Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

perbedaan pandangan yang membuat pernikahan di ujung tanduk

Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.
Bimabet
Saran saya adalah, demi kenyamanan thread supaya tetap fokus pd masalah,
Tolong hapus ato edit post yg ini,

Apalagi jajahan PKS dan HTI yang istrinya di bungkus tapi bikin anak sebanyak banyaknya untuk dijadikan laskar ke khilafahan..

Anda menggeneralisir wanita berhijab, dan yg lebih penting, jangan bawa2 partai/ormas semacamnya ke sini.


Selain itu 90% orang saat buka hijab "bau" nya pasti teruar mau bagaimanapun dirawatnya, karena ini INDONESIA bukan Padang Onta.. gitu, kelembababn disini tinggi

Dan yang ini, ini bisa memperlebar masalah, gimana kalo member2 sini yg pnya istri berhijab (banyak sekali) ngga terima dgn pernyataan Anda itu?


Tetapi memang aku sangat amat tak suka dengan budaya Arab, kita tahun 600 an sudah buisa membangun candi a.l borobudur, mereka masih biadab.. sampai perlu di turunkan agama disana bukan ?

Apa ada sebuah budaya di dunia yg dibangun dengan tidak menumpahkan darah?
Dan ini sepertinya sudah menyerempet SARA.


*Quote sy bakal sy edit juga kalo Anda sudah menghapus post yg itu. Terima kasih.
 
Thread ini menurutku seperti nyanyianku waktu kecil dulu :


Ee.. tamune teko.. ee jeberno kloso.. ee klosone bedah.. e tembelen jadah... e jadahe mambu ... e pakakno asu.. e asunee mati .. ee guwaken kali..




Pasti TS paham falsafanyaa hehehe
 
Sebelum masuk ke inti, salah satu pegangan ku adalah bahawa jilbab / hijab itu adalah budaya bukan urusan agama


Keluarga Yahudi


Biarawati Katolik


Suku Amish Yahudi

Asli Nusantara :



Rohana Kudus Pejuang Wanita Minang



laksmana Malahayati Pejuang Wanita Aceh



Siti Raham istri Alm. buya Hamka



Ibu Shinta Nuriyah, Istri Alm. Gus Dur


Sebagian kukutip dari Prof Sumanto Al Qurtuby :

Kenapa hanya sejak beberapa tahun terakhir ini saja di Indonesia yang bilang Jilbab itu kewajiban? Kenapa dulu-dulu orang tidak bicara kewajiban? Kenapa tokoh-tokoh Islam hebat kita dulu sepert Cut Nyak Dhien (Aceh) atau Rohana Qudus (Minang) tidak berjilbab?

“…Hanya belakangan saja orang-orang pada ramai hiruk-pikuk membahas soal “hijab syar’i” lah, “jilbab islami” lah. Saya amati hal ini terjadi setelah munculnya berbagai ustad karbitan yang “unyu-unyu”–para ustad yang hanya bermodal cekak satu-dua dalil dari Al-Qur’an atau Hadis tapi miskin wawasan kesejarahan dan perangkat ilmu-ilmu sosial. Para ustad yang hanya bisa menghafal sejumlah ayat, Hadis, dan “aqwal” (perkataan para ulama klasik) tetapi tidak menguasai metodologi keilmuan. Akibatnya, mereka hanya bisa mengartikan ayat, hadis, dan “aqwal” tentang “hijab” tadi secara leterlek dan tekstual sehingga kehilangan konteks, sejarah, spirit atau ruh tentang tradisi hijab tadi dalam sejarah keislaman, keagamaan, dan masyarakat Timur Tengah pada umumnya–baik masyarakat agama maupun masyarakat non-agama.”

Seri Tulisan Prof Sumanto Al Qurtuby, Professor Antropolog di Univ King Fadh tentang JILBAB itu adalah BUDAYA sebuah pemerkaya sudut pandang kita atas interprestasi tunggal bahwa Jilbab itu kewajiban.

semua jenis pakaian–tanpa kecuali–itu sekuler karena produk kebudayaan manusia. Manusialah yang membuatnya “religious”. Manusialah yang membuat pakaian itu “beragama”. Pakaian yang dikenakan kaum perempuan dari agama manapun juga sama: sekuler. Emang Tuhan yang membuat pakaian? Dalam Islam, tradisi berpakaian untuk perempuan, entah itu bernama hijab, niqab, burqa, chador (di Iran), khimar, faranji (di Asia Tengah), dlsb adalah “kebudayaan sekuler”.

Tradisi berbusana menutup aurat bagi perempuan atau katakanlah “tradisi berhijab” sudah dipraktekkan jauh sebelum Islam lahir pada abad ke-7 M. Sejarah berhijab itu misalnya sudah ditemukan pada abad ke-13 SM di sebuah teks hukum di Suriah. Memakai hijab pada waktu itu terbatas untuk perempuan elit (“bangsawati”) sekaligus untuk membedakan dengan “perempuan biasa”.

Kebudayaan Yunani kuno juga mempraktekkan tradisi hijab ini. Lihat saja dengan cermat, patung2 perempuan di zaman peradaban Helenisme Yunani juga kadang2 mengenakan penutup kepala dan bahkan wajah. Caroline Galt dan Lloyd Llewellyn-Jones, begitu pula Homer, sastrawan kuno kondang dari Yunani, penulis Odyssey, juga mengonfirmasi tentang penggunaan hijab ini di zaman Yunani kuno. Bedanya dengan “Suriah kuno” adalah di Yunani kuno, praktek berhijab bukan hanya untuk “kelas elit” tapi juga perempuan biasa.

Tradisi berhijab ini juga dipraktekkan dalam agama Yahudi dan Kristen. Simak saja ada sejumlah ayat dalam “Hebrew Bible” (Perjanjian Lama) dan Injil (misalnya di Kejadian, Keluaran, Korinthus, dll) yang mengisahkan tentang hijab ini. Itulah sebabnya mengapa sejumlah kelompok Yahudi Ortodoks dan Kristen ortodoks kontemporer (Katolik, Anabaptis, Gereja Kristen OrtodoksTimur, dlll) masih mengenakan hijab ini. Foto di atas ini hanyalah sekedar contoh saja dari sejumlah kelompok suster Katolik dan Kristen Amish yang mengenakan hijab.

Dalam sejarahnya, penggunaan hijab ini, baik dalam Yahudi maupun Kristen, adalah simbol kesederhanan dan kepantasan. Perintah penggunaan penutup kepala bagi perempuan itu seperti larangan mengenakan topi bagi laki-laki saat berada di dalam gereja

tradisi pemakaian hijab bukanlah bermula dari Islam. Pula, bukan dimulai dari “saudara tua” islam, yakni “kakak kesatu” Yahudi maupun “kakak kedua” Kristen. Praktek berhijab ini sudah ada dalam kebudayaan manusia jauh sebelum “agama-agama Semit” ini lahir di dunia.

Sejarah mencatat setidaknya sejak tahun 2,500 SM sudah ditemukan tradisi hijab ini, misalnya saja dalam kebudayaan Mesopotamia kuno atau Assyria dimana sang rezim sudah membuat peraturan atau undang-undang tata-cara berbusana bagi perempuan. Disitu jelas disebutkan bahwa hijab adalah sebagai mekanisme pembeda antara “perempuan elit” dengan “perempuan rendahan”, antara “perempuan terhormat” dengan “perempuan kurang terhormat”. Para budak perempuan, pekerja rendahan, dan perempuan tak berkasta dilarang memakai hijab. Bahkan dikenai hukuman berat jika ketahuan memakainya. Hanya perempuan dari “kelas elit” yang boleh mengenakan hijab.

Tradisi Mesopotamia (kini Irak) ini kemudian diteruskan oleh berbagai imperium kuno: Mesir, Yunani, Persia, Byzantium, Romawi yang sama-sama memandang pemakaian hijab itu sebagai “simbol kehormatan”, prestise, dan “high status”. Agama-agama Semit (Yahudi, Kristen, dan Islam) di Timur Tengah lahir dalam pengaruh peradaban2 besar ini, dan oleh karena itu tidak mengherankan jika ketiga agama “warisan” Ibrahim atau Abraham ini mengadopsi tradisi hijab. Berhijab bagi perempuan (seperti disebutkan dalam kitab-kitab suci mereka) adalah lambang kesederhanaan dan kepantasan. Karena itu tidak heran jika kelompok perempuan Yahudi dan Kristen awal (sebagian berlanjut sampai sekarang) mengenakan hijab. Bahkan tidak hanya berhijab, perempuan Yahudi awal juga memakai niqab.

Sejarah juga menunjukkan, tradisi perempuan Arab tidak berhijab apalagi berniqab & berburqa. Emperium Byzantium-lah yang memperkenalkan tradisi hijab ini ke kawasan Arab. Pada waktu Islam lahir, dunia Arab dan Timur Tengah memang dikepung oleh emperium ini, sehingga masyarakat Kristen dan Yahudi mendominasi kawasan ini. Jadi, sangat “unyu” jika mendapatkan masyarakat Yahudi dan Kristen kontemporer yang anti-hijab sama “unyunya” dengan sejumlah kaum Muslim yang mengklaim hijab sebagai “properti Islam” saja.


idem gan. polemik hijab/kerudung diprakarsai pemuka-pemuka karbitan lebih kearah provokasi demi sesuap berlian dan sepiring nasi.
tapi soal talak 3 nubi rasa udah over gan. coba bicarakan lagi dgn mood dan keadaan yg sama-sama nyaman. kemukakan lg alsan-alasana agan dengan detail ke istri tentunya dgn cara yg persuausif.
 
Budaya yg buat manusia, sedangkan Agama dari Tuhan.
Mana yg harus kita ikuti jika budaya dan agama bertentangan?? Jelas AGAMA.
Karena kita bakal mati dan menghadap Sang Pencipta. Bukan mati dan menghadap si pembuat budaya.
Si TS sgt benci dgn Arab dan budaya Arab tp kagum dgn WALISONGO.
Apa TS tw klau WALISONGO terdapat banyak keturunan Arab?

Sangat tahu Om...

Namun mereka dengan bijak mengkulturasi ajaran Islam yang disebarkan dengan budaya lokal, dan bukan menggantikannya... jiwa paganisme dalam budaya lokal diisi dengan ajaran Islam.. itu yang kukagumi

Berbeda dengan sekarang, yang terjadi adalah penjajahan budaya dan keluargaku terserempet

Dalam real life, bicara pakai antum/ane/ente/akhi dll.. langsung kutegur tanpa sungkan
 
Oalah om,udah anak 3,nikah udah 15 thn,udah ngancam talak 3,
Trus kalo pandangan istri ga berubah mau cerai?
Yakin akan lebih baik?
Kalo yakin ya go head aja,Krn saran apapun ga akan bisa di terima kalo tidak sesuai dengan pandangan TS,ya kan?
Kalo ragu ya di urungkan aja niatnya,ya ga?
Lanjutkan apa yg om yakini..
Tapi mohon di pertimbangkan dengan baik penyesalan itu di belakang,kalo di awal nama nya pendaftaran...
Kalo yakin ga menyesal ya lakukan apa om yakini benar...



Salam
 
Sangat tahu Om...

Namun mereka dengan bijak mengkulturasi ajaran Islam yang disebarkan dengan budaya lokal, dan bukan menggantikannya... jiwa paganisme dalam budaya lokal diisi dengan ajaran Islam.. itu yang kukagumi

Berbeda dengan sekarang, yang terjadi adalah penjajahan budaya dan keluargaku terserempet

Dalam real life, bicara pakai antum/ane/ente/akhi dll.. langsung kutegur tanpa sungkan
Lanjutkan om,hak anda untuk menegur,dan hak orang lain utk menggunakan...
Kalo menurut saya om sedang tidak butuh saran tapi butuh pengakuan dan pembenaran...
Jadi inti nya...Just Do It...
 
Dear TS, @ajartalpitu

aku baru inget ,
kalo nanya nya ke orang awam yang lagi demen ngabisin paket data jadi Jamaah Yutubiyah Instgramiyah, kek nya kamu gak bakal dapat "Bagaimana memberi pemahaman istri" karena ini udah masalah rumah tangga asli nya, bukan masalah keyakinan ataupun agama,
Persoalan ini ttg rumah tangga kalian, apalagi kalo uda di ujung tanduk

Nah, coba deh konsultasi ke "Konseling Pernikahan" , ada banyak kok, apalagi kalo di kota besar, coba deh search di IG atau Youtube,
Konseling Pernikahan ini banyak dipakai pasangan kalo uda bener bener ribut besar,

Karena masalah rt ini udah di ujung tanduk kalo kamu tulis di judul, kamu nya keras, istri kamu menye tapi ngeyel,
Kamu minta tolong ke awam juga percuma, ini yang dibutuhin pihak ketiga yang bener bener netral dan paham dan profesional

Good luck yah




tumben posting gak nyerempet kemaluan

jujur buat agan TS, ini tanggapan paling tepat buat masalah anda.
org yg tau agama saja belum tentu tepat memberikan solusi.
jadi Cari biro jodo.... eh maksudnya konseling yg tepat.
ane sepakat Sama agan ini Karena bukan masalah Maaf "agama/budaya".
tapi, masalah pribadi kalian masing2.
kenapa suamiku keras kepala ya?
kenapa istriku ga mau dengerin suaminya ya?

asli ogah debate agama Karena ane yakin 100% bukan itu masalahnya kalian.
 
Om sebelum menghakimi sesuatu ya mbok di telusuri sebab musababnya. Kalo patokannya kejawen ya ente anut aja itu sebagai aliran kepercayaan ente. Karena yg ane yakini itu Islam menyempurnakan agama2/kepercayaan2 sebelumnya.

Kalau dari penelusuran sih, karena istri bekerja dan memiliki cukup banyak aktifitas terpengaruh teman temannya, maka kukatakan ini penjajahan budaya dengan alasan agama

Maaf om mesum ikut nimbrung

in my really really am humble opinion nih hu, suhu harusnya sangat sangat sangat bersyukur.

1. Prahara rumah tangga suhu berjalan cukup lama
2. Dikaruniai 3 org anak yg semoga sangat sehat dan sebagaimana didikan yg baik pula. Ini, belum tentu bisa didapatkan pasangan diluar sana lho, serius. Harusnya suhu bersyukut untuk hal seperti ini
3. Istri suhu cantik dan bisa suhu banggakan. Ini adalah bukti keberhasilab suami dalam berumah tangga pula kan?
4. Keadaan ekonomi yang mumpuni. Banyak sekali diluar sana keluarga yg-maaf-, punya anak banyak tp bingung ngurusnya karena faktor ekonomi
5. Istri suhu ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Diniati saja hu, istri suhu pengin berhijab untuk menjauhkan dari maksiat ataupun hal hal yg tidak diinginkan.


Jadilah penganut ilmu jawa yang luwes. Berkembang dengan arus globalisasi dengan tidak melupakan ajaran luhur dari jawa. Teman saya ada, orangtuanya strict banget. Dia sekarang pake kerudung syar'i yang sampe perut panjangnya. And its not a problem at all.

Bau? Ijinkan nubie sedikit menasehati suhu, untuk bau. Ya memang itu mengganggu, tapi coba dipikir beberapa kali, apakah ya istri suhu ini tidak ada waktu untuk merias diri atau membersihkan diri? Sekarang sudah banyak hu shampoo khusus hijab dan sebangsanya. No excuses to make you a better human being, man.

Lihat sisi lainnya suhu, istri suhu jd bisa membimbing anak anak menjadi lebih baik, dengan kombinasi akulturasi budaya jawa yang tetap dijaga.

Tambahan lagi nih, kalo servis lg pake hijab sensasinya beda lho hu xixixi

Thanks untuk opininya,

Soal lainnya, ya aku sangat bersyukur... akan tetapi dalam hal penjajahan budaya ini aku sungguh tak bisa terima, apa bedanya jadinya kalau aku juga berganti busana pakai celana cingkrang, pelihara janggut kambing atau onta, bicara di arab arab kan.. ?(duh.. membayangkannya saja bisa membuatku diare 3 hari 3 malam he he )

Namun utamanya, sebenarnya yang ingin kucari adalah cara bagaimana mengenyahkan pikiran menggunakan busana macam itu dari pemikiran istri dan kembali ke jalan yang benar seperti sediakala.. normal normal sajalah ...

Kalau kondangan pakai kebaya brokat, rambutnya disanggul kan anggun, masa sudah bagus bagus pakai kebaya kepala malah dibuntal ? kan ibarat nasi gudeg lauknya ditambah kebab.......... tidak nyambung

Soal bau... pernah ke supermarket siang siang ? antri saja dibelakang rombongan ibu ibu yang jilbaban ... masih bisa bernafas merupakan anugerah

Beberapa waktu yang lalu, saya hendak mencari potret perempuan Indonesia zaman dulu. Karena saya tahu pencarian pakai bahasa Indonesia tak akan membuahkan hasil, saya pakai bahasa Inggris. “Malay Woman clothing 19 century.” Begitu tulisannya. Muncullah sederet gambar. Yang membuat saya terperanjat, muncul sebuah gambar berkaitan dipencarian. Gambar perempuan berjilbab syar’i. Menjuntai sampai ke kaki. Syar’i sekali. Seperti perempuan zaman sekarang. Tulisannya, “wife and doughter of Panglima Polim.” Saya ketuk. Pencarian terkaitnya, bahkan situs gambarnya, memakai bahasa Belanda. Bahasa penjajah kita. Tertulis “collectie trompenmuseum.”

Dari situlah saya mulai ngerti. Bahwa sejarah kita banyak yang disembunyikan dengan sengaja. Disembunyikan dengan Bahasa Belanda. Supaya tak ada yang bisa cari. Setelah saya telusuri, begitu banyak foto perempuan zaman dulu yang telah berhijab syar’i. Vrouw van Malay. Vrouw van Minangkabau. Vrouw van Celebes. Dan bahasa peta yang dipakai bahasa zaman dulu. Kalau tak tau peta dulu, tak akan ketemu.

Banyak foto dan arsip sejarah malah sebagian besar disimpan di Belanda. Arsip foto kita pun disimpan di Universitet Leiden. Belanda. Bayangkan, kalau kita mau tau tentang negeri kita harus lari ke negeri orang. Oh God.

Apa akibatnya? Akibatnya, banyak terjadi pengkaburan sejarah dan penyelewengan paham. Banyak orang “lantam” yang berkata, “jilbab syar’i itu budaya Arab. Bukan budaya kita. Karena nenek-nenek kita tak pernah pakai kerudung itu.” Sebenarnya bukan tak pernah. Hanya saja dia belum lihat fotonya. Yang tersebar luas adalah foto nenek-nenek kita yang pakai kerudung tipis. Kerudung paling populer di zaman itu. Padahal sebelumnya ada yang syar’i. Seperti seorang profesor yang memajang postingan di twit**ternya dan mengatakan, “adem liat kerudung Muhammadiyah zaman dulu. Kerudung yang sangat nusantara.”

Padahal kata Buya Hamka, sampai tahun 1930-an akhir pun, perempuan Makassar, Melayu, Padang, dan Bima masih menggunakan kain sarung di kepala mereka. Ditutupkan ke wajah. Cuma menampilkan mata untuk melihat. Fungsinya kaya cadar sekaligus jilbab.

Setelah itu, memang jilbab syar’i itu pelan-pelan hilang. Cuma dipopulerkan oleh pendiri Gontor dan pendiri Diniyah Putri Padang Panjang, Rahmah El Yunusiyah. Dan kembali lagi bangkit di tahun 1970-an akhir. Saat rezim Orde Baru banyak bentrok dengan Islam.

Akhirnya, saya akan katakan. Jangan malas belajar. Luruskan pemahaman anak cucu kita.

op zoek naar informatie over de leeftijd van de Indonesië vrouwen kleren ik gebruikt om ook op een heleboel archieven

Dan informasi itu menjelaskan, bahwa bukan tak ada busana syariah pada jaman dulu tetapi terbatas pada tiap individu untuk menggunakannya, dan tidak dikaitkan dengan wajib atau tidak

Pak Sumanto al qurtuby, hohoho aku sering main di kajian beliau.
Dan tak lihat ini sebenernya bukan tanya tapi "Show up power" ingin menujukkan bahwa "INI AKU" wehehehe. dengan menepuk dada..

Prinsipmu sebenernya sama denganku, mas tapi kalau masalah kefanatikanmu yang over itu hehehe aku nggak.
Aku luwes saja. hehehe.
Kalau bikin orang jadi lebih baik dekat sama Tuhan la mau dilarang?

Mau hijab gak hijab its okay sih.
Yang penting bagaimana kelakuanmu dalam lingkungan.
"APA YANG KAMU PERBUAT" bukan "SIAPA KAMU" hehehe.



Yah memang bener hijab itu suatu budaya, tapi menutup aurat itu syariat.
Jika si telisik, aurat bukan terletak di paha dada nya tapi pola pikir hehehe.

Yap benar.
Di arab masih suka berbuat buruk, bangsa ini sudah mengenal Tuhan.


Kalau dalam serat Centhini,
Pelajaran spiritual bangsa Ini lahir dari Ajisaka pasca kembali dari mekkah di utus oleh Nabi untuk menumbangkan Raja Kanibal.




Dan saran saya kalau ingin jatah sama Istri, harus nikah lagi.
Karena mau bercanda tidak soal talak 3 itu tetap jadi hukum.
Lebih berhati hati dalam berkata.
Oke mas?


Mungkin kita bisa ngomong panjang lebar mengenai hal ini hehehe.


Suksmaa .


Bukan menepuk dada Pak Dhe, tetapi aku sudah dalam keputusan bulat bahwa untuk berhijab bagi istri cuma ada 1 kata : TIDAK, dan itu final mengikat (seperti keputusan MK deh)

Yang kucari adalah bagaimana mengubah mindset istri agar kembali berpikir seperti sediakala, kembali kejalan yang benar

NB :

Nulis serat centhini, kukutip sedikit ya


Sèh Wali Lanang, ulama saking nagari Juddah angajawi, njujug ing Ngampèl (Grêsik, Jawi Wetan), lajêng dhatêng Banyuwangi.
Putri Prabu Blambangan pinuju gêrah santêr.
Awit saking aturipun Patih Samboja, sang prabu mundhut pitulunganipun Sèh Wali Lanang.
Sang putri sagêd waluya, lajêng kadhaupakên kalihan Sèh Wali Lanang.
Prabu Blambangan kasuwun ngrasuk agami Islam, nanging botên kêrsa saengga Sèh Wali Lanang lolos.
Patih Samboja kadukan, lajêng kesah suwita ing Majapait. Garwanipun Sèh Wali Lanang sampun anggarbini, wasana miyos kakung.
Bayi kalêbêtakên ing kandhaga lajêng kabucal ing sagantên, kapulung dening juragan lêlayaran, lajêng kacaosakên Nyi Samboja ingkang sampun warandha lan botên kagungan putra.
Bayi kapundhut putra, kaparingan nama Santri Giri.
Umur 12 taun kasuwitakakên Sunan Ngampèl, kakadangakên kalihan putra Ngampèl ingkang wasta Santri Bonang.
Sarêng diwasa kadang kêkalih wau nêdya dhatêng Mêkah, nanging wontên ing Malaka kapanggih Sèh Wali Lanang lan kadhawuhan wangsul.
Santri Giri wêkasanipun jumênêng Sunan Giri

jilid 1 Kaca 1


1 Sinom


1. Sri narpadmaja sudigbya |

talatahing nuswa Jawi |

Surakarta Adiningrat |

agnya ring kang wadu carik |

Sutrasna kang kinanthi |

mangun rèh caritèng dangu |

sanggyaning kawruh Jawa |

ingimpun tinrap kakawin |

mrih tan kêmba karya dhangan kang miyarsa ||


2. Lajêre kanang carita |

laksananing Jayèngrêsmi |

ya Sèh adi Amongraga |

atmajèng Jêng Sunan Giri |

kontap janma linuwih |

oliya wali mujêdub |

paparênganing jaman |

Jêng Sultan Agung Mantawis |


tinêngran srat kang Susuluk Tambangraras ||


3. Karsaning kang narpaputra |

baboning pangwikan Jawi |

jinèrèng dadya carita |

sampating karsa marêngi |

nêmlikur Sabtu Paing |

lèk Mukaram wêwarsèku |

Mrakèh Hyang Surènggana |

Bathara Yama dewa ri |

Amawulu Wogan Suajag sumêngka ||


4. Pancasudaning Satriya |

wibawa lakuning gêni |

windu Adi Mangsa Sapta |

sangkala angkaning warsi |

Paksa suci sabda ji |

rikang pinurwa ing kidung |

duk kraton Majalêngka |

Sri Brawijaya mungkasi |

wontên maolana sangking nagri Juddah ||


5. Panêngran Sèh Walilanang |

praptanira tanah Jawi |

kang jinujug Ngampèldênta |

pinanggih sang maha rêsi |

araraosan ngèlmi |

sarak sarengat Jêng Rasul |

nanging tan ngantya lama |

linggar saking Ngampèlgadhing |

ngidul ngetan anjog nagri Balambangan ||
 
TS nya kok kayak om Jaya Suporno sih, pinter bgt soal budaya :malu:
 
Wahh wahhh jadi melebar ke sara nih agan ts, jgn bawa2 ormas dll dah ini masalah yg menurut ane simpel bin secuil jg membesar lho, focus sma point2 yg ente curhat dong ngga usah kemana2, ati ati jd anak band ya
ok dijabarin dlu biar ngga kemana2
Poin2nya
1. Ente ngga suka klo istri berhijab/jilbab dan minta pendapat buat merubah minsed istri ente.
2. Ente ud ngancam talak 3 secara garis besar mau cma ancaman atau menggertak secara ilmu agama (ane tanya ke yg lebih faham) ente secara sah ud bkan suami istri jadi ya........
3. Ente bilang wanita berhijab bikin polusi udara saat buka hijabnya. Ya itu hak ente lah
4. Ente ngga nerima kritik cma nerima saran yg memperkuat ego ente, ya jgn curhat di hth gan, ini forum bebas mau pro ke ente kek mau ngehujat ente kek ya hak semua member lah, dikandani ko bebel toh cukk
 
Btw kok jadi ga yakin kalo ts adalah seorang muslim
 
Saya peringatkan buat TS : @ajartalpitu

Ada beberapa postingan anda yang sangat sensitif dan tidak elok untuk dibahas disini (post #28*).
Anda sudah mengutarakan argumen anda di postingan awal.
Jadi tidak perlu di perjelas dengan postingan seperti itu karena akan menjurus ke perdebatan dengan orang yg berbeda pemahaman dengan anda.

Saya sarankan anda lebih fokus ke niat anda (mencari solusi, mendapatkan masukkan) saat membuat thread ini :
"
Nah kira kira bagaimana caranya agar nubi bisa membuat istri nubi kembali sadar kembali ke jalan yang benar ?"

Bukan untuk mencari dukungan agar bisa memperkuat alasan anda.

anyway, saya pribadi berharap, semoga problem yang anda alami bisa teratasi dengan baik


Edit :
*Postingan anda #28 saya hapus
*Thread ini saya awasi dan juga saya segera mengambil tindakan apabila tidak kondusif
*Buat yang lain (berbeda pemahaman), tolong disikapi dengan bijak
 
Terakhir diubah:
Wkwwkkw lucu sih om, jadi inget sama orang orang sana yang suka benci mati budaya kita, nganggap bidah sesuatu juga sampe ngapir ngapirin yang ga sejalan dengan kita.
Tapi ternyata di indon pun banyak yah om yang bisa berfikiran sempit begitu.

Jadi korban korban politik dan pelitikus, jadi masyarakat yang kekanan makin kekanan dan yang kiri makin kekiri.

Udah sempit pemikiran tapi juga ga mau bergaul dengan orang lain yang berseberangan dengan kebiasaan kita.
Upeeeek aja sama diri sendiri.

Saya pikir ini bukan hanya masalah istri salah atau penjajahan budaya.
Tapi juga tentang ego nya om sendiri serta kemalasan om buat bergaul dan berbagi sudut pandang dengan orang yang berseberangan dengan om.

15 tahun, udah punya anak bahkan sampe ngancam talak 3 .
Ga kasian om ? Hanya karena ego nya om sendiri dan ga mau ada yang ngalah sampe anak jadi korbannya ?

Saran saya sih belajar jangan di satu guru aja , jangan di satu tempat dan jangan di satu lingkungan aja.
Ilmu bisa dapat diambil dari mana aja asal mau ngerti dan membuka diri .
 
Sekedar info: Ajaran Islam yang diajarkan walisongo itu belum lengkap, seharusnya dilengkapi sesuai dengan alquran dan hadits yang jelas sudah jadi panduan Islam. Walisongo menyerap budaya jawa supaya Islam mudah diterima, bukan berarti bentuk Islam yang sebenernya seperti itu, tujuan awalnya adalah penyampaian keyakinan, masalah pelaksanaannya masih perlu dilengkapi.

Anyway, semoga ts dapat menyelesaikan masalahnya. Kalo emang tidak terima dengan istri yang seperti itu silahkan diperbincangkan dengan istri, kalau istri tidak berubah pikiran Dan ts tetep ga terima ya ts tau baiknya buat ts gimana. Cmiiw
 
Maaf menurut saya masalah TS ini terlalu dibesar besarkan
Anda terlalu bersikeras terhadap prinsip berbusana daripada malapetaka yang akan dihadapi oleh anak" anda
Bercerai hanya menyelesaikan masalah orang tua saja. Masalah psikologi anak setelah orang tua bercerai adalah masalah terbesar anda. Belum lagi mengenai hak asuh anak nanti. Silahkan baca psikologi bercerai.
Prinsip anda hanya berbekal pada ego tanpa didasari dengan logika masa depan. Anda sudah berumah tangga selama 15 tahun, banyak senang susah ujian toleransi diskusi yang dilalui bersama. Maka dari itu sungguh bodoh jika anda berpisah gara" masalah berbusana.
Prinsip anda ini bertentangan dengan hak beragama yang dimiliki oleh istri anda. Negara saja memberikan warnganya hak beragama.
Kembali lagi dampak perceraian kepada anak. Banyak saudara teman dan kolega saya yang menyesal karena bercerai terhadap kondisi anak dan diri sendiri. Apalagi dimasa lebaran ini, saudara saya kepergok melihat foto anaknya saat sedang menyendiri. Lalu kondisi anak teman saya yang mulai misbehave karena kurangnya pengawasan dan perhatian (role model) setelah bercerai. Dan masih banyak cerita yang lain, silahkan google juga banyak.
Sedikit kritikan di atas kepada TS ini dari sudut pandang setelah anda bercerai. Harapan saya TS dapat mempertimbangkan kembali keputusan masalah bodoh mengenai berbusana. Kolega saya juga mendapat masalah yg hampir sama dengan TS. Hanya mengenai masalah memilih calon Presiden kemarin hampir bercerai.
Semoga ketika anda berpisah, jalan bahagia akan menyertai anda.
Jika anda berhasil bersatu dengan istri anda, semoga hal ini menjadikan keluarga anda lebih harmonis dan kuat


Catatan khusus untuk TS
Jangan lihat masalah dari satu sisi saja untuk memutuskan hal yang akan berdampak besar dalam kehidupan anda nantinya.
 
Harusnya ente yg dikembalikan ke jalan yang benar, bukan bini ente. Lah orang mau memperbaiki diri dengan menutup aurat malah dilarang, ingat ente sebagai suami juga akan menangung dosa dari istri ente kalo dia tidak menutup auratnya.
Intinya sebagai muslim kita hanya berpedoman kepada alquran dan hadits, disitu lengkap dibahas semuanya. udah itu aja.
 
Bimabet
Dear TS, @ajartalpitu

aku baru inget ,
kalo nanya nya ke orang awam yang lagi demen ngabisin paket data jadi Jamaah Yutubiyah Instgramiyah, kek nya kamu gak bakal dapat "Bagaimana memberi pemahaman istri" karena ini udah masalah rumah tangga asli nya, bukan masalah keyakinan ataupun agama,
Persoalan ini ttg rumah tangga kalian, apalagi kalo uda di ujung tanduk

Nah, coba deh konsultasi ke "Konseling Pernikahan" , ada banyak kok, apalagi kalo di kota besar, coba deh search di IG atau Youtube,
Konseling Pernikahan ini banyak dipakai pasangan kalo uda bener bener ribut besar,

Karena masalah rt ini udah di ujung tanduk kalo kamu tulis di judul, kamu nya keras, istri kamu menye tapi ngeyel,
Kamu minta tolong ke awam juga percuma, ini yang dibutuhin pihak ketiga yang bener bener netral dan paham dan profesional

Good luck yah




tumben posting gak nyerempet kemaluan

Sejauh ini yang paling realistis emang ini solusi nya,
Apalagi kalo om TS berkutat di permasalahan Rumah Tangga, maka emang harus pihak ketiga dan independen yang membantu
Kalo booleh tau, dimana TS tinggal ? Konseling Rumah Tangga mudah ditemui di kota besar

Semoga masalah rumah tangga om TS terselesaikan
 
Status
Thread ini sudah dikunci moderator, dan tidak bisa dibalas lagi.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd