Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Petruk Harja Sentana

Mungkin bakal gak rajin update. Karena di kepala masih banyak jadi ada niatan tumpahkan semua meski sudah malas nulis. Kenapa malas nulis? Karena saya pemalas dan saya bosan nulis adegan sex. Tapi selagi masih nulis, yang mau baca silahkan.


Cakra Manggilingan
Penyesalan membuat kita tak bersyukur dengan keadaan sekarang. Membuat kita terbelenggu dengan khayalan masa lalu.
Andai aku begini. Andai aku begitu. Tak ada habisnya jika terus menyesal. Yang diraih hanyalah ketidakbahagiaan.

Begitu juga dengan perbuatanku dengan Mbak Intan. Aku tak menyesalinya meski jelas tertangkap basah oleh Romo dan Ibu.

"Jadi ini yang kamu lakukan selama kami pergi Le? Orang kota kah?" tanya Romo

Aku yang masih berdiri hanya menunduk sambil menutupi selangkanganku dengan kain yg kubawa.

"Maaf Romo" ucapku

"Mandi lah. Setelah itu kita bicarakan" ujar Romo

Aku pun bergegas mandi.

Apapun yang aku lakukan aku harus bertanggung jawab. Apapun nanti keputusan Romo. Lagi pula aku tak akan berpikiran buruk pada mereka yang telah memperlakukanku dengan baik.

Romo dan Ibu masih duduk di ruang tamu. Sedangkan Intan masih tertidur karena kelelahan. Aku seusai memakai baju langsung menghadap Romo dan Ibu.

"Siapa wanita itu? Kenapa kamu bawa dia ke rumah ini?" tanya Romo

"Namanya Intan, Rom, kami saling suka Romo" jawabku. Ya memang kan? Mbak Intan sering bilang dia sayang padaku dan mau ajak aku meminta restu dengan orang tuanya di kota.

"Hmm bukannya kamu paksa untuk melayani mu?" selidik Romo

"Bukan Romo, dia kesini atas kemauan sendiri. Pindah karena bilang mau dekat saya terus." jawabku

"Begini Le.. Romo mau cerita masa lalu. Sekarang jadi aib desa kita. Bukan hanya aib Romo" ucap Romo

**Masa Lalu**
Desa Wanapurwa memang dari masa kerajaan sangat terpencil. Ini karena masyarakatnya merupakan pindahan dari beberapa tempat berbeda yang memiliki alasan yang sama. Yaitu ingin memegang teguh kepercayaan dan budaya. Meski banyak yg masuk untuk membawa budaya baru, paling hanya diambil yang menurut mereka belum ada di budaya mereka sendiri tanpa meninggalkan budaya asli. Untuk agama sendiri pun mereka berbeda, tidak ada masuk dalam 6 agama yang sekarang ada. Mereka masih menganut kepercayaan kuno, dewa hindu pun hanya mereka anggap perwujudan dari Tuhan mereka saat Hindu masuk. Begitu juga sekarang, dipaksa masuk ke agama yang memiliki 1 Tuhan sesuai kepercayaan mereka sebagai syarat admistrasi.

Para tokoh adat dan ibadat di desa masih terus melestarikan budaya agar tak luntur.

Alkohol secara berlebihan, prostitusi dan judi sebenarnya dilarang oleh adat. Tapi banyak pemuda yang diam-diam membuat alkohol sendiri dan aktif dalam judi tertama sabung ayam.
Mereka yang seperti itu akan dihukum dengan bekerja untuk desa tanpa bayaran dalam jangka waktu yang ditentukan oleh dewan adat dan ibadat.

Karena keunikan ini lah yang menyebabkan desa itu jadi tujuan KKN para mahasiswa. Mereka ingin meninggalkan karya bagi masyarakat yang punya dedikasi tinggi dalam memegang teguh adat istiadat.

Sayangnya, suatu ketika ada anak muda yang merupakan anak dewan adat melanggar aturan-aturan adat. Namun karena dia anak dewan adat, bahkan anak ketua dewa adat maka ia selalu dapat keringanan tak seperti teman-temannya. Pemuda itu tak lain adalah Arya Sentana. Ya dia anak kepala desa kala itu jika dilihat dari administrasi pemerintahan yang sesuai peraturan negara.

Arya Sentana setelah pulang dari kota dalam rangka mengenyam pendidikan formal, ia menjelma jadi anak yang sulit diatur.

Ia dan teman-temannya pernah menyekap para mahasiswi yang KKN untuk mereka nikmati. Bukan satu, tapi semua ia sekap untuk ia gilir dengan teman-temannya. Hingga para wanita itu menjadi gila sex akibat ulah ramuan-ramuan yang ia berikan. Disitulah asal mula dikenalnya desa tersebut sebagai desa pejantan tangguh. Dalam beberapa tahun ia selalu melakukan hal tersebut.

Hingga suatu ketika

*brakkkk!!!

Suara pintu didobrak. Terlihat kepala desa yang merupakan ayah dari Arya Sentana melihat ia sedang menggauli seorang wanita tercantik dalam rombongan KKN. Akhirnya mereka diseret ke dewan adat. Disana Arya Sentana melihat dewan adat yang biasa memberinya hukuman dan juga seorang mahasiswa KKN yang merupakan kekasih wanita yang baru saja ia gauli. Ia berharap mendapatkan hukuman ringan seperti biasanya, namun sayangnya kala itu ada ayahnya yang merupakan ketua dewan adat. Ayahnya merasa malu. Ayahnya marah besar merasa dicoreng mukanya dengan tai.
Para dewan adat yang sungkan hanya memberi usulan agar dinikahkan dan dihukum bekerja selama 2bulan. Sedangkan sang ayah yang merupakan ketua adat malah mengajukan usulan gila, mati!! Ya hukuman mati bagi pemerkosa!! Namun ketua adat kalah karena sang wanita mengaku menyukai Arya Sentana dan tidak terpaksa melayaninya. Wanita itu bernama Darwati Setianingrum, ia sudah tak lagi setia. Ia menghianati kekasihnya, yang juga sebagai pelapor dan saksi atas kasus yang menimpanya.
Sidang pun ditutup, dewan adat memutuskan bahwa Arya Sentana menikahi Darwati Setianingrum dan bekerja dengan jangka waktu 2bulan tanpa diupah. Kekasih Darwati terlihat jelek mukanya karena ia tak puas dengan keputusan dewan adat.

Seminggu kemudian pernikahan digelar dengan disaksikan dewan adat juga dewan ibadat. Mempelai terlihat dinikahkan di alun-alun desa. Para warga dan juga mahasiswa KKN juga menghadiri acara tersebut. Namun ada satu kepala yang tak terlihat, ia adalah mantan kekasih mempelai wanita.

Saat acara puncak, terdengar lantang suara seorang pria
"Saya tak setuju!! Manusia biadab itu harus mati!!! Semua terdiam dan menoleh ke sumber suara.

Mantan kekasih mempelai wanita.

Ia berjalan ke arah mempelai namun tiba-tiba dari balik jaketnya ia mengeluarkan senjata tajam. Semua kaget. Lalu bak diperintah, beberapa warga menghalau pengacau itu datang. Tapi semua mundur karena pengacau membawa senjata tajam. Pengacau yang panik menarik seorang pemuda bertubuh kurus lalu ia jadikan sandera.
Arya Sentana yang masih berdarah muda bangkit dari kursinya. Ia memandang tajam pada pengacau itu.

"Jika kamu memang mengincarku, jangan libatkan orang lain!" bentak Arya Sentana yang tak jauh lagi dari pengacau

Pengacau itu mendorong pemuda berbadan kurus yang bernama Sumargo ke arah Arya Sentana. Dengan sigap Arya Sentana menangkap Margo dan menyingkirkanya ke arah samping. Namun naas, sesat kemudian benda tajam menusuk perutnya. Tak sampai disitu, Arya Sentana membalas pengacau dengan tendangan yang menyebabkan belati terlepas dari genggaman. Arya Sentana mencabut belati yang menancap di perutnya. Lalu menerjang pengacau dan menancapkan belati tepat di lehernya.

Para wanita menjerit melihat aksi keji di depan mata mereka. Anak-anak banyak yang menangis. Beberapa orang juga muntah melihat darah menyembur dari luka tusukan.

Dengan memegangi perutnya yang terluka, Arya Sentana menatap wajah ayahnya.

"Semuanya bubar!!! Dewan adat akan menyelesaikan kekacauan terlebih dahulu" seru Ketua Dewan Adat.

Para warga bubar, para dewan adat membereskan kekacauan. Para mahasiswa KKN syok dengan kejadian yang menimpa rekannya, tak terkecuali Darwati.

Setelah membersihkan mayat pengacau dan memberikan perawatan pada Arya Sentana. Mereka kembali berkumpul di aula dewan adat. Para mahasiswa pun turut serta karena merasa harus ikut, terlebih salah satu rekannya lah yang tewas.

Berbagai pendapat dikeluarkan bergiliran. Diskusi tak menemukan ujung, bahkan sampai larut malam. Diskusi dan perdebatan terjadi, terlebih saat kepala desa mundur dari jabatannya sebagai dewan adat. Ia merasa tak sanggup memutuskan dengan kepala dingin. Ia mundur karena malu merasa tak mampu dan gagal mendidik sulungnya.

Mereka yang masih berdiskusi akhirnya memutuskan agar pengacau dianggap bersalah karena mengancam orang yang tak terlibat dengan urusannya serta karena tak menerima keputusan bersama dari pengadilan adat. Padahal dia sendiri tak protes atau mengajukan tuntutan hukuman saat itu. Mereka sepakat si pengacau tak menepati keputusan yang juga melibatkan dirinya. Maka kematian pengacau ini ditutupi dengan kecelakaan saat kegiatan jika nanti kabar kematiannya keluar dari desa. Untuk jenazahnya mereka membakarnya karena sudah jadi hal umum bagi warga desa yang meninggal akan dikremasi.

Untuk Arya Sentana, mereka menyepakati untuk mengusirnya dari desa. Karena telah membunuh seseorang serta atas perbuatan dan dosanya sebelumnya. Mereka tak mau lagi ada kejadian seperti ini di desa. Untuk masalah lendir, ya ini dibahas karena sebab awal terjadi karena perkara lendir nikmat. Dan para mahasiswa sebenarnya sangat tertarik dengan sex bebas, terlebih beberapa kali para mahasiswa diajak menggarap rekannya sendiri yang sudah diberi ramuan perangsang oleh Arya Sentana. Mereka juga ingin mencicipi beberapa wanita lokal dengan bantuan regulasi. Maka dewan adat dan mahasiswa, mereka memutuskan akan ada aturan tak tertulis yang membolehkan asal bukan pemaksaan. Jika terjadi pemaksaan maka tak ada toleransi sedikitpun, hukuman yang menanti adalah kematian di depan umum.

Arya Sentana di sudut ruang sedang diobati dengan pengobatan tradisional. Ia menyimak semua diskusi mereka disana. Ia juga menerima keputusan mereka. Ia sangat terkejut saat ayahnya mundur dari kursi dewan adat, ia tak menyangka ayahnya akan rela melepas jabatan terhormat itu karena dirinya. Ia merasa marah pada dirinya sendiri. Ia memutuskan akan memulai hidup baru didunia luar dengan lebih baik.

Esok harinya

Arya Sentana pergi dengan luka yang masih basah. Darwati dari semalam merawatnya. Darwati tak ragu untuk menjadi seorang istri. Ia rela meninggalkan tugasnya demi mendampingi suaminya pergi dari desa. Para mahasiswa mengantarkan mereka berdua sampai jalan besar terdekat yang jaraknya tak bisa dibilang dekat. Apalagi kala itu jalan masih hanya jalan setapak.

Sentana merasa sangat berdosa, ia merasa meninggalkan coreng hitam di semua muka keluarganya.

Sentana dan Darwati mereka pergi ke kota kabupaten. Ia memilih tak terlalu jauh karena Sentana merasa tak bisa jauh dari tanah kelahirannya. Mereka bertahan hidup dengan bekal yang diberikan oleh teman-teman Sentana dan sisa uang saku Darwati sampai Sentana sembuh.

Setelah kesembuhannya, Sentana bekerja apa saja asal bisa memberikan makan pada istrinya yang selalu menemani. Dari menjadi kuli panggul sampai menjadi kuli bangunan ia lakukan. Ia juga berniat untuk menemui keluarga Darwati yg jaraknya cukup jauh. Ia sudah bertekat untuk menanggung semua resiko apapun yang terjadi.

Beberapa minggu setelah kesembuhannya, Sentana mengajak Darwati menemui kedua orang tuanya. Darwati menangis terharu, ia sangat tak menyangka jika suaminya sudah berubah. Pria yang dikenalnya sebagai raja ngentot dan mabok sekarang telah metamorfosis menjadi pria bertanggung jawab. Ia makin mencintai suaminya.

Namun sayang, bukan restu yang mereka dapat. Malah berbagai makian menjadi hidangan diruang tamu orang tua Darwati. Arya Sentana yang seorang jagoan dihajar sampai babak belur oleh mertuanya. Namun ia pasrah karena menyadari dia sedang memanen apa yang sudah ia tanam.

Sentana dan Darwati kembali ke kontrakan karena mereka tidak diterima bahkan hanya untuk sekedar berkunjung di sana. Awalnya memang hanya Sentana yg diusir tapi beberapa hari kemudia Darwati menyusul pulang suaminya.

Ia kaget menemukan suaminya sangat kacau. Botol minuman berserakan dan Sentana terkapar di lantai karena mabuk. Dengan penuh cinta, Darwati tentu saja membereskan semuanya.

Mereka hidup bahagia meski sangat sederhana. Darwati pun sudah berbaikan dengan orang tuanya, terbukti mereka berkirim surat tiap bulannya. Sentana sendiri sudah tak lagi kambuh hasrat mabuk dan judinya, sedangkan hasrat tentang sex ia salurkan pada yang tepat.

********


Petruk dengan menunduk ia menyimak cerita Ki Sentana. Ia tak menyangka, kebiasaan sex bebas di desanya adalah efek ulah sang Romo. Petruk juga merekam beberapa nilai yang bisa ia ambil dari cerita Romonya. Ia juga jadi paham kenapa Pak Margo sangat hormat kepada Ki Sentana.

"Jadi apa rencanamu Le? Anak orang jangan kamu sia-siakan. Dia memberikan miliknya untukmu pasti ada sebabnya" tanya Ki Sentana

"Kamu panggil dia kesini. Kita bicarakan bersama. Romo dengar tadi ada suara dari belakang, sepertinya dia sudah bangun" lanjutnya

"Sendiko Romo"
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd