Purbaya1
Adik Semprot
- Daftar
- 22 Jan 2020
- Post
- 110
- Like diterima
- 13.101
Tentang Alisha
Semua orang yang tinggal di Kampung Cikunir, yaitu kampung yang terletak di belakang jejeran gedung-gedung perkantoran di Jalan A.H. Nasution Bandung Timur itu, mengenal Alisha Kania Dewi sebagai Mamah Irene. Dia adalah istri muda Danil Kurniawan, seorang pengusaha sukses yang memiliki Pabrik Kerupuk Lagendar di Gedebage.
Kampung Cikunir adalah kampung yang warga pribuminya hidup dari penyewaan kamar dan rumah kontrakan. Letaknya yang strategis di antara Cicaheum dan Ujungberung, membuat kamar sewa dan rumah kontrakan di situ tak pernah sepi peminat. Danil dan istri mudanya sudah 9 bulan mengontrak rumah di sana.
Alisha menikahi Danil di usia muda, ketika dia berumur 19 tahun.
Sebelum menikah dengan Danil, Alisha adalah seorang penyanyi dangdut yang cukup tenar di Bandung. Tubuhnya yang tinggi semampai dan goyangannya yang hot membuat Danil tergila-gila. Dengan seribu satu cara, akhirnya Danil berhasil membawa Alisha ke sebuah hotel. Setelah biduan dangdut yang masih belia itu diberi obat perangsang, Danil pun dengan perasaan bahagia berhasil memetik keperawanan Alisha. Tanpa ragu sedikitpun ketika menancapkan kontolnya di dalam memek Alisha, Danil menyemburkan spermanya dengan nikmat.
Sebulan kemudian Alisha ketahuan bunting dan Danil dengan senang hati menikahinya.
Alisha pun beralih profesi, dari penyanyi dangdut menjadi Ibu Rumah Tangga. Selama 16 tahun pernikahannya dengan Danil, tak ada ombak yang berarti dalam biduk rumah tangga mereka. Cuma teror-teror kecil dari Elvira "istri senior" Danil yang sering melakukan intimidasi berupa hinaan, cacian dan bahkan tuduhan-tuduhan fitnah.
Tapi Alisha menanggapinya dengan senyum dingin tak acuh. Baginya yang terpenting adalah membesarkan putri semata wayangnya, Irene Quilla Kurniawan, agar tumbuh dengan baik dan mendapat pendidikan yang baik serta penghidupan yang layak.
Yang lain, tidak penting.
***
Selama 16 tahun menikah, setahu Alisha, dia belum pernah merasakan apa yang sering digembar-gemborkan kaum hawa sebagai orgasme. Bahwasannya ketika Danil memasukkan kontolnya ke dalam memeknya terasa enak, iya. Itu memang enak. Tapi orgasme? Rasanya bukan.
Tetapi Alisha tidak peduli.
Dia bisa berpura-pura mengerang ketika Danil menggenjotnya. Bagaimana pun lelaki itu adalah suaminya. Dia bisa bertahan dengan semuanya. Jangankan cuma pura-pura orgasme untuk menyenangkan sang suami, sedangkan pura-pura tak mendengar ocehan Elvira saja dia bisa.
Alisha sadar sepenuhnya ketika 16 tahun yang lalu Danil mengajaknya ke sebuah hotel. Dia juga tahu Danil memberinya obat perangsang. Dia bahkan tidak menghindar ketika Danil menyemprotkan pejuhnya di dalam memeknya.
Danil itu pengusaha dan Alisha cuma penyanyi dangdut yang mengandalkan pinggulnya untuk mencari duit. Demi Rp.100.000 per show, Alisha tahu, butuh ribuan bahkan puluhan ribu show agar dia mendapat apa yang bisa dia dapat dari Danil.
Soal kepuasan sex? Fuh! Nonsense.
Goyangan dangdutnya berhasil memuncrat-muncratkan pejuh Danil berkali-kali dan membuatnya bunting.
Alisha merasa gembira Danil mau menikahinya walau dihujat habis-habisan sama istri tuanya, Elvira. Dengan menikahi Danil, Elvira bisa menyisihkan uang belanja dan menyekolahkan 3 orang adik-adiknya hingga lulus sarjana semua.
Alisha bahkan rela berkelana dari satu rumah kontrakan ke rumah kontrakan lain demi menjaga konflik dengan Elvira dan membuat Danil merasa nyaman.
Kini 16 tahun berlalu, ke 3 adiknya telah menuai sukses.
Pelahan namun pasti, ke 3 orang adiknya mulai memberikan feedback dan kontribusi untuk membangun masa depan yang lebih cerah.
Secara diam-diam, mereka melakukan patungan untuk membuat pabrik kerupuk yang lebih enak, lebih gurih dan lebih bergizi dibandingkan dengan Kerupuk Lagendar buatan pabrik yang dikelola Danil bersama Elvira. Bahkan adiknya yang bungsu, Mariska Melati Putri, yang secara mengejutkan berhasil jadi PNS di Pemerintah Provinsi Jabar, telah membuat skema bantuan untuk pembangunan pabrik kerupuk tersebut.
Ini sangat membanggakan Alisha. Si bungsu yang dulu cengeng itu kini telah menjadi pejabat di Pemprov Jabar. Padahal umurnya baru 28 tahun!
Cepat atau lambat, intimidasi Elvira akan mencapai puncaknya seiring dengan meningkatnya dominasi penguasaan pabrik. Apabila pabrik sudah dikuasai Elvira, Danil hanya punya 2 pilihan: ditendang dan hidup miskin bersama Alisha. Atau merapat bersama Elvira dan meninggalkan Alisha.
Oleh sebab itu Alisha harus mempersiapkan diri sebelum segalanya terlambat.
***
"Maahh..." Suara Pak Danil terdengar di luar pintu.
"Pah, koq sebentar sekali?" Kata Alisha, keheranan.
"Enggak ada perkelahian koq, Mah. Yang ada, tiga anak berandal yang suka mengganggu Irene diberi pelajaran oleh orang yang tak dikenal." Kata Danil. "Mah, Pulang yuk."
"Tapi Irene belum selesai, Pah."
"Masih lama ga, Ren?" Tanya Danil.
"Ngetik dua halaman lagi, Pah. Mungkin setengah jam lagi. Mamah sama Papah duluan aja, Irene lagi tanggung."
"Kalau gitu Mamah duluan ya Ren. Kalau udah selesai cepet pulang." Kata Alisha sambil mengusap rambut Irene yang lurus kecoklatan.
"Iya Mah." Jawab Irene. Sinar matanya gembira.
***
Wajah Alisha sebenarnya tampak kecewa. Dia cepat menyusul suaminya yang sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah yang letaknya persis berdempetan di sebelah kiri.
"Mah sini mah." Kata Danil dari dalam kamar. "Papah pengen banget nih."
"Iya Pah." Kata Alisha. Dia masuk ke dalam kamar dengan patuh. "Susunya sudah diminum belum Pah?"
"Sudah. Sekarang isep, Mah." Kata Danil.
Alisha mengangguk.
Dia menurunkan celana training Danil hingga dengkul dan mendorong suaminya agar rebah di kasur. Lalu dengan lembut dia meraih batang kontol suaminya dan mengulumnya. Setelah bertahun-tahun menikah, Alisha tahu inilah yang paling disukai suaminya. Sehingga akhirnya Alisha menjadi mahir karenanya.
Danil mengerang-erang nikmat ketika mulut Alisha yang hangat mengemuti kontolnya. Tubuh Danil gemetar resah dan mulutnya memanggil-manggil Alisha.
"Mamaahhh... akh... akh..."
"Sekarang, Pah?"
Danil mengangguk.
Alisha melepaskan celana dasternya berikut dengan celana dalamnya. Pantatnya terlihat semok, putih dan mulus. Dia menaiki ranjang dan menduduki batang kontol Danil yang berukuran standar dan sedang mengacung-acung itu.
Setelah membasahi lubang memeknya dengan air ludahnya sendiri, Alisha kemudian menyelipkan batang kontol itu ke dalam liang memeknya lalu membenamkannya hingga seluruhnya masuk dan membenam.
Kemudian, seperti yang sudah-sudah, dia menggoyang-goyangkan pinggulnya secara simultan. Membuat Danil mengerang-erang nikmat.
Sebenarnya, Alisha juga menikmatinya. Namun kenikmatan yang tak seberapa itu didramatisirnya hingga seakan-akan dia merasakan puncak kenikmatan yang tinggi.
"Oh Papah... enak sekali kontolnya sayang ah ah ah... Papah... ah... ah..."
"Mamah, Papah akan ke luar."
"Iya Pah... mamah juga... aaaahhhh...."
Alisha kemudian diam beberapa saat. Setelah terlihat wajah suaminya penuh dengan kepuasan, barulah dia melepaskan batang kontol yang mengecil itu dari memeknya. Alisha kemudian mengembalikan kembali celana training Danil ke pinggangnya sebelum dia membersihkan liang memeknya dari sperma Danil yang menyemprot tidak begitu banyak.
Alisha menggunakan celana dalamnya sebagai lap. Lalu memasukkan celana dalam itu ke dalam mesin cuci. Dia lalu mengenakan celana dasternya tanpa mengenakan celana dalam. Lalu duduk setengah melamun di bibir ranjang. Wajah suaminya tampak damai dengan mata terpejam. Nafasnya pun teratur. Lalu, beberapa saat kemudian, terdengarlah bunyi dengkur yang sangat keras dari kerongkongan sang suami.
Alisha kemudian meraih gelas susu anti osteoporosis yang telah dihabiskan suaminya itu dan membawanya ke dapur.
"Dia pasti nyenyak seperti orang mati." Katanya dalam hati sambil mencuci piring-piring dan gelas kotor bekas makan malam tadi. "Valium 5 mg itu cukup efektif juga." Katanya lagi sambil tersenyum sendirian.
Selesai mencuci piring, dia pun ke luar untuk menjemput Irene di rumah Aditya.
***
(Bersambung)
Semua orang yang tinggal di Kampung Cikunir, yaitu kampung yang terletak di belakang jejeran gedung-gedung perkantoran di Jalan A.H. Nasution Bandung Timur itu, mengenal Alisha Kania Dewi sebagai Mamah Irene. Dia adalah istri muda Danil Kurniawan, seorang pengusaha sukses yang memiliki Pabrik Kerupuk Lagendar di Gedebage.
Kampung Cikunir adalah kampung yang warga pribuminya hidup dari penyewaan kamar dan rumah kontrakan. Letaknya yang strategis di antara Cicaheum dan Ujungberung, membuat kamar sewa dan rumah kontrakan di situ tak pernah sepi peminat. Danil dan istri mudanya sudah 9 bulan mengontrak rumah di sana.
Alisha menikahi Danil di usia muda, ketika dia berumur 19 tahun.
Sebelum menikah dengan Danil, Alisha adalah seorang penyanyi dangdut yang cukup tenar di Bandung. Tubuhnya yang tinggi semampai dan goyangannya yang hot membuat Danil tergila-gila. Dengan seribu satu cara, akhirnya Danil berhasil membawa Alisha ke sebuah hotel. Setelah biduan dangdut yang masih belia itu diberi obat perangsang, Danil pun dengan perasaan bahagia berhasil memetik keperawanan Alisha. Tanpa ragu sedikitpun ketika menancapkan kontolnya di dalam memek Alisha, Danil menyemburkan spermanya dengan nikmat.
Sebulan kemudian Alisha ketahuan bunting dan Danil dengan senang hati menikahinya.
Alisha pun beralih profesi, dari penyanyi dangdut menjadi Ibu Rumah Tangga. Selama 16 tahun pernikahannya dengan Danil, tak ada ombak yang berarti dalam biduk rumah tangga mereka. Cuma teror-teror kecil dari Elvira "istri senior" Danil yang sering melakukan intimidasi berupa hinaan, cacian dan bahkan tuduhan-tuduhan fitnah.
Tapi Alisha menanggapinya dengan senyum dingin tak acuh. Baginya yang terpenting adalah membesarkan putri semata wayangnya, Irene Quilla Kurniawan, agar tumbuh dengan baik dan mendapat pendidikan yang baik serta penghidupan yang layak.
Yang lain, tidak penting.
***
Selama 16 tahun menikah, setahu Alisha, dia belum pernah merasakan apa yang sering digembar-gemborkan kaum hawa sebagai orgasme. Bahwasannya ketika Danil memasukkan kontolnya ke dalam memeknya terasa enak, iya. Itu memang enak. Tapi orgasme? Rasanya bukan.
Tetapi Alisha tidak peduli.
Dia bisa berpura-pura mengerang ketika Danil menggenjotnya. Bagaimana pun lelaki itu adalah suaminya. Dia bisa bertahan dengan semuanya. Jangankan cuma pura-pura orgasme untuk menyenangkan sang suami, sedangkan pura-pura tak mendengar ocehan Elvira saja dia bisa.
Alisha sadar sepenuhnya ketika 16 tahun yang lalu Danil mengajaknya ke sebuah hotel. Dia juga tahu Danil memberinya obat perangsang. Dia bahkan tidak menghindar ketika Danil menyemprotkan pejuhnya di dalam memeknya.
Danil itu pengusaha dan Alisha cuma penyanyi dangdut yang mengandalkan pinggulnya untuk mencari duit. Demi Rp.100.000 per show, Alisha tahu, butuh ribuan bahkan puluhan ribu show agar dia mendapat apa yang bisa dia dapat dari Danil.
Soal kepuasan sex? Fuh! Nonsense.
Goyangan dangdutnya berhasil memuncrat-muncratkan pejuh Danil berkali-kali dan membuatnya bunting.
Alisha merasa gembira Danil mau menikahinya walau dihujat habis-habisan sama istri tuanya, Elvira. Dengan menikahi Danil, Elvira bisa menyisihkan uang belanja dan menyekolahkan 3 orang adik-adiknya hingga lulus sarjana semua.
Alisha bahkan rela berkelana dari satu rumah kontrakan ke rumah kontrakan lain demi menjaga konflik dengan Elvira dan membuat Danil merasa nyaman.
Kini 16 tahun berlalu, ke 3 adiknya telah menuai sukses.
Pelahan namun pasti, ke 3 orang adiknya mulai memberikan feedback dan kontribusi untuk membangun masa depan yang lebih cerah.
Secara diam-diam, mereka melakukan patungan untuk membuat pabrik kerupuk yang lebih enak, lebih gurih dan lebih bergizi dibandingkan dengan Kerupuk Lagendar buatan pabrik yang dikelola Danil bersama Elvira. Bahkan adiknya yang bungsu, Mariska Melati Putri, yang secara mengejutkan berhasil jadi PNS di Pemerintah Provinsi Jabar, telah membuat skema bantuan untuk pembangunan pabrik kerupuk tersebut.
Ini sangat membanggakan Alisha. Si bungsu yang dulu cengeng itu kini telah menjadi pejabat di Pemprov Jabar. Padahal umurnya baru 28 tahun!
Cepat atau lambat, intimidasi Elvira akan mencapai puncaknya seiring dengan meningkatnya dominasi penguasaan pabrik. Apabila pabrik sudah dikuasai Elvira, Danil hanya punya 2 pilihan: ditendang dan hidup miskin bersama Alisha. Atau merapat bersama Elvira dan meninggalkan Alisha.
Oleh sebab itu Alisha harus mempersiapkan diri sebelum segalanya terlambat.
***
"Maahh..." Suara Pak Danil terdengar di luar pintu.
"Pah, koq sebentar sekali?" Kata Alisha, keheranan.
"Enggak ada perkelahian koq, Mah. Yang ada, tiga anak berandal yang suka mengganggu Irene diberi pelajaran oleh orang yang tak dikenal." Kata Danil. "Mah, Pulang yuk."
"Tapi Irene belum selesai, Pah."
"Masih lama ga, Ren?" Tanya Danil.
"Ngetik dua halaman lagi, Pah. Mungkin setengah jam lagi. Mamah sama Papah duluan aja, Irene lagi tanggung."
"Kalau gitu Mamah duluan ya Ren. Kalau udah selesai cepet pulang." Kata Alisha sambil mengusap rambut Irene yang lurus kecoklatan.
"Iya Mah." Jawab Irene. Sinar matanya gembira.
***
Wajah Alisha sebenarnya tampak kecewa. Dia cepat menyusul suaminya yang sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah yang letaknya persis berdempetan di sebelah kiri.
"Mah sini mah." Kata Danil dari dalam kamar. "Papah pengen banget nih."
"Iya Pah." Kata Alisha. Dia masuk ke dalam kamar dengan patuh. "Susunya sudah diminum belum Pah?"
"Sudah. Sekarang isep, Mah." Kata Danil.
Alisha mengangguk.
Dia menurunkan celana training Danil hingga dengkul dan mendorong suaminya agar rebah di kasur. Lalu dengan lembut dia meraih batang kontol suaminya dan mengulumnya. Setelah bertahun-tahun menikah, Alisha tahu inilah yang paling disukai suaminya. Sehingga akhirnya Alisha menjadi mahir karenanya.
Danil mengerang-erang nikmat ketika mulut Alisha yang hangat mengemuti kontolnya. Tubuh Danil gemetar resah dan mulutnya memanggil-manggil Alisha.
"Mamaahhh... akh... akh..."
"Sekarang, Pah?"
Danil mengangguk.
Alisha melepaskan celana dasternya berikut dengan celana dalamnya. Pantatnya terlihat semok, putih dan mulus. Dia menaiki ranjang dan menduduki batang kontol Danil yang berukuran standar dan sedang mengacung-acung itu.
Setelah membasahi lubang memeknya dengan air ludahnya sendiri, Alisha kemudian menyelipkan batang kontol itu ke dalam liang memeknya lalu membenamkannya hingga seluruhnya masuk dan membenam.
Kemudian, seperti yang sudah-sudah, dia menggoyang-goyangkan pinggulnya secara simultan. Membuat Danil mengerang-erang nikmat.
Sebenarnya, Alisha juga menikmatinya. Namun kenikmatan yang tak seberapa itu didramatisirnya hingga seakan-akan dia merasakan puncak kenikmatan yang tinggi.
"Oh Papah... enak sekali kontolnya sayang ah ah ah... Papah... ah... ah..."
"Mamah, Papah akan ke luar."
"Iya Pah... mamah juga... aaaahhhh...."
Alisha kemudian diam beberapa saat. Setelah terlihat wajah suaminya penuh dengan kepuasan, barulah dia melepaskan batang kontol yang mengecil itu dari memeknya. Alisha kemudian mengembalikan kembali celana training Danil ke pinggangnya sebelum dia membersihkan liang memeknya dari sperma Danil yang menyemprot tidak begitu banyak.
Alisha menggunakan celana dalamnya sebagai lap. Lalu memasukkan celana dalam itu ke dalam mesin cuci. Dia lalu mengenakan celana dasternya tanpa mengenakan celana dalam. Lalu duduk setengah melamun di bibir ranjang. Wajah suaminya tampak damai dengan mata terpejam. Nafasnya pun teratur. Lalu, beberapa saat kemudian, terdengarlah bunyi dengkur yang sangat keras dari kerongkongan sang suami.
Alisha kemudian meraih gelas susu anti osteoporosis yang telah dihabiskan suaminya itu dan membawanya ke dapur.
"Dia pasti nyenyak seperti orang mati." Katanya dalam hati sambil mencuci piring-piring dan gelas kotor bekas makan malam tadi. "Valium 5 mg itu cukup efektif juga." Katanya lagi sambil tersenyum sendirian.
Selesai mencuci piring, dia pun ke luar untuk menjemput Irene di rumah Aditya.
***
(Bersambung)