Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG One Night Stand Specialist

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
benar benar bisa memberikan inspirasi dan memberikan pencerahan bagi yang sedang ingin naik kelas cara mendekatkan cewe,, keren dok.. btw ini praktek di ibukota kah?
 
Dokter ganteng lama betul gak update, sibuk nulis jurnal kayaknya. :klove:
 
Hi doct. Long time no see. How are you? Is everything ok in RL? I hope so. Missed so many updates.
 
Baca maraton dari awal part sampe sekarang rasanya seperti disuguhkan dengan sebuah novel tebal
Semakin dibaca semakin kita penasaran dengan apa yg terjadi selanjutnya
Bahasa penulisan yang dipilih bikin 'wow' menurut ane doct, bahwa cerita panas nggak harus terlalu vulgar
Karena yang terpenting cerita itu ditulis bisa bikin pembaca nggak cuma berimajinasi, tapi juga ngrasa terikat secara emosionalnya
Makasih doct buat ceritanya
Semoga konflik katrin bisa tertuntaskan
 
Last part:
  • Ke apartemen Melody, kenal dengan Eoliani
  • Got quicky with Arneta
  • Ketemu Eoliani di klinik
  • WA dari Laura, Helen, Angelica dan.. +65 ”aku sakit..”


[PART 19]


Kami lunch di sebuah rumah makan masakan padang di dekat klinik. Eoliani makan dengan lahap sampai keringatnya bermunculan.

”belum makan berapa hari?” ledek Gue.

”pedasnya mantap.. enakkk..” kata Eoliani sambil nyengir. Gw tersenyum melihat kelakuannya. Mata lebarnya menatapku sesaat, lalu kembali fokus ke santapannya.

Gw perhatikan kulitnya yang putih bersih, hidung mungil dan bibir tipis kemerahan.

”kok bengong? Ayo dimakan!” katanya. Matanya tak berkedip memaksaku menyentuh makananku. Entah kenapa Gw lebih asik memperhatikannya daripada menghabiskan makanan di piringku yang tersisa separo.

”Saya tidak menyangka sama sekali kita akan bekerja di klinik yang sama.” kataku.

”iya, supaya Gue bisa laporin ke Melody kalo cowok yang disukainya ternyata suka main cewe..” kata Eoliani.

”Melody suka saya?” tanyaku heran.

”kami ngobrol sampai jam 2 pagi. Dia kagum padamu.” Jawab Eoliani.

“tidak akan sejauh perasaan seorang gadis ke pria..” kataku setengah tak yakin.

”bukan urusanku. Asal kamu jaga dia baik-baik.” kata Eoliani. Makanan di piringnya mendadak tinggal sedikit.

”dia masih anak kecil..” kataku

”enggalah. Sudah hampir 20 tahun.”

”oh kukira masih belum 19. Tetap jauh sih dengan umurku.” kataku sambil mengambilkannya tissue yang langsung diterimanya.

”iya Om.. makanya anak kecil jangan dimainin ya.”

”tidak akan lebih dari urusan musik.” kataku meyakinkannya.

oh come on. Melody sangat sensitif, perasaannya sangat halus. Gue ga akan heran kalau baru ketemu sudah ajak masuk ke apartemen, ketemu kedua sudah ajak masuk kamar. Kamu cowo normal kan?”

Gw tersenyum lalu menggelengkan kepala.

”kakak yang baik. Melindungi adiknya..” pujiku. ”Saya yakin Melody bisa menjaga dirinya.” lanjutku.

”Asal kamu tidak menggodanya.” kata Eoliani.

”kamu sudah seperti mamanya..” ledekku.

”Gue ga mau Melody jadi sepertiku..” Ada nada penyesalan di kata-katanya.

”Maksudmu?” tanyaku penasaran.

”Lupakan. Mungkin ada ***** di nasi padang ini. Omongan Gue jadi kemana-mana.” tolak Eoliani.

”okay Doc.” kataku. Respek dengan keenganannya bercerita. Mata lebar itu menatapku lagi. Entah apa maksudnya.

”kamu memang orangnya tidak suka memaksa atau cuek?” tanyanya.

”Saya penasaran.” jawabku.

”Oh okay, terima kasih kalau begitu.” kata Eoliani. Matanya berbinar menatapku.


Mata seperti itu lagi. Tiba-tiba Gue jadi mengerti bahasa cahaya mata. Tiba-tiba otak Gue seperti terbuka. Pola cahaya mata yang sudah Gue lihat berkali-kali. Jutaan kali. Oh God, Gue seperti sedang melihat sebuah kombinasi rumus dari bahasa tubuh, getaran nada, tempo, pilihan kata, pola senyum dan sekarang, cahaya mata. Mungkin wanita manapun di dunia ini memiliki pola yang sama.

Tiba-tiba Gw sadar,

Eoliani menyukaiku.

**
Ting! Chat masuk dan sebuah foto terkirim. Fuck! Gw masuk ke ruang praktek lalu duduk dan mulai berpikir.


Kevin : Helen, kamu foto sendiri atau suruh orang sih?
Helen : Hahaha.. rahasia. Kamu sih ga mau ketemu aku!
Kevin : Ketemu untuk apa?
Helen : Nasi padang boleh juga. Dokter yang menemanimu lunch manis ya..
Kevin : Sangat! Seksi juga.
Helen : Aku ga kalah cantik dan seksi loh.
Kevin : Saya tahu.
Helen : So?
Kevin : Untuk apa? Apa kamu sudah berpikir jauh?


Gw mau tidak mau harus meladeni chat nya. Betul-betul menyebalkan selalu ada yang mengikuti. Berasa jadi buronan atau pelaku kriminal.

Gw periksa chat lain.

Arneta : Doct...

Ada satu kali misscalled dari Arneta.

Kevin : Hey Arneta, wasap?

Lalu Gw periksa chat lain.


+65xxxxxxx : Kevin, aku sakit. Bisa tolong aku?

Gw baru ingat belum balas yang ini.

Kevin : Sakit apa? Minta tolong apa?

Chat Gue tidak terkirim. Semoga dia baik-baik saja walaupun kita tidak akan pernah baik-baik saja. Kita sudah saling menyakiti sedemikian parah.


Laura : Kevin, kita harus ketemu. Aku sudah jauh-jauh ke Jakarta.
Kevin : Maafkan yang sudah terjadi Laura. Kupikir kita harus saling melupakan...

Kalimat itu lagi yang kutulis dari pikiran hina ini. Gw memang keparat, Laura.

Laura : Aku cuma mau ngobrol sebentar. Supaya tidak ada ganjalan di hati.
Kevin : Oh..

Gw terkejut dengan isi chat Laura. Jantung Gue berdebar. Apa jadinya kalau ketemu makhluk cantik seksi itu lagi? Apa Gue akan melanggar komitmen Gw?

Tok-tok! Pintu ruang praktek Gw diketok, lalu terbuka sedikit.

”Maaf ganggu dok.. ” kata seorang ibu-ibu sekitar 45 tahun.

”Eh Bu Winda, silakan Bu..” kataku. Bu Winda adalah pegawai yang mengurusi makanan minuman dan kebersihan di semua ruangan.

”Mau teh atau kopi dok? Ada pisang goreng mau? Manis kok..”

“oh kopi hitam boleh sih. Pisang gak deh Ibu. Sudah kenyang saya.” Jawabku. Tak lama kemudian Bu Winda masuk dan membawa segelas kopi hitam.

“Model bule itu ga kesini lagi dok?” kata bu Winda dengan nada bicara yang membuat Gw terkejut. Bukan nada bicara biasanya. Gw mengangkat kepala dan melihat senyumnya.

Jangan-jangan dia kemarin mau masuk ke ruangan dan mendengarkan kami..?


“Mungkin sudah sembuh Bu.. jarang kesini juga kok.” Jawabku sopan.

“dok..” panggil bu Winda. Suaranya pelan nyaris berbisik.

“eh ya?” kataku keheranan.

Bu Winda berjalan mendekatiku. Senyum di wajahnya benar-benar misterius.

”Celana dalamnya ketinggalan dok.. saya masih simpan sih.” katanya pelan. Wajahnya memerah sehabis mengatakan ’celana dalam’.

Deg! Jantung Gw seperti kena hantam bola yang ditendang Ronaldo. Ga keras sih, tapi ngagetin. Ronaldo mana bisa nendang bola kan.. haha..

”celana dalam?” tanyaku mencoba berpura-pura tidak paham.

“iya dok. Mau saya ambilkan?” tanya Bu Winda. Nada bicaranya sudah lebih santai. Tapi senyum di wajahnya makin menyebalkan. Seakan akan dia ngeledek Gw!

”kok tau itu punya si bule Bu?” tanyaku.

”dok.. kan cuma saya yang bersihin ruang ini. Ya taulah!” katanya berani. Pandangan matanya menatapku penuh selidik.

Mungkin dia juga sedang ingin memastikan praktek apa yang Gw lakuin dengan Arneta sampai harus melepas celana dalam?

”Mungkin dia ga sengaja ngompol Bu. Jadi dia diam-diam melepasnya supaya nyaman. Kan ga enak pakai celana dalam basah?” tanyaku gantian menyelidiki sejauh mana pikirannya.

”ga basah kok dok celana dalamnya!” kata Bu Winda sambil tersenyum. Senyum seorang ibu yang mergoki anaknya lagi bandel. Ya udah deh, Gw nyerah. Sepertinya dia sudah menduga kesana.

”buang aja Bu. Jangan cerita siapapun ya Bu..” kataku pelan, mengajaknya bekerjasama.

”loh kok dibuang dok? Ntar dicariin lagi ama yang punya. Mahal lho harganya.” kata Bu Winda.

Gw tiba-tiba teringat misscalled dari Arneta. Sontak Gw periksa HP dan benar ada chat dari Arneta!


Arneta : sori to misscalled you! Mau bilang underwear ku ketinggalan disana hihi… kalau ketemu balikin yah!


Kevin : astaga.. kirain kemaren sudah ga pakai cd dari rumah! Okay!


Gw melihat Bu Winda lagi lalu tersenyum. ”Iya Bu, ini si bule chat saya katanya cd nya ketinggalan. Nanti bawain sini ya Bu. Tapi jangan ketahuan orang lain!” kataku.

Bu Winda menganggukkan kepala masih dengan senyum yang tadi!

”untung yang nemuin saya ya dok.. rahasia aman deh dok!” katanya penuh makna. Fuck!

Gw setengah sebal setengah geli melihat Bu Winda yang berjalan keluar ruang praktek. Pinggulnya yang bergoyang seakan meledek Gw. Tiba-tiba dia pegang rahasia Gw di klinik ini. Seorang ibu-ibu yang bahkan selama ini sangat jarang ngobrol dengan Gw.


Laura : Kevin, gimana?
Kevin : Fiuh.. ok deh. Ketemu ntar malam yah jam 7.
Laura : ok good.


Helen : Aku udah mikir semuanya kok. Mau dekat denganmu pokoknya!
Kevin : Gw ga suka denganmu Helen
Helen : Gimana mau suka kalau Gw belum tunjukin apa yang Gw bisa!
Kevin : astaga Helen. You deserve another great guy!
Helen : ketemu dulu Kevin, hargai wanita dong!
Kevin : waste time, Helen. We’re not going anywhere.
Helen : hahaha, ya udah, enjoy your next picts!


Tok-tok! Pintu terbuka lagi, bu Winda masuk dengan satu kresek kecil.

“ini dok.. belum saya cuci ya dok.” Kata Bu Winda dengan senyum penuh artinya. Gw jadi kikuk. Sudah fix satu orang di klinik Gw tahu kenakalan Gw dan ini bukan hal yang bagus.

Bu Winda sudah keluar ketika Gw buka kresek itu. Celana dalam itu berwarna pink dengan sedikit motif. Gw pegang dan entah kenapa Gw cium itu celana dalam..

Hmm... tidak ada bau aneh. Malah cenderung ada bau harum sedikit. Gw membayangkan vagina Arneta ketika mencium celana dalam itu. Penis Gw sedikit bereaksi. Ingatan Gw menyetubuhi Arneta di ruang praktek membuat darah Gw sedikit menggelegak.

Gw melirik jam, waktunya praktek.


**

Starbuck dipilih Laura untuk kami bertemu. Pakaiannya casual, jeans biru dan kaos tipis biru muda, menonjolkan lekuk tubuhnya. Gw menelan ludah melihat tonjolan di dadanya. Harum parfumnya menyentuh hidung Gw, tidak ada senyum diwajahnya.

”seumur hidup, baru sekali aku ngalamin ONS Kevin. Great sex, dan tidur dengan nyenyak, lalu terbangun dan menyadari aku hanya mainan semalam.” Laura tanpa basa-basi. Gw tahu sekarang, dia datang untuk marah-marah.

Gw diam.

Laura meneguk kopinya, lalu melanjutkan dengan nada santai.

”Aku tidak menyesalinya.”

Mata kami saling memandang.

”Aku sempat menangis pagi itu. Tidak mudah bagiku melepas baju dan membuka kakiku. Tapi aku belajar sangat banyak pagi itu.”

Mulutku terkunci.

”aku tersanjung dengan usahamu mendapatkanku. Kamu membuatku merasa diinginkan. Benar-benar malam yang indah.”

Mendadak Laura diam. Gw juga tetap diam menunggunya menyelesaikan semua apa yang dia ingin sampaikan. Kami membisu beberapa saat.

”aku tahu kamu single Kevin. Boleh aku tahu, apa yang membuatmu menjadikanku targetmu?” tanya Laura.

”kamu punya semuanya Laura, istimewa.” kataku.

”ok, lalu apa yang membuatmu hanya ingin bermain-main semalam?”

”Saya belum ingin berkomitmen.”

”Ok. Walaupun aku tidak percaya itu alasanmu, tetapi aku berterima kasih kamu mau datang. Itu saja yang ingin kusampaikan. Aku sudah lega sekarang.” Laura berdiri sambil meletakkan selembar uang seratus ribuan ke meja. Lalu melangkah pergi.

Setiap langkahnya seperti ayunan palu yang menghantam kepalaku. Apa yang dilakukannya meremukkan satu sisi hatiku.

Laura pergi dan dia tidak pernah tahu mataku berkaca-kaca, nafasku sesak dan tubuhku bergetar.

**
Gw berjalan menuju parkiran dengan perasaan remuk redam. Seperti diputus seorang kekasih padahal dia bukan siapa-siapaku. Sikapnya yang begitu berani mengeluarkan ganjalan dihatinya dengan bertemu langsung denganku melelehkan perasaanku. Dia benar-benar wanita yang kuat.


Ting! Chat WA lagi, dan aku melihat fotoku di Starbuck.

Helen : Laura lagi? Helen kapan?
Kevin : kalau kamu di dekat sini, ayo ketemu sekarang!
Helen : eh? yakin?
Kevin : Yes! Sebelum Saya berubah pikiran!


Laura jelas telah menghantam kepalaku, dan mendadak bertemu Helen terdengar sebagai ide yang bagus.

Ting! WA chat lagi.

Arneta : So have you found my underwear?
Kevin : Ah, yes. That’s pinky is nice!
Arneta : Pink? That’s a black! Oh dear, celana dalam siapa itu?
Kevin : Kamu yakin? Saya fotokan ya..


Gw masuk mobil, ambil celana dalam Arneta dan memfotonya.

Arneta : no doct, thats not mine. Are u fuckin another girl in your room?
Kevin : really? Bagus! Saya dibohongi Bu Winda.
Arneta : Bu Winda?
Kevin : Pegawai yang bertugas membersihkan. Dia bilang itu punyamu.
Arneta : hahahaha... semoga kamu tidak mencium celana dalam itu!
Kevin : fuck! Of course i did! Saya pikir itu punyamu!
Arneta : Oh oh! How it smell? hahaha


Gw jadi membayangkan Bu Winda. Sial bener ibu itu, bisa-bisanya ngerjain Gw! Parahnya penis Gw mendadak ereksi membayangkan Bu Winda!

**
Dalam mobil di parkiran depan Starbuck Gw melihat sosok yang sangat Gw kenal, sahabat Gw Dicky sedang berjalan lewat persis di depan mobil Gw, bergandengan tangan dengan seorang gadis.

Gadis itu pasti bukan Mika, pacar Dicky. Bergandengan tangan jelas tanda sebuah hubungan yang lebih dari teman. Mereka memasuki Starbuck bahkan sambil Dicky memeluk gadis itu.


Kevin : Dicky, dasar playboy cengeng lu. Masih pacaran ama Mika kan?
Dicky : Hah?
Kevin : Barusan lu gandeng dan peluk cewe kan?
Dicky : hahahaha ampun my bro. Ke gep deh Gue.
Kevin : Kalau Mika ama yang lain jangan cengeng lagi lu!
Dicky : Berantem ma dia kemaren.
Kevin : Parah lu berantem sehari uda bawa cewe lain.
Dicky : Berantemnya kemaren, perang dingin udah seminggu!


Gw ga balas lagi. Terserah lu lah Dicky… :

Gw mulai menyetir mobil pelan-pelan ketika mata Gw melihat penampakan aneh lagi, seorang gadis berambut pendek sedang berjalan sendirian. Jantung Gw serasa berdegup kencang melihatnya.

Gw turunkan kaca mobil Gw yang gelap dan berhenti disebelah gadis itu.

”Mika?” sapa Gw. Gadis itu menoleh dengan heran.

”Kevin? Wah lama ya ga ketemu! Kebetulan banget!” katanya dengan senyum merekah.

”Masuk mobil Gw deh.. ngobrol bentar” ajakku. Mika tersenyum lalu masuk ke mobil Gw. Kami bersalaman lalu Gw buru-buru ambil HP.

Tangan Gw dengan cepat memberitahu Dicky kalau Gw bertemu Mika. Bisa jadi Mika mau ke Starbuck dan perang dunia akan terjadi!

”Mika, kok sendirian, gak ama Dicky?” tanyaku. Jadi bingung mau bagaimana karena Gw ada janji ketemu Helen.

”hmm.. gimana ya, itu..lagi ribut sih kemaren. Nah lu darimana Kevin?”

”abis ketemu teman di starbuck, kamu mau kemana?” tanyaku.

”mau ke mobilku sih. Baru ketemu teman juga tadi.” jawab Mika.

”oh gitu ya udah saya antar ke mobilmu ya.”

”hihi, ya deh..”

”hayo teman cowok ya yang barusan ketemuan?” godaku.

”hihihi iya. Udah ga nyaman dengan Dicky sih. Pemarah, kaya anak kecil.”

”Oh.. ” kata Gw sambil memalingkan wajah kekanan, menyembunyikan ekspresi Gw yang mirip Sule abis nelen buaya seekor. Mereka sama saja.

”uda ga sayang gitu ama si Dicky?” tanya Gw.

”hm gimana ya, sayang sih masih sayang. Tapi ga yakin juga ama dia. Oh ya Kevin, kebetulan banget. Mama aku ini akhir-akhir ini sakit deh sepertinya. Tapi dia di kamar terus, ga mau keluar. Ditanyain juga sulit sekali, jadi pendiam. Kamu bisa datang ke rumahku?”

”Oh ya boleh deh, usia berapa mama?”

”46 umurnya. Kamu sempatnya kapan kabari ya?”

”Ok, kita WA an ya.. save aja nomorku..


**

Helen sudah duduk disudut ruangan yang relatif sepi di lantai 2. Rok mini dengan atasan you can see, memamerkan lengannya yang kurus dan mulus juga pahanya yang seperti menggodaku untuk menyentuhnya.

Gw tersenyum membalas lambaian tangan Helen.

“Suka burger ya kok ngajak ketemu di McD? ” kataku.

“engga juga. Paling gampang sih lokasinya. Mau pesan apa Gw yang traktir” kata Helen. ”chess burger deh, minumnya apa aja boleh, asal manis dan dingin.”

“Aku banget tuh, manis dan dingin” kata Helen ketika kembali membawa pesanan kami.

”kenapa sih maksa sekali ketemu?” tanyaku.

”kenapa sekarang mau?” balasnya.

”ga mau sebenarnya. Cuma Gw keberatan dengan foto-foto itu”

“itu hak Gw untuk foto siapapun”

”Mau sampai kapan?”

”belum tahu”

”kamu tahu ujungnya toh Saya tidak mau denganmu”

”kamu bukan Tuhan”

”Tuhan sekalipun tidak bisa memaksa perasaanku”

”wajar, kita baru kenal. Beri aku waktu untuk dekat denganmu”

”Pergilah Helen. Kau hanya akan jadi satu dari sekian wanitaku kalau kamu nekad maju terus.”

”sekian wanitamu? Kamu koleksi?”

”bukan koleksi, tapi aku tidak bisa berkomitmen dengan satu orang”

”Oh, baguslah kamu mengakui kamu seorang player.”

”terserah, tapi Saya sudah peringatkan”

”Aku sudah pernah mengalaminya. Sakitnya luar biasa. Jadi kalau sekarang satu lagi player mengancamku seperti ini, aku tidak takut.”

”saya tidak mengancammu. Saya tidak mau kamu buang-buang waktu.”

”itu waktuku, terserah aku mau kupakai untuk apa!”

”cabe sepuluh.”

”hahaha.. ” Helen tergelak.

”Pernah jadi korban player?” tanyaku. Helen mengangguk.

”Kamu bilang kamu masih virgin.” tanyaku.

”vaginaku virgin..” kata Helen sambil tersenyum.

”lalu?”

”tapi semua tubuhku sudah pernah dijamah. Aku pernah melakukan semuanya, termasuk anal seks. Aku tidak selugu itu, kau bodoh Kevin.”

”bohong!” Gw tentu saja terkejut.

”mau coba?” tantang Helen.

”anal?” tanyaku.

”Apalagi? Jepitannya lebih enak dari vagina.” Helen tersenyum.

”payudaraku kencang, kamu boleh meremasnya sekuat tenagamu, aku menikmati rasa sakit dari payudara yang diremas kencang..” bisiknya.

”kamu serius? Saya akan meninggalkanmu setelah semuanya terjadi.”

”Silakan pergi kalau aku tidak bisa membuatmu ketagihan. Tapi kalau sampai ketagihan dengan permainanku, aku yang akan mencampakkanmu.”

”mencampakkanku?” Gw seperti ingin tertawa. Gw tidak pernah main hati.

”Belum pernah satu penis yang sama memasuki analku dok. Mereka semua mengemis ingin mendapatkanku.”

Gadis ini terlalu percaya diri. Tetapi bahasa tubuhnya, ketegasan nada katanya, dia tahu yang dia katakan. Dan lagi-lagi.. pola itu.. cahaya mata itu.. Gw mengenalinya! Sekali lagi Gw mengenali pola cahaya mata itu. Helen benar-benar menginginkanku!


Gw belum pernah anal seks. Itu yang membuat tiba-tiba permainan berubah arah. Rasa penasaran yang sedikit demi sedikit menggigit perasaanku, menarik jiwaku, melemparkanku ke alam pikiran terliarku: anal seks.

Gw tiba-tiba berada diposisi yang sangat menginginkan Helen, untuk semua imajinasi yang diciptakannya lewat kata-kata tajamnya.

”You wanna play, doct?” tanya Helen ketika Gw diam membisu.


**
 
Terakhir diubah:
Baca maraton dari awal part sampe sekarang rasanya seperti disuguhkan dengan sebuah novel tebal
Semakin dibaca semakin kita penasaran dengan apa yg terjadi selanjutnya
Bahasa penulisan yang dipilih bikin 'wow' menurut ane doct, bahwa cerita panas nggak harus terlalu vulgar
Karena yang terpenting cerita itu ditulis bisa bikin pembaca nggak cuma berimajinasi, tapi juga ngrasa terikat secara emosionalnya
Makasih doct buat ceritanya
Semoga konflik katrin bisa tertuntaskan
Terima kasih sudah terengah2 marathon..
 
done. 18 part sudah ku baca. dok, sepertinya one night stand mu sudah membuatku kecanduan. semakin tidak sabar menunggu kejutan apalagi yang akan kamu tulis, semakin penasaran dengan petualangan sex mu. sepertinya dr. Kevin pria yang sangat menyenangkan dan mengagumkan. 'membaca' ucapanmu saja melting apalagi bisa mendengarnya secara langsung. hahaha. please keep update, dok. regards

Hahaa thanks pujiannya. Mrs Quad, apakah brarti ada Mr Quad di situs ini?
 
Bimabet
waaaaaaaaaa........ emejing.... kentanggggggg....... memekarkan sejuta fantasi..... Kerennnnnnn
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd