.
.
.
Keesokan harinya....
"Robi... Robi...",
Seorang ibu setengah baya berusia sekitar 45 tahun memanggil-manggil Robi di ruang tamu.
"Kemana tuh anak? Kok pintu nggak dikunci begini!", gerutunya dalam hati.
Ia lalu melangkah ke kamar Robi dan di dapatinya kamar Robi terbuka dengan perabotan di dalamnya yang berantakan.
Semakin menambah rasa panik dan takutnya ibu itu terus melangkah masuk ke kamar Robi.
Dan.....
"Robi....! Anakku....!", seru nya.
Ia langsung memburu mendekati putranya yang masih tergolek lemah tak berdaya di lantai kamarnya dengan luka-luka yang cukup banyak di wajahnya, dan celana jeans dan cd nya melorot sampai ke pahanya, hingga kemaluan Robi terpampang jelas dimatanya walau dalam keadaan layu dan tertidur.
"Apa yang terjadi padamu nak? Siapa yang melakukan ini?", tanya mama Robi setengah berteriak.
Robi diam tak bersuara, tetapi matanya mulai terbuka dan nafasnya terdengar tersengal-sengal, ternyata ia sudah sadar tetapi keadaannya begitu memprihatinkan.
Ibu itu sambil segera menelepon seseorang untuk membantu mereka, terdengar dari suaranya ia bicara dengan lantang dan panik meminta orang itu untuk segera datang memberi bantuan dan pertolongan.
Setelah ia menutup sambungan teleponnya, seketika tangisan ibu itu menggema di ruang kamar robi, ia tidak menyangka putra bungsunya mengalami peristiwa tragis seperti ini.
30 menit kemudian....
Ronald datang bersama ambulan, dan beberapa petugas dari kepolisian pun ikut datang untuk melihat tempat kerjadian perkara dan mulai melakukan penelusuran.
Pihak kepolisian mendapatkan laporan langsung dari ibu kandung korban dan segera meluncur ke TKP.
Robi segera dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan mobil ambulan, sementara kamar tidur Robi sudah dipasangi garis polisi sebagai tanda sedang dilakukan proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.
Sempat seorang petugas kepolisian sektor setempat menayakan beberapa pertanyaan kepada ibu dan kakak Robi sebagai saksi yang pertama kali melihat kondisi Robi.
Ibu itu memberikan keterangan sesuai dengan yang ia lihat sambil sesekali menangis sedih.
Setelah merasa cukup informasi yang diperoleh dari saksi petugas kepolisian memperbolehkan ibu dan kakak Robi untuk menyusul ke rumah sakit dimana Robi sedang dibawa.
Pihak wartawan dari media cetak dan elektronik sudah terlihat berkumpul di rumah kediaman Robi, bahkan ada yang sempat mengabadikan keadaan Robi pada saat diangkut ke dalam mobil ambulan, keadaan yang benar-benar memprihatinkan.