Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Pengkhianatan Sahabat

Status
Please reply by conversation.
Part 38 - Pembalasan Sebuah Dendam

Mila-4.jpg

Ketika Om Burhan tengah berada di dalam pesawat menuju Australia, ia sama sekali tidak mengetahui bahwa ada sesuatu yang buruk terjadi pada istrinya.

Setelah mengantar sang suami ke bandara untuk berangkat menuju Australia, Mila kembali pulang ke apartemen. Ia sempat berniat untuk mampir ke butiknya yang berada di mal, tapi tak jadi karena sudah terlalu sore. Ia pun merasa lelah setelah beraktivitas seharian. Ia membayangkan bisa berendam di dalam bath tub sendirian di apartemennya, sambil menghirup bau dari lilin aromatherapy yang ia beli sehari sebelumnya.

“Mari kita merawat diri selama suami sedang pergi. Supaya ketika dia kembali, langsung bisa menikmati bersetubuh kembali dengan kita,” pikir Mila dalam hati.

Setelah memarkir mobil di area parkir, Mila langsung naik ke apartemennya yang berada di lantai atas dengan menggunakan lift. Situasi apartemen tersebut sangat sepi, mungkin karena para pemiliknya belum pulang. Mila tidak melihat seorang pun di lantai tempat apartemennya berada. Begitu sampai, ia langsung membuka pintu dan langsung masuk ke dalam apartemen. Tak lupa, ia juga mengunci apartemen tersebut dari dalam.

Sesampainya di dalam, Mila langsung melepaskan jilbab dan pakaiannya hingga hanya mengenakan bra dan celana dalam. Saat meletakkan pakaian di keranjang baju kotor, Mila sekilas melihat pakaian muslimah yang baru ia beli beberapa hari yang lalu. Pakaian tersebut tergantung di depan lemari pakaian miliknya.

Baju tersebut berwarna merah muda, berbentuk seperti gaun yang memanjang hingga bawah. Baju tersebut pun tampak serasi dipadankan dengan jilbab panjang berwarna serupa.

Mila pun memutuskan untuk mencoba pakaian baru tersebut. Setelah mengenakannya dengan sempurna, Mila berpose di cermin besar yang ada di kamar tidurnya. Ia tampak begitu cantik karena warna pakaian tersebut benar-benar memperkuat keindahan wajahnya yang putih. Selain itu, pakaian yang sedikit mengetat di bagian dada dan pinggul tersebut pun bisa sedikit memperlihatkan keindahan bagian-bagian tubuh Mila yang memang montok dan seksi.

Sesaat, Mila mencoba meremas payudaranya sendiri dari luar pakaian. Selain itu, ia pun meremas bokongnya yang tercetak jelas dengan pekaian tersebut. “Hmm, semoga aku masih bisa terus seseksi ini,” pikir perempuan tersebut dalam hati.

“Ting tong …” Terdengar bunyi bel apartemen tersebut ditekan.

“Hmm, siapa ya?” Gumam Mila. Ia coba memikirkan apakah ia tengah menunggu seseorang, namun ia tidak bisa mengingat apa pun.

“Ahh, mungkin itu petugas apartemen yang sedang ingin mengecek ruangan,” pikir Mila. Beberapa hari yang lalu memang ada petugas apartemen yang datang untuk memeriksa kondisi apartemen yang baru ia sewa tersebut. Tanpa curiga, Mila pun langsung membuka pintu tersebut.

“Hmppphhh …” Alangkah kagetnya Mila karena begitu pintu dibuka, sesosok orang langsung masuk dan memaksa mendekap tubuh indahnya. Mulut Mila langsung ditutup olehnya dengan tangan, agar Mila tidak bisa berteriak. Pintu apartemen juga langsung ditutup oleh orang tersebut dengan kakinya.

Perlahan, Mila mulai tersadar dari rasa kagetnya. Ia mulai bisa melirik ke arah orang yang menyerangnya tersebut. Dari postur tubuhnya, Mila bisa menyimpulkan bahwa orang tersebut adalah seorang pria. Ia mengenakan masker dari katun yang menutupi seluruh wajahnya, seperti masker seorang pembalap. Karena itu, Mila pun tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria tersebut.

Mila berusaha berontak, namun kekuatannya tidak sebanding dengan pria tersebut. Tubuh indahnya kini diseret menuju sofa dan didudukkan di atasnya. Dengan cekatan, pria tersebut mengeluarkan tali dari kantung celananya, lalu berusaha mengikat kedua tangan Mila. Kedua tangan tersebut kemudian ia ikat ke teralis jendela yang tepat berada di belakang sofa. Pria itu tampak sudah merencanakan penyerangan ini secara seksama, dan telah mengenal betul seluk beluk apartemen yang saat ini ditempati oleh Mila.

Aktivitas pria tersebut mengikat tangannya kemudian dimanfaatkan Mila untuk berteriak minta tolong. “Tolooooooooonnngggg,” seru Mila dengan kencang.

Namun Mila baru sadar kalau hal tersebut sepertinya sia-sia, karena ruangan apartemen itu memang cukup kedap suara. Kondisi tersebut sebenarnya merupakan salah satu alasan mengapa ia dan Om Burhan memilih untuk menyewa apartemen itu. Mila pun merasa menyesal, karena kondisi itu kini justru merugikannya di saat-saat genting seperti ini.

Tak tahan dengan teriakan Mila, pria bermasker tersebut kemudian menampar wajah Mila dengan keras, hingga pipi perempuan cantik tersebut memerah. Tak ingin mengambil risiko, pria tersebut kemudian mengikat mulut Mila dengan secarik kain, hingga mulutnya tertutup rapat. Melihat korbannya yang sudah tidak berdaya, pria tersebut tampak bisa bersantai sejenak.

Tanpa diduga, pria tersebut tampak berjalan menuju kulkas, lalu mengambil sebotol soft drink dari dalamnya. Ia kemudian berdiri kembali di hadapan Mila yang tengah begitu ketakutan. Sebelum meminum soft drink yang ada di hadapannya, pria tersebut pun membuka masker yang ia kenakan.

“Lho … Ternyata Bapak …” ujar Mila dalam hati. Ia ternyata mengenal pria yang baru saja menyerangnya tersebut.

“Kamu kaget ya melihat aku lagi,” ujar pria tersebut sambil tersenyum.

Ternyata, pria yang menyerang Mila adalah Pak Joni, mantan rekan bisnis Om Burhan di Bali yang sempat bertemu dengan Mila. Saat itu, ia sempat makan malam bersama Mila dan Om Burhan. Namun situasi menjadi tidak enak ketika Pak Joni mulai menggoda dan mengatakan kata-kata yang tidak pantas kepada Mila, sehingga Om Burhan naik pitam dan langsung menghajar Pak Joni. Sejak saat itu, hubungan Pak Joni dan Om Burhan pun memburuk.

Tanpa diketahui oleh Om Burhan, Pak Joni menyimpan dendam yang kuat kepada Om Burhan, dan juga Mila. Ia merasa sangat malu telah dihajar di hadapan orang banyak seperti itu, dan sampai kapan pun ia akan terus mengingat kejadian memalukan tersebut.

Secara diam-diam, Pak Joni terus mengikuti gerak-gerik bisnis serta kisah asmara Om Burhan dan Mila. Alangkah senangnya ia ketika Om Burhan dan Mila pindah dan membangun bisnis di Kota S, yang merupakan salah satu kota yang sangat ia kenal. Sejak awal kedatangan keduanya di Kota S, Pak Joni langsung memerintahkan seorang detektif swasta untuk membuntuti mereka berdua.

Ketika telah jelas bahwa Om Burhan dan Mila tinggal di apartemen yang mereka tempati sekarang, Pak Joni pun langsung melakukan pengintaian itu sendiri. Ia mencoba mencari waktu yang tepat untuk menjalankan rencana yang telah cukup lama ia rancang. Ia bahkan ikut menyewa apartemen yang berada di lantai yang sama dengan Mila dan Om Burhan. Itulah mengapa ia tahu betul bentuk interior apartemen tersebut, serta lokasi setiap perabotan di dalamnya.

Begitu mengetahui bahwa Om Burhan pergi dengan pesawat, dan Mila pulang sendiri ke apartemen, Pak Joni pun langsung menjalankan rencananya. Ia mengenakan masker dan menyerang Mila di apartemennya sendiri. Saat ini, korbannya tersebut telah terduduk pasrah di atas sofa dengan tangan yang terikat.

“Hmmppphhh, hmmpphhh …” Mila berusaha mengatakan sesuatu kepada pria tersebut. Namun suaranya tidak keluar karena terhalang oleh kain yang menutup mulutnya.

“Apa yang Burhan lakukan benar-benar membuat harga diriku hancur. Kamu harus sadar itu. Sampai kapan pun, aku tidak akan bisa memaafkan kalian,” ujar Pak Joni.

Mila terus memutar otak bagaimana ia bisa melepaskan diri dari kondisi tersebut, namun di kondisi terdesak seperti itu ia tidak bisa mencari solusi yang baik. Pak Joni sepertinya sudah sangat ingin melakukan serangan ini, dan tidak akan mudah digoyahkan dengan alasan apa pun.

“Sekarang, aku akan membalas dendam kepada Burhan dengan cara menodai kamu, Mila, istrinya yang cantik,” ujar Pak Joni sambil terkekeh.

Pria tersebut kemudian duduk di samping Mila dan langsung mengelus-elus pipi perempuan cantik tersebut. Mila tampak bergidik ngeri, membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya malam itu. Pipinya yang dielus pun terasa perih karena baru saja ditampar oleh pria tua tersebut.

“Kamu memang sangat cantik, Mila. Bodi kamu juga bahenol banget. Cocok sekali menjadi pelacurnya Burhan,” ujar Pak Joni merendahkan perempuan muda tersebut. “Dan sekarang, kamu harus melayani aku juga, Lonte.”

Pak Joni langsung naik ke pangkuan Mila, dan menindih tubuh segar perempuan tersebut. Dengan bibirnya yang berbau rokok dan alkohol, Pak Joni mulai mengecupi leher Mila yang masih berbalut jilbab. Tangan Pak Joni pun telah mengelus-elus payudara Mila yang membusung.

“Hmm, kamu wangi sekali Mila. Pakaian kamu juga indah, benar-benar perek kelas atas kamu,” gumam Pak Joni tanpa menghentikan aktivitasnya.

Mila-1.jpg

Diperlakukan seperti itu, Mila tidak bisa berbuat apa-apa. Tangannya yang diikat benar-benar tidak bisa digerakkan sama sekali. Begitu juga dengan kakinya, karena pahanya kini diduduki oleh Pak Joni. Sesekali ia coba menggerakkan seluruh tubuhnya berusaha melepaskan diri, namun usaha tersebut juga gagal. Justru Mila akhirnya merasa kelelahan sendiri.

“Terus saja memberontak seperti itu, Mila. Bukannya berhenti, gerakan tubuh kamu justru membuatku lebih bergairah,” ujar Pak Joni. Hal tersebut dibuktikan dengan remasan tangannya di payudara Mila yang semakin kencang. “Gede juga toket kamu, Manis.”

Puas memainkan tubuh Mila dari luar pakaiannya, Pak Joni kemudian mengeluarkan sebuah pisau lipat dari kantungnya. Ia pun mengoleskan sisi tumpul pisau tersebut ke pipi Mila untuk menakut-nakuti perempuan tersebut.

“Kamu jangan bertingkah macam-macam. Kalau tidak, nyawamu akan lepas di ujung pisau ini,” ujar Pak Joni.

Pak Joni kemudian mulai menyibakkan jilbab panjang yang dikenakan Mila, lalu melilitkannya di leher perempuan tersebut. Setelah itu, ia menarik ujung atas pakaian Mila, dan mulai merobek pakaian tersebut dengan pisaunya dari atas ke bawah. Perlahan, tubuh indah Mila pun mulai tersingkap, membuat pemiliknya merasa sangat malu sekaligus marah.

Pakaian muslimah Mila kini mulai terbuka di bagian dada dan perut, memperlihatkan payudaranya yang masih tertutup bra. Setelah itu, Pak Joni langsung merobek pakaian tersebut hingga bawah, dan tubuh indah Mila kini bisa ia lihat semua. Pak Joni kembali menindih Mila dan memainkan pisaunya di belahan payudara perempuan tersebut. Mila pun bergidik ngeri.

“Patuhi perintahku kalau kamu tidak mau pisau ini membuat tubuh indahmu ini terluka,” ujar Pak Joni.

Pria tua tersebut kemudian merobek bra yang dikenakan Mila dengan pisau lipatnya, dan langsung membenamkan wajahnya di payudara Mila yang indah. Ia mainkan puting payudara Mila dengan mulutnya, baik yang sebelah kiri maupun kanan. Pak Joni bahkan berusaha menggelitik puting Mila dengan lidahnya yang hangat. Diperlakukan seperti itu, pertahanan birahi Mila pun perlahan mulai jebol.

“Montok banget toket kamu, Mila. Pantes Burhan seneng banget dapet perek muslimah kayak kamu,” ledek Pak Joni lagi. Ia tampaknya begitu bersemangat merendahkan Mila. Dan hal itu sepertinya membuat pria tersebut semakin bergairah.

Mila berusaha untuk kembali memberontak, namun lagi-lagi ia gagal. Lama kelamaan, ia telah kehabisan akal untuk bisa lepas dari situasi tersebut, dan perasaan terangsang pun mulai memasuki tubuhnya. Ia pun memejamkan matanya demi menahan semua perasaan tersebut.

“Kamu tidak boleh merasa terangsang, Mila. Kamu sedang diperkosa. Kamu tidak boleh menikmatinya,” gumam Mila dalam hati.

Namun hal itu ternyata merupakan sesuatu yang sulit. Karena Pak Joni tidak hanya berhenti dengan menyedot payudara Mila yang telah terbuka bebas. Ia kini beralih menjilati ketiak Mila yang bisa terlihat dengan jelas karena tangan Mila tengah terikat ke atas. Tanpa rasa jijik, Pak Joni pun menjilati bahkan mengemut-emut ketiak Mila yang dihiasi dengan bulu-bulu halus tersebut. Mila pun tidak bisa menahan rasa geli dan birahi diperlakukan seperti itu.

Tangan Pak Joni juga merambah ke sisi bawah tubuh Mila, dan langsung meloloskan celana dalam Mila ke bawah. Alangkah bahagianya pria itu bisa melihat vagina Mila yang sangat terawat. Ia pun langsung memasukkan jarinya ke dalam liang kenikmatan tersebut, tanpa melepaskan dekapannya dari tubuh indah Mila.

“Hahahaha, tadi bilangnya gak mau dan terus memberontak. Tapi ternyata memeknya udah banjir juga, dasar perek kamu,” ujar Pak Joni tertawa. Wajah Mila memerah. Ia benar-benar kesal dengan dirinya sendiri yang tidak bisa menahan birahi.

Pak Joni sepertinya juga sudah terangsang melihat tubuh indah Mila yang terbuka. Ia pun melepaskan kaos yang ia kenakan, lalu celana panjangnya. Ternyata, di balik celana panjang tersebut, Pak Joni tidak mengenakan celana dalam. Karena itu, penisnya langsung keluar. Ia tampak sudah begitu mempersiapkan rencana jahatnya ini.

Ukuran penis Pak Joni memang tidak sebesar milik Om Burhan. Namun urat-urat di batangnya cukup muncul keluar, membuatnya begitu gagah terlihat. Dan satu hal lagi yang membuatnya berbeda, adalah karena penis tersebut belum disunat, sehingga ujungnya tampak unik bila dibandingkan penis-penis lain yang pernah dilihat Mila.

“Plaaaakkk …” Pak Joni kembali menampar pipi Mila. “Jangan sampai kamu teriak, kalau tidak mau nyawa kamu melayang,” ujarnya.

Pak Joni kemudian berlutut di atas sofa, hingga penisnya kini tepat berada di depan wajah Mila. Ia kemudian melepaskan ikatan di mulut Mila, dan menyodorkan penisnya ke mulut perempuan tersebut.

“Ayo sedot kontolku, Lonte. Jangan melawan,” ujar Pak Joni sambil membentur-benturkan penisnya ke pipi Mila yang putih dan halus.

Mila berusaha keras untuk menolak. Ia terus memalingkan wajahnya dari ujung penis Pak Joni yang tidak disunat tersebut. Namun perlawanannya hanya berlangsung sebentar. Karena sesaat kemudian, Pak Joni langsung menahan kepalanya yang masih berhijab, dan mengarahkannya tepat ke depan penisnya. Mau tidak mau, Mila terpaksa membuka mulut.

“Ahhhh, nikmat sekali mulut seorang lonte berjilbab. Jangan gigit kalau kamu mau nyawa kamu aman,” ujar Pak Joni begitu penisnya masuk ke mulut Mila. Pria tersebut pun langsung memaju mundurkan selangkangannya di mulut perempuan tersebut.

Mila hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu. Ia merasa harga dirinya telah hancur di hadapan Pak Joni. Dan yang paling ia takutkan, semua ini belum akan selesai dalam waktu cepat karena malam masih sangat panjang. Ia tidak bisa membayangkan hal-hal gila apa lagi yang akan dilakukan Pak Joni terhadapnya.

“Enak banget ngentotin mulut kamu, perek. Ahhh ahhh …” Pak Joni tampak benar-benar menikmati kuluman Mila di penisnya. Apalagi ketika lidah Mila terpaksa harus bersentuhan dengan ujung kemaluannya, membuat dirinya merasakan rasa geli yang teramat nikmat. “Baru ini kan kamu ngerasain kontol yang belum disunat. Dan sebentar lagi kontol ini juga akan bikin memek kamu keenakan.”

Pelecehan demi pelecehan yang terus dilakukan Pak Joni membuat Mila semakin bergidik.

Puas memaksa Mila mengemut kontolnya, Pak Joni pun merasakan bahwa spermanya sebentar lagi akan keluar. Tak ingin keperkasaannya hilang, ia pun menarik penisnya, dan kembali duduk di pangkuan Mila. Ia kembali mengelus-elus pipi perempuan tersebut, dan mengecupnya.

“Kamu terlihat tambah menggairahkan dengan jilbab lebar ini, lonte. Kamu tahu kan?” Ujar Pak Joni. Tak lama kemudian, ia pun mencium bibir Mila dengan paksa. Perempuan tersebut pun tidak bisa menolak.

Mila semakin merasa tertekan ketika merasakan penis Pak Joni yang telah menegang telah digesek-gesekkan di lubang vaginanya. Perempuan tersebut berusaha menahan diri untuk tidak menyambut godaan penis yang berukurang cukup panjang tersebut. Namun ia bisa merasakan bahwa batang kejantanan Pak Joni itu terus menerus mendesaknya.

Payudara Mila kini telah menempel di dada Pak Joni yang mulai berkeringat. Bau keringat tersebut cukup menyengat, membuat Mila kembali merasa jijik. Sedangkan mulut Pak Joni kini bersarang di mulut Mila, dengan lidah yang berusaha untuk terus menggoda lidah Mila untuk keluar.

“Nikmati kontol besarku ini, lonte. Aku jamin kamu pasti akan ketagihan setelah merasakan aku entot dengan kontol yang belum disunat ini,” gumam Pak Joni yang sepertinya juga sudah tidak bisa menahan birahi.

Mila merasakan penis tersebut terus membesar, dan mulai memasuki liang vaginanya. Mila pun menutup mata menahan rasa malunya, hingga tak terasa air mata pun menetes di pipinya.

“Hentikan, bangsaaaaat …” Tiba-tiba terdengar suara pria lain di apartemen tersebut. Mila merasa mengenal betul suara itu, dan merasa heran bagaimana pria tersebut bisa turut berada di apartemennya.
 
Terakhir diubah:
Wooow...nyaris aja..apa itu pak jarot? Hehe

Makasih atas updatenya suhu :ampun:
 
Yess, pak jarooot dataaaang
Yihaaaaaaaaaaa

Tp aseeknya d eksekusi sama Pak joni ddpan Pak jarot, ampe Pak Joni dan Mila puas, setelah itu Pak Joni prgi ( dhilangkan ) oleh pak Jarot. krna Mila malu, mrsa brslah, dan kthuan Pak Jarot akhirnya Mila pasrah sama Pak Jarot, hahahahaha
 
Waaaah mantap nih apdetannya suhuu. Kayaknya pak walkot nih yang nyelametin Mila.
 
Dan pemenangnya untuk kali ini adalah jarot, bakalan punya anak dia nih, tapi dari mila..
 
Seru banget ceritanya suhu, ijin mendirikan tenda disini, biar dapet update ceritanya terus.
 
Baru juga Mila ditinggal lgsg ada yg ngegarap nih... Mila diselamatkan atau malahan itu merupakan tipi muslihat dari Jarot dan Joni...??
Ditunggu kelanjutannya...
Thanks updatenya
 
Bimabet
Yess, pak jarooot dataaaang
Yihaaaaaaaaaaa

Tp aseeknya d eksekusi sama Pak joni ddpan Pak jarot, ampe Pak Joni dan Mila puas, setelah itu Pak Joni prgi ( dhilangkan ) oleh pak Jarot. krna Mila malu, mrsa brslah, dan kthuan Pak Jarot akhirnya Mila pasrah sama Pak Jarot, hahahahaha
Gw tidak setuju,kasihan mila jdi korban pelecehan entr ceritanya jdi g seru masa tokoh utama jadi korban,mila cukup buat pak burhan aja,,,
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd