Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Seks Mengelola Kosan Sahabat

Mau tau nih, suhu semua tim siapa?

  • Nisya

    Votes: 190 17,8%
  • Tita

    Votes: 186 17,4%
  • Lola

    Votes: 119 11,1%
  • Rachel

    Votes: 210 19,6%
  • Mia

    Votes: 62 5,8%
  • Tante Dian

    Votes: 281 26,3%
  • Fitri (Newcomer)

    Votes: 22 2,1%

  • Total voters
    1.070
Mia, Streamer Kenikmatan



“Eh Abang kan…?” kalimat pertama yang keluar dari bibir manis Mia.

“Kenalin, saya Andre. Pengelola Kost ini, pemilik akun Neza yang dari kemarin main sama kamu.”

“Iya Bang Andre kan? Gw ga nyangka kalau Andre lu bang,” lanjut Mia masih dengan muka shocknya.

“Iya banyak ya nama Andre, jadi lu ga curiga itu gw? Mau jadi streambar kah?”

“Eh iya, eh nggak Bang. Maksud gw enggak pasaran kok namanya, cuma gw ga nyangka aja itu lu. Streaming barengnya jadi dong. Masuk bang,” Mia mengajak gw masuk. Kamar Mia ini cukup berwarna. Dominan warna yang dia pilih adalah warna-warna pastel. Terlihat dari selimutnya yang berwarna-warni pastel itu. Harum kamarnya membuat Junior hampir naik, untung gw masih bisa ngontrol. Mia yang jalan di depan kini sudah duduk di kursi gamingnya, sementara gw dipersilakan duduk di kasur. “Abang mau minum beer atau kopi?”

“Beer boleh kalau ada Mi,” jawab gw masih sambil mengamati sekeliling kamar. Sementara itu, Mia sedang membuka kulkas kecil miliknya di sebelah mejanya. Gw perhatikan sekilas ada beberapa kaleng beer dan kaleng kopi instan. Mia mengambil 2 kaleng beer, satu diberikan ke gw satu lagi untuk dia sendiri. Hal yang paling menonjol dari Mia adalah toketnya yang cukup besar tapi masih terlihat kencang, serta pantatnya yang bulat seperti bola sepak. Dengan dua aset tersebut, herannya Mia memiliki perut yang ramping dan kaki yang cukup jenjang.

“Jadi selama ini tu gw main sama pengelola kos ini. Ga nyangka sih gw bakalan sekebetulan ini. Pantes cepet banget nyampenya tadi.”

“Iyaa, ga sengaja banget ya,” jawab gw sambil meneguk bir kaleng berwarna hijau itu.

“Lagian Bang Andre juga ga pernah negor kalau pas papasan di bawah.”

“Sengaja Mi, hhehe, biar lu nya penasaran.”

“Yaudah mau nyantai dulu atau langsung gw mulai aja nih stream nya?”

“Iya silakan, gw duduk di sini aja kan?”

“Iya Bang, senyamannya abang aja. Ambil bantal atau guling buat sandaran juga gapapa Bang.” Mia lalu kembali fokus ke pcnya membuka aplikasi streaming, kemudian menyambungkan hp ke pc. Sedikit mengatur kamera agar gw juga masuk frame, begitu siap, streaming pun dimulai. Belum ada 10 detik streaming dimulai sudah ada 100 an orang sendiri masuk ke channel ini. “Haiiiii Guyyyys, seperti janji gw kemarin. Gw datengin tamu spesial. Teman ingame gw yang namanya Neza itu. Ini dia gaes,” Mia menunjukkan gestur mengarahkan tangannya ke gw. Gw pun melambai ke kamera dan melemparkan senyum. “Jadi kalian harus tau guys, Neza ini ternyata pengelola kost gw gaess. Kebetulan banget ga sih??? Kalian inget ga guys, gw pernah cerita kalau pengelola baru kost gw ini cakep, ya dia ini guys. Gillaaaa, seneng banget gw ternyata bisa streaming bareng dia. Kira-kira malam ini kita bisa menang berapa ronde ya? Menurut kamu kita main berapa ronde nih malam ini?” tanyanya kepada gw yang membuat gw sedikit malu. Ronde?? Pikiran gw travelling.

“Sekuatnya kamu aja Mi, gw mah hajar terus selama menang mah,” jawab gw sambil senyum tipis dan mengedipkan mata ke arah Mia. Mia yang sepertinya menangkap kode gw, membalasnya dengan senyuman tipis.

“Itu guys kata Andre, hajar terus asal menang. Kita cari win streak minimal 5 ronde yaaa guys!” Sementara Mia masih meneruskan cuap-cuap ke penontonnya, gw merhatiin gerak gerik dan betapa seksinya Mia ini. Gw sedikit tersanjung ketika dia menyampaikan bahwa kalau gw ganteng. Ya gw emang ganteng sih, kayaknya malam ini gw bakalan dapet enak lagi nih.

Beres cuap-cuap pembuka, kami pun login ke game. Waktu itu kami main bertiga. Teman ketiganya ini kata Mia adalah teman dekat dia juga. Namanya Dea, streamer juga. Mereka suka ganti-gantian mengisi konten gitu katanya sih. Cuma kalau game nya ML aja, Dea bukan pemain Valo. Sekilas gw perhatiin wajah Dea ini cukup manis juga dan ga kalah seksi dibandingkan Mia.

Gw di game ini terpaksa gw harus menjadi carry, karena Dea dan Mia udah jadi mage dan support. Untung set hero gw lumayan lengkap. Sebenernya gw sendiri pun malas main carry karena bosan kudu ngecarry tim, tapi buat Mia dan Dea gapapa deh. Selama main, gw sering ga fokus karena ada yang bulat dan mantul tetapi bukan bola. Apalagi kalau bukan sepasang toket milik Mia yang cukup besar tapi bulat itu. Gw bukan penggemar toge sebenernya, tapi Mia ini pas. Ga begitu kegedean, badannya pun ramping, pantatanya juga bulat. Kala itu dia hanya memakai celana 5 cm dari pangkal paha. Bah pahanya putih alus pisan. Pengen rasanya gw meluk si paha itu, daripada meluk guling ini.

Skip skip skip, kami pun bermain sekitar 7 game. Lima diantaranya kami berhasil menang dan gw sebagai MVP. Mia pun cuap-cuap ke penonton sebelum mengakhiri streaming nya malam itu. Beres menutup aplikasi dan lainnya, dia yang masih duduk bersila di kursi yang berputar dan kini menghadap gw. Mempertontonkan toket bulat besarnya dan paha dengan celana super pendeknya itu. Gw pun meneguk ludah berusaha mengendalikan diri.

“Abang tu apa-apa bisa ya? Udah punya kantor IT sendiri, terus tiap game jago, jangan-jangan jago mainin hati cewek juga ya Bang?” godanya sambil menikmati sekaleng beer yang belum habis itu.

“Ga juga ah, urusan yang terakhir itu gw ga mahir. Malah hati gw yang dimainin cewek”

“Ah masak orang seganteng lu bisa dimainin cewek sih Bang?”

“Justru karena gw ganteng, banyak cewek yang asal nempel tapi taunya ga ada rasa.”

“Ah ga enak banget sebelah tangan. Enaknya kalau dah 2 tangan bertepuk,” dia memeragakan 2 tangan yang bertepuk di depan toketnya. Membuat toketnya bergoyang naik turun. “Kayaknya gw tau deh Bang masalah abang kenapa sama cewek ga mahir.”

“Kenapa tu Mi?”

“Abang ngobrol ama gw, tapi matanya ke toket gw. Iya kan?” Mia menurunkan kakinya lalu membusungkan dadanya.

“Eh eh, ga kook Mi.”

“Yakin?”

“Ya iya sih. Lagian toket lu gede, tapi pakaian lu kayak gitu kan mengundang banget buat gw liatin ya.” dia pun tertawa.

“Dulunya gw pemalu tau Bang. Lu tau Billy Eilish kan? Dia selalu pakai pakaian kebesaran. Nah gw dulu juga gitu, cuma semenjak gw kenal Dea pola pikir gw berubah.”

“Emang kenapa Mi?”

“Waktu itu gw diajak sama temen gw yang lain buat jadi spg di sebuah event mobil gitu. Awalnya gw malu, karena waktu itu gw ga pernah berpakaian layaknya SPG, tetapi karena untuk keperluan kuliah akhirnya terpaksa gw ikuti saran teman gw. Di situ lah gw ketemu Dea, eh ternyata gw malah nyambung ngobrol sama dia. Beberapa kali pun kami ngejob bareng. Ternyata kami punya hobi sama, ngegame. Waktu itu masih jarang nemuin cewek yang suka ngegame. Sekarang mah banyak. Terus gw diajakin main ke kosan dia. Di sana kami main bareng. Gw heran waktu itu, kenapa tiap dia streaming pakaiannya selalu terbuka. Katanya inilah satu-satunya nilai jual streamer cewek, selain jago main game dan muka yang menggemaskan. Gw pun belajar jadi streamer darinya. Seringkali gw main ke kos Dea, sampai suatu ketika selesai main game dan streaming, Dea tiba-tiba memeluk dan mencium gw. Rasanya aneh, tapi nyaman. Bibirnya lembut dan kami pun berciuman mesra layaknya sepasang kekasih. Selanjutnya Bang Andre tau lah. Semenjak itu, gw mulai menerima diri gw dan memaksimalkan potensi gw. Ya apalagi kalau bukan badan seksi ini,” pungkas Mia menceritakan tentang dirinya sambil berdiri memperagakan gerakan tangan yang turun dari toket ke pahanya yang benar-benar seksi.

“Dea Lesby? Kamu juga?”

“Ga sih Bang, kejadian itu cuma kayak pembuka gerbang buat gw aja. Abis itu sih kami sering main bertiga sama cowoknya dea, atau orang random gitu Bang,” jawabnya tertawa kecil.

“Oh masih suka kontol ya Mi?” ejek gw. Kami pun tertawa.

“Bang, gw punya tato lho. Mau lihat ga?”

“Emang tatto lu dimana?”

“Ada di punggung,” dia kemudian duduk di sebelah gw menghadap ke arah pintu. Perlahan Mia menarik tanktop nya ke atas, buset belum apa-apa dah telanjang dada aja ini di depan gw. “Bagus ga Bang?”

“Bagus banget Mi? Dimana ini bikinnya?” gw memuji tato kupu-kupu berwarna ungu kebiruan miliknya yang ada di punggungnya.

“Ada di teman gw Bang. Kalau lu mau tato, bisa gw ajak kapan-kapan ke sana.”

“Boleh Mi, kebetulan gw lama banget pengen nambah tato, tapi mager cari artisnya.”

“Oke Bang, eh ada satu lagi di depan,” dia sembari memutar badan. Toketnya yang besar bulat terpampang jelas di depan mata gw. Mia mengangkat kedua toketnya. Terlihat tato bunga teratai terukir di bawah antara belahan toketnya. “Coba abang pegang deh,” gw pun menurutinya.

“Lembut Mi, selembut sutra tatonya,” puji gw sambil meraba tato bunga teratainya. “Kalau yang lu pegang ini asli Mi?”

“Asli lah Bang, mana ada gw duit buat suntik,” tawanya lepas. “Mau coba pegang?”

“Boleh?” tanpa menjawab, dia menurunkan tangannya. Kini kedua tangan gw sudah berada di atas toketnya. Bulat banget, ga ada kendor sama sekali. Baru sekali ini gw melihat yang sebesar dan sebulat ini.

“Kenapa toketmu bisa bulat gini sih Mi?” tanya gw sambil meremas lembut toketnya.

“Ada deh, rahasia,” jawab Mia sambil menjulurkan lidahnya. “Bang, ada satu lagi tato. Tadi sih sedikit kelihatan, cuma ini gw kasih liat biar lebih jelas.” Dia pun berdiri, menurunkan celana pendeknya. Alamak, memeknya bersih tanpa rambut sama sekali. Meski katanya dia sering main, terlihat memeknya masih terawat. Dia lalu merangkak ke sandaran kasur dan duduk menyandar di sana sambil mengangkangkan kakinya. Gw melihat tato sosok putri duyung pengitari pahanya. Sedangkan kepalanya berada persis di pangkal paha.

Gw mendekat dengan tangan jari jemari gw yang bergerak perlahan dari ujung kakinya, lutut, hingga ke paha dalamnya. Gw raba paha halusnya tepat di tatonya. “Kualitas tatonya ini premium sekali Mi, apalagi kanvasnya lebih premium lagi.” Dia hanya diam saja menerima pujian dan rangsangan gw di pahanya. Gw lihat sebentar ke arah Mia, dia menatap gw dalam sambil tersenyum tipis. Mengerti kode itu, gw lanjutkan gerakan jari gw mengitari tato di pangkal pahanya.

Perlahan jari gw sudah berada di atas memeknya. Lembut sekali, masih berwarna merah muda merekah. Gw gerakan jari tengah gw di atasnya naik turun. Gw lihat Mia meresponnya dengan mata terpejam dan menengadah ke langit-langit. “mmmmmmm, terus Bang. Masukin aja.”

Gw pun melanjutkan permainan jari gw, pelan-pelan gw masukin ujung jari telunjuk gw ke dalam memeknya yang mulai basah. Berdiam sejenak lalu dengan tempo sedang gw mengocok memeknya. Kakinya pun kini mulai bergerak mengapit badan gw, sedang mulutnya hanya mengeluarkan suara desahan yang memancing nafsu sampai ke ubun-ubun.

Selama hampir 10 menit bermain di situ, gw sudahi permainan jari gw. Gw diamkan sejenak, “Bang, kenapa berhenti?” gw melihat mukanya memelas ingin dipuaskan. Gw pun melanjutkan permainan gw dengan lidah, gw jilat pangkal pahanya, bergerak ke memeknya. Gw jilat permukaannya yang mulai basah. Tangan Mia pun sudah berada di kepala gw menekan gw buat lebih dalam lagi memainkan lidah.

Gw pun meresponnya dengan memasukan lidah gw ke memeknya. Harum sekali memek cewek ini gw pikir. Gw mainkan klistorisnya dengan tempo sedang hingga cepat, “Mmmmmmmmh mmmmmmh, bener begitu Bangg. Enaaaaaaak.” gw mainkan lidah gw di sana selama hampir 10 menit, dia pun terdiam. Lalu badannya mengejang, SRUUUUUT SRUUUUUT SRUUUUUT. Ternyata dia squirt. Cairannya membasahi seluruh wajah gw. Entah kenapa gw ga merasa jijik, mungkin karena kalah dengan harumnya tubuh dan kamar Mia ini. Mia pun lemas dan menyender ke belakang. Gw bangkit, lalu mengambil tisu, cairan pipisnya sedikit mengenai kaos gw. Gw pun segera melepaskannya dan menaruhnya di gantungan baju.

“Bang, sorry ya. Gw ga bilang dulu tadi.”

“Iya gapapa Mi,” jawab gw tersenyum sambil kembali duduk di dekat Mia yang masih berusaha mengembalikan staminanya.

“Gila Bang, gw baru keluar sekali aja udah kerasa lemes gini.”

“Yaudah istirahat dulu aja Mi,” jawab gw sambil mengelus kepalanya.

“Ga ah, gw belum muasin abang, dan belum ngerasain kontol Abang. Muka abang juga basah karena gw.”

“Udah gapapa Mi,”

“Ga ah Bang, ke kamar mandi yuk. Gw bersihin,” dia pun bangkit lalu berjalan ke kamar mandi, gw mengikutinya dari belakang. Sebelum masuk kamar mandi, dia membantu melepaskan celana gw. Kontol gw pun menjulang di hadapan mukanya. Dia hanya mengecupnya sekali sebelum bangkit lalu menarik tangan gw buat masuk ke dalam kamar mandi.

Dia menyalakan shower air hangat yang kemudian membasahi seluruh tubuh kami. Mia mengambil sabun muka lalu memasukkannya ke muka gw, beres itu, dia mengambil sabun mandi lalu mengusapnya ke seluruh tubuh gw. Begitu ketemu dengan kontol gw, dia berhenti lama di situ. Dia mengocok kontol gw pelan, lalu semakin cepat. Gw ga mau menyiakan momen ini. Gw cium bibirnya. Kami pun beradu lidah. Ciuman Mia ini lembut tetapi permainan lidahnya bisa gw bilang cukup ganas.

Sembari kami berciuman, tangan gw meraih dispenser sabun di belakang tubuhnya. Gw ambil sekepal tangan lalu mengusapkannya ke punggung Mia, lalu bergerak ke pundak, leher, berakhir di kedua toket bulatnya. Gw usap toketnya. Berputar-putar, lalu sesekali memilin puting merah mudanya. Ciuman kami semakin panas di bawah siraman air hangat. Perlahan sabun yang ada di tubuh kami pun menghilang. Merasakan sabun yang sudah mulai hanyut dari kontol gw, Mia pun segera duduk bertumpu di lututnya. Mengarahkan bibir lembutnya ke arah kontol gw.

“Miaaaaaa, enak banget sepongan luuuu Mi..” erang gw sambil membantu kepalanya bergerak maju mundur. PLOOOK PLOOOK PLOOOOK bunyi yang dihasilkan dari perpaduan kontol gw dan mulut Mia.

“mmmmmmmmh mmmmmmmh bwaaaah,” sesekali dia melepaskan kulumannya dari kontol gw.

“Miaaa ahhhhh ahhhh, enak banget Miii, bener terus gitu,” Mia pun melanjutkan permainan mulutnya di kontol gw sampai 15 menit kemudian hampir saja gw crot, gw sempat menghentikan kepalanya. Gw tarik kasar badannya ke atas, menciumnya sesaat, lalu memutar badannya menghadap tembok.

Gw tampar pantat bulatnya, gw remas toket bulat nya yang hampir menempel dinding. Shower gw kecilkan lalu perlahan gw tempatkan kontol gw ke arah memeknya. Blesssshhhh. Gilaaaaa, memek Mia ini njepit banget. Gw menggenjot memeknya dengan tempo sedang. Pinggul Mia ga diam, dia mengimbangi tempo gw dengan badan yang aduhai seksinya itu.

“Bang andreeehhhhh ahhhhhhhh oooooooooh, aaaaaahh,”

“Miaaaa, enak banget memekmu Miaaaa ahhhh,”

“Kontol abang jugaaaaah aahhhhh,” beriringan dengan erangan keras kami berdua. Tempo kami percepat. Kami beradu dalam kenikmatan, berkutat dalam pusaran keindahan tubuh Mia. Ga ingin crot tanpa melihat toket bulat Mia, gw sudahi permainan dari belakang. Badannya gw balikan menghadap gw, kaki kirinya gw angkat, lalu kembali gw tanamkan dalam-dalam kontol gw. Kami berciuman dengan liarnya.

“MMMMMMMHHHHH aaaaaaah BAAAANG, AAAAAAH,” teriak Mia begitu ciuman kami terlepas.

“MIAAAAAAAAHHHHHH, AHHHHH,”

CROOOOOT CROOOOT CROOOOT

Sperma gw memenuhi rahim Mia. Gw peluk Mia erat, lalu sesaat kemudian gw cium keningnya. Toket bulatnya menempel ke dada gw. Rasanya lembut sekali. Gw pun mematikan shower, lalu mengambil handuk dan mengusap badan Mia. Gw papah Mia keluar karena dia tampak begitu kelelahan.

“Baaang, barusan itu nikmat banget,” ucap Mia sembari kami berjalan ke kasur. Mia yang masih berbalutkan handuk langsung saja rebahan ke kasur.

“Iya Mia, yang barusan itu nikmat luar biasa,” balas gw sambil mengelus rambutnya. Gw kecup keningnya, Mia pun memejamkan mata dan sesaat kemudian terlelap. Gw perhatikan tubuh seksinya. Gw buka handuk yang masih melilit toketnya. Gila memang toket nya ini kencang sekali. Gw yang masih telanjang langsung nafsu lagi. Gw ingin ngentotin toketnya. Gw lihat sekeliling, gw coba cek laci di dekat meja. Benar saja, ada dildo dan pelumas di situ. Gw ambil pelumasnya, lalu mengusapkannya di kedua toket Mia dan kontol gw. Gw pun bergerak ke atas tubuh Mia, menempatkan kontol gw di antara toket bulatnya itu.

Mia yang terlelap telentang memudahkan gw memposisikan kontol gw. Sambil tangan gw menekan toketnya menjepit kontol gw, gw gerakan maju mundur. Benar memang, ga cuma memeknya yang enak, belahan toketnya pun ga kalah enak. Gw mengocokkan kontol gw di sana cukup lama. Mia masih saja terlelap dengan badan yang terguncang-guncang karena goyangan gw di atasnya.

CROOOOT CROOOOT CROOOOT, sperma gw muncrat ke muka dan toketnya. Gw pun berdiri mengambil tissue dan mengelap sisa sperma di kontol gw. Entah kenapa gw ga ada pikiran buat mengelap sisa di mukanya. Anggap saja ini kado dari gw malam ini. Gw pun bergegas mengambil celana gw, lalu memakai kembali kaos gw yang sudah cukup kering. Gw ambi note dan menuliskan pesan kepada Mia. “Mia terima kasih malam ini. Maaf gw harus balik ke bawah. Love.” Gw tempelkan sticky note ke toketnya. Waktu itu sudah menunjukkan pukul 1 malam. Karena ada janji dengan Tante Dian besok pagi buat ngobrol di kantor, gw bergegas buat turun agar bisa segera tidur.

Bodohnya, gw ga mengecek cctv dulu sebelum keluar kamar. Begitu gw keluar dari kamar Mia, hendak berjalan ke arah tangga. Terdengar suara pintu tertutup dari arah kamar dekat tangga. Seseorang baru saja keluar dari kamar Tita, tatapan kami pun beradu dengan ekspresi kaget.

Bersambung > Page 64
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd