tak lama bibir mereka sudah saling bertautan.

Yanto mencabut batang penisnya yang dipenuhi lelehan cairan cinta mereka berdua dan langsung mengarahkan pada bibir Stella. “Bersihin pake mulut kamu..” pinta Yanto pada Stella.

Stella menolak untuk memasukkan penis tersebut kedalam mulutnya karena ia tidak pernah melakukannya, dan penis itu kotor. Tapi dengan sedikit kegigihan dan paksaan akhirnya Yanto berhasil memasukkan penisnya ke dalam mulut Stella.

“Telen..” perintah Yanto yang langsung dilakukan oleh Stella.

“Ternyata rasanya tidak buruk, malah ada manis-manisnya” batin Stella.

Setelah itu Yanto langsung memakai pakaiannya kembali dan bergegas pulang karena takut akan ada orang yang datang. Dan tak lupa ia meminta ongkos perbaikan saluran air yang telah ia kerjakan. Sepeninggalan Yanto, Stella langsung ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
 
Cerita kaya gini jarang tamat, lanjutin hu sampai tamat:Peace:
 
cerita baru semoga mengasyikan.....masih pejwan
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd