Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapakah Fatimah Az-zahra...?

  • Sosok wanita baru dalam cerita ini

    Votes: 62 23,7%
  • Sosok wanita yang menyamar dalam cerita ini

    Votes: 200 76,3%

  • Total voters
    262
Bimabet
Mantep suhuuu... smangat terus lanjutin ceritanya...
Tentu dong semangat om... Oiya makasih ya sudah mensupport ane dan selalu mengikuti cerita ini.
 
Land Rover... wow mantap tuh... Istilah jaman old dulu mobil hartop ya om... Apa bukan..? Tapi tetap sih mesti budget nya hehehe, apalagi untuk maintainance.

Cuma kalo dah hobby mah, uang nomor sekian..
Untung bukan saya Om, Kakak saya, saya mah cuma ngiring Duana (Doa).
Saya sih cuma ikutan berdoa aja. ha ha ha ha
 
Om rat bagus ceritanya aku baru ngikutin cerita ini srek di hati 2 hari 2 malam terus baca crita ini ini ciri crita dari om rat poligami asik tapi. Lanjut om sampai tuntas tas tas. Tetap semangat ya ....
 
Om rat bagus ceritanya aku baru ngikutin cerita ini srek di hati 2 hari 2 malam terus baca crita ini ini ciri crita dari om rat poligami asik tapi. Lanjut om sampai tuntas tas tas. Tetap semangat ya ....
Yang Anak-Anak Mentimun ya om @Roo238. Makasih ya om sudah marathon membaca cerita ane, ikutin terus ya cerita yang ini, semoga sama bagusnya dengan cerita tersebut.:ampun:
 
Untung bukan saya Om, Kakak saya, saya mah cuma ngiring Duana (Doa).
Saya sih cuma ikutan berdoa aja. ha ha ha ha
Ohh... Kirain om @kuciah yang hobby offroad. Hobby yang mesti banyak budget tuh om... Sama kayak mancing mania.
 
Justru kita berdua hobinya sama ya OffRoad, ya berburu/moro makanya cocok.
Siiip..om. Ane ikut senang aja hehehe. Semoga hobinya bisa membawa kebahagiaan.
 
Kasihan gan sama adit. Kirain konfliknya hanya pada internal ayu, ternyata merembet juga ke adit gan. Nice story sekali gan
 
Kalo jujur sih kaga, malah ganggu kerjaan. Tapi kalo udah hobby susah.
Pilek sedikit kalo di rmh jd alesan, tapi buat hobby ujan gluduk juga pergi...
Hahaha.... Bener sekali om... Namanya kalo sudah hobbi bisa mengalahkan rasa capek ya.... Keep spirit om @kuciah.

Kasihan gan sama adit. Kirain konfliknya hanya pada internal ayu, ternyata merembet juga ke adit gan. Nice story sekali gan
Thanks ya om @Seninmalam, ikuti terus ya cerita ini.
 
Chapter 29. Benar Saat Ini, Aku Adalah Istri Aditya Febriansyah.


Cuplikan chapter sebelumnya....

Tasya menoleh ke arah Adit, ia makin mempererat pelukannya pada pemuda itu, suaranya berbisik pelan mengucapkan kata terima kasih pada Adit.

Tak berapa lama mereka berdua meninggalkan makam Ayu dengan senyum lega. Keduanya terus melangkah, melangkah mantap meninggalkan masa lalu yang membayangi mereka. Kedua pasangan itu terlihat mulai mesra dan bisa saling membuka hati satu sama lain.

Tetapi mereka berdua tidak menyadari bahwa sejak tadi ada seseorang yang telah mengabadikan kebersamaan mereka berdua sejak dari makam tersebut.

Beberapa jepretan foto keduanya telah diambil oleh sosok lelaki yang memakai topi dari kejauhan. Sambil tersenyum lelaki tersebut mengepalkan tangannya keatas.

"Akhirnya aku bisa menjalankan tugas yang diberikan oleh bos dengan baik, tinggal kukirim saja bukti foto ini kepada beliau." Oceh lelaki bertopi dan berbaju casual tersebut sambil tersenyum senang.

Lelaki tersebut lalu mengirimkan foto Adit dan Tasya hasil jepretan ponselnya kepada orang yang menyuruhnya melalui aplikasi WA.
.
.
.
images_11.jpg

Sekar Rahayu Sukmawati

Pov Sekar


Sudah hampir satu bulan hubunganku dengan Cinta, putri bungsuku merenggang. Jujur ku sampai detik ini aku belum bisa memaafkan perbuatannya yang telah membuatku malu. Aku sebagai orang tua merasa terhina. Harga diriku terinjak-injak oleh ulah anakku sendiri, karena tidak bisa mendidiknya dengan baik dan benar. Tatapan sinis berbalut senyum saat acara akad nikah yang gagal waktu itu membuatku malu semalu-malunya. Hingga aku tak kuat dan berpura-pura pingsan setelah mengumumkan pembatalan pernikahan mereka.

Tetapi di sisi lain biar bagaimanapun Cinta tetaplah putriku. Putri yang kuibaratkan seekor merpati yang indah. Kini merpati itu pergi dari rumah megah dan mewah ini. Berada diluar sana menjalani kebebasan yang diinginkannya. Akankah merpatiku akan kembali ke rumah ini? Cinta putriku. Merpatiku yang indah, semoga engkau baik-baik di luar sana.

Tidak ada istilah mantan anak. Ya, ku akui kasih sayangku masih tetaplah ada untuknya sampai akhir hayatku sama seperti kasih sayangku pada kedua kakak-kakaknya yang lain.

Aku sangat sayang kepadanya melebihi sayangku kepada kedua kakaknya. Ia ku asuh dan ku rawat bak putri raja, semua kebutuhannya kupenuhi. Sekolahnya selalu kuawasi, memberikan lea tambahan untuknya supaya nilai sekolahnya semakin tinggi. Mengundang guru piano dan balet ke rumah untuk melatihnya menjadi pemain piano handal dan penari balet yang luwes.

Para kolegaku pun sangat terhibur setiap kali putriku tampil dengan memainkan piano dan menari balet, mereka semua mengagumi bakat Cinta yang sangat luar biasa.

Tetapi dengan berjalannya waktu setelah ia lulus dari SMU semua menjadi berubah, ia menjadi sosok yang membangkang walaupun tetap masih bisa ku kendalikan.

Sikap membangkangnya itu ternyata bermula dari ia mengenal sosok pria bernama Robi. Lelaki playboy yang diam-diam ku selidiki dengan meminta bantuan Kuciah.

Kuciah adalah pemuda pekerja keras yang sekaligus tangan kanan dan orang kepercayaanku.

Darinya aku mendapatkan informasi bahwa Robi Hermawan nama lengkap anak itu adalah anak broken home dari pasangan Hermawan Sanjaya dan Marieska Febrianty. Mereka dari kalangan berada tetapi tidak selalu berada di Indonesia.

Sejak itu aku berkesimpulan bahwa Cinta anakku tidaklah pantas bersanding dengan Robi yang playboy. Kemudian aku segera memutuskan untuk menikahkan Cinta dengan pemuda pilihanku, tetapi semua itu gagal karena ternyata rencanaku itu membuat nekat Cinta hingga ia kabur dari rumah kami dengan seorang supir limousin.

"Dek. Maafin mama ya. Mungkin mama terlalu mengekangmu, mengatur hidupmu sesuai keinginan mama. Tapi semua itu mama lakukan karena ingin kamu bahagia dan menjadi wanita kuat seperti mama," ucapku membatin.

Dan rasa rindu itupun muncul setelah sekian hari Cinta meninggalkan kami semua menentukan jalan hidupnya dengan menikah dengan seorang lelaki bernama Aditya Febriansyah.

Lalu aku diam-diam kembali meminta Kuciah untuk menyelidiki dan mencari informasi tentang pemuda yang menjadi suami anakku. Aku tidak ingin anakku hanya dimanfaatkan oleh pemuda itu. Dan setelah beberapa hari kemudian aku mendapatkan informasi dari Kuciah bahwa Adit Febriansyah adalah anak pemilik perusahaan PT. RWG Trans (Persero), perusahaan jasa transportasi termasuk juga jasa antar jemput pengantin menggunakan mobil limousin.

Ada sedikit lega setelah mengetahui bahwa anakku ditangan orang yang tepat, tetapi ketika Kuciah lagi-lagi mendapatkan informasi yang membuat aku sedikit gelisah adalah Adit ternyata pernah berhubungan dengan seorang gadis bernama Anastasya Putri Widjaja, anak dari pemilik hotel bintang lima yang tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia, dan status mereka saat ini masih berpacaran karena kebetulan Kuciah mempunyai pacar yang bekerja di perusahaan Agency yang dimiliki oleh Tasya.

Bisa gawat nih kalau ternyata Tasya bisa mencelakai Cinta, aku mesti melindungi Cinta anakku dengan caraku sendiri. Sepak terjang keluarga Widjaja yang terkenal dengan kekuasaan dan kekayaannya membuatku sedikit ngeri untuk berhadap-hadapan secara langsung. Aku lalu memerintahkan Kuciah untuk lebih menyelidiki kembali sosok Tasya sampai sedetil mungkin.

Beberapa hari kemudian....

Seperti biasa suamiku meminta ijin untuk menjenguk Cinta di rumah kontrakannya karena kemaren Adit suaminya pulang ke Surabaya menemui papanya disana.

"Ma. Papa mau ke rumah kontrakan Cinta. Apakah mama mau ikut, kita jenguk keadaan Cinta anak kita, Ma?" Kata mas Pramudya membujukku supaya ikut bersamanya.

Aku hanya tersenyum kecut, ekspresiku datar dan tidak menunjukkan respek sama sekali dengan perkataan mas Pramudya.

"Tidak bisa Pa. Mama ada janji ketemu dengan teman-teman mama," sahutku tak acuh.

Ku keluarkan beberapa helai pakaian dengan warna mencolok mata. Seolah dengan begitu aku ingin menunjukkan pada suamiku betapa pentingnya bertemu dengan teman-temanku. Ku lemparkan begitu saja ke atas ranjang.

"Kamu betul-betul tidak mau melihat Cinta, ya?" tegur suamiku jengkel melihat sikapku yang tidak peduli sama sekali. "Teman-temanmu lebih penting daripada anakmu sendiri?"

Mas Pramudya berusaha menahan amarahnya. Diliriknya pakaianku yang melayang jatuh ke tempat tidur.

"Dan papa pikir mencampakkan mama adalah dosa yang mudah dimaafkan?" Sekarang aku menoleh menatap mas Pramudya. Geram, pedih, pilu dan kecewa berbaur dalam keperihan tak bertepi. "Aku membesarkan dan merawatnya, dan dia meninggalkanku begitu saja. Papa pikir anak seperti itu pantas dijenguk oleh mamanya?"

Mas Pramudya terdiam, dia lalu pergi keluar kamar dengan wajah yang kecewa. Keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Setelah kepergian suami ku, aku segera merapikan pakaianku yang sengaja ku keluarkan dan kembali memasukkannya ke dalam lemari pakaian.

Aku duduk di atas ranjang sambil mengingat kembali pertengkaran kecilku dengan mas Pramudya suamiku. Dia mengatakan bahwa diam-diam ia sering menemui Cinta putri kami akhir-akhir ini.
Saat itu waktu menunjukkan pukul 21:00 wib, mas Pramudya sudah mulai mengantuk. Tetapi melihat tingkah dan sikapku, mas Pramudya yang tadinya mulai menguap karena mengantuk seakan hilang rasa kantuknya.

"Untuk apa papa menemuinya?", bentakku geram. "Seperti tidak punya harga diri saja! kamu ini papanya, kita ini orangtuanya! Seharusnya dia yang datang merangkak ke sini.... Bersujud meminta maaf pada kita!".

Mas Pramudya memang tidak mau menutup-nutupi pertemuannya dengan Cinta. Ia tidak mau merahasiakannya, apalagi bermain api di belakangku.

Suamiku memilih berterus terang. Sebelum tidur, ia sengaja menceritakan semuanya secara singkat. Meskipun ia tau resikonya adalah kemarahanku yang bisa meledak.

"Aku hanya ingin mengetahui kabarnya", sahut mas Pramudya memberi alasan. "Memastikan bahwa dia sehat dan baik-baik saja".

"Dan menunjukkan bahwa papa berpihak padanya? Bahwa papa mendukung ulahnya kabur dari rumah ini? Bahwa sekarang hanya mama seorang diri yang menentang perbuatannya?", seruku bertubi-tubi dengan bahu turun naik karena berang.

"Tidak ada yang salah untuk hidup merdeka kan, Ma?", ujar mas Pramudya membujuk. " Cinta ingin menentukan jalan hidupnya sendiri. Biarkan ia bebas dan berkembang seperti yang dikehendakinya".

"Jadi", desisku nanar dengan mata menyipit. "Papa pikir selama ini aku menjajah dan menindas Cinta?".

Lalu dengan suara menahan tangis, aku berbisik, "aku melakukan semua ini karena mencintainya, Pa. Karena mama bangga padanya dan tidak ingin kehilangan Cinta. Telah mama berikan semua yang terbaik bagi hidupnya. Tapi apa yang mama peroleh sebagai balasannya? Dia meninggalkan mama, membenci mama! Mama betul-betul tidak dapat memaafkannya".

Lamunanku buyar saat ponselku bergetar, segera ku ambil dan teenyata ada pesan WA dari Kuciah. Segera ku buka aplikasi WA dan membacanya.

"Bos, foto mereka saat mengunjungi kuburan terlihat mesra sepertinya mereka masih berpacaran, Bos."

Lalu terlihat foto kemesraan mereka berdua di sebuah pemakaman.

Dan....

Aku terperanjat mataku mendelik seakan tidak percaya atas apa yang kulihat sekarang. Di dalam foto itu terlihat jelas nama pemilik batu nisan tersebut.

Tertulis nama AYUDIA LARASATI binti Pramudya Adi Pratama, Surabaya, lahir 23 Oktober 1991, wafat 3 April 2007.

"I...Ini kan kuburannya almarhumah putrinya mas Pramudya. Ada hubungan apa Adit dan Tasya dengan Ayu?" Tanyaku dalam benakku. "Apa mungkin Ayu ini adalah pacarnya Adit sebelum ia mengalami peristiwa tersebut? Pantas saja begitu melihat Cinta ia langsung jatuh cinta."

Lalu aku menuliskan pesan melalui aplikasi WA, pada Kuciah.

"Tugasmu selanjutnya ikuti dan awasi terus mereka berdua, tapi jangan sampai ketauan. Uang segera saya transfer ke rekening mu. Kabari saya lagi jika ada perkembangan selanjutnya."

Jam 17:00 wib...

Mas Pramudya pulang ke rumah dengan wajah yang bahagia, tetapi begitu ia bertatap muka dengan ku ekspresinya menjadi berubah menjadi sinis.

Mas Pramudya seolah mengacuhkanku, ia membuka lemari pakaian untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian santai di rumah.

Sejak beberapa hari ini suasana di dalam kamar kami menjadi berbeda seperti biasanya, kami berdua seperti menjadi sosok yang berbeda, hubungan suami istri menjadi tidak harmonis seperti sebelumnya.

"Apakah aku ibu yang terlalu egois buat suami dan anak-anakku? Tidak, aku tidak egois. Aku bukanlah mama yang egois. Cinta yang seharusnya datang bersimpuh dikaki ku memohon maaf bukan malah sebaliknya." Gumamku menggerutu dalam hati.
.
.
.
Keesokan harinya.....


Di sebuah rumah mewah di kompleks perumahan elit di kota Surabaya. Seorang gadis cantik keluar dari kamar tamu di rumah GUNAWAN di dampingi seorang wanita cantik paruh baya. Gadis itu bernama Anastasya Putri Widjaja atau Tasya.

Dia terlihat lebih cantik dan anggun dengan memakai baju kebaya dan kain batik tradisional dan sebuah kerudung berwarna selaras dengan warna kebayanya yang berwarna putih.

Adit yang kala itu sedang duduk bersantai di ruang keluarga di temanin oleh papanya, dibikin terpelongoh ketika Tasya keluar dari kamar tersebut bersama Hanum mamanya.

Pemuda itu sampai tak berkedip melihat penampilan Tasya yang begitu anggun dan cantik. Sampai papanya pun harus menegurnya dengan suara deheman.

"Hmmm." Suara deheman dari Gunawan.

Adit seketika salah tingkah menutupi dirinya yang terkagum-kagum pada Tasya.

"Cantik ya Dit. Calon istrimu," bisik Gunawan pada putranya.

Adit hanya mengangguk mengiyakan.

Lalu Hanum menuntun Tasya untuk mendatangi Adit dan Gunawan yang pagi ini terlihat santai setelah sarapan pagi tadi.

"Pa, Bagaimana penampilan calon menantu kita?" Tanya Hanum pada suaminya meminta penilaian sang suami.

"Cantik Ma. Bukan begitu, Dit?" Jawab Gunawan sambil menoleh ke Adit putranya.

"Iya cantik Pa, Ma." Sahut Adit dengan cepat.

Mereka berempat ngobrol sebentar sebelum memutuskan untuk segera berangkat ke masjid agung untuk menemui imam besar masjid tersebut.

"Yakin Pa, kalau papa sudah buat janji terlebih dahulu dengan Kyai Mustafa," tanya Hanum pada suaminya.

"Iya Ma. Papa semalam datang langsung menemui Kyai Mustafa dan beliau menyuruh Tasya dan kita datang ke sana," jawab Gunawan dengan yakin dan tegas.

"Kamu sudah mantap ya, Sya. Kamu masih ragu dengan keputusan mu, Nak." Tanya Hanum pada gadis itu sekali lagi.

"Tasya sudah mantap dan siap Ma. Tidak ada keraguan di hati Tasya, Ma."

Tasya dengan mantap memutuskan untuk mengikuti keyakinan yang dianut oleh calon suaminya yaitu Adit.

Ia meminta Adit, Gunawan dan Hanum untuk mengantarkannya ke masjid agung untuk menemui imam besar masjid tersebut.

Setelah sampai di masjid agung yang terbesar di kota Surabaya. Mereka diterima langsung oleh imam besar masjid agung Surabaya.

Kyai Mustafa Kamal, imam besar yang akan membimbing Tasya untuk mengucapkan Syahadatain. Kalimat pengakuan untuk menjadi muslim.

Acara tersebut dimulai melalui bimbingan sang Kyai, Tasya mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut dengan khusuk, lancar dan mantap. Apa yang diucapkan gadis itu disaksikan oleh ratusan jamaah yang hadir karena kebetulan acara ini dilakukan setelah ibadah sholah Dzuhur.

Setelah selesai mengucapkan dua kalimat syahadat, imam besar masjid agung menyatakan sah secara Islam dan kemudian akan dicatatkan di pencatatan sipil tentang keyakinan baru yang dianut oleh Tasya.

Disamping itu imam besar masjid agung menyampaikan beberapa nasehat, diantaranya memberitahu tentang rukun iman, rukun islam, tata cara beribadah serta larangan-larangan yang mesti dijalankan Tasya sebagai seorang muallaf.

Setelah selesai mereka berempat pamitan dengan Kyai Mustafa Kamal, mata gadis itu berkaca-kaca saat ia dituntun Hanum menuju mobil.

Kebahagiaan dan keharuan kini yang dirasakan gadia itu setelah ia sah memeluk keyakinan yang baru, dan dua hari kemudian mereka akan melangsungkan akad nikah, di sebuah hotel milik keluarga calon suaminya.
.
.
.
Dua hari kemudian.....


Disebuah hotel berbintang di kota Surabaya, telah berkumpul para kerabat, sanak family, handai taulan, kolega serta kenalan dari kedua mempelai.

Ya, hari ini akan diadakan acara akad nikah antara Aditya Febriansyah atau Adit dengan Anastasya Putri Widjaja atau Tasya.

Kedua mempelai kini sudah berada di hadapan petugas dari KUA. Petugas KUA tesebut akan bertindak sebagai wali hakim dalam acara akad nikah tersebut.

Gunawan dan Marcelino Widjaja, yang merupakan ayah kandung Tasya duduk dihadapan kedua mempelai mengapit petugas dari KUA setempat.

Sementara kedua saksi untuk akad nikah ini adalah Kyai Mustafa Kamal, imam besar masjid agung Surabaya yang menjadi saksi untuk Anaatasya Putri Widjaja. Dan Kyai Usman Jamil merupakan pendiri pondok pesantren di daerah xxx merupakan sahabat Gunawan.

Suasana berubah menjadi khidmat saat acara Ijab Qabul itu dimulai. Tampak Adit berusaha untuk tenang dalam menghadapi pernikahan keduanya ini.

Setelah wali hakim yang menjadi wali nikahnya Tasya, mengucapkan kalimat Ijabnya. Maka dengan cepat dan lancar Adit menyambung kalimat dari petugas KUA tersebut.

Setelah Adit selesai mengatakannya, petugas KUA tersebut bertanya kepada kedua saksi apakah Ijab Qabul ini SAH atau tidak?

"Bagaimana para saksi?" Tanya petugas KUA tersebut kedua saksi pernikahan.

"SAH," jawab Kyai Mustafa Kamal.

"SAH," jawab Kyai Usman Jamil.

Maka seluruh hadirin di ruangan tersebut seketika terlihat tersenyum bahagia, termasuk juga Tasya yang tersenyum bahagia dengan disertai tetesan air mata dari kedua sudut matanya.

Rasa haru dan bahagia yang mereka rasakan setelah selesainya akad nikah tersebut yang berjalan sukses dan lancar tanpa ada gangguan dari fihak manapun.

Kini status Adit dan Tasya sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Keduanya tersenyum sambil memperlihatkan buku nikah yang mereka pegang masing-masing.

Diantara para tamu undangan ada seorang lelaki yang menggunakan pakaian rapi tersenyum menyeringai sambil membidikkan kameranya kepada pasangan pengantin baru tersebut.

Seorang fotografer yang beberapa hari lalu pernah mengikuti mereka dan sempat mengabadikan foto kebersamaan mereka di sebuah pemakaman.

"Sekali lagi ya. Masnya tolong cium kening mbaknya," ucap sang fotografer tersebut memberikan arahannya pada Adit dan Tasya.

Blitz kamera beberapa kali menyala, mengabadikan kemesraan dan kebahagiaan pasangan pengantin baru tersebut.

Hampir 4 jam, Adit dan Tasya sibuk melayani jabat tangan dan ucapan selamat dari para tamu. Mereka berdua selalu tersenyum diatas pelaminan selama prosesi salam-salaman tersebut.

Hingga akhirnya acara akad nikah dan resepsi pernikahan sederhana tersebut selesai. Pengantin baru tersebut digandeng oleh kedua mertuanya menuju privat room.

Didalam privat room tersebut ternyata sudah duduk Gunawan, Marcelino Widjaja, Opa Widjaja, dan semua kerabat terdekat dari kedua mempelai.

Marcelino Widjaja yang merupakan ayah kandung Tasya mendekati Adit dan Tasya, lalu beliau memeluk Tasya sambil berbisik, " sekarang kamu sudah menjadi istri Adit. Jadilah istri yang berbakti pada suamimu, Papa dan Mama akan selalu mendaoakan kalian berdua. Semoga selalu berbahagia."

"Makasih Pa." Jawab Tasya dengan menyunggingkan senyumnya kepada papanya.

Setelah itu Marcelino Widjaja mendekati Adit dan memeluk menantunya tersebut, sambil berkata,"Papa titip Tasya ya, Dit. Tolong Jaga, bimbing dan didik ia menjadi istri dan ibu yang baik. Papa percayakan sepenuhnya kepadamu Nak."

Adit menjawab dengan mantap, "Iya Pa. Makasih sudah memberikan restunya. Adit juga meminta bimbingan Papa, supaya bisa menjadi suami dan ayah yang baik untuk Tasya dan anak kami kelak."

Mereka semua hari itu telihat bahagia, langkah awal perjalanan rumah tangga Adit dan Tasya sudah dimulai.

Akankah kebahagian mereka akan terus terjaga? Bagaimana pula nasib pernikahan Adit dan Cinta?
.
.
.
Pov Tasya



Pada malam harinya diadakan resepsi pernikahan kami di hotel berbintang lima milik Opa. Aku melihat suasana di dalam gedung pesta pun sudah terlihat ramai sekali oleh para tamu undangan kami. Rasa deg-degan juga saat menantikan mas Adit mengucapkan ijab kabul yang sempurna tadi pagi, sebagai peresmian hubungan suci cinta kami berdua, kini berganti dengan rasa bahagia yang tak terkira.

Sesuai petunjuk dari MC yang membawakan acara pernikahan kami, kami sempat saling suap-suapan kue dan juga menyuapi kue kepada orang tua kami. Senyuman tidak pernah lepas saat aku begitu menikmati momen pernikahan yang begitu indah ini kurasakan.

Kemudian pada saat MC mengarahkan ke acara selanjutnya, yang adalah momen dansa sang pengantin, mas Adit langsung menarik tanganku menuju ke tengah, di tempat yang sudah di persiapkan untuk tempat berdansa.

Kami memang sudah berlatih gerakan dansa ini kemaren sore, namun tatapan mata mas Adit kepadaku, membuatku seolah menjadi lumer dan tidak bertenaga.

“Ihhh udah ah, jangan liatin aku mulu, mas. Aku malu,” bisikku saat kami sedang bersiap-siap untuk berdansa.

“Kamu cantik, Sya. Dan aku akan belajar mencintaimu, Sya.” Seru mas Adit.

Dan saat musik intro sudah dimainkan oleh band pengiring, mas Adit pun mulai menarik tanganku untuk mulai berdansa, dihadapan ratusan tamu yang hadir di pernikahan kami ini.

Not sure if you know this
But when we first met
I got so nervous I couldn't speak
In that very moment
I found the one and
My life had found its missing piece

So as long as I live I love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now til my very last breath
This day I'll cherish

You look so beautiful in white
Tonight

Selama berdansa, mata mas Adit tidak pernah lepas dengan terus menatap ke mataku dengan tatapannya yang lembut itu, membuatku ingin memeluknya sekarang.

What we have is timeless
My love is endless
And with this ring I
Say to the world
You're my every reason
You're all that I believe in
With all my heart I mean every word

So as long as I live I love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now til my very last breath
This day I'll cherish

You look so beautiful in white
Tonight

Gerakan kami selaras mengikuti alunan musik dan lagu yang begitu membuat hatiku berbunga-bunga.

Oooh oh
You look so beautiful in white
So beautiful in white
Tonight

And if a daughter is what our future holds
I hope she has your eyes
Finds love like you and I did

Yeah, and when she falls in love, we'll let her go
I'll walk her down the aisle
She'll look so beautiful in white
You look so beautiful in white

So as long as I live I love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now til my very last breat
This day I'll cherish

You look so beautiful in white
Tonight

You look so beautiful in white
Tonight

Pesta itu pun berlangsung dengan sangat meriah. Games-games kecil yang dihadirkan MC mampu menghibur dan membuat suasana menjadi ceria dan penuh suka cita.

Aku dan mas Adit kemudian berkeliling ke area pernikahan untuk menyalami para tamu yang datang.

Dan di akhir sesi, seperti biasa diadakan sesi foto-foto bersama seluruh keluarga dan para kenalan papa dan papa mertua.

Tidak terasa sudah 3 jam acara pernikahan kami. Setelah kami makan bersama keluarga, disaat tamu sudah pulang dan kembali ke rumah masing-masing. Opa memanggilku dan mas Adit, ia lalu menyerahkan sebuah kunci dan meminta pak Paulus selaku manajer hotel ini untuk menunjukkan kamar yang telah disediakan oleh Opa sebagai kado pernikahan kami berdua.

Sesampainya di depan kamar hotel yang sudah di siapin oleh opa, aku dan mas Adit segera masuk ke dalam kamar.

Bedroom-_House-_Design-_European-_Style.jpg

ilustrasi kamar hotel​

Walau badan letih, tapi hatiku bahagia sekali rasanya. Tanpa melepaskan gaun pengantinku, aku langsung merebahkan diri di tempat tidur, sekaligus ingin meregangkan tubuh ku yang kaku sekali.

Dan mas Adit yang telah melepaskan jas nikahnya, dan hanya menyisakan celana panjangnya beserta kemejanya langsung menindih tubuhku, hingga aku memekik terkejut.

Mas Adit kembali menatap wajahku dengan tatapannya yang membius itu. "Sudah ah mas. Jangan ngeliatin aku kaya gitu mulu. Aku bisa makin jatuh cinta nih sama kamu.” Ujarku kepada mas Adit. Suamiku yang sah sekarang.

“Kamu cantik sekali, Sya. Dengan gaun putih, dan riasan yang terlihat pas. Benar-benar cantik sekali. Aku suka banget.” Bisik mas Adit, membuat wajahku langsung merona merah, namun hatiku langsung berdebar-debar saking bahagianya di puji suamiku.

Mas Adit langsung mencium dengan lembut bibirku. Aku pun langsung membalas pagutan bibirnya di bibirku, sehingga kita saling melumat satu sama lain, dengan lembut namun penuh gairah.

Dengan lembut tangan suamiku mulai membelai wajah ku, dan sekujur tubuhku yang masih terrbalut dengan gaun pengantin.

Saat kami berdua sudah dilanda gairah, aku langsung meminta suamiku untuk membuka gaun pengantinku, agar aku bisa lebih bebas bergerak. Dan mas Adit segera melepaskan gaun pengantinku hingga aku hanya tinggal mengenakan bra berwarna putih, serta G-String berwarna putih juga sebagai pertahanan terakhirku.

Mas Adit langsung membuka kemejanya, celana panjangnya hingga celana dalamnya, hingga ia sudah bertelanjang bulat di hadapanku.

Nafsuku pun langsung bergolak
saat melihatnya telanjang seperti ini.

Aku pun langsung menariknya dan langsung melumatnya dengan penuh gairah. Aku bahkan membalikan tubuhnya, hingga sekarang dia terlentang, sementara aku berada di atas tubuhnya.

Aku mulai menciumi lehernya, terus turun ke bagian dadanya. Membuat suamiku menggelinjang kegelian. Sementara aku menjadi semakin bersemangat mencumbu tubuh mas Adit.

Saat cumbuanku sampai di batang kemaluannya, yang sudah tegak mengacung, dengan lembut aku mulai mengocoknya dengan tanganku, sebelum aku memasukannya ke dalam mulutku.

“Sssshhh....aaahhhhh....sshhhhh”

Suamiku mendesah kegelian, saat aku dengan lembut dan penuh perhatian, terus mengulum dan mengocok batang kemaluannya. Tangannya langsung membelai-belai rambutku.

Selama beberapa lama aku begitu menikmati mengulum batang kemaluan mas Adit, rupanya membuat mas Adit pun tidak tahan lagi. Mas Adit segera bangun dan gantian, dia langsung menarik dan merebahkan tubuhku.

Ceklek!!

Mas Adit langsung membuka kaitan bra ku, hingga langsung mencelat terlepas. Tidak cukup sampai di situ, mas Adit juga langsung menurunkan celana dalamku yang sudah basah oleh cairan pelumasku.

Mas Adit langsung mencaplok dan mengulum puting payudaraku, hingga aku langsung mendesis-desis kegelian.

Sementara tangannya meremas-remas payudaraku yang satu lagi. Dan satu tangan lainnya bermain di area selangkanganku. Jemarinya dengan cepat dan lihat memainkan klitorisku. Tubuhku pun langsung berkelojotan menahan sengatan rasa geli yang dan nkmat di sekujur tubuhku.

"Ini memang sangat nikmat sekali. Aku begitu menyukai cumbuan yang dilakukan mas Adit kepadaku. Terasa sangat lembut namun penuh gairah. Sangat berbeda dengan percintaan kami yang terpengaruh oleh obat perangsang," gumamku dalam hati.

Belum lama mas Adit bermain-main di payudaraku, aku yang sudah dilanda birahi tinggi tidak dapat menahan diri lagi. Aku berusaha kembali mendorong tubuh suamiku, untuk kembali rebahan, dan aku langsung menaiki tubuhnya.

images_14.jpg

ilustrasi Tasya saat bugil​

Bibir vaginaku yang sudah basah ini, terasa nikmat saat bergesekan dengan batang kemaluannya yang terasa begitu keras, bagaikan sebuah tonggak yang menjulang tinggi.

Aku menatap wajah mas Adit, saat aku merasakan ujung batang kemaluannya, telah berada di ujung lubang kemaluanku. Tidak ada lagi penahan yang menahan batang kemaluan mas Adit.

I love you, mas” Bisikku kepadanya sebelum aku mulai menurunkan pantatku, dan vaginaku mulai menelan batang kemaluannya secara perlahan.

Aku sampai memejamkan mataku, menikmati gesekan-gesekan nikmat yang terasa menyengat di pangkal selangkanganku ini.

"Enggghhh... sshhhh... aaaahhhhhh.”

Aku mendiamkan batang kemaluannya, saat sudah masuk semua ke dalam liang vaginaku. Rasanya begitu nikmat sekali. Ini yang kedua kalinya kami bercinta, tapi bercinta setelah menikah itu memang sesuatu yang spesial. Rasanya lebih rileks dan lebih terasa kehangatan cinta kami berdua.

Aku menatap lekat-lekat mata mas Adit, sambil membelai wajahnya. Aku menatap wajah pria yang terasa begitu terukir di dalam relung hatiku yang paling dalam.

Walaupun kami sempat terpisahkan oleh sebuah kesalahanku yang menyebabkan ia membenciku, tetapi kini ia bisa menerimaku kembali. Rasa cinta dan kasih sayangku kepadanya tidak pernah luntur dan berkurang.

I love you so much. Mas Aditku yang tampan” Bisikku pada suamiku.

Aku pun langsung mencium dan melumat bibirnya dengan penuh kasih sayang, bersamaan dengan aku menggerakan pinggulku untuk mengocok batang kemaluan mas Adit. Desahan-desahan erotis pun langsung keluar dari dalam mulutku, yang sedang tersumpal mulut mas Adit.

Gerakan pinggulku semakin lama bergerak semakin atraktif dan bervariatif. Pinggulku terkadang bergerak memutar-mutar, seakan sedang memelintir batang kemaluannya.

Terkadang bergerak maju-mundur seakan sedang menekan batang kemaluannya sedalam-dalamnya. Aku memejamkan mataku sambil menggigit bibir bawahku, sedang meresapi rasa nikmat yang aku rasakan dari persetubuhan penuh kasih yang kami lakukan ini.

Sementara mas Adit pun terus sibuk memainkan dan mengulum puting payudaraku, sambil tangannya meremasi payudaraku yang satu lagi.

“Ooouhhhhh... maassshhh..... ennghhh... mmmffff.... aaahhhhh.”

Rintihan demi rintihan yang keluar dari mulutku semakin lama pun semakin keras suaranya.

Mas Adit kemudian langsung merubah posisi, hingga aku kembali berada di bawah. Mas Adit langsung mengangkat dan meregangkan kedua kaki ku. Liang vaginaku yang pasti telah basah kuyup terhampar dengan jelas di hadapan mas Adit yang terus menatapinya.

“Ihhh...jangan di liatin ah mass. Aku maluuu” Rengekku manja padanya.

“Kamu begitu indah dan seksi Tasya sayang. Kamu cantik sekali.” Ujar suamiku, yang langsung menyelipkan batang kemaluannya ke dalam liang vaginaku.

Dinding-dinding vaginaku langsung meresponnya dengan bergerak-gerak seperti sedang meremasi batang kemaluannya, hingga mas Adit kelihatan bergetar kecil badannya sambil memejamkan matanya.

Aku senang sekali apabila pelayanku kepada suamiku ini bisa membuatnya merasakan nikmat dan puas. Maka aku semakin sering memainkan otot vaginaku. Dan efeknya mas Adit pun langsung menggerakan pinggulnya memacu dan mengaduk-aduk vaginaku dengan cepat dan keras.

“Ooohhhh mmasss.... pelaann.... geliihhh... aaaaahhhh... aahhhhhhh.”

Aku pun berusaha untuk mengimbangi gerakan mas Adit, dengan memutar pinggulku. Sementara mulut mas Adit kembali mengulum dan mengenyoti puting payudaraku dengan penuh gairah.

Terus di kocok dengan cepat seperti ini membuat darahku perlahan namun pasti terasa mulai mendesir seiring hawa panas yang mulai menjalar di sekujur tubuhku.

Aku menyadari bahwa orgasmeku hampir mencapai puncaknya.

“Mass.... akuu... mau dapett mass... aahhhhh... teruss mass... terusiinnn.... aaahhhhhh.”

Tanganku mulai menjambaki rambut mas Adit, yang masih terus asik mengulum payudaraku, seolah tidak pernah puas memainkan kedua payudaraku ini, yang telah penuh dengan tanda-tanda merah hasil perbuatan mulutnya itu.

Dan mas Adit mengangkat dan meletakan kedua kakiku di pundaknya. Sambil meremasi payudaraku, dan terkadang memainkan putingnya juga, mas Adit langsung menggenjoti liang vaginaku dengan kecepatan dan kekuatan maksimal.

“Massss... aakuuhhh.... aaahhhhhh... ahhhhh... aahhhhhh.. nggghhhhhhhh.”

Saat badai orgasme itu akhirnya tiba di sekujur tubuhku, badanku langsung menengang kaku, dengan kedua kakiku yang mengunci lehernya, sambil melentingkan punggungku ke belakang, hingga pinggangku terangkat tinggi. Ledakan demi ledakan yang aku rasakan, diiringi oleh kedutan-kedutan di vaginaku.

Aku merasakan cairan menyembur keluar dengan deras, seperti yang suka aku rasakan saat aku sedang pipis.

Aku mengalami squirt?? Aku tidak menyadarinya dan hanya berusaha untuk menikmati gelombang orgasme yang menyapu seluruh relung dan saraf di tubuhku ini.

Mas Adit pun ternyata sudah hampir mendapatkan orgasmenya, sehingga gerakannya semakin cepat dan tidak teratur, hingga akhirnya mas Adit pun mengejang, sambil mendorongkan pinggulnya ke depan, berusaha memasukan batang kemaluannya sedalam-dalamnya di liang vaginaku ini.

Beberapa kali pantatnya berkejat-kejat, yang aku yakin diiringi oleh semburan demi semburan sperma dari ujung batang kemaluan mas Adit.

"Tasya sayang, mas keluar.... Ahhh..." Erang mas Adit saat ia menyambut klimaksnya.

croott... croott... croott... croott... croott... croott... croott...

Nafas kami berdua pun terengah-engah, namun kepuasan yang tampak di wajah mas Adit, semakin membuat aku merasa kepuasan yang lebih, bisa membahagiakan suamiku ini. Aku begitu mencintainya.

Kami saling bertatapan dengan lembut dan penuh kemesraan. Aku menenggelamkan kepalaku ke dada bidangnya.

Benar saat ini, aku adalah seorang istri dari Aditya Febriansyah.


Kebahagiaan yang akhirnya bisa aku dapatkan setelah mengalami banyak perjuangan yang menyakitkan hati. Namun, saat aku bisa mencapai cita-citaku untuk menikahinya, serta bisa membuat suamiku itu bahagia, rasanya segala kesulitan dan rasa sakit yang aku rasakan, langsung hilang terhapus oleh kasih sayang dan rasa cinta yang diberikan mas Adit kepadaku.






Bersambung....
 
Terakhir diubah:
Chapter 29 sudah ane luncurkan...

Selamat membaca:baca:

Salam semprot

rad76
 
akhirnya update juga.
yah.... pertamaxnya dah di tuker pertalite ama om @rad76....















kembali keatas :baca: dulu.

loh.... ternyata om @kuciah, orang suruhannya mamanya Cinta.


















apakah orang tua Tasya sudah tau kalo Adit itu sudah punya istri di jakarta sana.
apakah Tasya mau memposisikan dirinya sebagai istri kedua dihadapan Cinta nanti, kalo secara hukum negara Tasya bisa dikatakan sebagai istri pertama Adit karena ijab qobul di hadapan penghulu KUA Tasyalah yang pertama.
nah kalo nikah secara agama memang Cinta yang pertama ijab qobul di hadapan kyai pengasuh pondok pesantren.
Ortu Tasya orangnya menyerahkan semuanya kepada Tasya, bahkan mereka tidak melarang Tasya utk berpindah keyakinan karena Adit dan keluarganya itu orang baik. Apalagi mereka tau Tasya memang sangat mencintai Adit om.

Nah yang akan menjadi masalah adalah Cinta om. Bagaimana caranya Adit meyakinkannya, apalagi ia menikah tanpa sepengetahuan Cinta.

Ditunggu saja konflik2 yanga akan mucul di kehidupan rumah tangga mereka.
 
Kenapa harus di madu hu mendingan Tasya buat ane :Peace::Peace::Peace:
Hhehehe.... Ntar Adit nya marah om... :ngakak... Semog cerita ini menari. untuk diikuti om...
 
Bimabet
Yang jadi masalah bukan konfliknya Tapi tuh penjahatnya dicetak tebal. :hua:

Btw terima kasih Om @rad76, updatenya mantap..tap...tap :mantap:

Selamat Pagi Selamat Beraktifitas dan Tetap Semangat. :semangat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd