Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Petruk Harja Sentana

Awal gini masih rajin update.
Kalau sudah makin jauh, bosan ngetik adegan sex.
Mungkin nanti adegan tidak terlalu disorot.

Episode kali ini, silahkan dinikmati.

Terik matahari yg terhalang rindangnya pepohonan membuat kedua wanita itu mungkin nyaman. Apalagi suara riak air sungai di belakang mereka.
Aku pun masih damai di tempatku memandangi kedua tubuh yang pakaiannya sudah terlepas dari tempatnya. Entah kenapa rasanya aku sangat ingin melakukan itu juga pada mereka. Iya, aku ingin berikan kasih sayang juga pada mereka, tak hanya pada Ibuku. Tapi kata ibuku, wanita harus mau dan rela. Aku tak boleh memaksakan kemauanku.

Aku mencoba berpikir, memutar otak dunguku. Dan yah tidak ada cara yang aku temukan. Haha

Sudah lah aku pergi saja. Toh memandangi kedua wanita itu malah membuat kontolku semakin tersiksa.

Akupun berdiri dan berbalik tapi tololnya aku tersandung saat melangkah.

"Siapa ituu!!!???" terdengar suara salah satu wanita.

Aku yang terlanjur ketahuan pun muncul dan membuat mereka yang sedang berusaha berbenah jadi terkejut dengan penampakanku.

"Maaf mbak, aku gak sengaja lihat" ucapku

Entah kenapa wajah mereka tak lagi tegang, mungkin lega aku manusia sedangkan tadi pasti mereka mengira aku genderuwo penunggu rumpun bambu.

"Kamu ngintip ya?" tanya wanita yg berbadan sintal.

"Kenapa tidak ikut saja? Toh sudah biasa kan?" lanjutnya lagi

Aku bingung apa maksudnya. Apa mereka tahu kalau aku biasa memasukkan kontolku ke liang ibuku?? Bukankah itu rahasia kami sesuai apa kata Romo??

"Maaf mbak" aku menunduk karena mengira kedua wanita ini kenal dengan Romo

"Ya sudah sini kamu pakai aku saja. Tapi jangan sampai teman-temanku tahu" kata wanita yg berbadan sintal

Aku harus berbuat apa? Aku bingung.
Aku hanya diam menunduk

"Alah jangan sok suci. Sini" ucapnya sambil menarik celana gombrangku

"Bangsat!!! kontol gede bener!!! Hen!! Ini gila sih. Bisa ancur memekku" ucapnya sambil melihat ke arah temannya.

Sedangkan temannya hanya terpaku menatap benda bergantung yang setengah bangun di selangkanganku.

"Hen.. gimana ini? Hajar gak nih? Penasaran tapi takut ancur gue" ucapnya lagi pada temennya

"Taiiik.. coba aja lah daripada dia ngomong ke cowok lo" jawabnya

Entah kenapa aku terasa asing dengan apa yg mereka ucapkan. Banyak yang tak aku mengerti. Aku harus bagaimana?

Tapi celana sudah terlanjur ditarik dan terasa tangan halus memegangnya. Dia memainkan tangannya begitu lembut. Kontol yg belum bangun sepenuhnya kini beranjak seakan tertantang.

"Hen.. jadi lebih gede dan keras Hen!!!" ucap wanita yg berbadan sintal pada temannya dengan senangnya

"Eh lo sini, masukin ke memek gue. Mumpung masih belum pake celana!" perintah wanita montok yang dipanggil Hen.

"Bangsat, lo malah pengen. Memek lo emang juara kalau soal kontol" saut wanita berbadan sintal yang sedang sibuk mengocok kontolku

"Barang bagus Tan, itu kontol istimewa. Kali aja lo gak mau" jawab si Hen

"Yaudah lo duluan, gue mau liat dulu gimana aksi kontol jumbo ini" kata wanita yg dipanggil Tan

"Sini lo, nih memek kota!!" perintah pemilik memek tembem dan berbulu tipis yang sekarang sedang mengangkangkan kakinya di atas batu besar.

Aku pun mendekat.
Sebenarnya dilema di dalam hatiku. Memang sesuai kata Ibuku, aku tak boleh memaksa. Tapi apa boleh berbuat seperti ini dengan wanita yang tidak aku kenal? Bolehkah aku berbagi kebahagiaan dengan mereka?
Ah tapi aku juga butuh penuntasan untuk kontolku yg dari tadi terbangun oleh aksi mereka.

"Udah jangan bengong, gak pernah liat barang bagus ya?" ucap wanita bahenol itu lagi

Aku pun mendekatkan kontolku ke lubang yg benar, ku tekan sedikit demi sedikit. Karena dari pengalamanku dengan Ibu, katanya itu paling enak bagi Ibu.

"Akhhh.. enak banget Tann.. kontol Tann.. ahh memek gue enak Taaan.. akhhh kontoll jumbo ohhh" racau si Hen saat aku masukan kontolku dengan seksama.

Aku tak hiraukan perkataan si Hen. Lagi pula aku tak paham apa yg dia maksud. Yang jelas dia merasa enak, begitu juga yang aku rasakan.

Kini kontolku sudah masuk sempurna meski cukup sulit menerobosnya. Terasa pijatan liang senggamanya sangat hebat. Ditambah hangat dan basah di dalam sana.

"Mentok.. enak banget. Sayang ayo entot.. goyang sayang.. akhhh" rengek si Hen

Loh kok sayang? Tadi anjing?
Ehh bodo amat lah penting enak kontolku masuk disana.

Aku pun mulai bergerak sesuai pengalaman, dari yang pelan sampai sedang lalu terus bertambah cepat. Aku yang tak paham dengan rancauannya tak peduli apa yg keluar dari mulutnya. Aku hanya memandang wajah cantik si badan montok itu sambil sesekali melihat buah dada yg bergoyang akibat sodokanku.

Aku gemas pada dada besar yg berguncang itu, aku raih sembari masih menggenjot pinggulku ke selangkangannya.
Aku remas dan aku buat mainan biji kecil yg ada disana. Yah kalau dengan Ibu aku suka disuruh mengisap dan memainkannya, ibu suka itu.

"Ahh ahhhkhhh ahhhkhhhkk" pekik panjang wanita semok itu.
Aku pun berhenti lantaran wajahnya terlihat lemas dan nafas tak karuan.

"Udah sini gantian. Memek gue juga mau" ujar si wanita berbadan sintal yg ternyata juga sudah kembali telanjang sembari mengangkangkan kakinya disamping kami.

Aku pun mencabut kontolku dari lubang nikmat yg tembem itu. Aku beralih ke depan lubang polos tanpa jembut.

"Cepet, bikin enak juga!!" perintah wanita sintal itu

Aku tanpa menjawab namun menurut kemauannya. Aku hentakan kontolku menerobos liang kecil itu. Terasa ngilu sebenarnya tapi dia bilang cepat. Ya mau tak mau aku harus turuti.

"Akhhh ******!!! Kontol gede banget. Sobek memek gue!!! Diem dulu tolol!!!" teriak wanita cantik itu

Ah kata yg lama tak aku dengar. Dulu mantan majikanku sering teriak ******.

Aku seperti kerbau yg menurut. Aku berhenti sesaat setelah menghentakan kontolku masuk sampai habis.

"Penuh banget. Mantap gilaa. Ayo pelan dulu" perintah kembali terdengar

Aku menurutinya lagi. Aku sambil berpikir kenapa mereka berbahasa aneh. Beberapa aku tak paham.

"Akhhh kontol enak banget. Andai bisa dibawa pulangg.. akhhhh sialan.. enakkk" racau si Tan yang mulai aku sodok pelan

Entah kenapa aku lebih suka memek si montok. Lebih enak, hangat dan terik di kontolku. Tapi memek ini juga enak. Hanya saja tak sehangat memek si montok.
Kalau bisa memilih aku mau dengan si montok saja. Ah benar, gimana kalau aku hajar cepet. Biar aku cepat pindah ke si montok lagi?

Aku yg mulai cerdas ini pun merealisasikan apa yg aku pikirkan. Aku perlahan menaikan tempo gerakan pinggulku. Memompa memek gundul itu agar cepat menyerah.

"Akhhh ya ya yaa enak yaa enakk.. akhhh enak sayang enakk" racaunya menikmati perbuatanku

Sayang lagi? Ada apa dengan dia? Tadi aku dibilang ****** sekarang sayang.

Aku pun kini bergerak brutal. Sampai terdengar bunyi kecipak di selangkangan kami makin sering dan nyaring.

"Akhhh akhh akhh aku sampe sayanggghhh akkkhhhh..." pekik si Tan yang membuatku menghentikan gerakanku.

Aku nikmati pijatan dan kehangatan yg tak lebih dari si montok. Memang si montok ini terbaik. Aku pindah saja lah.

Setelah rasa kedutan di dalam liang memek gundul itu selesai, aku tarik kontolku. Terlihat sangat mengkilap karena air kenikmatan darinya. Aku pun beralih ke si montok yg tersenyum menyambut kontolku pulang ke memek tembemnya.

"Sini sayang, nikmati sesuka kamu yah" ucap si montok dengan manja.

Namun aku tak langsung memasukan kontolku ke liang senggamanya. Aku mau menikmati dulu kemasan susu yg jumbo itu. Entah kenapa sangat menarik perhatianku dari tadi.

Aku pun mendekatkan wajahku dan hendak melahap gunung kenyal ukuran jumbo itu. Namun, "ah bau rokok"

Mereka tertawa mendengar ucapanku.

"Sekarang yg bawah aja ya sayang, lain kali pasti gak bau rokok" ucap si montok sambil tertawa.

Aku yg sedikit kecewa pun kembali memasukan kontolku ke memek tembem berjembut tipis.

"Akhhh bentar sayang" "Eh Tan kalau dia aku jadikan pacar, gimana ya?" ucap wanita itu ke temannya

"Bebas lah, tapi gue mau sesekali nyicip sih" balas wanita berbadan sintal

"Ayo sayang. Aku dah siap. Aku milikmu sayang" ucap wanita montok sambil mengarahkan tanganku ke buah dada jumbo miliknya

Aku pun meremas dada berbau rokok itu sambil mulai menggoyangkan pinggulku

Suara selangkangan kami berbalas dengan desahan si montok. Aku yg merasa gemas dan sudah menahan keluarnya airku sejak dari si badan sintal pun mulai tak tahan.

Aku mulai menambah dan terus menambah kecepatan seperti kesetanan, sebenarnya aku masih mau ada didalam liang hangat dan super ketat milik wanita ini. Tapi kenikmatannya tak bisa terbendung lagi.

"Akhhh mbakkk aku gak tahannn"

"Iya sayang... Akhhhh aku jugaa akhhh"

Crot!!

Aku menembakkan peluru kehidupan di dalam liang senggama favoritku itu.

Kulihat wanita dibawahku melotot. Tapi aku tak peduli, aku menikmati yg dibawah sana.

Sedang khusyuk menikmati denyutan liang senggamanya, wanita itu seperti mendorongku. Ya meski tak membuatku bergeser tapi aku sadar diri, aku pun menarik diriku menjauh.

"Sayang kalau aku hamil gimana? Kok buang di dalam?" rengek wanita itu yg terlihat panik

Loh? Gimana? Hamil?
Sebentar, maksudnya membuang air di dalam memek jadi hamil? Lalu ibuku gimana? Kalau ini harus aku tanyakan nanti. Tapi sekarang, gimana wanita ini?? Jika dia hamil, bagaimana ini?

Aku panik tapi badanku tak bereaksi dan tak bergerak. Apalagi menanggapi ucapan wanita itu.

"Udah tuh ada pil di tas ku. Cepet minum!" ucap wanita berbadan sintal itu sambil dia beranjak dari berbaring di batu lalu memposisikan dirinya bersimpuh di depanku

Aku lihat wanita montok itu meminum obat dan mukanya jadi tak sepanik sebelumnya.

"Akhhh" aku kaget ternyata kontolku dihisap oleh wanita berbadan sintal ini dan kemudian ia menjilati semua bagian kontolku.

"Enak banget kontolmu. Besok kita cari kamu ya" ucap wanita berbadan sintal itu sambil berdiri

"Sayang nama kamu siapa? Kita belum kenalan ya. Maaf ya, namaku Heni" ucap wanita montok itu

"Kalau aku Intan" ucap wanita berbadan sintal

"Saya Petruk mbak" jawabku

"Yuk mandi di sungai sayang" ajak Heni sambil meraih tanganku

Aku menurut saja lagi pula badanku lengket akibat kegiatan tadi

Kami bertiga pun membersihkan diri di sungai sambil ngobrol. Dari situ aku baru tahu jika mereka dari Jakarta. Mereka kesini untuk KKN, aku tak tanya sih apa itu KKN, nanti aku tanya Ibu saja.
Dan mereka selain untuk KKN juga karena mencari hiburan. Ya hiburan selangkangan. Mereka tahu dari senior mereka, katanya di desa ini banyak pria perkasa yang punya ukuran kontol diatas rata-rata. Karena itulah tadi aku melihat mereka melakukan kegiatan berbagi kebahagiaan dengan kedua bapak-bapak itu.

Aku mulai agak paham disini. Tapi kenapa bagi mereka itu hiburan? Bukankah itu berbagi kebahagiaan? Hmm sepertinya aku harus banyak belajar lagi.

Aku pun bertukar informasi dengan mereka bahwa aku akan berada di gubug dekat kejadian itu saat tengah hari dan mereka akan datang untuk mengulangi kejadian tadi. Heni juga berjanji untuk tidak melakukan dengan warga lain lagi. Entah kenapa dia berjanji seperti itu, aku iyakan saja.

Kami pun selesai mandi dan pindah ke gubug tempatku istirahat yang biasa kami para pekerja pakai untuk sekedar menyantap bekal dan istirahat sembari mengobrol.

Entah kenapa dari tadi Heni menempel terus padaku. Ia terus memelukku sejak tadi. Sedangkan si Intan hanya senyum melihat tingkah temannya yg sangat manja itu.

Tak terasa hari mulai sore, mereka pun kembali. Katanya mereka tinggal di balaidesa bersama teman-temannya. Aku pun pulang sambil menenteng sabit dan karung kosong. Iya, aku lupa cari rumput. Semoga persediaan masih cukup untuk mantan teman satu rumahku, kambing.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd