Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan fantasy eksib Ananda

Bab 2 : Tugas tapi Rintangan

Pagi hari gue telah bangun, jam menunjukan pukul 6:00, gue merasa rileks setelah melakukan masturbasi tadi malam, mengingat kejadian kemarin gue merasa menjadi seorang yang berbeda, apalagi kejadian di bengkel itu, melihat reaksi bapak bengkel itu gue jadi coba melakukan hal itu lagi.

Teringat hari ini kuliah di jam pagi hari, gue memutuskan mandi, gue pergi ke kamar mandi dalam keadaan telanjang, di kamar mandi gue hidupkan shower, jadi disitu gue keramas sambil menyabuni badan gue, disaat menyabuni bagian dada, puting gue merasakan sensitif, perlu diketahui bahwa puting gue merupakan area sangat sensitif bagi gue.

Pas gue mainkan putting gue, gairah gue jadi naik sehingga gue teruskan merangsang puting kanan gue yang mengeras dengan tangan kanan gue, tangan kiri gue menyabuni bagian mulai dari perut sampai ke kemaluan gue, sampai di kemaluan, gue malah menjatuhkan sabun gue dan menggosok klitors gue akibat rangsangan di puting gue tadi.

"Nghhh..., aahhh..., aahh..."

gue merem sambil menikmati gesekan jari, terlintas penis tegak di balik celana si diman di pikiran gue, hal ini menambah intens gesekan di kemaluan gue, pada akhirnya..

"aaaahhhhh......."

akhirnya gue orgasme di kamar mandi akibat dari jari gue, gue terduduk sementara sambil meresapi orgasme barusan, 5 menit kemudian gue bangkit berdiri dan menyelesaikan mandi.

Pas mau mengeringkan badan, gue lupa bawa handuk dari kamar tidur, rasanya malu kalau keluar dari kamar mandi walaupun di dalam rumah, tapi dikarenakan rumah ini cuman gue yang huni, gue coba melangkah keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang, dingin rasanya karena tidak ada kain yang menempel di badan gue, kemudian gue membayangkan bagaimana kalau keadaan gue ini berada di luar rumah, gairah gue naik lagi, tapi gue singkirkan dulu pikiran tadi dikarenakan gue ingat jadwal kuliah pagi gue.

Akhirnya gue memutuskan lari menuju kamar gue dan langsung mengeringkan badan gue. langsung berpakaian blouse tapi tidak memakai jeans, melainkan memakai legging supaya nyaman. terpikir kejadian kemarin, gue coba tidak memakai daleman gue hihihi,



"gimana ya rasanya tidak memakai dalaman di tempat umum, dan gimana reaksi mereka" pikir gue,

"pasti seru nih, hihihi".

jadi gue pakai blouse dan legging tanpa dalaman, gue coba berjalan rasanya agak aneh ditambah lagi geli disekitaran puting dan kemaluan gue. gue mencoba membiasakan jalan gue sambil menyembunyikan rasa sedikit terangsang gue walaupun gesekan pakaiannya terus sedikit merangsang gue. sepertinya gue juga bawa jaket untuk jaga-jaga apabila kondisinya tidak memungkinkan.

gue bergegas menuju mobil gue, dan langsung tancap gas menuju kampus gue. di perjalanan, seperti biasa di persimpangan itu keadaannya macet, gue duduk santai sambil menunggu,

"tok.. tok.. tok..",

gue menoleh ke kanan ada pengamen yang ingin mengamen, gue ambil recehan di dompet gue, pas mau buka kaca, pikiran gue terlintas

"bagaimana jika gue buka kancing atas, terus gue berikan recehan ke pengamen itu",

jadi gue buka kancing atas, terus gue buka kaca mobil gue, pas udah hampir turun, pengamen itu terkejut dengan penampilan gue yang menampilkan sedikit gundukan dada gue, dan gue lebih terkejut karena pengamen itu adalah pengamen yang kemarin mengamen di samping mobil gue, penampilannya masih menggunakan kaos dan celana pendek lusuh, kemudian dia tanya

Pengamen : "neng, neng yang kemarin itu kan neng ?",

Gue : "eh.. keknya nggak deh, salah lihat kali",

Pengamen :"gue gak salah lihat neng, gue masih ingat kemarin itu gue ngamen di mobil ini neng",

Gue : "eh apa iya ?, maaf mungkin saya lupa, mohon maaf ya",

Pengamen : "gak apa-apa neng, panggil aja mas atau bang aja neng, gue asep neng, kalau neng siapa namamu neng ?"

Gue : "saya nanda mas, salam kenal ya mas, sambil bersalaman dibarengi dengan recehan di tangan gue",

Pengamen : "iya neng, salam kenal juga neng, mulus tanganmu neng"

Sambil matanya memandangi dada gue yang sedikit terbuka

Gue : "eh iya mas, terima kasih mas",

pas mau lepaskan salaman tangan gue, pengamen itu tidak melepaskannya,

Gue : "eh mas, udah mau hijau tuh mas",

Pengamen : "eh iya neng, lupa neng",

Gue :"sampai jumpa lagi ya mas" sambil tersenyum,

lampu lalu lintas sudah hijau jadi gue langsung tancap gas meninggalkan pengamen itu.

Sampai di kampus, gue memutuskan memakai jaket gue terlebih dahulu supaya aman, berjalan di kampus rasanya ada yang menggelitik di kemaluan gue karena gesekan dengan legging gue, tetap gue tahan rasa terangsang gue sampai duduk di ruang kelas,

"huh, akhirnya sampai juga di kelas",

gue lihat bagian bawah gue sudah mulai basah di daerah kemaluan gue, untung aja warna legging gue warna hitam, jadi gak kelihatan. selesai kuliah gue keluar dari ruang kelas, masih di lorong kampus gue gak sengaja ketemu dosen pembimbing proyek gue, bu Mina. gue sapa

gue : "Selamat pagi bu.."

Bu Mina : "ya, selamat pagi juga Ayu, apa kabar yu ?"

gue : "sehat bu, makasih bu, apa kabar bu ?"

Bu Mina : "sehat juga yu, gimana proyekmu yu ?"

gue : "aman bu, lagi observasi nih bu"

Bu Mina : "oo, baguslah, semangat kalau gitu, minggu depan kita bimbingan ya yu ?"

gue : "baik bu"

kemudian gue melangkah keluar dari kampus dikarenakan jadwal kuliah gue cuman 1 matkul saja untuk hari ini, jadi gue langsung bergegas menuju ke mobil gue, sesampainya di mobil gue malah diingatkan tugas proyek karena berpaspasan dengan bu Mina, gue yang bingung siapa yang mau di amati, gue baru kepikiran sesuatu

"apakah pengamen tadi itu, si asep bisa diamati ?, pasti bisa nih dijadikan salah satu data "

gue langsung tancap gas keluar dari parkiran kampus dan menuju lokasi biasa pengamen itu ngamen, gue sampai di sekitar persimpangan, gue parkir dulu di pinggiran agak jauh dari lantas, gue lihat pengamen itu gak kelihatan di persimpangan pas lampu merah dari jauh.

"mungkin gue tunggu aja dulu ya",

sekian lama gue nunggunya hingga 18 menit sambil main hp sejenak

"tok.. tok.. tok.."

gue kaget langsung menoleh ke kanan gue, dan benar saja si asep berada di luar kaca kanan gue, gue buka kacanya

Pengamen : "siang neng, lagi ngapain berhenti disini neng ?"

Gue : "eh.. mas asep, ngagetin aja mas, gak ngapain-ngapain nih mas, lagi tunggu pesanan mas" jawab gue dengan bohong

Pengamen : "nunggu pesanan atau nunggu saya neng ?, hahaha"

Gue : "what!!!" gue malu karena ketahuan atau mungkin itu hanya candaan dia aja, pede kali dia

Pengamen : "gak usah malu-malu neng, kelihatan dari muka neng memerah"

gue gak sadar kalau muka gue juga memerah karena ucapan dia

Gue : "sebenarnya nungguin mas juga sih hehehe" menjawab dengan tenang

Pengamen : "kan bener kan nungguin saya, hahaha"

Gue : "iya mas, tapi ada yang mau gue minta sesuatu darimu mas"

Pengamen : "minta apa neng"

Gue : "jadi gini mas, gue itu ada tugas ..............."

setelah panjang gue jelaskan tentang tugas gue ke pengamen itu, ia menjawab

Pengamen : "kalau itu bisa neng, dimana neng mau mewawancara saya neng ?, disini juga bisa neng"

Gue : "kalau masalah tempat, mending di kafe aja mas"

Pengamen : "boleh neng"

Gue : "yaudah mas, yuk naik ke mobil saya mas"

Pengamen : "iya neng, makasih neng"

kemudian dia masuk ke mobil gue di bagian depan dan ia meletakan gitarnya tempat duduk belakang mobil gue.

gue langsung tancap gas menuju ke kafe untuk wawancara, di perjalanan kami cuman diam saja tanpa ada pembicaraan, di lampu merah gue lihat pengamen itu ternyata ia dari tadi lihatin gue terus dari atas rambut hingga ke kaki gue, terutama matanya tertuju ke dada gue karena kancing blouse atas tidak dikancing.

gue yang sadar itu langsung membuyarkan lamunannya

Gue : "woy mas, lihat apaan mas, segitunya kali lihatin gue mas"

Pengamen : "i.. ini neng, neng cantik banget neng, kek bidadari neng"

gue yang tersipu malu karena ucapannya gue balas

Gue : "menggombal ya mas ?"

Pengamen : "nggak neng, emang cantik banget neng, sumpah neng"

Gue : "jiah... malah bersumpah si pengamen ini" dalam hati

Pengamen : "mohon maaf neng kalau lancang neng, mau nanya itu neng gak pakai beha ya neng ?"

jleb.. dia tau kalau gue gak pakai beha, seketika gue keringat dingin sekaligus terangsang, kemaluan gue mengeluarkan sedikit cairan, hal ini dapat dirasakan dari basahnya bagian bawah gue, semoga aja dia gak tau kalau gue gak pakai cd juga

Pengamen : "neng, iya kan neng ?, kok diam aja neng ?"

Gue : "i.. iya mas, saya gak pakai beha mas, saya lupa mas"

Pengamen : "ah yang betul neng, masa neng lupa gak pake beha neng ?"

seolah dia tau isi pikiranku, gue berusaha berbohong

Gue : "iya mas, saya lupa mas"

Pengamen : "yaudah kalu gitu neng"

gue lega sedikit atas jawabannya

Pengamen : "kalau gitu, boleh minta sesuatu gak neng ?"

Gue : "minta apa mas ?"

Pengamen : "boleh di buka kancingnya lagi gak neng"

deg... gue kaget dengar permintaannya sekaligus penasaran bagaimana jika gue buka lagi kancingnya, gue jawab

Gue : "boleh mas, 1 aja ya mas"

Pengamen : "iya neng"

gue lepaskan 1 kancing yang paling atas, dada gue semakin kelihatan tapi masih tertutup sebagian

Pengamen : "wih neng, mulus banget neng"

Gue : "iya mas, terima kasih mas"

gue pun merasa tersanjung karena pujiannya terhadap dada gue

Pengamen : "neng boleh buka 1 lagi gak neng ?"

sial, dikasih sedikit dia minta nambah, gue jawab

Gue : "lah kan udah gue lepaskan, masa dilepas lagi sih ?"

Pengamen : "tanggung neng, sebenarnya gak ada bedanya tadi neng lepaskan 1 tadi neng"

Gue : "hmm, baiklah mas"

pas gue mau lepaskan kancing 1 lagi, “ting..” lampu lalu lintas sudah hijau, gue di klakson dari pengendara mobil belakang gue, gue langsung pegang stir gue dan tancap gas

Gue : "mas, udh lampu hijau mas, maaf mas gak sempat lepaskan kancing saya tadi mas"

Pengamen : "gak apa-apa neng, saya bantu ya neng"

Gue : "eh mas, jangan mas, biar saya aja nanti mas"

Pengamen : "tanggung neng, toh juga masih jauh neng, biarkan saya yang bantu buka neng"

belum sempat gue jawab, tanpa izin pengamen itu langsung mengulurkan tangannya ke kancing blouse gue, ia langsung mencoba melepaskan kancung gue, gue jawab

Gue : "satu aja ya mas"

Pengamen : "iya neng"

setelah lama tangannya berada di kancing gue, tanggannya menyenggol bagian bawah dada gue, gue langsung merespon

Gue : "mas, jangan disentuh mas, gak boleh mas"

Pengamen : "eh iya neng, maaf neng"

Gue : "kenapa lama kali lepaskan kancingnya mas ?"

Pengamen : "maaf neng, dikit lagi neng, bentar lagi lepas neng"

dan kancing itu akhirnya terlepas, tangan pengamen itu akhirnya mulai mundur dan ia ambil kesempatan nyentuh dada gue dan langsung menarik tangannya. gue biarkan aja kelakuannya itu yang penting kancingnya sudah dilepas dan tangannya tidak lagi di blouse gue.

2 menit kemudian, gue merasakan hal aneh di badan gue dan ternyata..

Gue : "mas, ini kok kancingnya lepas semua mas ?, tadi sudah saya katakan cuman 1 aja mas, kok jadi semua mas"

gue marah-marah ngatakan ke pengamen itu, gue gak sadar sebelumnya karena gue terlalu fokus ke jalanan

Pengamen : "mohon maaf ya neng, soalnya tadi pas saya buka tanggung neng, jadi saya buka lagi sampai paling bawah neng, hehehehe"

Gue : "udah mulai nakal ya mas, yaudah deh mas, gak apa-apa mas"

gue hanya bisa pasrah dengan kelakukannya, gue lihat pengamen itu, dia semakin melongo lihat penampilan gue yang udah melepaskan seluruh kancing blouse gue, gue usahakan untuk tidak mengarahkan badan saya menghadap pengamen itu, pas gue lihat dia lagi, gue terkejut karena ada tonjolan di balik celana dia semakin membesar, gairah gue semakin naik dan gue sangat terangsang hanya melihat itu saja dan menghayal

"gimana bentuknya ya jika tonjolan itu keluar dari celananya, bisa disentuh gak nih? hihihi" pikir gue.

"bruk.."

ada lubang kecil di tengah jalan, gue gak sempat menghindar atau mengurangi kecepatan, seketika dada gue berguncang dan blouse gue tersingkap kiri kanan, pengamen itu dengan tersenyum berkata

Pengamen : "fokus neng, hati-hati neng"

gue langsung melihat keadaan gue yang tersingkap langsung mengerem mobil gue dan langsung menutup dada gue, seketika tangan gue langsung di tahan sama pengamen itu

Pengamen : "udah neng, gak perlu di tutup lagi neng, udh terlanjur dilihat kok neng, biarin aja neng"

Gue : "tapi mas, malu loh mas"

Pengamen : "gak perlu malu neng, sama gue aja kok neng, ngapain malu neng, kalau perlu coba neng lihat ke kanan dulu neng"

gue yang cuman bisa pasrah langsung menuruti perkataan pengamen itu, gue lihat ke kanan menghadap kaca mobil gue, setelah 2 menit ia menyruhku balik arah.

Gue : "kyaa..."

gue terkejut karena ternyata pengamen itu melucuti celananya sehingga terlihatlah penis itu dengan tegang dari sangkarnya.

Gue : "anjir, ngapain lo buka celana lo anjir ?"

gue pura-pura menutup mata gue dengan tangan gue.

Pengamen : "udah neng, gak usah malu neng, kan sama-sama saling menunjukan neng, hahaha"

Gue : "tapi gak gini juga njir"

tak lama kemudian, iya menarik tangan gue yang menutup mata gue, gue berusaha tenang sambil berusaha melihat penis tegang pengamen itu, dilain sisi gue terangsang lihatnya, sekali lagi langsung membayangkan "bagaimana rasanya jika penis itu masuk di kemaluan gue", kemaluan gue makin becek seketika, setelah terbiasa gue langsung menanggapi

Gue : "mas, itunya mas kok tegang banget mas"

Pengamen : "itunya apa neng ?"

Gue : "itu loh mas, penis mas"

Pengamen : "oh.., ini namanya kontol neng, bukan penis neng, coba sebut neng"

Gue : "kon..tol mas"

Pengamen : "nah gitu dong neng"

Gue : "iya mas"

gue yang gak terbiasa ngucapkan itu, mulai mencoba membiasakan itu

Pengamen : "neng, itu baju neng lebih baik dilepas aja neng dari badan eneng, sini biar gue bantuin neng"

seketika ia langsung menarik baju gue keatas, gue hanya bisa pasrah atas kelakuannya, dan "blesshh.." blouse gue terlepas seketika dari badan gue, seketika gue telanjang dada di samping pengamen itu.

Pengamen : "neng, keknya kita gak perlu ke kafe neng, mending kita ke rumah gue aja neng, gak jauh lagi kok dari sini neng"

Gue : "loh kenapa mas?, kan rencana kita wawancara di kafe aja mas"

Pengamen : "gini neng, keadaan kita udh begini neng, mana sempat pake lagi neng, belum lagi gue lihat bagian bawah neng udh basah neng"



jleb.. sial, dia sudah tau kalau kemaluan gue sudah becek, haduh gue bingung kalau ke kafe malah bisa dilihatin orang lain karena bagian bawah gue dah basah, mau gak mau gue setuju perkataan dia dan langsung mengarahkan ke rumah dia

di perjalanan gue yang lagi fokus di jalan, dan dia langsung menunjukan arah jalan ke rumah dia, tiba-tiba gue merasakan sesuatu di dada gue

"ahh..."

gue spontan mendesah karena dada kiri gue di remas dan puting gue di cubit pelan dan gue merespon

Gue : "mas geli mas, kok diremas dada gue mas, plis lepaskan mas, nghhh..."

gue langsung memegang tangannya yang meremas dada dan segera menyingkirkannya, seketika ia memegang tangan saya dan meletakan tangan saya ke atas

Gue : "mas udah mas, nghh...., nanti saya gak fokus bawa mobilnya mas"

Pengamen : "neng dikit lagi rumah saya neng, tuh udah kelihatan rumah itu neng"

gue yang berusaha menahan rangsangan pengamen itu langsung mengarahkan mobil di depan rumah pengamen itu

Gue : "mas udah sampe mas, plis stop mas, nghhh.., mas"

Pengamen : "bentar neng, mulus kali tetek eneng, saya hisap ya neng"

ia langsung menghisap puting saya sebelah kanan saya

Gue : "mas, jangan mas, ahh...., geli mas dada saya mas"

ia langsung berhenti dan berkata

Pengamen : "ini bukan dada neng, ini tetek neng, coba sebut neng" sambil menghisapnya lagi

Gue : "aahh.., iya mas, tetek mas, ahh..."

kemudian ia julurkan lidahnya dan menjilati puting kirinya secara melingkar

Gue : "aahhh.... mas, jangan dijilati puting saya mas, geli mas"

seketika bagian bawah gue semakin becek atas rangsangan tetek gue dari pengamen itu

Pengamen : "ini bukan puting neng, tapi pentil neng, coba neng sebut neng"

Gue : "ahh.. cukup mas, gue gak terbiasa mash..." desah gue

Pengamen : "gak bisa neng, sebutkan atau gue pelintir pentil kiri eneng"

seketika pelan-pelan dipelintir pentil gue

Gue : "ohww... iya mas, itu pentil mas, pentil, awhh..."

Pengamen : "nah gitu dong, hehehe"

Pengamen : "nah saya hisap pentil kiri ya neng, cupphh.. muah"

ia menghisap pentil kiri gue dan tetek kanan gue diremas

"aahh...., aahh...., aahh..."

gue hanya bisa mendesah karena rangsangannya, kemudian tangannya berhenti meremas tetek kanan gue dan turun ke arah perut gue dan mengarahkan tanggannya menyelinap dibali legging gue, yang langsung sadar langsung menarik tanggannya dengan kedua tangan gue. dan...

"aahhhh........."

akhirnya gue orgasme setelah dia mengecup pentil kiri gue dengan kuat, gue sedikit sadar berusaha memblokir kemaluan gue dengan kedua tangan gue, gue yang ngos-ngosan berkata

Gue : "hah.. hah... hah....mas, cukup mas, gue dah keluar mas"

Pengamen : "yah.. neng, kok sebentar amat neng, neng sudah puas gue buat, sekarang gantian dong puasin gue neng"

Gue : "hah?... okey mas, saya puasin ya mas, hah...."

mau gak mau gue harus bisa buat kontol mas ini keluar, awalnya gue ragu megang kontolnya, tapi dalam keadaan terpaksa gue pegang juga kontonlnya, inilah pertama kali gue pegang kontol lelaki, malah dari pengamen

Pengamen : "mhmm.. mhmm, iya neng, terus neng mhhmm.."

gue yang antusias dengan reaksinya langsung mengocoknya lebih cepat

Pengamen : "ahhhmmm...neng, terus neng, gue gak tahan lagi nengg..."

tak lama kemudian ..

"crot.. crot.."

sperma itu dua kali nyembur mengarah ke tetek gue mengotori tangan dan tempat duduk mobil ini

Gue : "oalah, nafsunya aja yang tinggi, dikocok sebentar malah cepat keluar" gerutu gue

gue langsung mengelap tangan gue dengan tisu basah gue di mobil, dia yang terkapar mengucapkan

Pengamen : "hoh.. makasih ya neng atas kocokannya neng, kocokan neng emang mantap neng"

Gue : "iya mas sama-sama mas, oh iya ini rumah mas ya ?"

gue penasaran dengan rumah yang dia tunjuk sebelumnya karena terlihat angker dan berantakan

Pengamen : "sebenarnya nggak neng, ini rumah kosong gak berpenghuni neng"

Gue : "oo gitu ya mas, soalnya rumah itu terlihat berantakan mas"

Pengamen : "iya neng, karena rumah itu emang rumah kosong neng, tempat tinggal gue kadang pindah-pindah neng"

Gue : "oke deh mas, mas punya no hp gak mas, kita gak sempat tadi wawancara mas ?"

Pengamen : "waduh gak punya neng, sekarang masih bisa gak neng ?"

Gue : "udh mau malam nih mas, nanti kemalaman gue pulang mas"

Pengamen : "oke deh neng, besok aja kalau gitu neng, kalau mau jumpa neng bisa kesini sekitar siang tengah hari neng"

Gue : "oke mas, sip mas, besok gue kesini ya mas"

Pengamen : "iya neng, saya keluar dulu ya neng, makasih sebelumnya neng"

pengamen itu memakaikan celananya dan langsung keluar dari mobil, pengamen itu tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah gue

gue yang lihat itu dari spion atas mengeluarkan tangan gue dan melambaikan tangan gue.

"selamat tinggal asep, huh.. hampir aja ketahuan kalau gue gak pakai cd dibalik legging gue, kalau ketauan bisa bahaya juga gue hahaha"

gue merasakan ada perubahan dari diri gue, mulai dari cara penyebutan organ vital gue, sampai makin berani nunjukin aurat gue di depan cowok lain.

tapi perlu diketahui alasan sebenarnya gue gak ingin dirangsang lebih jauh di kemaluan gue adalah gue masih perawan gak gak ingin gue diperawani oleh sembarangan orang, hanya calon suami gue lah yang bisa mendapatkan keperawanan gue, hahahha.



setelah terasa jauh dari pengamen itu, gue gak ingin menjumpainya lagi, takut jika jumpa lagi maka dia pasti minta lagi bahkan lebih. di perjalanan gue mendengar ada suara jatuh dari bagian tengah mobil, pas gue lihat kebelakang itu adalah gitar pengamen, "waduh, gitar dia terbawa gue di mobil, gimana nih, dibalekan gak ya ?"

gue mikir kalau gue balik lagi pasti pengamen itu minta yang aneh-aneh, jadi gue memutuskan untuk menyimpannya saja di rumah, jadi gak bisa ngamen lagi dia, hahahaha.

To be Continue, masih lanjut bab 2
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd