Sudah lama aku baca cerita-cerita diforum ini, akhirnya ada terbesit rasa untuk menceritakan pengalamanku saat pertama kali pacaran. cerita yang menunjukan betapa lugunya aku dulu.
POV Tina :
Perkenalkan namaku Tina, tinggi 152 cm, berat 58 kg dengan ukuran bra 34B, usia saat ini 33 tahun. aku ingin menceritakan pengalaman pertama saat mulai menjalin hubungan dengan laki-laki bernama Satrio dengan tinggi 167 dan berat 80 kg. Satrio ini adalah teman satu kelasku di kampus dulu, dia orangnya sangat baik. Aku saat itu kuliah di salah satu kampus yang terkenal di kota batik, merantau sendiri dan tidak ada satupun saudara yang tinggal di daerah tersebut.
Sedikit cerita tentang masalah percintaanku, dari sekolah sma sampai lulus aku tidak pernah yang namanya mengenal cinta dan hanya sekedar mengagumi beberapa cowo saja yang saat itu juga aku tidak pernah berani berharap lebih. Setelah lulus aku mencoba peruntungan untuk mendaftar kuliah di kampus yang sudah aku sebutkan diatas, dan alhamdulillah aku ketrima di fakultas teknik yang memang dari awal sudah diarahkan oleh orang tuaku untuk masuk kesitu.
Awal-awal masa perkuliahan aku menjalani hari-hari seperti mahasiswi pada umumnya, ke kampus, makan, pulang ke kos, tidur. Seiring berjalannya waktu ada temen sekelasku yang mulai coba mendekatiku (ya itulah satrio), awalnya aku biasa-biasa aja tidak ada rasa apapun kepadanya, namun karena dia sering sekali membantuku dan selalu ada saat aku butuh, lama-lama aku merasa nyaman kalau berada di dekat satrio.
Kegiatan rutin kami berdua hanya sekedar berangkat bareng ke kampus, kerjain tugas bareng, belajar bareng dan sesekali pernah makan bareng sama dia. Suatu hari satrio mulai mengajaku untuk nonton di bioskop, awalnya aku gak mau karena tujuanku kesini adalah untuk belajar dan mendapat nilai sempurna agar orangtuaku di kampung bangga denganku. Namun karena aku kasihan sama satrio yang memang anaknya baik juga pinter, maka aku menyanggupi permintaan itu. (hubungan kami saat itu sudah berjalan kurang lebih 1 bulan tanpa status, dibilang temen tapi rasa pacar dibilang pacar tapi dia ga pernah menyatakan itu)
Satrio : “Tin, setelah ngerjain tugas kita nonton yuk”.
Aku : “Mau nonton apa? emangnya ada film yang bagus?”
Satrio : “Ada, baru keluar nih. nanti sore jam 4 aku jemput ya ke kosmu”
Aku : “Oke”.
Sore itu aku dijemput oleh Satrio di kosku, karena aku ini orangnya biasa-biasa aja ga pinter dandan dan berpakaian, aku keluar dengan kemeja dan celana kain panjang. naik lah aku ke motor satrio, selama perjalanan kita ngobrol kesana kemari sambil bercanda, sampai tidak terasa kami sudah berada di XXI, satrio memilih duduk paling belakang dan ujung, padahal kursi yang lain di tengah masih banyak yang kosong.
Aku : “Trio kok milih bangkunya dibelakang? itu kan di tengah masih banyak yang kosong”
Satrio : “Iya gpp Tin, kalo dibelakang enak lebih keliatan besar layarnya”.
Aku : Karena emang aku yang belum pernah pacaran dan masih polos aku ikutin aja kemauan satrio “oh gitu, oke deh”
Setelah selesai memesan tiket, aku dan satrio masuk ke theater yang sudah dibuka karena kami memang datang pas banget saat film akan di mulai. Duduklah kami berdua di kursi pojok paling belakang, saat film baru mulai sampai pertengahan kami masih fokus dengan film yang kami tonton sambil sesekali aku bercanda dengan satrio. Namun ga lama setelah itu satrio mulai merangkul ku, dimana tangan sebelah kiri dia letakan dikursiku tepat dibagian bawah saat aku sedang membenarkan posisi duduku. Saat aku kembali ke posisi dudukku aku kaget kok tangan satrio udah ada dibelakangku, telapak tangannya tepat banget di belakang pantatku. sebenarnya aku ingin menegur satrio tapi aku ga tau cara ngomongnya gimana, akhirnya kubiarkan saja dan kupikir mungkin tidak sengaja. Karna aku diam inilah aku merasakan lama-lama tangan satrio mulai bergerak seperti sedang meremas-remas pantatku. Jujur disitu aku kaget, shock dan gatau harus ngapain karena memang dari dulu aku tidak pernah pacaran apalagi sampe diremas remas sepert ini. Bodohnya lagi aku tidak berubah dari posisi duduku dan menyingkirkan tangan satrio sampai film selesai. Setelah itu satrio langsung mengantarku pulang ke kos malam itu.
Setelah aku mandi dan bersih-bersih satrio, kulihat ada pesan di hpku, kuambil hpku lalu aku rebahkan tubuhku ke kasur dan ternyata satrio mengirimkan sms kepadaku.
Satrio : Terima kasih ya tina udah mau nemenin aku nonton.
Aku : Iya gpp, aku juga terima kasih ke kamu karna udah ajak aku jalan-jalan
Satrio : oh iya tadi maaf ya Tin, tangan aku niatnya mau peluk kamu eh kamu malah dudukin, hehe.
Aku : Oh iya maaf ya tadi kalo tangan kamu kedudukan aku.
Satrio : Gpp tin, lagian nyaman kok tangan aku disitu
Aku : Dasar kamu ya, besok-besok jangan kaya gitu lagi ya.
Satrio : iya, iya
POV Satrio :
Perkenalkan namaku Satrio, asli warga kota batik, saat pertama aku masuk kampus aku sudah tertarik dengan salah satu mahasiswi dengan perawakan kecil dan imut yang bernama Tina, awalnya aku coba untuk mendekatinya dengan cara sering membantunya seperti mencari barang-barang keperluan kos nya, menunjukan tempat makan yang enak dan murah, itu semua hal mudah bagiku karena memang aku berasal dari kota ini. selama aku PDKT dengan Tina, aku melihat kalau Tina itu anak yang baik, pintar, polos dan lucu yang membuatku ingin bener-bener serius menjalani hubungan dengannya, tidak ada pikiran atau niatanku untuk macam-macam kepada Tina. Namun pada suatu sore aku jemput Tina untuk belajar bareng, aku melihat Tina keluar hanya mengenakan kaos dan celana training tipis (celana panjang) dan disitu aku merasa “Besar juga pantatnya tina”. mulai dari situlah aku selalu mencoba bagaimana aku bisa melangkah lebih jauh lagi bersama Tina.
Setelah menunggu beberapa minggu akhirnya saya mendapatkan momen untuk meremas pantat Tina, yaittu saat tina mau kuajak nonton di bioskop, sengaja kupilih kursi paling ujung belakang seupaya lebih leluasa dalam melancarkan usahaku untuk coba meremas pantat Tina. awalnya aku takut dan gerogi saat aku coba taruh tangan ku dibelakang pantat tina, karena tina tidak pernah pacaran, tidak pernah disentuh oleh lelaki lain. setelah posisi tangan pas dibelakang pantat tina, aku hanya diam dan belum berani melakukan pergerakan apapun, setelah kutunggu tidak ada respon dari tina barulah aku berani menggerakan tanganku untuk meremas pantat Tina. Dalam hati ku berkata “Gila empuk banget ini pantat tina”, aku terus melakukan gerakan meremas sampai film yang kita tonton selesai dan langsung kuantar Tina pulang ke kosnya.
Bersambung ………
Karena sudah malam mungkin sampai disini dulu cerita saya, nanti akan saya sambung lagi cerita nya dilain waktu sampai sesuatu yang fatal yang terjadi antara aku dan satrio. Maaf kalau cerita saya masih acak-acakan, mohon kritik dan saran dari para senior supaya cerita saya kedepannya bisa lebih bagus dan tertata
POV Tina :
Perkenalkan namaku Tina, tinggi 152 cm, berat 58 kg dengan ukuran bra 34B, usia saat ini 33 tahun. aku ingin menceritakan pengalaman pertama saat mulai menjalin hubungan dengan laki-laki bernama Satrio dengan tinggi 167 dan berat 80 kg. Satrio ini adalah teman satu kelasku di kampus dulu, dia orangnya sangat baik. Aku saat itu kuliah di salah satu kampus yang terkenal di kota batik, merantau sendiri dan tidak ada satupun saudara yang tinggal di daerah tersebut.
Sedikit cerita tentang masalah percintaanku, dari sekolah sma sampai lulus aku tidak pernah yang namanya mengenal cinta dan hanya sekedar mengagumi beberapa cowo saja yang saat itu juga aku tidak pernah berani berharap lebih. Setelah lulus aku mencoba peruntungan untuk mendaftar kuliah di kampus yang sudah aku sebutkan diatas, dan alhamdulillah aku ketrima di fakultas teknik yang memang dari awal sudah diarahkan oleh orang tuaku untuk masuk kesitu.
Awal-awal masa perkuliahan aku menjalani hari-hari seperti mahasiswi pada umumnya, ke kampus, makan, pulang ke kos, tidur. Seiring berjalannya waktu ada temen sekelasku yang mulai coba mendekatiku (ya itulah satrio), awalnya aku biasa-biasa aja tidak ada rasa apapun kepadanya, namun karena dia sering sekali membantuku dan selalu ada saat aku butuh, lama-lama aku merasa nyaman kalau berada di dekat satrio.
Kegiatan rutin kami berdua hanya sekedar berangkat bareng ke kampus, kerjain tugas bareng, belajar bareng dan sesekali pernah makan bareng sama dia. Suatu hari satrio mulai mengajaku untuk nonton di bioskop, awalnya aku gak mau karena tujuanku kesini adalah untuk belajar dan mendapat nilai sempurna agar orangtuaku di kampung bangga denganku. Namun karena aku kasihan sama satrio yang memang anaknya baik juga pinter, maka aku menyanggupi permintaan itu. (hubungan kami saat itu sudah berjalan kurang lebih 1 bulan tanpa status, dibilang temen tapi rasa pacar dibilang pacar tapi dia ga pernah menyatakan itu)
Satrio : “Tin, setelah ngerjain tugas kita nonton yuk”.
Aku : “Mau nonton apa? emangnya ada film yang bagus?”
Satrio : “Ada, baru keluar nih. nanti sore jam 4 aku jemput ya ke kosmu”
Aku : “Oke”.
Sore itu aku dijemput oleh Satrio di kosku, karena aku ini orangnya biasa-biasa aja ga pinter dandan dan berpakaian, aku keluar dengan kemeja dan celana kain panjang. naik lah aku ke motor satrio, selama perjalanan kita ngobrol kesana kemari sambil bercanda, sampai tidak terasa kami sudah berada di XXI, satrio memilih duduk paling belakang dan ujung, padahal kursi yang lain di tengah masih banyak yang kosong.
Aku : “Trio kok milih bangkunya dibelakang? itu kan di tengah masih banyak yang kosong”
Satrio : “Iya gpp Tin, kalo dibelakang enak lebih keliatan besar layarnya”.
Aku : Karena emang aku yang belum pernah pacaran dan masih polos aku ikutin aja kemauan satrio “oh gitu, oke deh”
Setelah selesai memesan tiket, aku dan satrio masuk ke theater yang sudah dibuka karena kami memang datang pas banget saat film akan di mulai. Duduklah kami berdua di kursi pojok paling belakang, saat film baru mulai sampai pertengahan kami masih fokus dengan film yang kami tonton sambil sesekali aku bercanda dengan satrio. Namun ga lama setelah itu satrio mulai merangkul ku, dimana tangan sebelah kiri dia letakan dikursiku tepat dibagian bawah saat aku sedang membenarkan posisi duduku. Saat aku kembali ke posisi dudukku aku kaget kok tangan satrio udah ada dibelakangku, telapak tangannya tepat banget di belakang pantatku. sebenarnya aku ingin menegur satrio tapi aku ga tau cara ngomongnya gimana, akhirnya kubiarkan saja dan kupikir mungkin tidak sengaja. Karna aku diam inilah aku merasakan lama-lama tangan satrio mulai bergerak seperti sedang meremas-remas pantatku. Jujur disitu aku kaget, shock dan gatau harus ngapain karena memang dari dulu aku tidak pernah pacaran apalagi sampe diremas remas sepert ini. Bodohnya lagi aku tidak berubah dari posisi duduku dan menyingkirkan tangan satrio sampai film selesai. Setelah itu satrio langsung mengantarku pulang ke kos malam itu.
Setelah aku mandi dan bersih-bersih satrio, kulihat ada pesan di hpku, kuambil hpku lalu aku rebahkan tubuhku ke kasur dan ternyata satrio mengirimkan sms kepadaku.
Satrio : Terima kasih ya tina udah mau nemenin aku nonton.
Aku : Iya gpp, aku juga terima kasih ke kamu karna udah ajak aku jalan-jalan
Satrio : oh iya tadi maaf ya Tin, tangan aku niatnya mau peluk kamu eh kamu malah dudukin, hehe.
Aku : Oh iya maaf ya tadi kalo tangan kamu kedudukan aku.
Satrio : Gpp tin, lagian nyaman kok tangan aku disitu
Aku : Dasar kamu ya, besok-besok jangan kaya gitu lagi ya.
Satrio : iya, iya
POV Satrio :
Perkenalkan namaku Satrio, asli warga kota batik, saat pertama aku masuk kampus aku sudah tertarik dengan salah satu mahasiswi dengan perawakan kecil dan imut yang bernama Tina, awalnya aku coba untuk mendekatinya dengan cara sering membantunya seperti mencari barang-barang keperluan kos nya, menunjukan tempat makan yang enak dan murah, itu semua hal mudah bagiku karena memang aku berasal dari kota ini. selama aku PDKT dengan Tina, aku melihat kalau Tina itu anak yang baik, pintar, polos dan lucu yang membuatku ingin bener-bener serius menjalani hubungan dengannya, tidak ada pikiran atau niatanku untuk macam-macam kepada Tina. Namun pada suatu sore aku jemput Tina untuk belajar bareng, aku melihat Tina keluar hanya mengenakan kaos dan celana training tipis (celana panjang) dan disitu aku merasa “Besar juga pantatnya tina”. mulai dari situlah aku selalu mencoba bagaimana aku bisa melangkah lebih jauh lagi bersama Tina.
Setelah menunggu beberapa minggu akhirnya saya mendapatkan momen untuk meremas pantat Tina, yaittu saat tina mau kuajak nonton di bioskop, sengaja kupilih kursi paling ujung belakang seupaya lebih leluasa dalam melancarkan usahaku untuk coba meremas pantat Tina. awalnya aku takut dan gerogi saat aku coba taruh tangan ku dibelakang pantat tina, karena tina tidak pernah pacaran, tidak pernah disentuh oleh lelaki lain. setelah posisi tangan pas dibelakang pantat tina, aku hanya diam dan belum berani melakukan pergerakan apapun, setelah kutunggu tidak ada respon dari tina barulah aku berani menggerakan tanganku untuk meremas pantat Tina. Dalam hati ku berkata “Gila empuk banget ini pantat tina”, aku terus melakukan gerakan meremas sampai film yang kita tonton selesai dan langsung kuantar Tina pulang ke kosnya.
Bersambung ………
Karena sudah malam mungkin sampai disini dulu cerita saya, nanti akan saya sambung lagi cerita nya dilain waktu sampai sesuatu yang fatal yang terjadi antara aku dan satrio. Maaf kalau cerita saya masih acak-acakan, mohon kritik dan saran dari para senior supaya cerita saya kedepannya bisa lebih bagus dan tertata