Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
malam minggu, waktu yg tepat buat update bos....
ditunggu updatetannya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Chapter 10: Serangan Mendadak

Asep dan Dita keluar dari kamar mandi mendapati Eci yang sudah memegang handuk. Melihat mereka berdua, Eci langsung tersenyum mengejek.
"Mas Asep yaaa...Bilangnya mau mandi padahal aslinya enjot-enjotan sama Dita" ledeknya
"Eh, beneran kok Mbak niat awal saya cuman numpang mandi ajah, cuman saya harus diajarin Mbak Dita buat nyalain showernya hehe" Asep membela diri
"Owh, jadi sekalian lo ngambil kesempatan buat mandi bareng dan dientot Mas Asep kan Ta?" ledekan Eci beralih ke Dita, yang dibalas gadis bermata sipit itu dengan memeletkan lidahnya.
"Situ bangun-bangun langsung ngentot aja gak cuci muka dulu, berapa kali dicrot sama Mas Jejen?" sindir Dita sambil menunjuk ke arah cairan kental yang mengalir di paha Eci
"Lumayan lah, dapet banyak hehe, ada si Ari juga"
"Huu, si mpok maruk amat sih"
"Lah, elo monopoli Mas Asep gitu, siapa yang maruk coba?"
Tak ingin berlama-lama di antara keduanya, Asep segera pamit "Makasih yah Mbak udah dipinjemin kamar mandinya, permisi"
Asep masih mendengar ledekan Eci di belakangnya saat dia meninggalkan kamar
"Gak sekalian terima kasih sama Dita buat minjemin memeknya, Mas Asep?"
Asep hanya tersenyum simpul. Memang sih ada yang membuat Asep berterima kasih pada Dita, cuma bukan seperti yang dibayangkan Eci.

Setelah mengenakan kaos dan celana pendek baru, Asep bergabung yang lain di dapur. Para cowok berkumpul di meja makan sementara Dinda dan Irma mengeluarkan belanjaan mereka di meja dapur.
"Lama amat belanjanya, beli apa aja?" sapa Asep ke mereka
"Iye, lama banget perasaan, emang pasarnya jauh yah?" timpal Ari penasaran
"Nih si Dinda matanya jelalatan, semuanya mau dibeli" jawab Irma, yang membuat Dinda tertawa
"Hahaha, abis sayurnya keliatan seger-seger banget, jadi inget di kampung dulu ih"
"Wew, si Dinceu rindu kampung halaman euy" goda Reza
Dita yang sudah berpakaian menyusul. Ditambah Eci tak lama kemudian yang sudah selesai mandi dan berpakaian. Ya kalau memang hanya mandi tanpa diselingi sesi ngentot dan curhat tak akan selama Asep dan Dita tadi. Sementara para cewek memasak, Asep dan yang lain duduk-duduk di meja makan sambil ngobrol ngalor-ngidul. Lagi-lagi Asep merasa suasananya seperti kumpul-kumpul yang biasa, sesama rekan kerja tanpa aktivitas absurd. Tapi suasana damai itu dirusak oleh Reza, yang usil mengajukan usul kepada para gadis.
"Eh cuaca udah mulai anget nih, ya gak Ir?"
"Apaa sih Reza jeleeeek, gak jelas banget" jawab Irma yang sedang mencuci sayur dengan asal
"Mumpung udah gak dingin, gimana kalo kalian masaknya sambil bugil?"
Langsung semua menghentikan aktivitasnya dan memandang Reza yang hanya cengar-cengir
"Iih apaan sih Reza" tukas Dinda
"Hmm, kalo gak dingin sih..." Dita setuju tapi sedikit tak yakin
Sementara mata Eci malah berbinar "Oh iyaa, ini kan hari terakhir! Yuks ah kita semuanya telenji sampe waktunya pulang!" teriaknya ceria
"Serius Mbak? Ah, susah deh kalo si Mpok udah heboh gitu" gerutu Irma

Dengan tangkas Eci melucuti pakaiannya hingga telanjang bulat menyisakan jilbab dan kacamatanya saja
"Eh Mpok, kan tadi malam ketiduran belom pake baju sampe tadi mau mandi, jadi dari semalam cuman pake baju berapa lama?" tanya Dita sambil memelorotkan celana piyamanya
"Hmm, dari abis mandi tadi...kurang dari setengah jam kali yee, hehe" jawab Eci cuek
"Heh, cowoknya juga dong!" seru Irma
"Iya nih, biar adil" timpal Dinda
Reza yang dengan semangat melepas pakaiannya sendiri menengok ke belakang mendapati teman-temannya malah malas-malasan untuk membuka baju.
"Ya elah kok pada gak semangat gini, katanya lo bikin jamu dosis dobel Jen?"
"Lu sih baru bangun, kita mah udah dapet jatah tadi" jawab Ari
"Heu-euh, geus ngecrot aing jeung si Ari mah" timpal Jejen
"Wah parah lo pade, nyuri start gitu...Kalo lo Sep?"
Tapi belum sempat Asep menjawab, Eci sudah keburu menyahut "Udah tuh Mas Asep sama Dita mesra-mesraan berdua di kamar mandi, modusnya sih numpang mandi hahahaha"
Dita yang sedang melingkarkan ujung jilbabnya di leher hanya cemberut. Sementara Irma dan Dinda jadi heboh.
"Woow Mas Asep yaaa, ternyata..."
"Haha coba kalo kita gak ke pasar ya Mbak Ir, bisa jadi kita bertiga digarap sekaligus sama Asep hahaha..." Dinda berkata dengan ringannya yang membuat Asep teringat, hari ini kesempatannya yang terakhir buat menggarap Dinda, dengan mindset baru yang sudah ditanamkan Dita.

"Wah curang ah kalian, pada nyolong start" Reza yang masih tak terima terus menggerutu
"Yee salah sendiri lo kebluk baru bangun tadi" Asep membela diri
"Iya, padahal tidur paling duluan tadi malem" tambah Ari
Di-skakmat seperti itu Reza akhirnya diam juga. Tapi yang penting idenya terwujud, para gadis dengan rela memasak sambil berbugil ria dan teman-temannya mau ikut bugil juga.
Setelah menyimpan pakaian mereka, para gadis melanjutkan acara memasak mereka tanpa sehelai benang pun dari leher ke bawah. Tanpa canggung sedikit pun karena mereka memang sudah sering bertelanjang di depan para lelaki. Sementara bagi Asep dan yang lain, meskipun sudah terbiasa dengan tubuh telanjang Dinda, Dita, Irma, dan Eci tapi pemandangan indah di depan mereka tak urung membuat birahi mereka bangkit. Bahkan buat tiga orang yang sudah duluan 'dikuras' kelelakiannya.
"Mantep juga nih" ujar Asep dengan suara pelan
"Ide gua gito loch, kapan lagi ngeliat mereka masak sambil bugil" Reza sesumbar bangga
"Bayangin lo jadi raja minyak, terus mereka tuh istri-istri lo yang tiap hari hilir mudik di rumah gak pake apa-apa" tambah Reza yang membuat para cowok larut dalam lamunan masing-masing
"Hmm, gak kebayang ah" Ari membuka suara setelah beberapa lama
"Lha, kenapa?"
"Kalo gua raja minyak kaya raya ngapain gua harus telanjang juga sama 3 cowok lain?"
"Ah payah lo, ya jangan dibayangin lah...pake imajinasi napa"
Sementara para cowok sibuk berfantasi, para cewek lebih santai bertelanjang ria. Walaupun ada sensasi tersendiri yang membuat acara masak ini lebih seru. Tanpa disadari kelamin mereka yang tidak terhalang kain mulai basah, dan puting susu indah mereka mulai menegang walau udara sudah tidak dingin lagi.
"Yah aku mau ngegoreng nih, kalo minyaknya mercik gimana?" tanya Dita khawatir sambil menyalakan kompor
"Pake celemek aja Ta, perasaan ada deh di laci sana" saran Irma
"Ah iya, ada nih"

Para lelaki langsung melotot begitu melihat Dita memakai celemek di atas tubuh telanjangnya. Celemek berwarna biru tua itu begitu kontras dengan kulit Dita yang putih mulus. Dari samping terlihat sebagian buah dada Dita yang begitu menggoda seperti buah ranum di pohon yang tertutup daun.

oroPJag.jpg

"Anjrit ini mah lebih seksi daripada bugil doang" gumam Ari
"Setuju" timpal Asep
"Idem" tambah Jejen nyaris tak berkedip
Sementara Reza hanya melotot sambil menelan ludah. Kontolnya yang sudah didoping jamu Jejen dosis dobel belum sempat beraksi hari ini, dan sekarang berteriak-teriak minta dijepit memek. Akhirnya Reza berdiri dan berjalan mendekati Dita. Belum sempat dia melaksanakan niatnya, Dita sudah menolaknya.
"Mas Reza mau ngapain?"
"Gak tahan Mbak, liat Mbak seksi banget pake celemek...satu ronde aja ya Mbak?" Reza memohon
"Aduh, aku mau ngegoreng Mas Reza, bahaya nanti" Dita menunjuk ke arah wajan yang minyaknya mulai mendidih.
Mengalah, Reza beralih ke yang lain.
"Din, lu aja deh ya?"
Permintannya dibalas acungan pisau oleh Dinda "Lagi motong-motong daging ini, bahaya tau!"
Reza mundur sambil refleks melindungi selangkangannya. Dia beralih ke Eci tapi langsung mundur begitu melihat gadis mungil itu sedang memotong-motong sosis besar seukuran kontolnya. Akhirnya Reza memilih Irma yang sedang mencuci sesuatu di wastafel, aktivitas paling tak berbahaya.
"Yah, sama si Irma lagi deh" keluhnya
"Maksud lo? Udah bosen sama memek gua? Ya udah coli aja sendiri sana" balas Irma ketus
"Yee sori Ir, jangan marah gitu dong...Pinjemin memek lo dong, ya? Ya?"
"Ya udah kalo mau pake aja sono" jawab Irma santai, tapi sikap cueknya tak bertahan lama saat Reza memeluknya dari belakang, membuatnya agak menungging sebelum Reza dengan paksa memasukkan kontolnya dalam memek Irma.
"Ahhh Rezaaa! Barbar banget sih lo, maen coblos aja!" protes Irma
"Hah, protes aja! Ini memek udah banjir gini, lo sebenernya juga pengen kan!" balas Reza yang mulai menyodok Irma dengan kasar. Dan hanya dengan begitu saja kedua manusia itu bersetubuh menuntaskan nafsu birahi masing-masing.

Asep tercengang melihat begitu mudahnya hal itu terjadi. Tapi dia tidak bingung atau kalut lagi sekarang mencerna pemandangan di depan matanya.
"Rek ngiluan si Reza moal tuh Ri?" tanya Jejen menunjuk adegan panas Reza-Irma
"Nggak ah, kasian ntar masaknya gak beres-beres, kita gak bisa makan" jawab Ari
"Maneh kumaha Sep?"
"Ntar aja abis makan, santai dulu isi perut biar ada tenaga" jawab Asep diplomatis
Jadilah ketiganya menonton pemandangan di depan mereka. Tiga orang perempuan asyik memasak dalam kondisi bugil, sementara di antara mereka ada satu orang lagi yang sedang digenjot memeknya dengan brutal. Suara desisan minyak dari penggorengan dan pisau yang bertemu talenan bercampur dengan pekikan dan lenguhan nikmat dari Irma yang kelojotan menghadapi gempuran kontol Reza.
Dan akhirnya setelah cukup lama, makanan mereka pun siap. Irma yang orgasme lima kali terduduk lemas di lantai, sementara Reza yang sudah ngecrot dua kali panik melihat kontolnya yang masih tegak perkasa.
"Anjrit Jen, parah lo dosisnya, ini masih ngaceng gini aja!"
"Udahlah Reza, biarin aja dulu, kita makan yuks" ujar Eci tenang sambil mengatur piring di meja.
Jadilah mereka semua makan bersama di meja makan yang untungnya cukup besar menampung delapan orang itu. Sudah agak siang jadi bukan sarapan, tapi juga belum waktunya makan siang (istilah kerennya 'brunch'). Dengan bertelanjang bulat mereka makan dengan tenang, walaupun kontol para cowok sudah menegang dan memek para cewek sudah merekah basah. Hanya Irma dan Reza yang tampak berkeringat dengan tampang awut-awutan sehabis pertempuran mereka tadi.

"Nah temen-temen, jadi nanti kita pulang jam –eh berapa sih Ir?" Eci membuka percakapan
"Jam 5 aja, tapi jam 4 udah mulai bersih-bersih villa ya" jawab Irma dengan mulut penuh nasi
"Yup, dan karenanya hari ini gak ada games ya, waktu bebas aja sampai pulang" lanjut Eci
Hmm kesempatan, pikir Asep.
"Nah makanya aku minta Mas Jejen bikin jamu dobel dosis tadi pagi, biar jadi tantangan buat kalian"
"Maksudnya?" tanya Ari
"Ya kalo sampe jam 4 kalian kurang banyak ngecrot ya bawa aja pulang tuh kontol, emang enak naek motor kontol masih ngaceng gitu?" jelas Eci yang membuat para lelaki saling berpandangan
"Wah Jen, lo mau-maunya aja disuruh gitu, enak di mereka rugi di kita" protes Reza
"Lah, nya disuruh sama si Mbak Eci, nurut we urang mah" bela Jejen
"Sekalinya ngaceng susah lagi lho buat turunnya, yang bertiga nyuri start pasti tau kan" lanjut Eci
"Ya udah lah Mbak, abis ini kita langsung mulai aja. Di ruang tengah? Apa mau di luar lagi?"
"Eits, sabar Reza. Sebelum meminta hak, lakukan dulu kewajiban"
"Maksudnya Mbak?"
Eci tidak menjawab, dia hanya memandang sekeliling
"Udah pada beres makannya gals? Nah para cowok bagian yang nyuci piring sama beresin meja ya" ujar Eci cuek sambil berdiri
"Iya, sekalian bersihin nih dapur, ama buang sampahnya sekalian" tambah Irma
Para gadis dengan kompak berdiri dan berjalan ke arah ruang tengah
"Lah kok kita ditinggalin gitu aja?" protes Ari
"Yee udah dimasakin juga, gantian atuh" ledek Dinda
"Yup, kalian udah nginep gratis, dikasih makan gratis, sekarang kerja sono" timpal Irma
"Lah emang ini biasanya kerjaan kalian kan di kantor" ujar Eci ketus, yang langsung membuat para cowok tersadar dengan status mereka.
"Kalian kan pelayan kita-kita, jadi gak usah protes deh" cerocos Eci yang membuat telinga para lelaki panas
"Tapi ini gimana Mbak, kita udah ngaceng" protes Reza menunjuk kontolnya sendiri
"Bodo amat. Jangan nyamperin kita sebelum semuanya beres...kalo gak kuat, coli aja sendiri yaa" Eci tersenyum mengejek sebelum berbalik "Daaagh yaaa, kita tunggu di ruang tengah"

Para cewek melambaikan tangan dan meninggalkan para cowok bengong di dapur
"Wah, tega euy..." gumam Jejen sambil terus memandangi pantat-pantat mulus yang semakin menjauh
"Curiga si Mbak Eci bales dendam abis dikerjain abis-abisan tadi malam" ujar Ari berspekulasi
"Anjrit, jahat bener mereka bikin ngaceng gini trus ninggalin kita. Tambah jamu lo bikin ini gak bisa turun Jen" Reza mengomel
"Lah, kan ide lo yang nyuruh mereka bugil" debat Ari
Asep hanya diam sambil mulai membersihkan meja "Udah kita mulai aja, biar cepet beresnya" sarannya
"Lo gak marah digituin Sep?"
"Ya gua juga kesel nih udah sama-sama saling ngasih enak, eh masih dianggap pelayan sama mereka"
"Yah emang kenyataanya gitu sih, tapi kayaknya cuman Mbak Eci doang deh yang kebangetan" tambah Ari
"Yaa kalo mereka minta kontol ya udah kita kasih kontol, gampang kan" ujar Asep santai
"Yee, enak di mereka, kita yang sengsara ngaceng terus"
"Nah itu dia, kita liatin ke mereka apa akibatnya bikin kita ngaceng terus kayak gini"
"Iye Za, kalo udah beres kita kasih pelajaran mereka, kita entotin sampe kelenger mumpung senjata kita lagi didoping" tambah Ari
"Hmmm, oke lah, kesel gua sama si Mbak Eci. Kita bikin dia teriak-teriak minta ampun nanti"
"Si Mbak Eci rek di-DP yeuh? Hayulah!" seru Jejen semangat
"Sama si Ari aja Jen, gua pengen ngentotin Mbak Dita yang pake celemek heheheh..." tukas Reza
"Lah lu yang kesel sama si Mbak Eci kok malah milih yang lain" protes Ari
"Biarin, lu berdua juga kesel sama si Mbak Eci kan? Nah jadi gini..."
Sementara teman-temannya berkonspirasi Asep hanya bersiul sambil menaruh piring kotor di wastafel
"Sep, lo bagian sisanya! Si Dinda sama Irma"
"Okeehh!" Asep hanya mengacungkan jempol walau dalam hati dia bersorak, pas banget!

Dengan rencana di kepala, para cowok menyelesaikan tugasnya dengan semangat. Tak lama, setelah dapur bersih keempat pria itu mengendap-endap tanpa suara ke arah ruang tengah.
"Lapor! Semua target operasi sedang berkumpul di depan TV, menonton acara gosip" bisik Ari pada Reza setelah mengintip dari sudut tembok
Yang lain kompak ikut mengintip melihat suasana
"Hmm, lagi pada fokus kayaknya, bisa kita sergap dari belakang" bisik Asep
"Ah, dasar awewe..." gumam Jejen
"Sep, kebetulan Dinda sama Irma duduknya deketan, lu bisa kan nanganin dua orang?"
"Siap komandan!" jawab Asep sambil memberi tanda hormat
"Saya serahkan mereka padamu, prajurit!" balas Reza dengan mimik serius
Dan operasi senyap pun dimulai, keempat pria bugil dengan kontol yang dari tadi sudah terhunus tegang mendekati target masing-masing.
"Baaaaaaaaa!"
"Kekok!"
Belum sempat menoleh, keempat gadis yang sedang menonton TV sambil bugil itu sudah diterkam oleh para predator seksual, hingga mereka pun menjerit kaget
"Kyaa! Aduh apaan nih!" jerit Dita yang dipeluk Reza dari belakang
"Ahh! Kalian ngapaiiinnnn!" pekik Eci yang diserang dari dua arah oleh Jejen dan Ari
Sementara Dinda dan Irma dirangkul dari belakang sekaligus oleh Asep. Mereka yang sepertinya sedang membaca sesuatu dari HP Dinda ikut memekik kaget. Tangan Asep masing-masing mencengkram salah satu dari payudara kedua gadis itu. Asep sebenarnya hanya ingin mengagetkan mereka berdua, karena tak mungkin dia menahan dua gadis sekaligus. Dengan lembut Asep meremas dan merangsang dua daging hangat empuk yang dia pegang, yang membuat para pemilik daging itu mendesah manja menggantikan pekikan kaget mereka.

Sementara yang lain sepertinya terobsesi mendominasi target operasi mereka. Dita meronta-ronta dalam cengkraman Reza, walaupun erangannya terdengar seperti menikmati. Eci lebih parah, gadis berkacamata itu diserang di semua lini pertahanannya oleh Ari dan Jejen. Memek mungilnya dikobel jari Ari dengan ganas hingga cairan cintanya memercik keluar. Mulut Ari sendiri sedang asyik menyedot-nyedot payudara Eci. Jejen meremas dan mencubit puting Eci yang satunya lagi sedangkan bibir dowernya memagut bibir Eci sehingga jeritan gadis itu terbungkam.
"Iih parah banget mereka" ujar Dinda melihat pemandangan brutal di sebelahnya
"Mas Asep jangan kasar-kasar ah" pinta Irma sedikit takut
"Tenang, kalian berdua mah aman di tangan sayah" jawab Asep dengan bangga
"Beuh emang bisa Asep muasin kita berdua?" tantang Dinda
"Wah, nantang nih anak, Mbak ir, ceritain yang kemarin sayah naklukin kalian bertiga"
"Ah iya, Mas Asep emang dahsyat kalo udah panas"
"Heeee, kalo sekarang Asep udah panas? Mana coba buktiin" Dinda memandang Asep dengan mata bulatnya yang indah, membuat jantung Asep bedetak lebih kencang. Tapi bedanya, sekarang tidak ada rasa grogi sama sekali.
"Oh udah dooong...Nihhh!" Asep tiba-tiba mencaplok bukit susu Dinda yang membuat gadis itu memekik sambil tertawa. Asep lalu beralih ke sisi lain, ke payudara Irma. Bergantian Asep mencaplok bukit kembar di kanan-kirinya, sementara tangannya turun dan terus turun hingga mencapai klitoris milik kedua gadis. Dirangsang seperti itu, Dinda dan Irma menggelinjang dalam rangkulan Asep.

Di sebelah mereka Dita sudah menungging pasrah dengan Reza masih merangkulnya dari belakang. Gadis berjilbab itu mendesah nikmat saat Reza menciumi punggungnya dan meremas-remas payudara kenyalnya yang menggelantung. Dari tadi kontol Reza terus menggesek-gesek bibir memek Dita, tapi belum dimasukkan juga. Lama-lama Dita tak tahan juga.
"Aaahh Mas Reza kok cuman digesek teruuss..." rajuknya manja
"Hmmm? Apa Mbak? Mau dimasukkin?"
"Iiyaaa, masukkin kontolnya ke memek akuuuu!" pinta Dita tanpa mempedulikan harga dirinya lagi
"Iyaa Mbak, saya masukin deh...Tapi ada syaratnya"
"Apaan?"
"Nih, pake dong Mbak"
"Eh!?" Dita terheran ketika Reza menyodorinya sesuatu, dan baru mengerti ketika menyadari bahwa yang berada di tangan Reza adalah celemek biru yang dipakainya tadi di dapur.
Beralih ke sebelah, Eci sekarang sudah pasrah di pangkuan Jejen yang terus meremas-remas kedua pabrik susunya. Sementara di bawah sana Ari asyik menjilati dan menyedot lubang nikmat Eci.
"Wew, untung bersih Jen, gak ada sisa peju kita yang tadi pagi"
"Pas mandi tadi dikeluarin yah Mbak?"
"Hmmhhh" Eci yang keenakkan tidak menjawab
"Ri, mending dikobel nepi ka muncrat, trus urang ewe bareng si Mbak Eci" saran Jejen
Ari yang setuju lalu kembali menggunakan dua jarinya untuk mengobrak-abrik memek Eci. Langsung diserang di titik sensitifnya, Eci mengerang dan menjerit nikmat. Tubuh mungilnya menggeliat liar tapi ditahan tangan kekar Jejen. Cairan bening semakin banyak memercik dari kobelan Ari di memek Eci, menandakan birahi gadis itu semakin naik dan naik menuju puncak.
"Ahhh...Kalian tegaaaaaa! Nghhhaaaaahhhhh!" Eci memekik semakin histeris, tubuhnya kelojotan hingga akhirnya cairan cintanya menyemprot dengan deras seperti keran diiringi lolongan panjang.

Asep tak mempedulikan kehebohan di dekatnya karena sedang asyik mengadu bibir dengan Irma, lalu segera beralih ke sisi lain untuk saling membelit lidah dengan Dinda. Kedua tangannya sibuk mengobel memek kedua gadis dan sebagai balasannya, kontolnya dikocok oleh dua tangan halus milik Dinda dan Irma.
"Aah Asep jarinya nakal iiiih" desah Dinda
"Ini mau pada nyobain yang lebih enak dari jari gak nih?" tantang Asep
"Mmmmhhh...Ayo Mas Asep, kita udah siap nihhh" jawab Irma yang merem melek keenakkan
Asep pun menyuruh mereka nungging berdampingan, hingga pemandangan indah dari dua pantat mulus dengan lubang basah merekah terpampang di depan mata Asep. Sesekali diremas dan ditepuk pelan membuat para pemilik pantat mendesah, dan semakin nikmat ketika Asep kembali menusukkan jarinya di masing-masing memek.
"Iiih Asep kok masukin jari lagi ah" protes Dinda
"Sabar, sabar...Oh iya ngomong-ngomong dari tadi malem belum dientot lagi yah?"
"Iiya cuman aku doang yang belum kemasukan kontoool, ayo dong Sep!"
"Ayo apa nih?"
"Ah Asep mah rewel iih" gerutu Dinda
"Owh ya udah, kalo gitu gua mah ngegenjot Mbak Irma dulu yah" ujar Asep santai yang diiringi pekikan Irma saat kontol Asep tiba-tiba menerobos memek basahnya
"Ahhh...aaaahhh...Mas Asep mantepppp!" erangnya ketika Asep mulai menggenjot memeknya dengan intens
"Yah Asep kok ke situ dulu siiih" Dinda yang kecewa mengomel.
Tapi inilah yang dinanti Asep. Saat Dinda lengah karena kecewa memeknya tidak terpilih, seketika Asep mencabut kontolnya dari lubang Irma dan dengan cepat ditusukkan ke miliknya Dinda hingga gadis berbulu mata lentik itu terbelalak dan menjerit kaget
"Aaah Asseeeeppppp! Kok gak bilang-bi – Ahhhh!"
"Emang harus bilang-bilang dulu yah?" tanya Asep nakal sambil mulai memompa memek Dinda
"Ahh dasaaarrr...Nghhh...Anjrit akhirnya dapet kontol lagiiiii!" racau Dinda dengan tubuh tersentak-sentak digenjot Asep dari belakang.

Kembali ke sebelah, Dita menggoyangkan pinggulnya seirama tusukan kontol Reza di memek legitnya. Gadis bermata sipit itu sekarang di posisi berpangkuan membelakangi Reza. Posisi ini memudahkan Reza untuk menyelipkan tangannya di balik celemek biru Dita dan meremas-remas kedua buntalan susu hangat di sana. Bercinta dengan kostum baru ini tidak hanya membuat Reza semakin bernafsu, tapi juga memberi sensasi baru buat Dita. Kadang Reza mengeluarkan tangannya dan mempermainkan dari luar puting susu Dita yang menonjol. Sensasi gesekan kain di putingnya yang sensitif menambah kenikmatan yang dialami gadis itu. Apalagi pompaan kontol Reza juga semakin menjadi-jadi. Tampaknya pria kurus itu begitu terangsang dengan pemandangan Dita yang memakai celemek. Hingga tak lama bagi Dita untuk mencapai puncak kenikmatan. Diiringi lenguhan panjang tubuh putih mulusnya mengejang, dan keringat mengalir deras membasahi celemek biru dan jilbab hitamnya.
Sementara Eci juga hampir mencapai orgasme keduanya, atau yang pertama dengan kontol siang itu. Tubuh telanjangnya berbaring telentang di karpet dan Ari menggempur memeknya dengan ganas, membuat payudara empuknya berguncang hebat. Gerakan tubuhnya yang tak terkendali membuat kontol Jejen yang dari tadi dikulumnya terlepas. Ketika Ari mengubah tusukannya menjadi tusukan-tusukan panjang dan dalam, Eci tak tahan lagi. Gadis mungil itu orgasme hebat, begitu hebat sampai mulutnya menganga lebar dan matanya hanya menampakkan bagian putihnya saja. Diurut dinding memek Eci, Ari pun menyemprotkan cairan kejantanannya dalam memek Eci yang masih orgasme. Setelah pistolnya kehabisan amunisi, Ari mencabut senjatanya dan dengan sigap Jejen mengganti posisinya. Tak peduli dengan Eci yang masih mengejang dilandai badai kenikmatan, Jejen menghujamkan kontol hitamnya ke memek Eci yang membuat gadis itu semakin histeris menjerit-jerit meminta ampun.
"Ngaahhhhkkkkhhhh! Amphuuuunnhhhh memhek akuuuuhhh!" Eci tak tahan dengan gelombang orgasme yang terus mendera tubuhnya tanpa henti.
Eci tak tahu bahwa sesi itu masih pemanasan, dari awal tujuan akhir keduanya adalah menaklukkan Eci dengan mengisi kedua lubang milik gadis itu bersamaan. Tapi karena waktu pulang masih lama dan efek jamu Jejen masih kuat, mereka pun bergantian dulu melampiaskan nafsu dan kekesalan mereka pada Eci.

Ari dan Jejen rela berbagi Eci, membiarkan Asep bebas menggarap Dinda dan Irma sekaligus. Secara bergantian Asep menggenjot memek keduanya dari belakang. Bosan dengan lubang yang satu, tinggal beralih ke yang satunya lagi dengan jarinya mengorek lubang yang sudah kosong. Dengan tubuh penuh energi sehabis makan dan pikiran bebas dari galau, Asep menggempur lubang kedua gadis itu dengan gagah perkasa. Irma mencapai puncak kenikmatannya saat bagiannya tiba. Asep bisa merasakannya langsung dari kedutan dan jepitan memek Irma. Saat tubuh Irma mengejang dan menggelinjang, Asep langsung mencabut kontolnya dan menghantam lubang Dinda yang disambut dengan lenguhan mesra gadis itu. Membiarkan Irma menikmati orgasmenya dulu, Asep menggenjot Dinda lebih lama. Berkat konseling dari Dita, sekarang Asep bisa lepas, bahkan saat dengan Dinda sekalipun. Dia bisa dengan tenang menggarap Dinda, dan juga Irma tanpa terbebani apapun. Dan Dinda pun akhirnya meraih orgasmenya berkat tusukan Asep.
"Ahhhnghhhhh!" pekiknya sambil terpejam, menikmati orgasme pertamanya hari ini hasil persetubuhan yang begitu liar

Meninggalkan tubuh Dinda yang kelojotan, Asep kembali mencoblos memek Irma yang disambut lenguhan serak-serak basahnya yang khas.
"Ahh Mas Asephhh..."
Lenguhannya berubah menjadi jeritan ketika Asep menarik tangannya seperti tali kekang dan memompa memeknya dengan brutal. Sebentar lagi Asep merasa akan ejakulasi, dan dia memilih Irma untuk menampung cairan kelelakiannya. Karena dia punya rencana sendiri untuk Dinda.
PLAK! PLAK! Tusukan panjang tapi dalam dari kontol Asep membuat suara yang keras saat perut bawah Asep menabrak pantat empuk Irma. Belum lama orgasme, Irma sudah tak tahan lagi. Rasa nikmat itu semakin membuncah hingga akhirnya meledak. Tepat di puncak kenikmatannya, Asep menyembur rahim Irma dengan cairan kental hangat. Seketika kenikmatan baru datang susul menyusul.
"Aaahhhh aku dap – Ehh!? Ahh...Ahhh...Ahhhh Mas Asephhhhh!" jeritnya histeris
Asep menggeram menikmati ejakulasinya dan juga dari jepitan liar memek Irma. Tapi bukannya dicabut, setelah semprotannya habis Asep malah mulai menggerakkan kontolnya kembali. Rasa ngilu yang dirasakannya tak dipedulikan. Kembali dipompanya memek Irma yang sudah dipenuhi berbagai jenis cairan termasuk pejunya sendiri. Irma yang sudah setengah sadar dimabuk orgasme beruntun hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu.
"Ngghh Mas Aseeeppp...Memhek akuu..Ahh! Memek aku masihhh...Ahhh!" erangnya histeris seperti menangis. Hingga tak lama kemudian Irma kembali menjerit sambil mengejang
"Aaaahhh kok ak-akhu laghiiiii!"

Beralih sebentar ke pasangan lain. Dita bergoyang di atas tubuh Reza dengan posisi WOT. Celemek birunya sudah acak-acakan. Salah satu payudaranya menyembul keluar, terlihat bergoyang naik turun seiring gerakan tubuhnya. Kondisi Dita yang semrawut ini justru membuat Reza semakin bernafsu. Sesekali tangannya kelayapan menggerayangi buntalan empuk hangat milik Dita. Sementara Dita sendiri sudah lupa diri, dia mengejar kenikmatannya dengan variasi gerakan pinggulnya. Tak sekedar naik turun, kadang memutar seperti ulekan sambal, dan tak lupa empotan memeknya yang khas menyiksa kontol Reza di dalamnya. Mata sipit Dita menatap mata Reza dengan tatapan penuh nafsu dan ekspresi yang sangat erotis. Bibir tipisnya terus mengeluarkan desahan di antara nafasnya yang memburu. Saking larutnya Dita dalam nafsu, bila tangan Reza sedang tak di sana, Dita meremas-remas payudaranya sendiri untuk merangsang dirinya lebih jauh. Usahanya berhasil karena Dita berkali-kali klimaks dalam posisi itu. Tapi Dita tak berhenti, dia ingin lebih dan lebih. Bahkan ketika dia merasa ada cairan kental hangat yang menyembur kewanitaannya. Dita masih ingin terus mendapat kenikmatan dari kontol Reza yang tetap keras setelah crot. Tapi setelah orgasmenya yang entah keberapa, Dita tumbang. Tubuhnya ambruk menindih tubuh Reza, dan membiarkan pria tonggos itu menciumi bibir tipisnya. Mereka berpelukan erat, susu Dita yang sebagian masih tertutup celemek menempel di dada Reza. Lalu Reza menggulingkan badannya sehingga sekarang Dita berada di bawah. Tanpa ba-bi-bu lagi Reza kembali menggenjot Dita yang sekarang pasrah di tangan pejantan yang menindih tubuhnya.

Sementara tak jauh dari situ Eci juga sedang ditindih oleh Jejen. Tubuh Eci yang kuning langsat kontras dengan kulit hitam Jejen. Didera klimaks tiada henti, Eci hanya bisa terbaring lemah setengah sadar. Dibiarkannya Jejen menggenjot memek mungilnya dengan brutal, menyodok hingga bagian terdalam kewanitaannya, Mulut Eci setengah terbuka mengeluarkan erangan lirih, terlalu lemas untuk merespon ciuman bibir tebal Jejen. Eci sekarang sudah seperti boneka seks di tangan Jejen, yang sepertinya begitu bernafsu memperlihatkan apa akibatnya kalau para lelaki diberi jamu dosis dobel.
"Nghhhhhhhhaaaahhh!" Eci memekik sambil membelalakkan matanya, lagi-lagi orgasmenya yang entah keberapa kali mendera tubuhnya.
"Yah Jen, belom juga kita DP udah lemes gini" ujar Ari sambil mengangkat tangan Eci yang sudah lunglai
"Hah baelah, hajar we terus" jawab Jejen cuek
"Hayoh Jen, crot atuh biar kita bisa mulai"
"Sabar, ieu rek crot....Ughhh!"
Eci hanya melenguh lirih merasakan memek sempitnya kembali dipenuhi air mani laki-laki. Ruangnya yang kecil terasa penuh oleh 'sumbangan' Ari dan Jejen. Untungnya Jejen segera mencabut kontolnya dari ruang sempit itu. Eci mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah. Tadi pagi dia sudah merasakan kontol Jejen dan Ari tapi entah kenapa kali ini situasinya berbeda. Eci takluk di tangan mereka berdua, dan gadis itu tak mengerti kenapa tadi keduanya begitu brutal menyetubuhinya tanpa ampun
"Ahh Ariii jangaaan aku masih lemes..." erang Eci lirih ketika Ari menarik tubuh Eci hingga berdiri. Dengan Eci di pelukannya, Ari mengangkat salah satu kaki Eci dan mulai memasukkan kontolnya dalam lubang gadis mungil berjilbab itu. Eci yang refleks menggantungkan tangannya di leher Ari hanya mendesah pasrah. Juga ketika tangan Ari mengangkat kakinya yang satu lagi sehingga posisi mereka seperti waktu lomba 'balap sambil ngentot' kemarin siang yang mereka tidak ikuti karena menjadi wasit. Tapi Eci kaget ketika dia merasakan ada Jejen di belakang tubuhnya, dengan ujung kontolnya sudah menggesek lubang pantat mungilnya.
"Aaah kalian mau ngapaiiiin? Jangan sekarang pliiiss..." pinta Eci yang tahu apa yang akan mereka lakukan
"Lho, situ bukannya seneng di tusuk depan belakang?" tanya Jejen sambil tersenyum mengejek, yang langsung memasukkan batangnya dalam anus Eci sekali tusuk, diiringi jeritan membahana gadis itu.

Kembali ke Asep dan Irma. Walaupun gadis yang dientotnya menjerit-jerit minta ampun, Asep tetap tidak mengurangi temponya. Dia tidak peduli walaupun Irma mengalami multi-orgasme susul menyusul. Memek Irma yang sudah banjir bandang terus Asep bombardir. Bahkan ketika Asep merasa dirinya hendak ejakulasi lagi. Tusukan Asep semakin dalam, seolah-olah hendak menggaruk-garuk semua bagian dinding memek Irma, yang membuat gadis itu semakin semaput. Irma yang berada di awang-awang karena klimaksnya yang tak kunjung reda akhirnya menjerit seperti binatang liar saat Asep kembali menyembur rahimnya. Semprotan cairan kental Asep memicu orgasmenya yang entah kesekian kalinya, yang terdahsyat, dan sepertinya yang terakhir. Karena setelah jeritannya yang tadi, Irma tiba-tiba terdiam. Tubuhnya yang dipegang Asep lunglai, dan saat Asep melepas tubuhnya, Irma ambruk begitu saja.
"Aduh itu Mbak Irma kenapa?" Dinda yang dari tadi menonton khawatir melihat Irma tak sadarkan diri
"Tenang, itu cuman kecapean aja" jawab Asep
"Beneran? Kok aku kasian ya ngeliatnya"
"Iya, abis istirahat bentar pasti pulih lagi kok" Asep menunjuk Irma yang nafasnya mulai teratur
Dinda menghela nafas lega, lalu ujarnya "Asep, aku kok rada serem ya ngeliat Asep tadi"
"Wah, serem kenapa?"
"Abis Asep brutal banget sih maennya, gak nyangka hehehe...Selama ini kirain Asep orangnya pasif gitu"
Mendengar komentar Dinda, otak Asep langsung flashback. Pertama dengan Dinda, dia masih canggung. Sabtu pagi dengan Dinda, dia melakukannya dengan lembut. Kemudian pas lomba. Dan terakhir pas jadi timun. Benar juga kata Dita, justru Dinda yang belum pernah merasakan 'kebuasan' Asep.
"Yee situ gak tau aja. Emangnya sayah ini cuman bisa jadi timun doang?"
"Hahaha sori Sep, gak usah marah gitu atuh hahaha" Dinda tertawa renyah.

Keduanya menoleh begitu Dita dan Eci menjerit nikmat di tangan para pejantan mereka.
"Tapi tadi kayaknya gua mah emang kebawa suasana..."
"Iiya kali yaa...Eh tapi Sep"
"Apa?"
"Jadi..Itu timun masih ngaceng...Mau diterusin kan?" Dinda melirik Asep dengan pandangan nakal
Asep menyeringai lebar. Dalam hati dia bersorak gembira, rencananya 'menyingkirkan' Irma terlebih dahulu berhasil.
Dan sekarang, sampai waktunya pulang nanti dia bisa menikmati tubuh Dinda sendiri tanpa gangguan.

"Pastinyaaaa, sini gua liatin nih timun bisa apa"

Bersambung
 
Terakhir diubah:
Bukan maksud memperpanjang cerita tapi yah kebetulan ada inspirasi jadi sesi abis sarapannya diperpanjang, sebelum finale Asep VS Dinda: Ultimate Battle

Bro reinweiss itu 'kan biasanya nulisnya di akhir pekan. Pokoknya sih tungguin aja Sabtu atau Minggu besok. Paling telat biasanya Senin.

Sebaiknya jangan terlalu ngarep update kejutan di pertengahan pekan.

Thanks Bro udah ngebantuin :beer:

Edit: kok ada bagian yang disensor otomatis ya? Mungkin itu nama forum lain kali ya, hehe saya gak tau
 
Terakhir diubah:
Bimabet
luar binasa updatenya suhuuu

gak sabar menunggu kehebatan asep ke dinda nihhh

bakal kelojotan daaah dindaaa kyk irma wkakakaka
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd