Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PEJANTAN PERKASA update Part 15 A

Part 14 B



Meimei terasa sebagai sosok yang lengkap bagiku. Selain cantik, berkulit putih mulus dan bertubuh tinggi langsing ... tiada noda setitik pun di sekujur tubuhnya. Dan yang membuatku terharu, dia menyerahkan keperawanannya padaku. Dia percaya padaku sebagai “orang baik” dan akan menjadi kekasihnya di hari – hari mendatang.

Aku bahkan sedang memikirkan untuk menempatkannya lebih dari seorang kekasih biasa. Sedang memusatkan pikiranku untuk bisa ejakulasi secepatnya. Karena aku sedang menyetubuhi perempuan yang masih pemula. Kalau terlalu lama aku menyetubuhinya, mungkin juga akan menyiksanya. Terlebih setelah mengingat bahwa hymennya yang sudah robek, meninggalkan luka kecil. Kalau terlalu lama aku mengentotnya, luka itu bisa membesar. Dan itu tidak kuharapkan.

Karena itu, ketika aku sudah keringatan, aku tetap mengentotnya sambil memperhatikan gejala yang kutunggu – tunggu. Ketika ia mulai berkelojotan, aku pun mempercepat entotanku. Dan ketika ia mulai mengejang tegang, dengan mulut ternganga dan nafas tertahan, aku pun menancapkan kontolku sedalam mungkin. Tanpa menggerakkannya lagi.

Lalu detik – detik indah yang kutunggu itu tiba. Bahwa liang memek super sempit itu berkedut – kedut, disambut oleh hentakan – hentakan kontolku yang tengah memuntahkan sperma. Croooottttt ... croooooooootttt ... creeettttt ... croooooooooootttttt ... crooooooooooooooottttt ... cretttt ... croooooooooooooooooottttt ... !

Lalu kami sama – sama terkapar lemas.

Setelah kucabut kontolku dari liang memeknya, Meimei terduduk dan memperhatikan darah yang hampir mengering di kain seprai, tepat di bawah memeknya tadi.

“Ini darah perawanku ?” tanyanya sambil mencolekkan ujung telunjuknya ke darah itu.

“Ya, “ sahutku, “ Itu berarti Meimei sekarang tidak perawan lagi, “ sahutku.

“Aku malah bahagia Bang. Karena aku telah menyerahkan keperawananku pada orang yang tepat. Orang yang sudah membuatku jatuh cinta. Dengan kata lain, aku bahagia karena sudah menjadi milik Bang Yosef. “

Kemudian Meimei turun dari bed dan melangkah ke kamar mandi. Mungkin untuk bersih – bersih. Aku pun melangkah ke dalam kamar mandi, karena ingin bersih – bersih juga.

“Hotel tua yang tiga lagi gak usah disurvey Bang. Aku setuju saja pada harga yang sudah Abang berikan. Lalu silakan Abang renovasi semuanya. Tapi hotel yang satu ini jangan direnovasi dulu. Karena aku ada keinginan lain. Ingin dijadikan tempat pribadiku, yang ada taman burungnya, yang ada kolam renangnya dan ada tamannya. “

“Apa pun keinginanmu, akan kuikuti, “ sahutku sambil mencuci kontolku yang sudah lemas. Kemudian memutar keran air hangat. Maka air hangat pun memancar dari shower utama di atas kepalaku.

Melihat aku mandi, Meimei pun ikutan mandi. Dan aku berusaha menyamankan hatinya. Karena mungkin almarhum suaminya dahulu terbiasa memanjakannya. Maka dengan telaten kusabuni tubuh tinggi langsing namun tidak kurus itu. Dari leher sampai ujung kaki kusabuni. Dan Meimei tampak senang diperlakukan seperti ini olehku.

Namun setelah aku selesai menyabuni sekujur tubuhnya, Meimei pun tak mau kalah. Disabuninya juga sekujur tubuhku, dari ujung kaki sampai ke leher. Dan ketika ia mulai menyabuni kontol lemasku ini, terasa tangannya bergetar – getar. Sementara kontolku mulai membesar dan memanjang kembali, sehingga akhirnya ngaceng lagi. Tentu karena nafsu birahiku bergejolak lagi.

Sebenarnya aku tidak ingin habis – habisan menyetubuhi Meimei. Karena ia baru saja kuperawani. Namun kontolku sudah ngaceng berat lagi, menuntut untuk dimasukkan kembali ke dalam liang memek Meimei.

Maka akhirnya kudorong Meimei sampai punggungnya merapat ke dinding. Lalu kusabuni memeknya, dengan niat lain. Hanya untuk melicinkan liang memeknya saja. Sementara kontol ngacengku masih berlepotan busa dan air sabun.

Ini memudahkanku untuk membenamkan kembali kontolku ke dalam liang memek sempit Meimei.

Meski liang memek Meimei sempit, tapi sabun cair telah membantuku. Sehingga dalam tempo singkat kontolku sudah melesak masuk ke dalam liang memek wanita belia jelita itu. “Oooohhh .... Baaaang ... udah masuk lagi ... “ cetus Meimei sambil memelukku erat – erat.

Aku mencium bibirnya, lalu mulai mengayun kontolku sambil berdiri berhadapan dengan Meimei.

Ketika kuperhatikan, Meimei tidak tampak tersiksa. Ia bahkan terlihat menikmati dengan apa yang kulakukan di kamar mandi ini. Sehingga aku pun jadi enjoy mengentotnya meski sambil berdiri begini.

Di kamar mandi ini Meimei orgasme lagi. Aku pun tak mau menahan diriku sendiri. Beberapa menit setelah Meimei orgasme, aku pun ejakulasi.

Sebenarnya aku sudah jatuh cinta kepada Meimei. Tapi aku masih menyimpannya di dalam hati. Karena ingin menyelesaikan bisnis dulu.

Setelah mandi, Meimei menyerahkan buku cek yang sudah ditandatangani semua.

Kata Meimei waktu menyerahkan buku cek itu, “Ini buku cek yang belum diisi nominalnya. Saldo di banknya lebih besar daripada jumlah harga hotel yang akan kubeli itu. Sisanya untuk biaya pembangunan ketiga hotel tua itu. Karena kalau hotel yang ini akan kujadikan tempat tinggal pribadiku. “

“Jadi gak perlu bikin akte jual beli di notaris ?” tanyaku.

“Gak usah. Kan aku akan menyerahkan pengurusan hotel – hotel itu pada Abang. Jadi nama perusahaannya, surat – surat ijinnya tak usah pakai nama perusahaanku. Supaya semuanya berjalan lancar, tanpa menimbulkan kehebohan. “

“Oke, urusan bisnis kita kuanggap selesai. Semua aset Meimei akan kukelola sebisa mungkin. Lalu ... bagaimana dengan hubungan pribadi kita berdua ?”

Meimei menatapku. Lalu menyandarkan kepalanya di bahu kiriku sambil berkata, “Bang Yosef tentu tau mana yang terbaik bagi kita. Apa pun keputusan Abang, akan kuikuti dan kupatuhi. Karena tubuh dan hatiku sudah benar – benar menjadi milik Abang. “

“Seandainya Meimei bersedia menjadi mualaf, kita bisa menikah siri, “ sahutku sambil membelai rambut pendek Meimei.

“Sejak lama aku sudah menjadi mualaf Bang, “ kata Meimei.

Aku terkejut, “ Serius ?! ”

“Almarhum suamiku kan seorang mualaf Bang. Sebelum menikah dengannya, aku jadi mualaf dulu. “

“Kalau begitu, besok kita laksanakan nikah siri. Oke ?”

“Bang Yosef serius ?” tanya Meimei sambil memelukku erat – erat.

“Tentu saja serius. Supaya kalau Meimei hamil, anaknya bukan anak haram. “

Meimei menatapku dengan mata berkaca – kaca. Lalu memelukku erat – erat dan berkata lirih, “Terima kasih Bang. Aku bahagia sekali mendengarnya. “

Keesokan harinya, aku benar – benar melaksanakan nikah siri di ruang tamu owner hotelku. Ayah pun hadir menyaksikannya, sebagai tanda keseriusanku. Supaya Meimei yakin bahwa aku serius menikahinya, bukan sekadar upacara seremonial belaka.

Lalu Meimei memilih untuk tinggal di hotel tua yang dipilih untuk tempat tinggalnya itu. Sehingga aku menambah petugas security beberapa orang, untuk menjaga keamanan dan keselamatan Meimei, terutama kalau aku sedang berada di tempat lain.

Pembangunan hotel tua yang akan dijadikan tempat tinggal pribadi Meimei itu pun dimulai. Kamar yang ditempati Meimei tidak diganggu dulu. Karena mau mendahulukan keinginan Meimei, ingin punya taman burung dan kolam renang yang luas.

Sebulan kemudian, aku mendapat hasil pemeriksaan dokter, bahwa Meimei sudah positif hamil 2 minggu ... !

Entah kenapa, aku merasa bahagia sekali setelah mendapat hasil pemeriksaan dokter itu.

Aku yang biasanya tidur di kamar pribadi dalam lingkungan hotelku, kini seolah pindah ke hotel tua yang sedang direnovasi untuk menjadi tempat tinggal Meimei itu.

Meimei punya rumah di Jakarta. Tapi sejak punya hubungan cinta denganku, Meimei tak mau pulang ke Jakarta. Dengan kata lain, dia ingin tetap dekat denganku. Minimal ia tetap sekota denganku.

Aku menawarkan untuk tinggal di hotelku, dalam kamar pribadiku. Tapi dia menolak. Dia sudah telanjur merasa nyaman tinggal hotel tua yang akan dijadikan rumah pribadinya itu. Hotel tua yang sudah mulai dirobohkan di sana sini, hanya kamar yang dipakai oleh Meimei saja yang tidak diganggu. Namun kalau rumah barunya sudah siap, Meimei akan pindah ke rumah baru itu. Sementara kamar yang dijadikan tempat tinggalnya sekarang, akan diratakan dengan tanah.

Sementara hotel yang pembangunannya baru selesai itu, mulai dilengkapi segala perabotannya. Furniture dan alat – alat elektronik mulai diangkut dan dipasang di semua kamar hotel 9 lantai itu. Sampai layak dijadikan hotel bintang lima. Sesuai dengan ijin – ijin yang sudah didapatkan.

Diperkirakan hotel baru itu akan siap beroperasi sebulan lagi.

Aku pun tidak melupakan saudara sepupuku yang bernama Edo itu. Pada suatu hari kuhubungi Edo lewat ponselku. Aku memintanya untuk datang ke hotel lamaku.

Kemudian Edo pun datang. Untuk menerima fee yang kujanjikan.

Kelihatannya Edo ceria sekali menerima fee yang jumlahnya tidak sedikit itu.

“Memangnya sudah selesai transaksinya dengan Bu Meimei Kang ?” tanyanya.

Aku pun menjawab sejujurnya, “Bukan selesai lagi ... Meimei malah sudah menjadi istriku. Bahkan sekarang sudah mulai hamil. “

“Haaa ?! Serius Kang ?” Edo tampak kaget.

“Serius. Tapi jangan bilang – bilang dulu sama kakaknya, “ sahutku.

Edo terlongong seperti ada yang dipikirkannya. Lalu dengan nada ragu Edo bertanya, “Kang ... bagaimana sih caranya supaya bisa menghamili perempuan ?”

“Pertanyaan aneh, “ sahutku, “Semua orang tau bagaimana cara untuk menghamili perempuan. “

“Jujur Kang ... aku sudah terus – terusan menggauli empat orang wanita. Tapi sampai saat ini belum ada yang hamil seorang pun, “ kata Edo sambil menunduk.

“Mungkin saat menggauli mereka, waktunya kurang pas. Kan seharusnya mereka sedang dalam masa subur waktui Edo menggaulinya, kalau memang mau hamil, “ kataku.

“Hal itu sudah kupraktekkan Kang. Aku sangat rajin menggauli mereka pada saat masa suburnya masing – masing. Tapi tetap saja belum ada yang hamil. Masalahnya pasti bukan terletak pada mereka. Karena tak mungkin mereka mandul semuanya, “ sahut Edo lirih.

“Kalau begitu, sebaiknya Edo memeriksakan diri ke dokter. Siapa tau ada sesuatu yang jadi kendala dan masih bisa dibetulkan oleh dokter. “

“Iya Kang, “ sahut Edo sambil menunduk, “Aku juga sudah ingin ke dokter. Tapi masih takut. Takut dokter menemukan sesuatu yang tidak bisa dibetulkan lagi. “

“Selagi masih muda, mendingan secepatnya memeriksakan diri ke dokter. Mungkin juga semuanya normal, hanya membutuhkan pengobatan biasa. Jangan kalah sebelum berperang. “

Edo cuma mengangguk – angguk.

“By the way, p;erempuannya kok sampai empat orang gitu. Apakah Edo suka bertualang ?” tanyaku.

“Iya Kang. Tadinya sih cuma ingin nyoba – nyoba. Gak taunya jadi kecanduan. Hehehee ... Kang Yosef sendiri gimana ?”

“Kita memang keturunan beristri banyak Do. Menurut cerita yang pernah kudengar sih, kakek buyut kita istrinya sampai sembilan orang. Yang resminya empat orang, selirnya lima orang. “

“Ogitu Kang ? Aku gak pernah dengar cerita apa – apa dari Papa. “

“Aku juga awalnya sih dengar cerita dari ahli kebatinan. Setelah banyak tanya sama Ayah, barulah Ayah jelasin semuanya. Terus perualanganmu dengan siapa aja Do ? ”

Secara terbuka Edo menceritakan petualangannya. Berawal dengan petualangan bersama rekan bisnisnya, kemudian dengan ibu tiri dan adik – adik ibu tirinya itu. Terakhir petualangan dengan kakak kandung Meimei yang bernama Vivi itu.

“Nah ... aku sudah sering menggauli mereka. Tapi tidak ada seorang pun yang hamil. Padahal dengan Bu Vivi itu aku selalu menggaulinya di masa subur. Tapi sampai saat ini belum ada yang hamil juga Kang. “

“Sama perempuan bule pernah ?” tanyaku.

“Belum pernah Kang, “ Edo menggeleng, “Emangnya Kang Yosef pernah ?”

“Istri ketigaku orang bule Spanyol. Dia hanya salah satu di antara sekian banyak cewek bule yang pernah jadi targetku. Nanti kapan – kapan kita bisa tukeran koleksi. “

“Aku cuma punya koleksi empat orang, ditambah Bu Vivi jadi lima orang, itu aja Kang. “

“Gak apa – apa. Nanti aku bawa cewek bule, Edo bawa salah satu koleksinya. Lalu kita happy – happy di villaku. “

“Iya Kang. Mau, mauuu ... aku belum pernah nyobain orang bule. Heheheee ... “
 
Part 14 B



M
eimei terasa sebagai sosok yang lengkap bagiku. Selain cantik, berkulit putih mulus dan bertubuh tinggi langsing ... tiada noda setitik pun di sekujur tubuhnya. Dan yang membuatku terharu, dia menyerahkan keperawanannya padaku. Dia percaya padaku sebagai “orang baik” dan akan menjadi kekasihnya di hari – hari mendatang.

Aku bahkan sedang memikirkan untuk menempatkannya lebih dari seorang kekasih biasa. Sedang memusatkan pikiranku untuk bisa ejakulasi secepatnya. Karena aku sedang menyetubuhi perempuan yang masih pemula. Kalau terlalu lama aku menyetubuhinya, mungkin juga akan menyiksanya. Terlebih setelah mengingat bahwa hymennya yang sudah robek, meninggalkan luka kecil. Kalau terlalu lama aku mengentotnya, luka itu bisa membesar. Dan itu tidak kuharapkan.

Karena itu, ketika aku sudah keringatan, aku tetap mengentotnya sambil memperhatikan gejala yang kutunggu – tunggu. Ketika ia mulai berkelojotan, aku pun mempercepat entotanku. Dan ketika ia mulai mengejang tegang, dengan mulut ternganga dan nafas tertahan, aku pun menancapkan kontolku sedalam mungkin. Tanpa menggerakkannya lagi.

Lalu detik – detik indah yang kutunggu itu tiba. Bahwa liang memek super sempit itu berkedut – kedut, disambut oleh hentakan – hentakan kontolku yang tengah memuntahkan sperma. Croooottttt ... croooooooootttt ... creeettttt ... croooooooooootttttt ... crooooooooooooooottttt ... cretttt ... croooooooooooooooooottttt ... !

Lalu kami sama – sama terkapar lemas.

Setelah kucabut kontolku dari liang memeknya, Meimei terduduk dan memperhatikan darah yang hampir mengering di kain seprai, tepat di bawah memeknya tadi.

“Ini darah perawanku ?” tanyanya sambil mencolekkan ujung telunjuknya ke darah itu.

“Ya, “ sahutku, “ Itu berarti Meimei sekarang tidak perawan lagi, “ sahutku.

“Aku malah bahagia Bang. Karena aku telah menyerahkan keperawananku pada orang yang tepat. Orang yang sudah membuatku jatuh cinta. Dengan kata lain, aku bahagia karena sudah menjadi milik Bang Yosef. “

Kemudian Meimei turun dari bed dan melangkah ke kamar mandi. Mungkin untuk bersih – bersih. Aku pun melangkah ke dalam kamar mandi, karena ingin bersih – bersih juga.

“Hotel tua yang tiga lagi gak usah disurvey Bang. Aku setuju saja pada harga yang sudah Abang berikan. Lalu silakan Abang renovasi semuanya. Tapi hotel yang satu ini jangan direnovasi dulu. Karena aku ada keinginan lain. Ingin dijadikan tempat pribadiku, yang ada taman burungnya, yang ada kolam renangnya dan ada tamannya. “

“Apa pun keinginanmu, akan kuikuti, “ sahutku sambil mencuci kontolku yang sudah lemas. Kemudian memutar keran air hangat. Maka air hangat pun memancar dari shower utama di atas kepalaku.

Melihat aku mandi, Meimei pun ikutan mandi. Dan aku berusaha menyamankan hatinya. Karena mungkin almarhum suaminya dahulu terbiasa memanjakannya. Maka dengan telaten kusabuni tubuh tinggi langsing namun tidak kurus itu. Dari leher sampai ujung kaki kusabuni. Dan Meimei tampak senang diperlakukan seperti ini olehku.

Namun setelah aku selesai menyabuni sekujur tubuhnya, Meimei pun tak mau kalah. Disabuninya juga sekujur tubuhku, dari ujung kaki sampai ke leher. Dan ketika ia mulai menyabuni kontol lemasku ini, terasa tangannya bergetar – getar. Sementara kontolku mulai membesar dan memanjang kembali, sehingga akhirnya ngaceng lagi. Tentu karena nafsu birahiku bergejolak lagi.

Sebenarnya aku tidak ingin habis – habisan menyetubuhi Meimei. Karena ia baru saja kuperawani. Namun kontolku sudah ngaceng berat lagi, menuntut untuk dimasukkan kembali ke dalam liang memek Meimei.

Maka akhirnya kudorong Meimei sampai punggungnya merapat ke dinding. Lalu kusabuni memeknya, dengan niat lain. Hanya untuk melicinkan liang memeknya saja. Sementara kontol ngacengku masih berlepotan busa dan air sabun.

Ini memudahkanku untuk membenamkan kembali kontolku ke dalam liang memek sempit Meimei.

Meski liang memek Meimei sempit, tapi sabun cair telah membantuku. Sehingga dalam tempo singkat kontolku sudah melesak masuk ke dalam liang memek wanita belia jelita itu. “Oooohhh .... Baaaang ... udah masuk lagi ... “ cetus Meimei sambil memelukku erat – erat.

Aku mencium bibirnya, lalu mulai mengayun kontolku sambil berdiri berhadapan dengan Meimei.

Ketika kuperhatikan, Meimei tidak tampak tersiksa. Ia bahkan terlihat menikmati dengan apa yang kulakukan di kamar mandi ini. Sehingga aku pun jadi enjoy mengentotnya meski sambil berdiri begini.

Di kamar mandi ini Meimei orgasme lagi. Aku pun tak mau menahan diriku sendiri. Beberapa menit setelah Meimei orgasme, aku pun ejakulasi.

Sebenarnya aku sudah jatuh cinta kepada Meimei. Tapi aku masih menyimpannya di dalam hati. Karena ingin menyelesaikan bisnis dulu.

Setelah mandi, Meimei menyerahkan buku cek yang sudah ditandatangani semua.

Kata Meimei waktu menyerahkan buku cek itu, “Ini buku cek yang belum diisi nominalnya. Saldo di banknya lebih besar daripada jumlah harga hotel yang akan kubeli itu. Sisanya untuk biaya pembangunan ketiga hotel tua itu. Karena kalau hotel yang ini akan kujadikan tempat tinggal pribadiku. “

“Jadi gak perlu bikin akte jual beli di notaris ?” tanyaku.

“Gak usah. Kan aku akan menyerahkan pengurusan hotel – hotel itu pada Abang. Jadi nama perusahaannya, surat – surat ijinnya tak usah pakai nama perusahaanku. Supaya semuanya berjalan lancar, tanpa menimbulkan kehebohan. “

“Oke, urusan bisnis kita kuanggap selesai. Semua aset Meimei akan kukelola sebisa mungkin. Lalu ... bagaimana dengan hubungan pribadi kita berdua ?”

Meimei menatapku. Lalu menyandarkan kepalanya di bahu kiriku sambil berkata, “Bang Yosef tentu tau mana yang terbaik bagi kita. Apa pun keputusan Abang, akan kuikuti dan kupatuhi. Karena tubuh dan hatiku sudah benar – benar menjadi milik Abang. “

“Seandainya Meimei bersedia menjadi mualaf, kita bisa menikah siri, “ sahutku sambil membelai rambut pendek Meimei.

“Sejak lama aku sudah menjadi mualaf Bang, “ kata Meimei.

Aku terkejut, “ Serius ?! ”

“Almarhum suamiku kan seorang mualaf Bang. Sebelum menikah dengannya, aku jadi mualaf dulu. “

“Kalau begitu, besok kita laksanakan nikah siri. Oke ?”

“Bang Yosef serius ?” tanya Meimei sambil memelukku erat – erat.

“Tentu saja serius. Supaya kalau Meimei hamil, anaknya bukan anak haram. “

Meimei menatapku dengan mata berkaca – kaca. Lalu memelukku erat – erat dan berkata lirih, “Terima kasih Bang. Aku bahagia sekali mendengarnya. “

Keesokan harinya, aku benar – benar melaksanakan nikah siri di ruang tamu owner hotelku. Ayah pun hadir menyaksikannya, sebagai tanda keseriusanku. Supaya Meimei yakin bahwa aku serius menikahinya, bukan sekadar upacara seremonial belaka.

Lalu Meimei memilih untuk tinggal di hotel tua yang dipilih untuk tempat tinggalnya itu. Sehingga aku menambah petugas security beberapa orang, untuk menjaga keamanan dan keselamatan Meimei, terutama kalau aku sedang berada di tempat lain.

Pembangunan hotel tua yang akan dijadikan tempat tinggal pribadi Meimei itu pun dimulai. Kamar yang ditempati Meimei tidak diganggu dulu. Karena mau mendahulukan keinginan Meimei, ingin punya taman burung dan kolam renang yang luas.

Sebulan kemudian, aku mendapat hasil pemeriksaan dokter, bahwa Meimei sudah positif hamil 2 minggu ... !

Entah kenapa, aku merasa bahagia sekali setelah mendapat hasil pemeriksaan dokter itu.

Aku yang biasanya tidur di kamar pribadi dalam lingkungan hotelku, kini seolah pindah ke hotel tua yang sedang direnovasi untuk menjadi tempat tinggal Meimei itu.

Meimei punya rumah di Jakarta. Tapi sejak punya hubungan cinta denganku, Meimei tak mau pulang ke Jakarta. Dengan kata lain, dia ingin tetap dekat denganku. Minimal ia tetap sekota denganku.

Aku menawarkan untuk tinggal di hotelku, dalam kamar pribadiku. Tapi dia menolak. Dia sudah telanjur merasa nyaman tinggal hotel tua yang akan dijadikan rumah pribadinya itu. Hotel tua yang sudah mulai dirobohkan di sana sini, hanya kamar yang dipakai oleh Meimei saja yang tidak diganggu. Namun kalau rumah barunya sudah siap, Meimei akan pindah ke rumah baru itu. Sementara kamar yang dijadikan tempat tinggalnya sekarang, akan diratakan dengan tanah.

Sementara hotel yang pembangunannya baru selesai itu, mulai dilengkapi segala perabotannya. Furniture dan alat – alat elektronik mulai diangkut dan dipasang di semua kamar hotel 9 lantai itu. Sampai layak dijadikan hotel bintang lima. Sesuai dengan ijin – ijin yang sudah didapatkan.

Diperkirakan hotel baru itu akan siap beroperasi sebulan lagi.

Aku pun tidak melupakan saudara sepupuku yang bernama Edo itu. Pada suatu hari kuhubungi Edo lewat ponselku. Aku memintanya untuk datang ke hotel lamaku.

Kemudian Edo pun datang. Untuk menerima fee yang kujanjikan.

Kelihatannya Edo ceria sekali menerima fee yang jumlahnya tidak sedikit itu.

“Memangnya sudah selesai transaksinya dengan Bu Meimei Kang ?” tanyanya.

Aku pun menjawab sejujurnya, “Bukan selesai lagi ... Meimei malah sudah menjadi istriku. Bahkan sekarang sudah mulai hamil. “

“Haaa ?! Serius Kang ?” Edo tampak kaget.

“Serius. Tapi jangan bilang – bilang dulu sama kakaknya, “ sahutku.

Edo terlongong seperti ada yang dipikirkannya. Lalu dengan nada ragu Edo bertanya, “Kang ... bagaimana sih caranya supaya bisa menghamili perempuan ?”

“Pertanyaan aneh, “ sahutku, “Semua orang tau bagaimana cara untuk menghamili perempuan. “

“Jujur Kang ... aku sudah terus – terusan menggauli empat orang wanita. Tapi sampai saat ini belum ada yang hamil seorang pun, “ kata Edo sambil menunduk.

“Mungkin saat menggauli mereka, waktunya kurang pas. Kan seharusnya mereka sedang dalam masa subur waktui Edo menggaulinya, kalau memang mau hamil, “ kataku.

“Hal itu sudah kupraktekkan Kang. Aku sangat rajin menggauli mereka pada saat masa suburnya masing – masing. Tapi tetap saja belum ada yang hamil. Masalahnya pasti bukan terletak pada mereka. Karena tak mungkin mereka mandul semuanya, “ sahut Edo lirih.

“Kalau begitu, sebaiknya Edo memeriksakan diri ke dokter. Siapa tau ada sesuatu yang jadi kendala dan masih bisa dibetulkan oleh dokter. “

“Iya Kang, “ sahut Edo sambil menunduk, “Aku juga sudah ingin ke dokter. Tapi masih takut. Takut dokter menemukan sesuatu yang tidak bisa dibetulkan lagi. “

“Selagi masih muda, mendingan secepatnya memeriksakan diri ke dokter. Mungkin juga semuanya normal, hanya membutuhkan pengobatan biasa. Jangan kalah sebelum berperang. “

Edo cuma mengangguk – angguk.

“By the way, p;erempuannya kok sampai empat orang gitu. Apakah Edo suka bertualang ?” tanyaku.

“Iya Kang. Tadinya sih cuma ingin nyoba – nyoba. Gak taunya jadi kecanduan. Hehehee ... Kang Yosef sendiri gimana ?”

“Kita memang keturunan beristri banyak Do. Menurut cerita yang pernah kudengar sih, kakek buyut kita istrinya sampai sembilan orang. Yang resminya empat orang, selirnya lima orang. “

“Ogitu Kang ? Aku gak pernah dengar cerita apa – apa dari Papa. “

“Aku juga awalnya sih dengar cerita dari ahli kebatinan. Setelah banyak tanya sama Ayah, barulah Ayah jelasin semuanya. Terus perualanganmu dengan siapa aja Do ? ”

Secara terbuka Edo menceritakan petualangannya. Berawal dengan petualangan bersama rekan bisnisnya, kemudian dengan ibu tiri dan adik – adik ibu tirinya itu. Terakhir petualangan dengan kakak kandung Meimei yang bernama Vivi itu.

“Nah ... aku sudah sering menggauli mereka. Tapi tidak ada seorang pun yang hamil. Padahal dengan Bu Vivi itu aku selalu menggaulinya di masa subur. Tapi sampai saat ini belum ada yang hamil juga Kang. “

“Sama perempuan bule pernah ?” tanyaku.

“Belum pernah Kang, “ Edo menggeleng, “Emangnya Kang Yosef pernah ?”

“Istri ketigaku orang bule Spanyol. Dia hanya salah satu di antara sekian banyak cewek bule yang pernah jadi targetku. Nanti kapan – kapan kita bisa tukeran koleksi. “

“Aku cuma punya koleksi empat orang, ditambah Bu Vivi jadi lima orang, itu aja Kang. “

“Gak apa – apa. Nanti aku bawa cewek bule, Edo bawa salah satu koleksinya. Lalu kita happy – happy di villaku. “

“Iya Kang. Mau, mauuu ... aku belum pernah nyobain orang bule. Heheheee ... “
Makasih apdetnya bro @Otta
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd