obonger
Suka Semprot
- Daftar
- 7 Jul 2011
- Post
- 20
- Like diterima
- 75
Gue tinggal di pinggir kali sebuah kawasan kumuh Jakarta. Kali itu adalah batas antara kawasan gue yang kumuh dan sebuah perumahan elite. Tiap hari mobil-mobil mewah lalu-lalang di jalan seberang keluar-masuk rumah-rumah mewah itu. Dari semua rumah di deretan jalan itu ada 1 rumah yang selalu menarik perhatian kami para pribumi. Di situ tinggal sebuah keluarga Chinese : Ibu dan 3 anak gadisnya - 1 wirausaha, 1 karyawati, dan 1 baru lulus kuliah S2. Usia mereka 33, 28, dan 25 tahun, semuanya cantik jelita, bertubuh sexy semok menjulang di atas 180 cm, berkulit putih bersih mulus bercahaya. Dari bebong mereka, kami tahu nama-nama mereka : yang tertua Fangfang, lalu Lanlan, dan yang termuda Lingling. Ibunya usia 53 tahun namun tampak seperti belum 40 tahun bernama Lili, sama jangkung dan sama nafsuinnya. Kami sering bercanda memasang-masangkan setiap Chinese itu dengan salah satu dari kami. Dan manakala kami sedang patungan menggauli beramai-ramai (biar hemat) seorang lonte pribumi, kami selalu membayangkan bahwa lonte kuntet coklat dekil itu adalah salah satu dari 4 Chinese tersebut.
Suatu pagi saat libur sekolah, kami berpapasan dengan 2 amoy berusia 26-27 tahun, keduanya berwajah cantik jelita dan berkulit putih mulus bercahaya. 1 bohay jangkung 185 cm dan 1 seksi montok 180 cm. Mereka berusaha menjauhi kami. Si Tarno (yang terkocak di antara kami) membentak mereka menyuruh berhenti. 2 amoy itu sontak terhenti langkahnya, kaku bagai patung. Saat kami mendekat, si Jangkung langsung memohon jangan diapa-apakan. Si Montok pun ikutan memohon dikasihani. Naluri pribumi kami pun merasuk. Dul (yang terkuntet di antara kami) menyuruh 2 amoy itu bertelanjang bulat. Mereka ragu-ragu dan segera perut mereka yang rata ditonjok! Perlawanan mereka patah seketika dan semenit kemudian 2 amoy itu pun sempurnalah bertelanjang bulat. 10 kontol hitam kami kontan ngaceng menyaksikan kesempurnaan 2 raga molek putih mulus menjulang bercahaya tanpa sehelai pun bulu terpampang di depan mata.
Saatnya untuk “pesmoy” alias pesta amoy! Dul dan Zainal sebagai yang terkuntet dan terhitam berhak duluan. Dul yang 195 cm netek 2 nenen putih bulat nongtot bin bangkok milik si Montok. Sementara Zainal yang 198 cm cm netek 2 nenen putih lonjong nongtot bin bangkok milik si Jangkung. Sambil menikmati kelezatan 4 nenen putih itu tangan hitam mereka pun nyosor dan mengerjai 2 memek putih rapet tembem licin tanpa jembut sambil tangan yang satunya lagi meremasi pantat-pantat bulat besar putih mulus nongtot bin bangkok serta pula mengoreki lobang-lobang pantat para amoy itu. Kebejatan nan biadab itu tak ayal membuat para amoy itu megap-megap terisak-isak berderai air mata merasakan jijik dan terhina. 15 menit kemudian Dul dan Zainal bertukar amoy agar mereka dapat menikmati kelezatan nenen-nenen putih bangkok baik yang bentuknya lonjong maupun yang bentuknya bulat. Usai Dul dan Zainal puas, kami ber-8 pun mengulang semua hal yang mereka lakukan terhadap 2 amoy itu.
https://www.imagebam.com/view/ME1PZM6
https://www.imagebam.com/view/ME1PZNC
https://www.imagebam.com/view/ME1PZRY
https://www.imagebam.com/view/ME1PZWS
2 jam kemudian usai kami semua puas menikmati 2 amoy itu pada posisi berdiri, Dul menyuruh mereka berbaring ngengkang dan mengarahkan kontol hitamnya ke memek putih mulus bercahaya si Montok. 2 amoy yang tadinya sudah pasrah itu tiba-tiba meraung meronta-ronta dan nyaris lolos! Mereka pun dipegangi supaya Dul dan Zainal dapat meneruskan perjuangan mereka yang terputus. Hanya sekali sodok, Dul sukses membobol keperawanan si Montok yang lalu melolong 'Ooowoow' tiap kali disodok si Dul. Sementara Zainal menjilati memek putih mulus bercahaya si Jangkung selama 5 menit sebelum memperawaninya.
Begitu keperawanan 2 amoy itu jebol, mereka berhenti melawan dan tinggal terisak-isak di sela-sela ciuman, jilatan dan sedotan para pribumi yang merem-melek keasyikan menikmati memek-memek mereka sambil terus mengemut-ngenyoti 4 pentil pink besar mereka. Kami ber-8 pun sibuk menciumi dan menjilati 2 leher, 4 ketiak, 4 betis serta 2 wajah putih pasrah jelita mereka. Para amoy itu tidak pingsan namun 4 mata indah mereka menerawang jauh. Dul timbul ide "Gue pengen ngerasain lobang pantat amoy." Diangkatnya kaki dan pinggul si Montok lantas dijilati lobang pantatnya lalu dimasukkan 2 jari ke lobang pantat si Montok, keluar-masuk berputar-putar. Setelah 10 menit kami memegangi si Montok di posisi ngengkang dengan kedua kakinya tertekuk ke kepalanya. Dul lantas melesakkan kontolnya ke lobang pantat si Montok. Gue melihat jelas kontol hitamnya menghilang ke dalam lobang pantat pink si Montok. Sang amoy memberontak sekuat tenaga sambil memohon ampun namun tak berdaya dipegangi. Dul sambil nyodok keluar-masuk pun bergumam "bo'olnya amoy sungguh lebih nikmat dari memeknya."
Tak mau kalah, Zainal pun menyuruh kami memegangi si Jangkung untuk dinikmati juga bo'olnya. Si Jangkung sontak memohon dan menghiba supaya bo'olnya jangan digagahi. Ia bahkan menawarkan untuk netekin seluruh warga pribumi di kampung kami sampai puas. Jawab Zainal : "Lu bakal setiap minggu netekin kita para pribumi sampai kita pada kembung dan tetap saja kita pakai lobang pantat lu”. 5 menit kemudian, kontol hitam Zainal telah menerobos keluar-masuk di bo'ol si Jangkung yang basah kuyup usai dijilati. Amoy satu ini tak bersuara namun melempar wajah jelita putih pasrahnya ke kiri dan ke kanan menahan geli.
Total 10 kontol hitam dan 20 jari hitam bergantian menerobosi memek licin putih rapat tembem dan bo'ol pink para amoy itu. Total 10 mulut berbibir dan berlidah ungu mengemut-ngenyoti 4 nenen putih nongtot bin bangkok dan 4 pentil pink besar para amoy itu. Setelah 15 jam puas membiadabi 2 amoy itu habis-habisan akhirnya kami tinggalkan mereka pingsan telanjang bulat mengengkang lebar-lebar berlumuran pejuh di memek dan di bo'ol. Tak lupa semua kartu identitas mereka kami ambil supaya sewaktu-waktu rumah mereka bisa kami datangi untuk bernostalgia dan mengulangi kemesraan ini.
Pakaian mereka pun kami bagi-bagi di antara kami sebagai souvenir. Gue kebagian celana dalam ukuran XXXXL milik si Jangkung, Dul kebagian BH ukuran 48 milik si Montok dan Zainal kebagian celana dalam ukuran XXXXL milik si Montok. Tarno kebagian kaos milik si Jangkung berhubung nenen si Jangkung demikian panjang dan besar melebihi pepaya bangkok maka sebagai ganti BH dia memakai kaos ukuran XXXXL lantaran tiada BH yang cukup luas guna menampung teteknya.
Setelah istirahat seharian penuh maka esok harinya kami pun mulai memusyawarahkan strategi taktis operasi penyerbuan rumah di seberang kali yang ada 1 encik dan 3 amoy nan indah itu. Operasi tersebut kami namakan sebagai OPPA alias Operasi Pencoblosan Para Amoy.
Suatu pagi saat libur sekolah, kami berpapasan dengan 2 amoy berusia 26-27 tahun, keduanya berwajah cantik jelita dan berkulit putih mulus bercahaya. 1 bohay jangkung 185 cm dan 1 seksi montok 180 cm. Mereka berusaha menjauhi kami. Si Tarno (yang terkocak di antara kami) membentak mereka menyuruh berhenti. 2 amoy itu sontak terhenti langkahnya, kaku bagai patung. Saat kami mendekat, si Jangkung langsung memohon jangan diapa-apakan. Si Montok pun ikutan memohon dikasihani. Naluri pribumi kami pun merasuk. Dul (yang terkuntet di antara kami) menyuruh 2 amoy itu bertelanjang bulat. Mereka ragu-ragu dan segera perut mereka yang rata ditonjok! Perlawanan mereka patah seketika dan semenit kemudian 2 amoy itu pun sempurnalah bertelanjang bulat. 10 kontol hitam kami kontan ngaceng menyaksikan kesempurnaan 2 raga molek putih mulus menjulang bercahaya tanpa sehelai pun bulu terpampang di depan mata.
Saatnya untuk “pesmoy” alias pesta amoy! Dul dan Zainal sebagai yang terkuntet dan terhitam berhak duluan. Dul yang 195 cm netek 2 nenen putih bulat nongtot bin bangkok milik si Montok. Sementara Zainal yang 198 cm cm netek 2 nenen putih lonjong nongtot bin bangkok milik si Jangkung. Sambil menikmati kelezatan 4 nenen putih itu tangan hitam mereka pun nyosor dan mengerjai 2 memek putih rapet tembem licin tanpa jembut sambil tangan yang satunya lagi meremasi pantat-pantat bulat besar putih mulus nongtot bin bangkok serta pula mengoreki lobang-lobang pantat para amoy itu. Kebejatan nan biadab itu tak ayal membuat para amoy itu megap-megap terisak-isak berderai air mata merasakan jijik dan terhina. 15 menit kemudian Dul dan Zainal bertukar amoy agar mereka dapat menikmati kelezatan nenen-nenen putih bangkok baik yang bentuknya lonjong maupun yang bentuknya bulat. Usai Dul dan Zainal puas, kami ber-8 pun mengulang semua hal yang mereka lakukan terhadap 2 amoy itu.
https://www.imagebam.com/view/ME1PZM6
https://www.imagebam.com/view/ME1PZNC
https://www.imagebam.com/view/ME1PZRY
https://www.imagebam.com/view/ME1PZWS
2 jam kemudian usai kami semua puas menikmati 2 amoy itu pada posisi berdiri, Dul menyuruh mereka berbaring ngengkang dan mengarahkan kontol hitamnya ke memek putih mulus bercahaya si Montok. 2 amoy yang tadinya sudah pasrah itu tiba-tiba meraung meronta-ronta dan nyaris lolos! Mereka pun dipegangi supaya Dul dan Zainal dapat meneruskan perjuangan mereka yang terputus. Hanya sekali sodok, Dul sukses membobol keperawanan si Montok yang lalu melolong 'Ooowoow' tiap kali disodok si Dul. Sementara Zainal menjilati memek putih mulus bercahaya si Jangkung selama 5 menit sebelum memperawaninya.
Begitu keperawanan 2 amoy itu jebol, mereka berhenti melawan dan tinggal terisak-isak di sela-sela ciuman, jilatan dan sedotan para pribumi yang merem-melek keasyikan menikmati memek-memek mereka sambil terus mengemut-ngenyoti 4 pentil pink besar mereka. Kami ber-8 pun sibuk menciumi dan menjilati 2 leher, 4 ketiak, 4 betis serta 2 wajah putih pasrah jelita mereka. Para amoy itu tidak pingsan namun 4 mata indah mereka menerawang jauh. Dul timbul ide "Gue pengen ngerasain lobang pantat amoy." Diangkatnya kaki dan pinggul si Montok lantas dijilati lobang pantatnya lalu dimasukkan 2 jari ke lobang pantat si Montok, keluar-masuk berputar-putar. Setelah 10 menit kami memegangi si Montok di posisi ngengkang dengan kedua kakinya tertekuk ke kepalanya. Dul lantas melesakkan kontolnya ke lobang pantat si Montok. Gue melihat jelas kontol hitamnya menghilang ke dalam lobang pantat pink si Montok. Sang amoy memberontak sekuat tenaga sambil memohon ampun namun tak berdaya dipegangi. Dul sambil nyodok keluar-masuk pun bergumam "bo'olnya amoy sungguh lebih nikmat dari memeknya."
Tak mau kalah, Zainal pun menyuruh kami memegangi si Jangkung untuk dinikmati juga bo'olnya. Si Jangkung sontak memohon dan menghiba supaya bo'olnya jangan digagahi. Ia bahkan menawarkan untuk netekin seluruh warga pribumi di kampung kami sampai puas. Jawab Zainal : "Lu bakal setiap minggu netekin kita para pribumi sampai kita pada kembung dan tetap saja kita pakai lobang pantat lu”. 5 menit kemudian, kontol hitam Zainal telah menerobos keluar-masuk di bo'ol si Jangkung yang basah kuyup usai dijilati. Amoy satu ini tak bersuara namun melempar wajah jelita putih pasrahnya ke kiri dan ke kanan menahan geli.
Total 10 kontol hitam dan 20 jari hitam bergantian menerobosi memek licin putih rapat tembem dan bo'ol pink para amoy itu. Total 10 mulut berbibir dan berlidah ungu mengemut-ngenyoti 4 nenen putih nongtot bin bangkok dan 4 pentil pink besar para amoy itu. Setelah 15 jam puas membiadabi 2 amoy itu habis-habisan akhirnya kami tinggalkan mereka pingsan telanjang bulat mengengkang lebar-lebar berlumuran pejuh di memek dan di bo'ol. Tak lupa semua kartu identitas mereka kami ambil supaya sewaktu-waktu rumah mereka bisa kami datangi untuk bernostalgia dan mengulangi kemesraan ini.
Pakaian mereka pun kami bagi-bagi di antara kami sebagai souvenir. Gue kebagian celana dalam ukuran XXXXL milik si Jangkung, Dul kebagian BH ukuran 48 milik si Montok dan Zainal kebagian celana dalam ukuran XXXXL milik si Montok. Tarno kebagian kaos milik si Jangkung berhubung nenen si Jangkung demikian panjang dan besar melebihi pepaya bangkok maka sebagai ganti BH dia memakai kaos ukuran XXXXL lantaran tiada BH yang cukup luas guna menampung teteknya.
Setelah istirahat seharian penuh maka esok harinya kami pun mulai memusyawarahkan strategi taktis operasi penyerbuan rumah di seberang kali yang ada 1 encik dan 3 amoy nan indah itu. Operasi tersebut kami namakan sebagai OPPA alias Operasi Pencoblosan Para Amoy.
Terakhir diubah: