Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Kakak Beradik

Part 2 Eksib di Mall

Hari ini hari senin, dan aku tidak ada jadwal kelas hari ini, jadi aku berencana seharian akan dirumah terus. Sedangkan kak citra sedang mengambil cutinya agar tidak hangus, jadi kami sama2 gabut dirumah tidak memiliki rencana apa2. Tentu saja kami tidak menggunakan pakaian apapun alias telanjang. Kak citra yang habis cukur bulu pubisnya memberikan ide untuk jalan2 ke mall saja, toh ya jarang kami berdua jalan bareng ke mall sekalian belanja gitu, mumpung hari senin pastinya mall akan sepi.

Aku menyetujuinya dan kamipun sedang bersiap2. Aku menggunakan kaos rib tidak bermotif lengan panjang dipadukan dengan jelana cinos senada. Tidak lupa aku menggunakan jilbab segi empatku. Sedangkan kak citra mengenakan kemeja kotak-kotak, celana jeans dan jilbab pinknya. Karena kami keluar rumah, jadi kami mengenakan pakaian dalam yang lengkap, bra dan celana dalam. Sampai ingin keluar kami tidak memiliki pikiran rencana beraksi apapun.

Waktu masih menunjukkan jam 10 ketika kami berangkat dari rumah. Ketika masuk ke salah satu mall besar di surabaya, kami tidak kaget kalau mall ini sepi sekali karena masih terlalu pagi. Untungnya salah satu gerai pakaian sudah buka, gerai ini merupakan salah satu gerai terbesar di Indonesia warna logonya merah. Kami berkeliling2 mencari2 pakaian yang ingin kami beli, mulai dari kaos ke celana sampai ke pakaian dalam kami kelilingi gerai pakaian ini dari ujung sampai ujung.

Memang sepi sekali pagi ini, bahkan pegawainya pun masih sedikit yang bekerja dan kami hanya berpapasan beberapa orang saja. Mungkin kalian berpikir kalau saat ini adalah momen tepat untuk beraksi, tapi aku tidak bilang apa2 ke kak citra, karena kak citra juga terlihat senang bisa belanja pakaian.

Citra : “wid, tokonya sepi banget yah?”

Widya : “iya kak, kan masih pagi jadi jelas dong masih sepi”

Citra : “kayaknya seru nih kalau bisa beraksi. Hehehe”

Widya : “bener kak. Ayo kak beraksi. Hihihii”

Kak citra pun berjalan menuju tempat yang tidak gampang terlihat oleh orang lain, atau blind spot di gerai ini. Aku kira kak citra akan ke ujung atau ke tempat yang gelap, tapi ternyata blind spot yang dipilih kak citra adalah di tengah2 gerai pakaian ini, sungguh gila kakakku ini. Walaupun ditengah2 tapi tetap saja ini blind spot, di sisi belakang kak citra ada tiang besar yang berisikan pakaian, juga di sisi kanan ada lemari besar yang berisikan pakaian2 yang masih dilipat, dan disisi kiri ada jaket2 yang digantung karena yang digantung jaket jadi lebih besar dan pastinya tidak keliatan dari jauh kalau disana ada orang. Sedangkan didepan kak citra langsung berhadapan dengan tembok yang isinya tas2 dan juga jaket2.

Aku berdiri didepan kak citra, dengan kata lain posisiku dekat dengan tembok yang berisikan tas2 dan jaket2. Kak citra berada di antara tiang dan lemari besar itu. Aku yang masih was-was melihat2 sekitar dan memastikan bahwa kak citra sudah berada di blind spot tersebut dengan melihat dari jauh. Dan benar sekali kalau aku tidak melihat dengan jeli, aku tidak bisa melihat kak citra dengan jelas. Kalaupun mendekat, aku hanya dapat melihat kepala kak citra . Kalau sudah benar2 dekat dengan kak citra baru bisa melihat dengan jelas.

Citra : “aman kan wid?”

Widya : “aman kak. Aman banget malah. Aku hampir gak bisa ngeliat kak citra disitu”

Kak citra hanya menunjukkan lambang oke menggunakan jarinya kepadaku yang sedang berjalan mendekati kak citra menuju posisi strategisku untuk menangkap aksi kakakku.

Tanpa aba2 kak citra langsung membuka 3 kancing atas kemejanya. Aku yang belum siap lansung takjub dengan keberanian kakakku ini. Dengan dilepasnya 3 kancing atas kemejanya, aku dapat melihat dada kak citra yang masih terbalut BHnya.

Widya : “kak, kok gak pake aba2 sih. Aku kan belum siap”

Citra : “hehehe sudah gak bisa ditahan soalnya. Pingin buka baju dari tadi”

Citra : “aku minta tolong kamu rekamin ya say”

Widya : “oke kak. Siap2 ya”

Aku mengeluarkan HPku dan merekam kak citra. Aku sambil mencuri2 perhatian ke sekitar jikalau ada pegawai yang melewati kak citra. Kak citra juga melihat ke kanan dan ke kiri seperti orang kebingungan. Tiba2 dari arah lemari pakaian ada mbak2 pegawai yang berjalan menuju kak citra. Akupun segera memberi tahu kak citra karena ada yang datang. Tapi yang dilakukan kak citra sungguh diluar nalar.

Kak citra justru melepas semua kancingnya, menunjukkan keseluruhan depan BHnya dan perutnya yang mulus yang selalu dijaganya itu. Aku yang sudah dag dig dug malah dibuat semakin parah lagi. Kak citra melepaskan kemejanya dengan tergesa2 karena pegawai itu semakin dekat dengannya. Terlihat kak citra ingin membuka BHnya tapi pegawai itu semakin dekat, akhirnya mengurungkan niatnya itu dan dia hanya mengenakan BH saja sebagai atasan.

Citra : “kak baju ini ada yang ukuran 13?”

Pegawai : “Oh, sebentar kak saya carikan”

Pegawai itu mendekati kak citra yang masih dibatasi oleh lemari baju yang setinggi leher kak citra itu. Kak citra mengangkat tangannya untuk memberikan contoh bajunya dan diterima oleh pegawai itu di sisi lainnya. Entah pegawai itu dapat melihat kalau kak citra hanya mengenakan BH dibalik lemari itu.

Pegawai itu langsung pergi ke gudang untuk mencarikan bajunya. Aku langsung mengelus dada, menghembuskan nafas untungnya pegawai itu tidak tau apa yang terjadi di balik lemari itu. Atau mungkin dia tau?

Aku sembari tadi melihat sambil merekan aksi kakakku menggunakan HPku, tidak lupa aku rekam juga pegawai itu untuk memberikan kesan bagaimana mendebarkannya adegan ini. Beruntungnya dari sisiku aku dapat melihat pegawai itu dengan jelas. Setelah pegawai itu putar balik, kak citra langsung tersenyum bangga menghadap kamera sambil menjulurkan lidahnya.

Kak citra menlanjutkan aksinya melepaskan BHnya dan diletakkan saja di lantai. Kak citra lanjut berpose sexy didepan kamera, sambil joget2 dan meramas buah dadanya. Aku yang masih setangah waras sesekali melihat sekitar barangkali ada pegawai lain yang menghampiri.

Entah sengaja atau tidak, ketika pegawai itu kembali lagi, kak citra justru buru2 untuk melepaskan celana jeansnya. Karena dia mengenakan celana jeans jadinya sedikit susah untuk dilepaskan. Jadi hanya sampai lutut saja celana kak citra dapat diturunkan sebelum pegawai itu sudah cukup dekat dengan kak citra.

Pegawai : “maaf kak ukurannya lagi kosong”

Citra : “iya kak terimakasih ya”

Pegawai : “sama sama kak”

Pegawai itu hanya meletakkan pakaiannya tadi diatas lemari itu. Lalu ketika pegawai itu balik badan tapi masih dekat dengan kak citra, dia malah melanjutkan menurunkan celana jeasnya sampai ujung kaki dan akhirnya dilepasnya celananya. Tentunya aku masih merekam aksi kak citra dengan HPku, tidak lupa pegawainya juga aku rekam dengan jelas, dari perawakannya dan wajahnya juga. Karena ini adalah konsumsi pribadi jadi aku tak masalah kalau merekam orang lain.

Dalam sekejam kak citra sudah meloloskan celana dalamnya, jadi sekarang kak citra bugil kecuali jilbabnya di gerai pakaian besar di salah satu mall di Surabaya. Gila gokil emang. Kakakku memang tidak ada duanya tentang masalah beraksi. Jantungnya dari tadi sampai sekarang masih berdebar dengan hebatnya melihat semua aksi kakakku ini. Dalam rekamanku aku memperlihatkan keadaan sekitar dimana sangat sepi dan ada seorang cewek cantik yang sedang berjoget2 sambil bugil hanya mengenakan jilbabnya saja.

Kak citra berlagak sedang memilih2 pakaian yang ada disekitarnya. Sambil sesekali dia meremas dadanya. Kadang juga dia meraba2 memeknya. Akupun menyorot dengan dekat memek kakakku sendiri yang barusan tadi pagi dicukur.

Melihat pakaiannya tergeletak dilantai, aku iseng mengambilnya. Kak citra hanya berlagak terkejut saja ketika pakaiannya aku bawa. Tapi dia tidak berpikiran kalau aku membawa baju kak citra menjauh darinya, bahkan menjauh dari blind spot tersebut. Sekarang kak citra benar2 kaget dan takut kalau ada yang tiba2 datang menghampirinya. Aku masih merekam wajahnya yang terkejut itu semakin lama wajahnya semakin jauh. “hihihi, mampus lu. Salah sendiri terlalu nekat” batinku.

Kak citra semakin panik karena aku membawa semua pakaiannya semakin jauh dari posisinya. Aku akhirnya mengitari kakakku sambil membawa pakaiannya, dan ketika sudah mendekatinya, aku iseng meletakkan BH dan CDnya diantara pakaian2 lain yang sedang dipajang. Agar semakin menarik, aku meletakkan BH dan CDnya dibagian pakaian pria, bukan di bagian pakaian dalam tapi di bagian kaos dan celana pendek. Andaikan nanti ada yang sedang melihat2 pakaian disitu dan menemukan pakaian dalam kakakku bagaimana raut wajah orang itu.

Semua aku lakukan sambil masih merekamnya menggunakan HPku. Saat aku sudah didekat kak citra, aku memberikan pakaiannya yang tinggal kemeja, celana jeans, dan jilbabnya.

Citra : “makasih ya adikku sudah mengamankan baju2ku”

Widya : “sama-sama kak. Tapi sebelum dipakai aku punya tantangan untuk kakak”

Citra : “apa tuh dek?”

Widya : “kalau kakak mau pakai dalaman kakak, kakak harus ambil sendiri tapi sambil bugil. Kalau kakak sudah pakai pakaian kakak, berarti kakak tidak boleh ambil dalaman kakak lagi.”

Citra : “waaduuuh, kok begitu dek. Kalau kakak ambil begini nanti bisa ketahuan. Tapi kalau kakak jalan2 gak pakai dalaman juga seru. Apalagi nanti dalaman kakak bakalan ditemuin sama bapak2 yang lagi cari baju hehehe”

Citra : “yaudah aku gak pakai dalaman kalau begitu”

Akhirnya kak citra mengenakan pakaiannya kembali. Batinku merasa kurang jika kak citra tidak berjalan telanjang mengambil dalamannya, tapi mungkin dia merasa tidak aman jika dia harus berjalan telanjang sekarang.

Kejadian singkat terjadi di kamar mandi wanita. Ketika aku ingin mengabadikan fotoku sendiri. Aku memiliki ide untuk foto didepan cermin dengan mengangkat bajuku sehingga terlihat buah dadaku yang tertutup BH. Tiba2 kak citra merasa tertantang dan bukan main, dia membuka semua pakaiannya sekaligus kecuali jilbabnya dan ikut berfoto denganku. Aku yang tak ingin kalah akhirnya mengangkat BHku yang berukuran 36C dan menurunkan celanaku. Akhirnya kami foto dengan masing-masing dari kami menunjukkan area sensitif kami.

Kegiatan kami di mall hari ini diakhiri dengan berjalan2 mengitari mall dengan sesekali kak citra menunjukkan putingnya yang mengeras dibalik kemejanya menunjukkan kalau dia tidak menggunakan dalaman. Ketika di parkiran motor, kak citra membuka semua kancing kemejanya menunjukkan toket mungil nan imutnya kepadaku. Tentunya semuanya aku abadikan menggunakan HPku.

---------------------------------------------------

Apakah kegiatan di mall kami cukup sampai disitu? Pastinya tidak dong. Kali ini aku yang mengajak kak citra untuk ke mall dan bedanya adalah sebelum berangkat kami sudah merencanakan sesuatu dan hari yang kami pilih adalah hari libur. Tentunya mall akan semakin ramai. Memikirkannya membuat kami semakin tidak sabar melakukannya.

Jadi, hari ini aku mengusulkan untuk keluar menggunakan pakaian yang sangat tertutup jilbab lebar yang lebarnya saja bisa menutupi seluruh tangan kami, dan juga rok lebar dan panjang. Pakai pakaian seperti itu kok termasuk beraksi? Hihihi, karena memang cuma 2 pakaian itu saja yang kami pakai, tanpa dalaman apapun, bahkan kami tidak memakai atasan. Hanya mengandalkan kerudung lebar kami untuk menutupi dada dan perut kami.

Biar tambah mendebarkan, aku menggunakan hand-cuff pada tanganku dibelakang tubuhku, lalu kak citra menggunakan ball-gag. Ketika kami jalan, hanya aku yang bisa berbicara, dan hanya kak citra yang bisa menggunakan tangannya. Mendengar tantanganku, kak citra malah menambahkan remote vibrator untuk kita berdua, tapi yang memegang remotenya satu sama lain. Jadi aku memegang remote vibrator kak citra dan sebaliknya. Kak citra menggunakan cadar agar ball-gagnya tidak terlihat orang lain. Bagaimana jadinya orang2 melihat orang yang menggunakan jilbab lebar tapi dimulutnya disumpal ball-gag.

Dalam perjalanan kami menggunakan motor, dan jelas hanya kak citra yang bisa mengendarai motor, karena aku menggunakan hand-cuff. Kami berdua menggunakan jaket untuk berjaga2 jika jilbab kami tersibak angin, bukan saatnya untuk beraksi karena aksi sebenarnya ada di mall. Sesekali aku menyalakan vibrator kak citra, walaupun aku gak bisa mendengar desahannya, tapi aku bisa melihat dari cara dia mengendarai motor yang sedikit oleng ketika kunyalakan vibratornya. Sedikit bahaya tapi seru mengerjai dia disaat dia harus fokus dan tidak bisa balik mengerjaiku.

Saat di lampu merahpun aku menyalakan vibratornya dengan durasi yang sedikit lama, aku bisa merasakan getaran tubuh kak citra saat itu. Samar2 aku mendengar suaranya yang mendesah karena aku kerjai memeknya. Kulihat ada beberapa pengendara motor lain yang memandang kak citra ketika tubuhnya bergetar dan menurunkan pandangannya. Pasti mereka bingung apa yang terjadi pada kakakku ini, atau mungkin ada yang berpikiran yang tidak2 dengan kakakku. Sedangkan aku hanya tertawa kecil dibelakang. Saat sebelum lampu berubah menjadi hijau aku membisikkan sesuatu ke kak citra.

Widya : “siap-siap kak. Aku akan membuat kakak terus bergetar terus selama perjalanan”

Sepertinya kakakku memikirkan terus kata2ku itu dan aku bisa melihatnya bergetar saat perjalanan walaupun aku tidak menyalakan vibratornya. Sepertinya dia mengalami yang namanya ghost touch.

Widya : “gimana kak? Enak ya?” kataku berbisik lagi.

Citra : “Hmmmhmmhmmm”

Kak citra tidak bisa berbicara tapi dia menganggukkan kepalanya yang artinya dia menyetujui kalau dia menikmati keusilanku.

Widya : “mau lebih?

Citra : “Hmmhmmm” *menganggukkan kepala.

Melihat persetujuannya aku langsung menyalakan vibratornya lebih sering dari sebelumnya. Kulihat dia lebih sering membungkukkan badannya saat motor berjalan sekalipun.

Kita sudah berada di perempatan lampu merah lagi. Dan saat ini kami ada di barisan depan dan tidak terlihat ada pengendara motor lain. Akupun langsung menyalakan vibratornya dengan kecepatan tinggi selama mungkin. Kak citra langsung mencengkeram gagang motor sekuat tenaga sambil membungkukkan badannya sampai kepalanya menyentuh speedometer motor. Kak citra juga tidak menahan lagi suaranya, dia mendesah mengiringi getaran vibrator yang bergetar kencang dimemeknya.

Citra : “HHMMMMHMMAAAHHHAHMMM”

Citra : “hhmmaahhhahhahah”

Sampai lampu berubah hijau tidak ada pengendara motor lain disamping kami. Tentunya membuatku tidak pernah mematikan vibratornya kakakku. Alhasill dia terus mendesah keenakan tidak sadar kalau lampu sudah berubah menjadi hijau.

Widya : “kak, lampunya sudah hijau tuh”

Sepertinya kak citra memejamkan matanya menikmati kejahilanku. Dengan vibrator yang masih menyala kencang kak citra mencoba menegakkan badannya dan mencoba untuk menjalankan motornya kembali. Sekali lagi, ini berbahaya tapi tegangnya keadaan ini membuatku dan kak citra semakin bergairah. Motor kembali berjalan, kak citra tak henti-hentinya mendesah selama perjalanan. Bahkan sepertinya desahannya semakin kencang. Karena tidak ada orang disekitar kami, aku membiarkan dia seperti ini.

Motor yang kami tunggangi semakin oleng bahkan sekali kami hampir jatuh, aku langsung mematikan vibratornya dan tertawa menertawai kakakku.

Widya : “gimana kak? Enak?”

Citra : *menganggukkan kepala*

Widya : “mau lebih intens lagi?”

Citra “ *menganggukkan kepala lebih antusias”

Tentu saja sampai kami tiba di parkiran mall, aku tidak menyalakan vibrator sekalipun karena selain takut jatuh, aku juga ingin cepat sampai agar tidak hanya kak citra yang mendapatkan kenikmatan sendiri. Saat sampai di parkiran mall, kami sengaja parkir ditempat yang sepi. Aku turun terlebih dahulu baru kakakku. Dan kak citra langsung mengembuskan nafas yang panjang.

Widya : “emang rasanya seenak itu kak?”

Citra : “hhmhmhmhmmmhmhmmhmhm”

Sepertinya kak citra mencoba menjelaskan dengan ball-gag dimulutnya. Paham kondisinya kakakku langsung mengambil HPnya dan mencoba mengetikkan sesuatu.

Citra : “iya eeenaakk bangeeetttt. Dan seseruu ituuu, rasanya kayak dilecehkan dipublik. Dan aku suka digituin. Tolong kamu lecehin aku terus yaa”

Begitulah isi tulisan kakakku.

Widya : “iya dong pastinya kak”

Aku mencoba mengacungkan jempolku dibalik badanku.

Kamipun masuk kemall dengan melepas jaket kami, tentunya hanya kak citra yang bisa melepaskan jaketku. Saat kami jalan tidak terjadi apa2 karena kak citrapun tidak bisa berbicara apa2. Kondisi mall saat ini juga tidak seramai yang kami kira, masih ada beberapa saat kami berjalan dilorong mall sendirian tidak terlihat orang lain selain yang ada di dalam outlet. Tiba2 kak citra mengetik sesuatu dan menunjukkannya kepadaku.

Citra : “sering2 nyalain vibratornya dong. Hehehe”

Aku hanya membalasnya dengan senyum. Sesekali aku menyalakan vibratornya hanya sedetik atau 2 detik. Setiap aku melakukannya dia selalu memejamkan matanya menandakan dia sangat menikmatinya. Yang membuatku frustasi adalah kakakku tidak menyalakan vibratorku, mungkin hanya sekali saja dan itupun sebentar, tidak membuatku keenakan sepertinya.

Citra : “maaf ya aku lebih suka dilecehkan seperti ini, jadinya aku gak nyalain vibratormu”

Tulisan kak citra di HPnya membuatku kecewa, aku juga ingin dilecehkan, tapi sepertinya dia lebih menikmati dilecehkan olehku. Karena itulah aku lebih sering menyalakan vibratornya dengan durasi yang lebih lama, sampai2 kak citra membungkukkan badannya seperti ketika dia mengendarai motor tadi.

Seperti saat ini, kita berada di eskalator, karena sepi tidak ada orang lain bersama kami, aku menyalakan vibrator kak citra selama mungkin. Kak citra mulai bertumpu pada pegangan tangan dengan tangannya. Dia juga mulai berani mengeluarkan desahannya. Aku semakin menaikkan intensitas vibratornya dan semakin keras pula desahannya.

Citra : “aaahhhhmmaahhmmmm”

Ketika sudah ingin sampai ke lantai atas aku mematikan vibratornya. Gak mungkin dia bisa berjalan dengan vibrator yang menyala itu hehehe.

Kita ke lantai atas karena kita ingin membeli sebuah minuman. Tentunya ini sebuah tantangan karena hanya aku yang bisa berbicara dan hanya kak citra yang bisa menerima minuman itu. Kita harus bekerja sama agar tantangan ini berhasil. Terlihat tantangan yang kecil tapi coba lakukan dengan hand-cuff dan ball-gag pasti lebih menegangkan.

Widya : “kak, kita mau beli jasmine teanya 2 yaaaAAhhh ahh”, kataku terkaget2 ketika berada didepan outlet minuman itu karena kak citra tiba2 menyalakan vibratorku.

Kasir : “baik kak. Totalnya 20ribu ya”

Kak citra mengeluarkan dompetnya dari tas jinjing yang dari tadi dia bawa. Semoga saja mas-mas kasirnya tidak bisa melihat apa dibalik jilbab lebar kakakku ini. Dan sepertinya dia tidak sadar kalau aku mendesah tadi. Lalu kak citra membawakan 2 teh ke tempat duduk. Kak citra menyodorkan minumannya tepat didepanku, dan satu lagi didepannya.

Aku langsung bisa menyeruput minumanku tapi bagaimana kakakku? Dia tanpa ragu membuka cadarnya menunjukkan ball-gagnya, lalu menyelipkan sedotan minuman itu disela2 ball-gagnya. Ajaibnya minuman itu tersedot walaupun ada beberapa tetes yang tumpah. Selang beberapa saat kak citra menutup kembali cadarnya.

Ketika pulang tidak ada hal menarik lainnya selain kami saling menyalakan vibrator satu sama lain. Yah walaupun aku lebih sering menyalakannya daripada kakakku sih. Ketika berada di parkiran untuk pulang, aku meminta remote vibratorku karena tidak mungkin kak citra menyalakan vibratorku, jadi biarkan aku yang menyalakannya sendiri.

Saat perjalanan pulang hal yang sama terjadi seperti saat berangkat tadi. Kak citra sesekali membungkuk dan mendesah karena getaran vibrator, bedanya aku juga menyalakan vibratorku sendiri dengan kecepatan kecil atau medium selama perjalanan aku tidak mematikan vibratorku hihihi. Aku juga ikut mendesah dibuatnya. Ketika berada di tempat yang sepi aku menaikkan intensitas vibratorku dan vibrator kakakku. Alhasil kami berdua sama2 mendesah menikmati getaran dimemek kami.
 
Wow. Menarik banget nih pengen tau alasan kakak beradik ini bisa sampai berubah kayak gini. Semoga ada flashbacknya nanti
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd