Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT PERJUMPAAN (racebannon)

Asik nih ceritanya mengalir banget
 
Gilaa suhuu pujanggaa, bagus banget penulisan cerita nya. Btw, ane yakin si Listya affair sm bos/atasannya makannya bisa cepet naik pangkat. Suaminya tar lg jg paling affair sm Stephanie wkwk.
 
Terakhir diubah:
Always keren kaya suhu RB ini, khas dengan alur yg detail dan menghanyutkan.
Penggemar setia karya suhu RB
👍👍👍
 
PERJUMPAAN – 15

--------------------
--------------------

a10.jpg

“Welcome to Willams and Green Regional Meet this year!” tepuk tangan membahana memenuhi ballroom hotel bintang lima di Bangkok yang indah ini. Aku duduk di salah satu kursi yang ada disana. Kursi-kursi yang melingkari round table besar di dalam Ballroom yang megah.

Aku duduk bersama para perwakilan dari Indonesia, juga dengan Mbak Keke dan Martin.

Martin memandang Terrence William, CEO Global dari William and Green dengan mata nanar. Semua orang sudah tahu kalau Martin menyanjung Terence bagaikan dewa. Sedangkan mood ku lagi agak ancur.

Kalian tahu kenapa? Aku malas mengingatnya. Tadi aku berusaha untuk video call dengan istriku. Ya, dia tidak mengangkatnya, karena katanya sedang meeting. Tidak apa-apa sebenarnya. Tapi karena rasa kesalku menumpuk, jadi rasa tak nyamanku bertambah.

Aku memandangi satu-satu wajah yang ada di meja ini, dan aku bisa melihat muka gugup Yandi dan yang lainnya. Bau-bau antusias yang tercium sejak di Jakarta kini sudah hilang menjadi raut muka deg-degan. Aku tersenyum kecil, karena ini bisa jadi langkah besar di karir mereka.

Setidaknya, menambah kepercayaan diri saat bekerja, karena kalian sudah pernah present di hadapan Terence William. Setelah melihat muka gugup mereka dan muka biasa saja dari Martin dan Mbak Keke, aku menatap ke sekeliling, melihat gerak-gerik para budak korporat WnG. Dalam hati aku tersenyum, mungkin karena umurku dan posisiku juga, aku berpikir bahwa ini mungkin Regional Meet terakhirku.

Aku tidak memperhatikan cuap-cuap dari Terence William yang entah sudah ngalor ngidul kemana. Beberapa orang memperhatikan dengan seksama dan banyak yang mencatat. Aku sudah terlalu malas.

Dan aku teringat.

Apakah aku juga malas akan perubahan seperti Listya? Apa aku merasa bahwa saat ini berkarir disini sudah cukup? Atau haruskah aku membuka kesempatan lain? Men-challenge diriku?

Mungkin. Mungkin harus. Mungkin aku harus membuat perubahan. Tapi entah dimana.

Kita lihat dulu perkembangannya. Yang pasti, aku sebentar lagi akan melihat Yandi Sofyan maju dan menantang nasibnya di hadapan Terence William. Yang dapet besok sama lusa, kalau misalkan beliau tidak ada, ya bisa agak santai. Karena si bos besar global itu biasanya suka nanya yang aneh-aneh dan agak out of the box.

Let’s See.

--------------------

ananta10.jpg

“Oh gitu….”
“Iya, aku tuh sampe pusing mikirinnya, gak mikir apa kita udah capek-capek rapat, terus ini itu, bikin presentasi, eh beliau dengan gampangnya mau ngasih ke sub kontraktor yang punya-nya orang partai” jelas Listya Panjang lebar.

Aku masih dengan pakaian tadi siang, tidur-tiduran di Kasur, sambil menatap langit-langit. Ini masih jam 8 malam dan kami baru saja selesai makan malam di bawah, di all day dining. Kebanyakan dari kami naik ke kamar sehabis makan, mempersiapkan presentasi besok. Tapi ada beberapa yang sudah bebas tugas karena sudah presentasi tadi atau lusa, memilih untuk menikmati kota Bangkok di malam hari.

Sudah sekitar dua puluh menit aku menelpon Listya. Aku hampir tidak diberikan ruang untuk cerita, dan dia hanya nyerocos panjang lebar soal pekerjaannya hari ini yang berat dan dia ingin tidur cepat.

How boring. Coba dia bisa cuti, atau mau kesini ketika weekend, aku pasti ambil extention dan menghabiskan waktu dengannya. Tapi dia tidak mau. Takut gak kekejar kerjaan katanya. Ginilah nasib pegawai menengah di BUMN, kejepit diantara orang-orang yang gak kompeten tapi berpengaruh, dan segala macam tetek bengek tata krama dan formalitas.

“Udah ya sayang aku mau tidur” mendadak ucapan terputus.
“Ini masih jam 8 lho”
“Aku capek banget dan besok pagi aku masih harus meriksa data”
“Oh..”
“Yaudah ya, Bye… Have fun di Bangkok”
“Bye”

Have fun? Regional Meet dibilang have fun. Yaolo… Aku menarik nafas panjang, menyimpan handphoneku di kasur dan aku melangkah ke minibar. Aku membuka lemari es disana dan menemukan beberapa kaleng bir.

Hei. Udah lama gak minum alkohol. Kalau aku minum bir biasanya Listya suka sewot. Haram katanya. Iya haram. Tapi Listya juga solat masih suka bolong-bolong. Gapapa kan? Dosa ditanggung masing-masing.

Aku mengambil sekaleng bir dan membukanya. Tanpa banyak pikir aku meminumnya dengan antusias.

Ya. Segar. Sudah ama sekali aku tidak minum bir. Entah kapan terakhir kali aku meminumnya.

Sambil menyimpan kaleng bir di atas meja, aku membuka kemeja dan melemparnya ke sudut ruangan. Aku lalu mengambil T-Shirt bersih dari dalam koper dan memakainya. Dengan gerakan kilat aku membuka sepatu dan kaos kaki, dan menggantinya dengan sendal hotel.

Sekarang lebih nyaman lagi rasanya. Aku lantas melihat ke arah handphoneku dan tanpa sadar mengambilnya. Tak lama kemudian aku membuka medsos dan menemukan ajakan untuk ke kamar Alex malam itu.

Tanpa pikir panjang, aku mengambil kaleng bir yang kutinggalkan tadi dan lalu berlalu keluar. Kalau tidak salah kamarnya Alex selantai dengan kamarnya Stephanie. Aku lalu berjalan meniti koridor dan mengarahkan kakiku ke arah lift. Kutunggu lift dan kunaiki setelah tiba. Tidak ada hambatan berarti kecuali… Ya, tidak ada apa-apa yang berarti.

Aku tiba di lantai tujuan dan segera keluar. Kususuri koridor lagi dan kutemukan nomer kamar tujuan. Aku menekan bel dan tak lama kemudian, ada suara kunci terbuka dari dalam.

“Welkamm…” sapa Alexander Yunandi dengan nada gembira. Aku melihat dia memakai celana hotpants dan blouse yang biasa dipakai perempuan. Aku berusaha untuk tidak bereaksi apapun melihat penampilannya yang gagah dan feminin.

“Permisi…” senyumku sambil masuk dengan menahan komentar-komentar nyinyir soal Alex di kepalaku. Aku menemukan pemandangan yang menurutku biasa.

Yandi dan Nta duduk di lantai. Yandi tampak lemas sambil menyesap minuman berwarna keruh dari dalam gelas.

“Loh Kak Baskara minum juga?” tanya Alex dengan manja.
“Yah, udah lama enggak sih.. Paling ngebir” jawabku. “Stephanie mana?”

“Ya ampun Kak, nyariinnya kok Kak Steph, ini kasian lho Yandi stress…” tegur Alex. Masih dengan manja. Bayangkan sendiri ya seperti apa manjanya, aku tidak bisa mendeskripsikannya karena rasanya geli-geli gimana gitu ya Tuhan.

“Kenapa musti stress sih? Kan udah lewat…” sambarku, sambil melihat Yandi duduk termenung, meneguk lagi seteguk minuman keras yang botolnya ada di coffee table dekat sofa. Aku melihat ada laptop terbuka disana dan aku hapal laptop itu. Itu laptopnya Stephanie.

“Presentasinya jelek banget tadi Kak ya Allah…. Terence nanya, gak bisa jawab pula, amsyong”
“Gimana gue ya…” balas Nta dengan tatapan menerawang ke langit-langit. Dia akan presentasi di hari Rabu, sama denganku.

“Elu masih lama kali, udah lah Yan, santai aja, namanya presentasi ginian pertama kali di depan bos-bosan WnG yang udah level dewa, wajar kali kalo lo ngerasa ga nyaman, diambil pelajarannya aja” jawabku dengan santai.

Aku malah fokus menatap ke arah balkon kamar Alex. Disana ada sosok perempuan dan bayang-bayang asap. Stephanie pasti sedang merokok di balkon.

“Lah gue lupa bawa rokok” sambungku.
“Kita gak ada yang ngerokok” jawab Alex yang sedang menuangkan wiski itu ke dalam gelasnya. Iya, itu wiski.

“Itu ada yang ngerokok” aku menunjuk ke arah Stephanie dan segera beranjak.
“Kak Steph bingung tuh buat besok”
“Alah santai aja kali” jawabku dengan langkah cepat, menuju ke balkon, melangkahi beberapa juniorku dengan langkah yang ringan.

“Yellow” sapaku ke Stephanie yang ada di balkon. Aku meninggalkan tiga orang junior yang sedang galau-galauan masalah presentasi, untuk menuju ke Stephanie Kirana Hartanto.

“Eh, elu…” balasnya dengan asap rokok berhembus dari hidungnya. Rokok di tangan kiri, gelas berisi wiski di tangan kanan, celana training berwarna abu-abu di kaki dan t-shirt polos berwarna hitam di badan, serta kacamata tebal di wajahnya. Dandanan Stephanie malam ini yang jauh dari kesan keren tapi tetap enak dilihat.

Mukanya agak merah.

“Jam segini muka udah merah….” Tegurku.
“Gue emang gampang merah kalo minum alkohol… Maklum, Cina” jawabnya
“Rasis”
“Bukan rasis kalo ke diri sendiri sih” tawanya.

“Kok lemes amat tapi non, masih hari pertama” aku mengulurkan tanganku, dan Stephanie menyambutnya dengan sebatang rokok. Aku menyimpannya di mulutku dan dia menyalakan korek untuk membakarnya.

“Pusing gue besok ga tau mau ngomongnya dari mana….”
“Perasaan gue udah banyak ngasih insight deh pas tadi makan malem di bawah” aku menghembuskan asap dari mulutku banyak-banyak.

“Ya tapi sudut pandang elo itu orang konsep banget Bas, gue butuh banyak bicara soal produksi dan produksi… Masalahnya project yang mau dipresent ama gue itu gak efisien, emang berhasil sih, cuman cara-caranya gak ada yang inovatif menurut gue…. Haduh…” kesalnya sambil mulai duduk di kursi balkon.

Aku ikut duduk di kursi sebelahnya.

“Ya bahasa presentnya lo bikin berbunga-bunga. Biasa lah, akal-akalan agency” aku berusaha membuatnya tenang.

“Elu kan anak konsep, Bas… Elu yang biasa bikin kata-kata model gitu, yang beneran akal-akalan agency”
“Yaudah mana laptop lu sini… Gue coba bikin notes biar pas lu present ngomongnya gampang”

“Nah dari tadi kek”
“Nah iya, mana laptop lu….”
“Bentar” Stephanie beranjak ke dalam kamar Alex dan tak lama kemudian, ia kembali.

Tapi tanpa laptop.

“Hehe laptop gue mati”
“Lah”
“Chargernya dikamar bentar gue ambil boleh?”
“Yaudah sana” balasku.

“Ahhh ga seru kalian malah kerjaa…” tiba-tiba wajah Alexander Yunandi muncul di balkon. “Temenin Yandi dulu yuk kasian dia Kak” sambungnya.

Aku dan Stephanie bertatap-tatapan.

“Masih jam 8 lebih sih” balasku.
“Ya gapapa kali ya?” balas Stephanie.
“Ya kerjanya dipending aja ya?”

“Asik, tuh Yandi…. Kakak-kakak mau nemenin lu curhat!”

Aku dan Stephanie bertatap-tatapan. Lagi. Kami lantas saling tersenyum. Yasudah, nikmati malam ini saja.

Ya kan?

--------------------

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd