Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA [TAMAT] Pacarku Ternyata HOT (LDR Cuckold)

Saat mengetahui bahwa pacar ternyata binal namun sayang dengan Anda:


  • Total voters
    136
  • Poll closed .
Dilema

Aku tau bahwa Omes sebenarnya sudah memiliki pacar di kota asalnya. Dia juga pernah bilang bahwa mereka akan segera menikah jika sudah memiliki kesiapan secara finansial. Awalnya aku pun tidak berharap apa-apa dari Omes. Bagiku, dia hanya iseng mencari teman wanita yg bisa diajak ngewe.

Sejak awal kami dekat, entah sudah berapa kali Omes mencoba menembakku. "Anya, maukah kau jadi pacarku?" Begitulah kira-kira ucapannya hampir di setiap kesempatan kami sedang duduk berduaan ngobrol ke sana kemari. Di sela-sela gurauan, terkadang kami sama-sama terdiam dan saling pandang, lalu kata-kata itu biasanya akan terucap olehnya.

Dia tak pandai menggombal. Aku tau dari gayanya berbicara. Namun, setiap tindakannya dan bahasa tubuhnya terlihat jelas sekali bahwa dia berusaha memberikan kesan spesial. Aku sebenarnya ingin menerima permohonannya itu. Menjadi pacarnya. Tapi, bagaimana dengan pacarnya yg satu lagi? Tak menutup kemungkinan juga bahwa itu hanyalah rayuannya agar aku rela tidur dengannya. Tapi, sekarang kan aku sudah berkali-kali tidur dengannya? Dia masih saja memintaku menjadi pacarnya dan aku masih tetap menolaknya.

Kami hampir selalu menghabiskan waktu bersama-sama. Di pagi hari, dia selalu menyapaku. Dia juga bisa menghampiriku di meja kerjaku setiap kali dia keluar dari mess-nya. Siang harinya, kadang kami bisa santap siang bersama. Atau, kadang dia hanya membelikanku makan siang yg enak. Karena sulit menemukan makanan yg sesuia dengan seleraku di daerah ini. Tidak seperti di Sumatera, daerah kampung halamanku. Di malam hari pun kami tidak jarang bertemu. Kalau aku sedang lembur, dia pun menemani. Aku pulang selalu diusahakannya untuk mengantarku. Akhir-akhir ini pun aku mulai tak segan mengajaknya untuk menemaniku tidur di kost. Awalnya, aku hanya ingin ditemani saat tidur. Aku suka dipeluk atau memeluk ketika tidur. Tapi, dari 10 cowok, kurasa ada 12 yg menganggap ajakanku ini sebagai ajakan ngewe. Surplus jumlahnya, hahaha.. Tentu saja kami ngewe. Meski tidak setiap malam juga. Mana bisa aku menolak kalau sudah dirangsang sedemikian rupa. Kadang sepanjang malam bisa 2 kali dia menyetubuhiku. Belum lagi jika ia bernafsu di pagi hari. Cowok kan gitu ya? Bisa ngaceng otomatis di pagi hari, hihihi.. Gemesin..

Hal yg paling nekad kami pernah lakukan adalah ngewe di kamar mess-nya. Malam itu aku sedang penat sekali. Laporan yg harus kurevisi sudah melebihi batas yg bisa kuterima dengan akal sehatku. Tepat ketika aku sudah selesai dengan kerjaanku, Omes datang dan mengajakku keluar dari ruangan kerja. Kami duduk di bangku di depan kamar mess-nya. Ngobrol-ngobrol ringan aja. Karena aku sedang kesal, aku pun menumpahkan kekesalanku malam itu kepada Omes. Tentang betapa lelahnya aku menghadapi pekerjaanku. Aku menangis. Omes tentu saja sudah mengerti perannya. Toh, pertama kalinya aku jatuh ke dalam pelukannya juga dikarenakan aku curhat tentang lelahnya aku tempo hari.

Malam itu bukannya Tedi tidak tahu bahwa aku mendapatkan tugas tambahan dari Bossku. Aku pun sempat curhat juga kepadanya, tapi.. keberadaan Omes jauh lebih nyata. Pelukannya selalu ampuh meredakan setiap gundahku, jika dibandingkan dengan Tedi yg hanya bisa menghiburku dengan kata-kata melalui chat. Makanya aku juga bingung, apakah aku hanya butuh pelarian dari kesepianku sejak jauh dari Tedi makanya aku jatuh di pelukan Omes, atau memang aku juga sudah nyaman dengannya?

Setelah tangisanku reda, aku merasa mengantuk. Malam itu sudah pukul 11 di wilayah tempatku berada. Sementara di tempat Tedi itu baru pukul 9. Tedi ketika itu bilang dia sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Ketika aku terhuyung hampir tertidur dalam pelukan Omes di depan kamarnya, ia menawarkan untuk masuk saja ke kamar. Aku tentu saja tidak bisa berpikir lagi. Aku lelah. Kuikuti saja Omes menuntunku ke ranjang di kamarnya. Lalu aku pun tidur. Aku tak tau lagi apa yg dilakukan Omes setelah itu.

Tak lama aku terbangun dari tidurku. Kulihat jam, ternyata hanya 10 menitan aku tertidur di kamarnya. Ketika aku bangun, kulihat Omes masih memelukku. Ketika tatapan mata kami bertemu entah kenapa aku menciumnya. Kami pun berciuman cukup lama. Tentu saja karena percumbuan ini kami saling terbawa nafsu. Sudah tidak terpikirkan lagi olehku bahwa ini masih di lingkungan kantor. Aku sudah terhanyut oleh suasana. Apalagi ketika Omes mulai mengarahkan jarinya memasuki celana dalamku. Oohh.. desahku tak tertahankan. Apalagi ketika jari-jari Omes semakin aktif mengelus itilku. Ciuman saja pun sudah cukup membuatku hanyut terbuai nafsu, apalagi dipadukannya dengan permainan jarinya di memekku. Mmmhhhh.. enaknya.

Aku pun pasrah aja ketika Omes melucuti piyama yg kukenakan malam itu. Hingga kami sama-sama telanjang di kamar itu. Sungguh aku lupa dengan kata-kataku pada Tedi. Ketika itu ia pernah mengingatkanku untuk berhati-hati di lingkungan kantor, jangan sampe aneh-aneh. Aku menjawabnya dengan penuh percaya diri, bahwa tidak mungkin aku sebodoh itu. Nyatanya, malam ini aku pasrah saja dan dalam keadaan siap sedia jika akhirnya Omes menyetubuhiku di kamar mess-nya.

Omes pun merebahkan tubuhku di atas ranjangnya dan mulai mengambil posisi mirip 69. Bedanya, aku rebahan sementara dia dalam posisi menyamping dengan kepala mengarah ke memekku. Tangan kirinya memeluk pahaku sehingga aku harus mengangkat kakiku dan menyenderkannya di dinding sisi ranjang Omes. Tangan kanan Omes melingkari kaki kananku dan mengarah ke memekku. Sambil ia mengemut dan menjilati itilku ia juga sesekali menusukkan jarinya ke dalam liang memekku. Ohh.. ssht.. ooh, Bang.. Desahku terpejam menikmati permainannya.

*buzz.. buzzzzz..

Tak lama, HP bergetar halus. Tapi kali ini agak lama. Berarti ada telepon masuk. Aku pun meraih HPku. Ternyata Tedi mencariku karena aku mendadak tidak membalas chat nya. Aku tidak mengangkat teleponnya. Lalu ketika deringannya berhenti, lagsung kuaktifkan kameraku dan merekam kegiatan kami saat itu. Tak sulit, karena Omes tidak melihat ke arahku. Lagi pula aku hanya merekam selama 12 detik. Lalu segera kukirimkan ke Tedi. Biasanya, dengan begitu Tedi akan mengerti dan membiarkanku menikmati dan menyelesaikan permainan terlebih dahulu. Aku pun kembali menikmati rangsangan Omes di memekku setelah tadi konsentrasiku sedikit terpecah.

Melihat kontol Omes yg berada di sisi kananku membuatku gemas. Kontolnya yg melengkung ke bawah itu sesekali mengangguk seakan-akan mengundangku untuk menggenggamnya. Menggemaskan.. Tentu saja aku segera meraihnya. Menggenggam dan mengocoknya pelan. Mengurut kontol Omes bukan lagi hal asing bagiku. Aku tau apa yg dia sukai. Terasa kedutan kontolnya sebelum lubang kencingnya mengeluarkan cairan bening itu. Tak banyak.. mungkin karena aku baru saja menyentuhnya. Langsung saja kusambut dengan lidahku. Kusapu cairan bening yg menetes dari lubang kontol Omes. Kumainkan lidahku di permukaan kepala kontolnya itu. Kujilati melingkar searah gerakan jarum jam dan sesekali kusapu bagian leher bawah kepala kontolnya dengan lidahku. Kedutan kontolnya terasa di genggamanku, makin ritmis. Sesekali kukecup dan kuemut kepala kontol Omes, dan ketika kuurut perlahan lagi batang kegemaranku itu keluarlah aliran cairan bening itu lebih banyak. Mengalir turun ke sekujur batangnya. Kusambut dengan sapuan telapak tanganku dan meratakannya ke sekujur permukaan batang kontol itu. Cairan bening itu mempermudahku untuk mengocok batang kontol Omes. Hmm.. terlihat seksi sekali.. Ohh.. Teruskan, Bang. Desahku pelan ketika Omes menghisap itilku dengan gemas. Mungkin dia juga gemas karena rangsanganku. Biarin.. kontol kok dianggurin..

Sejurus kemudian, Omes melepaskan pelukannya ke pahaku dan bangkit dari posisinya tadi. Lalu dia menciumku.. Mmhh.. kami bertukar rasa dari kelamin masing-masing saat foreplay tadi. Lalu Omes berbisik memerintahkanku untuk menungging. Mmhh.. darahku berdesir membayangkan nikmatnya tusukan kontol itu dalam posisi favoritku saat ngewe dengannya. Lalu aku pun mengambil posisiku di atas ranjang Omes, beriringan dengan Omes yg berlutut di belakangku mendekatiku dan memposisikan kontolnya di lubang memekku. Ooohhh.. desahku ketika Omes melesakkan kontolnya masuk ke dalam liang memekku. Tak terbendung lagi nikmat yg kurasakan di dalam tubuhku seiring pinggul Omes bergerak maju mundur melesakkan kontolnya ke dalam tubuhku. Ahhh.. ahhh.. ahhhh.. Iya Bang.. terushhh... aahh.. Aku tak bisa lagi menahan desahanku menikmati gesekan batang kontol yg tebal itu di dalam tubuhku.

*buzz.. buzzzzz..

Ah.. desahku, konsentrasiku terputus karena HPku kembali bergetar panjang. Pasti itu Tedi, ucapku dalam hati. Aduh.. gmn ya? Nanggung banget ini.. Ahh.. Desahku sesekali karena sodokan Omes. Akhirnya kuputuskan untuk menerima panggilan telepon itu di tengah-tengah genjotan Omes di belakangku. Panggilan pun tersambung. Tapi, aku tidak mendengar apapun karena HPku tetap tergeletak di kasur, dan tidak mungkin aku mengangkatnya untuk meletakkannya di telingaku dalam keadaan seperti ini. Jadinya kubiarkan saja sambungan telepon itu tanpa kujawab. Kurasa desahanku sudah menjadi jawaban langsung bagi Tedi yg cukup untuk membuatnya mengerti aku sedang apa.

Konsentrasiku sedikit buyar karena telepon dari Tedi. Omes pun ternyata memperhatikanku saat aku menyentuh HPku tadi. Dia sempat bertanya di sela-sela genjotannya.. Siapa sih itu? Biasanya kalo kita lagi ngewe kamu gak pernah menghiraukan HPmu. Sepertinya yg nelpon cukup penting sampe kamu terima meski lagi ngewe, demikian selidik Omes. Aku hanya diam dan mendesah pelan karena sodokan kontol Omes masih terus berlangsung meski dia pun terlihat terganggu dengan panggilan telepon itu. Tak lama kulihat panggilan terputus. Mungkin Tedi mendengarkan pertanyaan Omes, jadi dia putuskan sambungan teleponnya agar tidak menjadi masalah untukku.

Tinggal lah kami berdua membisu meski Omes masih menggenjot kencang pinggulnya. Melesakkan kontolnya di memekku, aku pun hanya bisa mendesah halus.. Emmh.. ahh.. ahh.. Meski konsentrasiku buyar tapi rasa geli gesekan kontol Omes di dalam liang memekku masih tetap terasa. Dari gerakannya aku tahu Omes akan segera keluar. Benar juga, tak sampai 2 menit kemudian ia pun menggeram dan mencabut kontolnya. Aku bergegas memutar tubuhku untuk mengulum kontolnya yg sedang berkedut-kedut kencang menyambut orgasme dan desakan maninya yg segera keluar beriringan. Omes tidak bisa berbuat banyak selain menikmati kulumanku di saat ia ejakulasi. Setelah semburan maninya terhenti, aku pun menghentikan hisapanku pada kontolnya dan bangkit. Kutelan sperma Omes seperti biasa. Kuseka bibirku dan kukecup jari telunjukku. Membersihkan sisa-sisa cairan di bibirku.

Aku masih merasa kentang. Tapi, mood ku untuk bercinta agak terganggu karena insiden telepon tadi. Bukan salah Tedi sih.. Aku yg tidak menyangka bahwa aku bisa sampai khilaf ngewe dengan Omes di lingkungan kantor. Aku memakan ucapanku sendiri. Aku segera mengambil pakaianku yg berserakan di lantai kamar Omes dan mengenakannya. Omes pun bergegas memakai pakaiannya sambil melihatku. Lalu dia mengecupku dan mengucapkan terima kasih. Aku hanya mengangguk pelan. Lalu kami melihat-lihat keadaan di luar sejenak sebelum aku keluar dari kamar Omes dan bergegas menujuk bilik kerjaku. Malam ini aku sepertinya akan tidur di kantor saja karena sudah lewat larut malam.

Sulit untuk menghiraukan keberadaan Omes di kehidupanku saat ini. Saat aku jauh dari Tedi. Perlahan, sosoknya dan kehadirannya menghapus jejak keberadaan Tedi di pikiranku. Tak jarang aku mulai menunda-nunda balasan chat Tedi jika Omes ada di sekitarku. Kupikir, nanti akan segera kubalas saat Omes pergi, eh.. siapa yg bisa menyangka waktu sudah berlalu cukup lama tanpa terasa. Tedi pun kurasa mulai menyadari bahwa ia sudah mulai terabaikan. Makanya tak jarang kami bertengkar hanya karena sedikit salah paham. Biasanya, jika aku bertengkar dengan Tedi, maka aku akan merasa sedih dan kesepian. Tapi, sekarang Omes menutup kekosongan itu.

Tentunya ini terlihat jelas dari sikapku, dan kurasa Tedi pun tahu bahwa, suka tak suka Omes mulai menggantikan keberadaannya di hatiku.

...

Aku sudah bersabar menunggu Anya malam ini. Tapi, sepertinya dia tertidur. Pikir Tedi sesampainya ia di rumah. Tadi saat aku di perjalanan pulang Anya bilang dia mau mandi. Masa sih ampe jam segini belum selesai mandinya.

"Beb, lama ya mandinya 🙄" Ketikku. Kukirimkan segera.

Tak ada respon darinya meski aku sudah menunggu 10 menitan. Aku rasa dia sudah terlelap di meja kerjanya atau di kasur lipat fasilitas untuk pegawai yg lembur di kantornya. Ah, biarlah kucoba telepon saja. Mungkin dia tidak mendengar pesanku masuk.

*tuut

Kudengarkan nada sambung dan menunggu notifikasi teleponku diterima. Penantianku sia-sia. Aku pun relakan saja lah Anya tidur tanpa mengucapkan selamat malam kepadaku malam ini. Toh, masih ada hari esok. Jangan sampai gara-gara aku terlalu mendesaknya nanti dia merasa jengah dan akhirnya malah buruk untukku.

*tit

Eh.. ada pesan masuk. Segera kubuka dan isinya sebuah video. Terlihat punggung seorang pria di video itu dan juga bulu mata, hidung dan payudaranya Anya di sudut kiri bawah layar HPku. Terdengar juga desahan Anya di video itu sementara si laki-laki (tentu saja Omes) sedang sibuk melumat dan sepertinya mengobok-obok vagina Anya.

Ohh.. ucapku dalam hati. Ternyata lagi sibuk ini toh. Ya wajar sajalah. Aku juga dulu tidak bosan-bosannya ngewe dengan Anya meski dia masih amatiran ketika pertama kalinya kami melakukannya. Bisa kubayangkan bagaimana terkesannya Omes mendapatkan pelayanan pro dari seorang wanita yg terlihat kalem, jutek dan polos seperti Anya. Aku yg bukan amatiran saja sampai hari ini, genap 1 tahun lebih terpisah dari Anya, belum bisa move on. Aku tidak melebih-lebihkan. Kesan Anya di atas ranjang itu sangat berbekas. Ia selalu terlihat antusias dan menikmati kegiatan apapun yg berhubungan dengan seks.

Eh.. tapi ada yg aneh dengan video ini, pikirku tiba-tiba. Apa ya yg beda? Pikirku sambil mengamati. Ohh.. iyaa. Ini kan sepertinya bukan di kamar Anya. Cahayanya jauh lebih terang dibandingkan dengan cahaya kamar Anya yg cenderung temaram. Lho.. mereka main di mana? Udah pindah ke hotel ya? Wah.. terlalu banyak pertanyaan di benakku. Kacau ini kalau Anya terlanjur terlelap selepas main nanti. Aku pun mulai mengetik dan mengirimkan pertanyaan yg tersirat di benakku barusan.

"Agak terang kamarnya. Kalian main dmn, Beb?" Tanyaku.

Cukup lama kutunggu, status pesanku masih juga belum dibaca Anya. Aduh.. pikirku, masa sih udah selesai dan tertidur dia. Atau kutelpon sajalah.. Kurasa Anya pasti mengerti bahwa aku tidak berniat mengganggu. Paling-paling ketika nanti tersambung ya kudengarkan saja dulu, apakah tepat waktunya untuk bertanya. Toh, aku kan pacarnya. Wajar-wajar aja menelpon mencari pacar sendiri, pikirku membela diri.

Nada sambung sudah terdengar.. Selanjutnya, kalian sudah tahu kan?
 
Wwuuiihh...
Mulai bau bau bahaya ni si anya
Makasih update nya hu
Di tunggu kelanjutannya
 
Resiko kl cucold sama org yg intens ketemu hu,akan lebih besar buat main hati
Kalau lebih aman sih mending ma orang random yg cm skali ktemu,
 
Bimabet
Resiko kl cucold sama org yg intens ketemu hu,akan lebih besar buat main hati
Kalau lebih aman sih mending ma orang random yg cm skali ktemu,
Namanya juga LDRan. Gpp lah, Suhu.
Mana ada sih yg bisa menjamin Anya tidak akan jatuh hati pada orang selain saya. Yg penting sekarang hanya apakah saya mampu bertahan meski sesakit apapun?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd