sayangkamutok
Tukang Semprot
di sini gw cuma pengen ngobrol ringan aja bahas masalah ttg lagu. bebas genre apa aja. saya pribadi juga suka semua genre baik yg indo maupun luar indo. tp basicnya aktif di dunia musik gw suka pegang gitar, alat musik lain juga bisa sih. tp yah skrg krn kesibukan lbh ke menikmati musik sambil meng overthinking kan soal lirik mendalam yg ada dlm lagu. kebanyakan lagu dg lirik spt itu sih di lagu galau, lagu percintaan, depresi, putus asa. kalo lagu soal yg seneng2 dan vibes semangat gw jarang nemuin makna tersirat mendalamnya aja... yah mungkin ktn keterbatasan wawasan gw.
nah untuk lirik yg pgn gw bahas kali ini krn gw lagi galau dan relatable dg kejadian gw patah hati baru2 ini ada 2 lagu yg amat relate dan lg sering gw puter di playlist
1. jakarta hari ini.
dlm lagu ini terkesan spt penyesalan dan kekecewaan krn telah menyakiti pasangannya dan blm rela jika pasangannya bersanding dengan orang lain. sejujurnya serelate kisah di kenyataan gw pun gw dg bijak menyikapi dg lapang dada, tp jujur hati gw saat ini masih remuk. dan berusaha 'terbiasa' agar sepenuhnya lupa dan ikhlas melepas
2. perayaan mati rasa
dlm lagu ini gw menangkap bahwa hubungan dg 2 pasangan yg saling menyakiti pasti ujungnya berakhir dg mati rasa. jika konteksnya hubungan yg tidak sah (pacaran, ttm, fwb, hts) mungkin memang wajar jika mati rasa kemudian berujung pada perpisahan. ada masa sedih dan nanti masa pulih membuka lembaran baru dg orang baru. lantas bagaimana bagi kalian yg mungkin sudah dalam konteks hubungan yg sah (menikah) tp dihadapkan dg masalah yg amat rumit dan berat sehingga walau mati rasa kalian tetap mempertahankan rumah tangga? apalagi yg sdh punya anak. apakah ga berat mempertahankan rumah tangga yang sudah hambar hanya lantaran demi kebaikan anak saja?.
ibarat kata dlu gw nemenin doi dan kita berdua sama2 dr 0. ketika kita sudah beranjak dan sudah gak 0 lagi, gw ditinggalin ama doi. mirip seperti sebuah ruangan yang membutuhkan 2 bohlam lampu untuk menerangi ruangan tersebut . 3 tahun lebih jalannya melalui berbagai musim dan berbagai cobaan, 2 bohlam lampu tsb berusaha untuk tetap menyala demi menerangi ruangan tersebut. kini salah satu bohlam lampu tsb sudah mati dan tak bisa menyala lagi. yang tersisa hanya satu buah bohlam yg senantiasa menyala dg penerangan ruang yg meredup. konsekuensinya jika ruangan tersebut menjadi gelap karena 2 bohlam lampu tsb mati, maka kegelapan akan terus menghantui dan kembali ke lingkaran setan. jujur gw dulu juga pernah mikir takut nikah krn ga siap ngadepin mati rasa, tp di realitanya banyak pasutri yg ttp bertahan walau semuanya sudah hancur hanya semata demi kebaikan anak. kini jiwaku hanya tertimpa perasaan kalang kabut dan bingung tentang mati rasa ini
lanjut, bagaimana suhu menafsirkan makna tersirat dr lagu kesukaan suhu dimari? yuk monggo sharing sharing.
nah untuk lirik yg pgn gw bahas kali ini krn gw lagi galau dan relatable dg kejadian gw patah hati baru2 ini ada 2 lagu yg amat relate dan lg sering gw puter di playlist
1. jakarta hari ini.
dlm lagu ini terkesan spt penyesalan dan kekecewaan krn telah menyakiti pasangannya dan blm rela jika pasangannya bersanding dengan orang lain. sejujurnya serelate kisah di kenyataan gw pun gw dg bijak menyikapi dg lapang dada, tp jujur hati gw saat ini masih remuk. dan berusaha 'terbiasa' agar sepenuhnya lupa dan ikhlas melepas
2. perayaan mati rasa
dlm lagu ini gw menangkap bahwa hubungan dg 2 pasangan yg saling menyakiti pasti ujungnya berakhir dg mati rasa. jika konteksnya hubungan yg tidak sah (pacaran, ttm, fwb, hts) mungkin memang wajar jika mati rasa kemudian berujung pada perpisahan. ada masa sedih dan nanti masa pulih membuka lembaran baru dg orang baru. lantas bagaimana bagi kalian yg mungkin sudah dalam konteks hubungan yg sah (menikah) tp dihadapkan dg masalah yg amat rumit dan berat sehingga walau mati rasa kalian tetap mempertahankan rumah tangga? apalagi yg sdh punya anak. apakah ga berat mempertahankan rumah tangga yang sudah hambar hanya lantaran demi kebaikan anak saja?.
ibarat kata dlu gw nemenin doi dan kita berdua sama2 dr 0. ketika kita sudah beranjak dan sudah gak 0 lagi, gw ditinggalin ama doi. mirip seperti sebuah ruangan yang membutuhkan 2 bohlam lampu untuk menerangi ruangan tersebut . 3 tahun lebih jalannya melalui berbagai musim dan berbagai cobaan, 2 bohlam lampu tsb berusaha untuk tetap menyala demi menerangi ruangan tersebut. kini salah satu bohlam lampu tsb sudah mati dan tak bisa menyala lagi. yang tersisa hanya satu buah bohlam yg senantiasa menyala dg penerangan ruang yg meredup. konsekuensinya jika ruangan tersebut menjadi gelap karena 2 bohlam lampu tsb mati, maka kegelapan akan terus menghantui dan kembali ke lingkaran setan. jujur gw dulu juga pernah mikir takut nikah krn ga siap ngadepin mati rasa, tp di realitanya banyak pasutri yg ttp bertahan walau semuanya sudah hancur hanya semata demi kebaikan anak. kini jiwaku hanya tertimpa perasaan kalang kabut dan bingung tentang mati rasa ini
lanjut, bagaimana suhu menafsirkan makna tersirat dr lagu kesukaan suhu dimari? yuk monggo sharing sharing.
