Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Om Bram

inez53k51

Tukang Semprot
Daftar
19 Mar 2012
Post
1.356
Like diterima
743
Lokasi
Diatas suka, dibawah suka juga
Bimabet
Ini merupakan cermod ku yang kesekian. Dibaca ya gaes, mungkin aku akan nulis lanjutannya juga. Ditunggu aja gaes

Ketika masi sekolah, aku tinggal dirumah orang yang punya bisnis catering. Aku membantu di usaha tersebut. Jika mendapatkan order catering untuk suatu acara, aku juga ikut membantu sebagai waitres di acara tersebut, melayani kebutuhan tamu undangan dalam makan dan minum. Tetangga dari rumah dimana aku tinggal itu seorang duda, ganteng, kulitnya gelap. Diliat dari wajahnya, kayanya berasal dari daerah di in tim. Dia suka ngegoda aku kalo papasan didepan rumah, aku hanya senyum2 aja, seneng soalnya digodain om2 yang ganteng gitu. Kalo liat rumahnya si mewah, kayanya tajir si om itu. Namanya om Bram.

Suatu pagi, masi rada gelap, saat aku jalan pagi, om Bram pun kebetulan mau jalan pagi juga. Dia memandangi sosok prempuan yang berdiri didepannya. Tinggi tubuhku sekitar 157 cm. Rambutku tergerai sebahu. Wajahku cantik dengan bentuk mata, alis, hidung, dan bibir yang indah. (narsis banget aku ya, muji2 diri sendiri hihi). Aku mengenakan celana pendek ketat yang lumayan pendek, 15 senti diatas lutut. Paha dan betis yang tidak tertutupi celana pendek itu, tampak amat mulus. Kulitku kelihatan licin, dihiasi bulu2 halus yang pendek. Pinggulku tidak besar tapi mengundang lelaki untuk senang memandanginya. Pinggangku kelihatan ramping. Sementara baju kaos lengan pendek tidak dikancingkan disebelah atas sehingga menyebabkan belahan toketku yang imut menyembul di belahan bajuku. Leherku jenjang dengan beberapa helai rambut terjuntai. BAju kaosku cuma sepinggang, sehingga kalo aku bergerak, baju itu terangkat keatas sesekali, menampilkan puserku yang bentuknya memanjang keatas. Semua ini gak luput dari pandangan mata om Bram yang kaya mengangumi bodiku. "Kenapa om, kok bengong ngeliat Inez". "Ada bidadari yang ketinggalan bis ke kayangan dan terdampar didepan rumah om", canda yang berisi sanjungan. "Ah om bisa aja".

SAmbil jalan, dia banyak crita tentang dirinya. Dia dah pisah ma istrinya yang tinggal di kota laen dengan anak semata wayang. Pengadilan memutuskan bahwa anaknya ikut dengan ibunya, dan dia bilang dia gak keberatan dengan hal itu. Dia punya bisnis di pertambangan. Pantes aja rumahnya kliatan mewah, sultan rupanya dia. Ini kesempatan pertama aku kontak dengan om Bram dan ngobrol banyak. Aku hanya crita sekilas saja, bahwa yang punya rumah dimana aku tinggal punya bisnis catering dan aku membantu usaha itu, dengan imbalan dapet tumpangan dan kebutuhan hidup laennya dirumah itu selain gaji. saat ini aku masi duduk di bangku sekolah lanjutan kelas ke dua.

Satu hari, majikanku dapet order catering untuk suatu jamuan makan dalam rangka ulang taun sipemesan. dibuat di satu hotel yang bintangnya bertaburan. Gak kusangka, om Bram menjadi salah satu tamu yang diundang ke acara itu. Ketika itu aku memakai seragam catering yang biasa dikenakan semua karyawan kalo ada acara dengan membeli jasa catering majikanku. Pada satu kesempatan dia menghampiriku, "Nez kamu sampe jam brapa?" "Knapa memangnya om". "Om mo ajak Inez malmingan yang asik". "Apaan tu om", aku si menduga ajakan yang berbau kenikmatan deh. Soalnya pandangannya penuh napsu gitu kalo ngeliatin aku. "Nti kamu liat ndiri kaya apanya, pokoknya asik deh. Katimbang malmingan di kamar aja kan". "Inez mesti bantu beberes om setelah acara selesai. Dah gitu pulang bareng sama yang serumah ma Inez". "Nti bilang aja ada yang kamu mo beli di supermarket disebelah hotel untuk keperluan pribadi, jadi kamu gak ikutan rombongan pulang". "Nti temen2 pada curiga om". "cuek aja, kalo mreka gak seneng, kamu pindah aja kerja ma aku, beres kan". Wah tawaran yang menggiurkan tu. Aku ngangguk aja. Ketika acara selesai dan dah selesai mengemasi semua perabotan yang dibawa, aku alesan gak ikutan pulang kerna tadi ketemu temen lama sewaktu sekolah. Mo jalan ma dia, nti dia yang anter aku pulang". Temen2ku cuma senyum2 aja tapi gak ada yang nanya apa2.

Setelah semua pulang, aku ke lobi, om Bram dah nunggu aku disana. "Kita kemana om". "Ke suite room di hotel ini. Om dah booking suite room nya buat acara kita", Aku diajaknya ke lift khusus yang langsung menuju ke suite room hotel. Aku terkagum2 ngeliat suite room, ada ruang tamu, ruang makan, pantri, kamar tidur, kamar mandi dan balkon, lengkap dengan perabotan dan alat2 elektronik yang mutakhir. Bener2 gaya hidup sorang sultan. Dan aku malem ini jadi seorang putri kesultanan hihi. "Nez, gak enak liat kamu pake seragam catering kaya gitu, kamu tuker deh ma pakean yang dah om sediain dikamar". Wah kamar tidur aja luas banget, gak kebayang brapa duit tu nyewa suite room semalem. Di ranjang sudah disediain daster tipis buat aku. Sexy banget deh dasternya, bener kayanya dugaanku, abis ini pasti berbagi kenikmatan deh acaranya. Tak lama kemudian aku keluar hanya mengenakan daster tipis berbahan licin, mempertontonkan tonjolan toket yang imut. Aku gak mengenakan bra, sehingga kedua pentilku yang juga imut tampak jelas sekali tercetak di dasterku. Dia sedang duduk di meja makan. aku menuju ke lemari dekat meja makan, disana tersedia macem2 kue, mungkin ini dah termasuk harga sewa suite roomnya. Aku mengambil toples berisi kue dari lemari makan. Aku mencoba jadi peramal, meramalkan apa yang dia lakukan sekarang. Ketika aku membelakangi dia, pasti dia menatap tubuhku dari belakang sambil ngebayangin betapa nikmatnya bila tubuhku digeluti dari arah belakang. Pinggulku meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakiku. Pasti dia dah pengen mendekap tubuhku dari belakang erat-erat dan menempelkan kontolnya di gundukan pantatku sambil meremas-remas toketku habis-habisan.

Kemudian kuseduhkan teh buat kita berdua dan aku duduk didepannya. Kita ngobrol ngalor ngidul soal macem2. Kesempatan baginya untuk menatapnya dari dekat tanpa rasa risih. Belahan daster di dadaku mempertontonkan toketku kala agak merunduk. Kurasa kontolnya sudah menegang. Akhirnya pembicaraan menyerempet soal sex. "Pernah ngesex gak kamu Nez". Aku terdiam, kaget aja dengan pertanyaan yang to the point. "Gak usah malu Nez, biar kamu umur baru belasan, om dah nganggep
kamu dewasa". Aku hanya menggangguk. "Sama majikanmu juga ya". Aku kembali ngangguk. "Kamu puas gak Nez". Aku cuma bisa ngangguk, masi risih ngomongin sex ma si om yang baru skali ini berakrab ria. "Mo geleng juga gak apa lo Nez, pasti om yang ngesex ma kamu cepet kluarnya, pasti kamu gak puas kan". "Kok om tau si". "KAmu imut gini, pasti memek kamu sempit banget, kalo kejepit memek yang sempit banget mana tahan omnya, bentar juga dah ngecret dianya, iya kan". Aku tertunduk
malu, mukaku semu kemerahan. "WAh om pinter ngeramal ya", aku mencoba mengalihkan pembicaraan dengan ngajak guyon. "KAmu laper gak Nez, pesen makanan aja yuk", katanya sambil menyodorkan daftar menu makanan dan minuman. Aku meliat2 sepintas daftar menunya yang berbentuk buku yang bagus covernya. "Om yang pilihin deh, Inez mah suka segalanya". "Kalo sosis besar panjang suka juga kan Nez", godanya. Aku diem aja, dia balik lagi mengarah ke soal sex. "Kita pesen steak aja ya Nez, kalo minum tu banyak disediain di lemari es". Dia nelpon ke room service, pesen makanan. Gak terlalu lama kedengeran bel berbunyi, Dia keluar dan kembali membawa kereta makan yang berisi 2 piring steak, dan ada sebotol anggur. "Sengaja om yang bawa makanannya, nti kamu malu diliatin yang nganter makanannya". "Ni minuman apa om". "Wine Nez, gak keras kok, nyambung banget kalo makan steak sambil minum wine gini".

Ketika makan, kita ngobrol yang ringan2 aja. Sambil ngunyah dia mandangi aku terus, pasti dia ngebayangin melumat habis2an bibirku. Menyedot2 toketku dan meremas2 pantatku yang kenyal sampai aku menggial-gial keenakan. Wine nya rasanya asem2 gitu, aku kirain manis, dan panas rasanya ditenggorokan. aku minum dikit2 aja, si om si menegak terus winenya sambil makan. Aku si lebi suka minum air putih dingin aja. Selesai makan, aku membereskan piring dan gelas di kreta makanan dan membawanya ke pantry. Sekembalinya dari pantry, aku terpeleset sehingga terjatuh. Rupanya ada air yang tumpah ketika aku membawa peralatan makan ke pantry. Betis kananku membentur rak kayu. "Aduh", aku mengerang kesakitan. Dia segera menolongku. Punggung dan pinggulku diraihnya. Dia membopong aku kekamar. Dia meletakkan aku di ranjang. Belahan dasterku terbuka lebih lebar sehingga dia dapat dengan leluasa melihat toketku yang imut. ketika dia menarik tangan dari pinggulku, tangannya tanpa sengaja mengusap pahaku. Aku berusaha meraih betisku yang terbentur rak tadi. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betisku. Dia pun berusaha membantuku. Diraihnya betisku seraya diraba dan diurut bagian betisku yang memar tersebut. "Pelan om, sakit", erangku lagi. Lama-lama suaraku hilang. Mataku sekarang terpejam. Nafasku jadi teratur. Kerna sibuk kerja ketika acara ultah tadi, ditambah dengan makan steak yang lezat banget dan ada juga pengaruh wine yang kuteguk biar sedikit2, aku tertidur. Gak lama si tertidurnya, kerna hawa di kamar yang dingin membuat aku terbangun. Ac memang dipasang pada suhu yang relatif rendah. Aku penasaran aja apa yang akan dia lakukan ke aku saat aku tertidur kaya gini, Aku hanya memicingkan mataku, memperhatikan apa yang dia lakukan.

Dia memandangi aku yang dikiranya tengah tertidur. Toketku bergerak naik-turun dengan teratur mengiringi nafasku. pentilku menyembul dari balik daster. Pinggangku ramping, dan pinggulku yang tidak besar. Daster tersebut tidak mampu menyembunyikan garis segitiga CD yang kecil. Pahaku yang putih terbuka karena dasterku yang tersingkap. Dielus betisku. Disingkapkannya bagian bawah dasterku sampai sebatas perut. Kini paha mulusku terhampar di hadapannya. Di selangkanganku, beberapa helai bulu jembut keluar dari CD yang minim. Dieluskannya tangannya menuju pangkal pahaku sambil mengamati wajahku. Dieluskan perlahan ibu jarinya di belahan bibir memekku. Diciuminya paha mulusku tersebut berganti-ganti, kiri dan kanan, sambil tangannya mengusap dan meremas perlahan-lahan. Kedua pahaku tersebut secara otomatis bergerak membuka agak lebar.

Napsunya makin memuncak, dilepaskannya celana dan cdnya. Aku terkejut sampe membelalak ngeliat kontolnya yang dah ngaceng berat. Item, besar dan panjang, urat2nya pada menonjol di batangnya. PAngkal kontolnya dipenuhi jembut item yang lebat. Belum pernah aku ngeliat kontol seukuran jumbo kaya gitu. Kata orang si, lelaki dari bagian timur negri ini punya kontol yang jumbo banget. "Kebangun ya Nez", katanya ngeliat aku ngebelalak. "Gede banget om", "Blon pernah ngerasain kemasukan yang segede ini ya Nez". Kembali dia menciumi dan menjilati paha dan betisku. Ditempelkannya kepala kontolnya yang sudah keras banget di pahaku. Rasa hangat mengalir dari kepala kontolnya ke pahaku. Di gesek2kannya kepala kontolnya di sepanjang pahaku sambil agak ditekan.

Nafsunya semakin tinggi. Dilepaskannya dasterku, "Inez mo diapain om". Dia memandangi tubuhku tanpa daster menghalangi. Tubuh molekku sungguh membangkitkan birahi. toket yang imut, pinggang yang ramping, dan pinggul yang proporsional dengan keimutanku. Pentilku yang imut dah mengeras. "Om mo berbagi kenikmatan ma kamu Nez, kamu mau kan", katanya perlahan sambil mencium toketku. Aku diam saja, mataku terpejam. Hidungnya mengendus-endus kedua toketku sambil sesekali
mengecupkan bibirnya dan menjilatkan lidahnya. Pentil toket kananku dilahap ke dalam mulutnya. Badanku sedikit tersentak ketika pentilku itu digencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasnya. "Om", rintihku, tindakannya membangkitkan napsuku juga. Karena sangat ingin merasakan kenikmatan dientot, aku diam saja membiarkan dia menjelajahi tubuhku. Disedot2nya pentil toketku secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak diperkuat sedotannya. Diperbesar daerah lahapan bibirnya. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna pink kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutnya. Kembali disedotnya daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajahku tampak sedikit berubah, menahan suatu kenikmatan. Kedua toketku terus diciumi dan disedot2 secara berirama. Sambil terus menggumuli toketku dengan bibir dan lidah, dia terus menggesek2kan kontolnya di kulit pahaku yang halus dan licin. Dibenamkannya wajahnya di antara kedua belah gumpalan dadaku. Per lahan2 bergerak ke arah bawah. Digesek2kannya wajahnya di lekukan tubuh yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutku. Kiri dan kanan diciumi dan dijilati secara bergantian."Om, geli..", desahku keenakan.

Kecupan bibirnya, jilatan lidahnya, dan endusan hidungnya pun beralih ke perut dan pinggangku. Sementara gesekan2 kepala kontolnya dipindahkan ke betisku. Bibir dan lidahnya menyusuri perut sekeliling puserku yang putih mulus. Aku makin menggeliat sambil mendesah2. wWjahnya bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora dipeluknya pinggulku. Kecupannya pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulku tersebut. Disusurinya pertemuan antara kulit perutku dan
CD, kearah pangkal pahaku. Dijilatnya helaian bulu jembutku yang keluar dari CDku. Lalu diendus dan dijilatnya CD pink itu di bagian belahan bibir memekku. Aku makin terengah menahan napsuku, sesekali terdengar lenguhanku menahan kenikmatan yang kurasakan. Aku jadi menggeliat2 kaya cacing kepanasan.

Dia bangkit. Dengan posisi berlutut dikangkanginya tubuhku. Kontolnya yang tegang ditempelkan di kulit toketku. Kepala kontolnya di gesek2kan di toketku yang imut itu. Sambil mengocok batangnya dengan tangan kanannya, kepala kontolnya terus digesekkan di toketku, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit dia melakukan hal itu. Diraihnya kedua belah gumpalan toketku. Dia berlutut dengan mengangkangi pinggang rampingku dengan posisi badan sedikit membungkuk. Batang kontolnya dijepit dengan kedua gumpalan toketku, gak bisa menjepit sempurna si kerna toketku kan imut. "Toket Inez kecil om, gak bisa menjepit kontol om. Besar banget si om kontolnya, mana panjang banget lagi". Kini terasa hangat ditoketku karena gesekan seluruh batang kontolnya. Perlahan2 digerakkan maju-mundur kontolnya di cekikan kedua toketku. Kekenyalan daging toket tersebut seperti memijit-mijit batang kontolnya, "Kecil tapi nikimat banget rasanya Nez, dijepit gini". Di kala maju, kepala kontolnya terlihat mencapai pangkal leherku yang jenjang. Di kala mundur, kepala kontolnya masi kliatan diantara jepitan toketku. Lama2 gerak maju-mundur kontolnya bertambah cepat, dan kedua toketku ditekan semakin keras dengan telapak tangannya agar jepitan di batang kontolnya semakin kuat. Dia pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketku. Aku pun mendesah-desah tertahan, lubang kontolnya pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toketku. Oleh gerakan maju-mundur kontolnya di dadaku yang diimbangi dengan tekanan dan remasan tangannya di kedua toketku, cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadaku yang menjepit batang kontolnya. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kontolnya di dalam jepitan toketku. Dengan adanya sedikit cairan dari kontolnya tersebut dia merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan2 batang dan kepala kontolnya dengan toketku. Dia tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafasku menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirku , yang kadang diseling desahan lewat hidungku. Desahanku semakin membuat nafsunya makin memuncak. Gesekan maju-mundurnya kontolnya di jepitan toketku semakin cepat. Kontolnya semakin tegang dan keras. Pembuluh darah yang melalui batang kontolnya seperti berdenyut2, menambah rasa hangat dan nikmat yang luar biasa. "Enak sekali, Nez", erangnya tak tertahankan. Dia menggerakkan maju-mundur kontolnya dijepitan toketku dengan semakin cepatnya. Dia memandangi wajahku. Alis mataku bergerak naik turun seiring dengan desah perlahan bibirku akibat tekanan, remasan dan kocokan di toketku. Ada sekitar lima menit dia menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketku itu. Toket sebelah kanan dilepas dari telapak tangannya.

Tangan kanannya lalu membimbing kontolnya dan menggesek2kan kepala kontol dengan gerakan memutar di kulit toketku yang halus mulus. Sambil jari tangan kirinya terus meremas toket kiriku, kontolnya digerakkan memutar2 menuju ke bawah. Ke arah perutku. Dan di sekitar puserku, kepala kontolnya digesekkan memutar di kulit perutku yang putih mulus, sambil sesekali disodokkan perlahan di lobang puserku. Dicopotnya CD minimku. Pinggulku tidak berpenutup lagi. Kulit perutku yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutku, jembut menutupi daerah sekitar lobang memekku. Kedua paha mulusku direnggangkan lebih lebar. Kini hutan di bawah perut jadi terkuak, mempertontonkan memekku.

Dia pun mengambil posisi agar kontolnya dapat mencapai memekku dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang batang kontol, kepalanya digesek2kan ke jembutku. Rasa geli menggelitik kepala kontolnya. Kepala kontolnya bergerak menyusuri jembut menuju ke memekku. Digesek2kannya kepala kontol ke sekeliling bibir memekku. Terasa geli dan nikmat. Kepala kontol digesekkan agak ke arah lobankug. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut lobang memekku menjadi basah. "Om.... Inez jadi pengen cepetan dientot om...", desahku.

Digetarkan perlahan2 kon tolnya sambil terus memasuki lobang memekku. Kini seluruh kepala kontolnya yang berhelm kecoklatan tebenam dalam jepitan mulut memekku. Kembali dari mulutku keluar desisan kecil tanda nikmat tak terperi. Aku menggeliat sambil mendesah2. "Geli banget om, kerasa banget kepala kontol om menguak bibir memek Inez..." Kontolnya semakin tegang. Sementara dinding mulut memekku terasa semakin basah. Perlahan2 kontolnya ditusukkan lebih ke dalam. Kini
tinggal separuh batang yang tersisa di luar. Secara perlahan dimasukkannya kontolnya ke dalam memekku. Terbenam sudah seluruh batang kontolnya di dalam memekku. Sekujur batang kontolnya sekarang dijepit oleh memekku. "Om, memek Inez penuh banget keisi kontol om, sampe kerasa mentok diperut om". Secara perlahan2 digerakkanya keluar- masuk kontolnya ke dalam memekku. Sewaktu ditarik keluar, yang tersisa di dalam memekku hanya kepala kontolnya saja. Sewaktu masuk seluruh
kontolnya terbenam di dalam memekku sampai batas pangkalnya. Aku makin menggeliat dan mendesah gak keruan, nikmat banget dientot kontol segede itu. Dia juga mengalami hal serupa kayanya. Rasa hangat dan enak yang luar biasa kini seolah memijiti seluruh bagian kontolnya. Dia terus memasuk-keluarkan kontolnya ke lobang memekku. Alis mataku terangkat naik setiap kali kontolnya menusuk masuk memekku secara perlahan. Bibir segarku yang sensual sedikit terbuka, sedang gigiku terkatup rapat. Dari mulut sexyku keluar desis kenikmatan, "Besar banget kontol om, nikmatnya...., baru sekali ini Inez ngerasain dientot kontol jumbo om". Dia terus mengocok perlahan2 memekku. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali dikocoknya memekku secara perlahan. Dirasakan enaknya jepitan otot memekku pada kontolnya. Dibiarkannya kocokan perlahan tersebut sampai selama dua menit.

Kembali ditariknya kontolnya dari memekku. Namun kini tidak seluruhnya, kepala kontolnya masih dibiarkan tertanam dalam mulut memekku. Sementara batang kontolnya dikocok dengan jari tangan kanannya dengan cepatnya Rasa enak itu kurasakan juga. Aku mendesah2 akibat sentuhan getar kepala kontolnya pada dinding mulut memekku. "Om, memek Inez diapain si, nikmat banget rasanya...", desahku. Tiga menit kemudian dimasukkan lagi seluruh kontolnya ke dalam memekku. Dan dikocok perlahan. Dinikmatinya kocokan perlahan pada memekku kali ini lebih lama. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama dia tidak puas. Dipercepat gerakan keluar-masuk kontolnya pada memekku. Dirasakannya rasa enak sekali menjalar di sekujur kontolnya. Dia sampai tak kuasa menahan ekspresi keenakannya. Sambil tertahan2, dia mendesis2, "Memekmu luar biasa, Nez". "Inez juga nikimat banget digenjot cepet gitu om..."Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. rasa gatal2 enak mulai menjalar di sekujur kontolnya. Sepertinya beberapa saat lagi dia akan ngecret.

Dicabutnya kontolnya dari memekku. Segera dia berlutut mengangkangi tubuhku agar kontolnya mudah mencapai toketku. Kembali diraihnya kedua belah toket imutku itu untuk menjepit kontolnya yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kontolnya dapat terjepit dengan enaknya, dia agak merundukkan badanku. Kontolnya dikocokkan maju-mundur di dalam jepitan toketku. Cairan memekku yang membasahi kontolnya kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kontolnya dan kulit toketku.
"Hangatnya...nikmatnya...memek kamu luar biasa Nez". Aku juga mendesis-desis keenakan, Gigiku tertutup rapat. Alis mataku bergerak ke atas ke bawah. Dia mempercepat maju-mundurnya kontolnya. Dia memperkuat tekanan pada toketku agar kontolnya terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar lewat kontolnya. Rasa hangat menyusup di seluruh toketku kerna gesekan kontolnya. Karena basah oleh cairan memek, kepala kontolnya tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toketku. Leher dan helm kontol yang berwarna item kecoklatan itu menari-nari di jepitan toketku. Lama-lama rasa gatal yang menyusup ke segenap penjuru kontolnya semakin menjadi-jadi. Semakin dipercepat kocokan kontolnya pada toketku. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakin luar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat kontolnya di toket imut itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kontolnya hampir mencapai puncaknya, dia menahan sekuat
tenaga benteng pertahanannya sambil mengocokkan kontol di kempitan toketku dengan sangat cepatnya. Rasa gatal, hangat, dan enak yang luar biasa akhirnya mencapai puncaknya. Dia tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahananNya. "Inez...", pekiknya dengan tidak tertahankan. Matanya membeliak-beliak. Jebollah pertahanannya. Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh sel-sel kontolnya saat menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot! Pejunya ngecret dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai mengenai rahangku. Berwarna keputihan dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leherku. Peju yang tersisa di dalam kontolnya pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya
sampai pangkal leherku, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan toketku. Aku Dia menikmati saat akhir kenikmatan. "Luar biasa Nez, nikmat sekali tubuhmu", dia bergumam. "Kok gak dikeluarin di dalem aja si om", kataku lirih. "Gak apa kalo ngecret didalem Nez". "Gak apa om, Inez pengen ngerasain kesemprot peju anget. Tapi Inez ngerasa nikmat sekali om, belum pernah Inez ngerasain kenikmatan seperti ini". "Ini baru ronde pertama Nez, mau lagi kan ronde kedua". "Maulah, tapi ngecretnya didalem ya om". "Kok dari tadi kamu banyak diem aja si". "Bingung Inez tapi nikmat banget si".

Aku menggeliatkan badanku. Dia segera mengelap kontolnya dengan tissue yang ada di atas meja. beberapa lembar tissue diambilnya untuk mengelap pejunya yang berleleran di rahang, leher, dan toketku. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan peju yang sudah terlajur jatuh di rambut kepalaku. Kemudian dia beranjak keluar kamar. "Om mo kemana". "Mo ngambilin minum buat kamu Nez". "Buruan om". Aku sudah pengen dia menggelutiku sekali lagi. Dia kembali membawa gelas berisi air putih, diberikannya kepadaku yang langsung menenggaknya sampe habis. Dia keluar lagi untuk mengisi gelas dengan air dan kembali lagi ke kekamar. Masih tidak puas dia memandangi toket imutku yang terhampar di depan matanya tersebut. Kemudian matanya memandang ke arah pinggangku yang ramping dan pinggulku. Terus tatapannya jatuh ke memekku yang dikelilingi oleh bulu jembut. Kebayang betapa enaknya ngentotin aku . Dia ingin mengulangi permainan tadi, menggeluti dan mendekap kuat tubuhku. Mengocok memekku dengan kontolnya dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan dia dapat mengecretkan pejunya di dalam memekku
sambil merengkuh kuat-kuat tubuhku saat dia ngecret.

Nafsunya terbakar. "Nez", desahnya penuh nafsu. Bibirnya pun menggeluti bibirku. Bibir sensualku yang menantang itu dilumat-lumat dengan ganasnya. Sementara aku pun tidak mau kalah. Bibirku juga menyerang bibirnya dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirnya. Kedua tangannyapun menyusup diantara lengan tanganku. Tubuhku sekarang berada dalam dekapannya. Dia mempererat dekapannya, sementara aku pun mempererat pelukanku pada dirinya. Kehangatan
tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketku membusung semakin menekan dadanya. Jari2 tanganku mulai meremas-remas kulit punggungnya. Aku pun merangkul punggungnya lagi. Dia kembali mendekap erat tubuhku sambil melumat kembali bibirku. Dia terus mendekap tubuhku sambil saling melumat bibirku. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini toketku yang ikut menekan ke dadanya. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilku seolah-olah menggelitiki dadanya. Kontolnya terasa hangat dan mengeras. Tangan kirinya pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggulku, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutnya. Kontolnya tergencet perut bawahku dan perut bawahnya dengan enaknya.

Sementara bibirnya bergerak ke arah leherku. Diciumi, dihisap2 dengan hidungnya, dan dijilati dengan lidahnya. "Aaaaahhhh....", desahku sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai daguku terbuka dengan luasnya. Aku pun membusungkan dada dan melenturkan pinggangku ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahnya dalam keadaan menggeluti leherku, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kanannya lalu bergerak ke dadaku, dan meremas2 toketku dengan perasaan gemas. Setelah puas menggeluti leherku, wajahnya turun ke arah belahan dadaku. Dia berdiri dengan agak merunduk. Tangan kirinya pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Digelutinya belahan toketku, sementara kedua tangannya meremas-remas kedua belah toketku sambil menekan-nekankannya ke arah wajahnya. Digesek2kan memutar wajahnya di belahan toket itu.

Bibirnya bergerak ke atas bukit toketku sebelah kiri. Diciuminya bukit toketku, dan dimasukkannya pentil toketku di atasnya ke dalam mulutnya. Kini dia menyedot2 pentil toket kiriku. Dimainkan pentilku di dalam mulutnya itu dengan lidahnya. Sedotan kadang diperbesar ke puncak bukit toketku di sekitar pentil yang berwarna pink kecoklatan. "Aaaaahhhh....", kembali aku mendesis2 sambil menggeliatkan tubuhku ke kiri-kanan. Dia memperkuat sedotannya. Sementara tangannya meremas kuat toketku sebelah kanan. Kadang remasan diperkuat dan diperkecil menuju puncak bukitku, dan diakhiri dengan tekanan2 kecil jari telunjuk dan ibu jarinya pada pentilku. "Om....aaaaahhhh....geli....ngilu....enak....", desahku lagi. Dia semakin gemas. Toketku dimainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toketku kadang disedot sebesar2nya dengan tenaga isap sekuat2nya, kadang yang disedot hanya pentilku dan dicepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang diremas dengan daerah tangkap sebesar2nya dengan remasan sekuat2nya, kadang hanya dipiji2 dan dipelintir2 kecil pentilku yang mencuat gagah di puncaknya.

"Aaaah...terus...hzzz...ngilu...", aku mendesis-desis keenakan. Mataku kadang terbeliak2. Geliatan tubuhku ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya. Sampai akhirnya aku tidak kuat melayani serangan2 awalnya. Jari2 tangan kananku yang mulus dan lembut menangkap kontolnya yang sudah berdiri dengan gagahnya. "Kontol om besar banget", ucapku. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tangannya terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketku, jari2 lentik tangan kananku meremas2
perlahan kontolnya secara berirama. Remasannya itu memberi rasa hangat dan nikmat pada batang kontolnya. Direngkuhnya tubuhku dengan gemasnya. Dikecupnya kembali daerah antara telinga dan leherku. Kadang daun telinga sebelah bawahku dikulum dalam mulutnya dan dimainkan dengan lidahnya. Kadang ciumannya berpindah ke punggung leherku yang jenjang. Dijilati pangkal helaian rambutku yang terjatuh di kulit leherku. Sementara tangannya mendekap dadaku dengan eratnya.
Telapak dan jari2 tangannya meremas2 kedua belah toketku, menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kiriku, sementara tangan kirinya meremas kuat bukit toket kananku dan bibirnya menyedot kulit mulus pangkal leherku yang bebau harum, kontolnya digesek2kan dan ditekan2 ke perutku. Aku pun menggelinjang ke kiri-kanan.
"Aaaaah....ngilu...terus....geli....enaknya....", aku merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tangannya di toketku. Akibatnya pinggulku menggial ke kanan-kiri. Goyang gialan pinggul itu membuat kontolnya yang sedang menggesek2 dan menekan2 perutku merasa semakin keenakan. "Nez, enak sekali....sssh...luar biasa...enak sekali...", dia pun mendesis-desis keenakan. "Om keenakan ya? Batang kontol om terasa besar dan keras sekali menekan perut ku. Wow, kontol om terasa hangat di kulit perutku. tangan om nakal sekali ...ngilu", rintihku. "Jangan mainkan hanya pentilnya saja, remas seluruhnya dong", aku semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratnya. Aku sudah makin liar saja desahannya, aku sangat menikmati gelutannya. "diremas yang kuat sekalian. Tangan om nakal sekali,,,ngilu. Kontol om besar sekali...kuat sekali." Aku menarik wajahnya mendekat ke wajahku. Bibirku melumat bibirnya dengan ganasnya. Dia pun tidak mau kalah. Dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tangannya mendekap tubuhku dengan kuatnya. Kulit punggungku yang teraih oleh telapak tangannya diremas2 dengan gemasnya.

Kemudian dia menindih tubuhku. Kontolnya terjepit di antara pangkal pahaku dan perutku bagian bawah sendiri. Rasa hangat mengalir ke batang kontolnya yang tegang dan keras. Akhirnya dia tidak sabar lagi. Bibirnya kini berpindah menciumi dagu dan leherku, sementara tangannya membimbing kontolnya untuk mencari liang memekku. Diputar2kan dulu kepala kontolnya di kelebatan jembut disekitar bibir memekku. Aku meraih batang kontolnya yang sudah amat tegang. Pahaku yang mulus itu terbuka agak lebar. "Kontol om besar dan keras sekali", kataku sambil mengarahkan kepala kontolnya ke lobang memekku. Kepala kontolnya menyentuh bibir memekku yang
sudah basah. Dengan perlahan2 dan sambil digetarkan, kontolnya ditekan masuk ke liang memekku. Kini seluruh kepala kontolnya pun terbenam di dalam memekku.

Dia menghentikan gerak masuk kontolnya. "Teruskan masukin...Sssh...enak...jangan berhenti sampai situ saja", aku protes atas tindakannya. Namun dia tidak perduli. Dibiarkannya kontolnya hanya masuk ke lobang memekku hanya sebatas kepalanya saja, namun kontolnya digetarkannya dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungnya dengan ganasnya menggeluti leherku yang jenjang, lengan tanganku yang harum dan mulus, dan ketiakku yang bersih dari bulu. Aku menggelinjang2 dengan
tidak karuan. "sssh...enak...enak...geli. Terus masukin, om". Bibirnya mengulum kulit lengan tanganku dengan kuat-kuat. Sementara tenaga dikonsentrasikannya pada pinggulnya. Kontolnya ditusukkan sedalam2nya ke dalam memekku dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahanya beradu dengan pangkal pahanku yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kulit batang kontolnya bagaikan diplirid oleh bibir memekku yang sudah basah dengan kuatnya sampai
menimbulkan bunyi: srrrt! "Auwww!" pekikku. Dia diam sesaat, membiarkan kontolnya tertanam seluruhnya di dalam memekku tanpa bergerak sedikit pun. "Sakit om, Inez baru sekali ini dientot kontol yang segede dan sepanjang kontol om. Penuh rasanya memek Inez keisi kontol om. Rasanya nacep dalem banget om.... aaahhhh", kataku sambil tanganku meremas punggungnya dengan kerasnya.

Dia pun mulai menggerakkan kontolnya keluar-masuk memekku. Kontolnya yang berukuran panjang dan besar seluruh bagiannya yang masuk ke lubang memekku yang berukuran kecil. Kontolnya serasa dipijit2 dinding lobang memekku dengan agak kuatnya. "Bagaimana Nez, sakit?" tanyanya. "Sssh...enak sekali... kontol om besar dan panjang sekali sampai- sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang memek Inez", jawabku. Dia terus memompa memekku dengan kontolnya perlahan2. Toketku yang menempel di dadanya ikut terpilin-pilin oleh dadanya akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilku yang sudah mengeras mengkilik2 dadanya. Kontolnya serasa diremas2 dengan berirama oleh otot2 memekku sejalan dengan genjotannya tersebut. Terasa hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontolnya menyentuh suatu daging hangat di dalam memekku. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala kontolnya sehingga dia merasa sedikit kegelian. Geli-geli
nikmat. Dia mengambil kedua kakiku dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kontolnya tidak tercabut dari lobang memekku, dia mengambil posisi agak jongkok. Betis kananku ditumpangkan di atas bahunya, sementara betis kiriku didekatkan ke wajahnya. Sambil terus mengocok memekku perlahan dengan kontolnya, betis kiriku yang amat indah itu diciumi dan dikecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kananku yang diciumi dan digeluti, sementara betis kiriku ditumpangkan ke atas bahunya. Begitu hal tersebut dilakukan beberapa kali secara bergantian, sambilmempertahankan gerakan kontolnya maju-mundur perlahan di memekku.

Setelah puas dengan cara tersebut, dia meletakkan kedua betisku di bahunya, sementara kedua telapak tangannya meraup kedua belah toketku. Masih dengan kocokan kontol perlahan di memekku, tangannya meremas2 toketku. Kedua gumpalan daging kenyal itu diremas kuat2 secara berirama. Kadang kedua pentilku digencet dan dipelintir2 secara perlahan. Pentilku semakin mengeras, dan bukit toketku itu semakin terasa kenyal di telapak tangannya. Aku pun merintih2 keenakan. Mataku
merem-melek, dan alisku mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. "Geli...ngilu...Sssh...terus om, kontol om membuat memek Inez merasa enak sekali. Nanti jangan dingecretinkan di luar memek Inez ya. Ngecret di dalam saja". Dia mulai mempercepat gerakan masuk- keluar kontolnya di memekku. "Ah- ah-ah...bener gitu...yang cepat...Terus..."

Dia bagaikan diberi spirit oleh rintihan2ku. Tenaganya menjadi berlipat ganda. Ditingkatkan kecepatan keluar-masuk kontolnya di memekku. Terus dan terus. Seluruh bagian kontolnya serasa diremas3 dengan cepatnya oleh memekku. Mataku menjadi merem-melek. Begitu juga dirinya, matanya pun merem-melek dan mendesis2 karena merasa keenakan yang luar biasa. "Sssh...enak sekali memekmu". "Iya om, Inez juga merasa enak sekali... terusss..." Dia meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontolnya pada memekku. "Sssh...Terus...Inez hampir nyampe...sedikit lagi...sama-sama ya", aku jadi mengoceh tanpa kendali.

Dia mengayuh terus. Dia belum merasa mau ngecret. Namun dia berusaha supaya aku nyampe duluan. Sementara kontolnya merasakan memekku bagaikan berdenyut dengan hebatnya. "Ah-ah-ah-ah-ah....Inez mau keluar..ah-ah- ah-ah-ah...sekarang ke-ke-ke...." Tiba- tiba kurasakan kontolnya dijepit oleh dinding memekku dengan sangat kuatnya. Di dalam memekku, kontolnya merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari memekku dengan cukup derasnya. Dan telapak tanganku meremas lengan
tangannya dengan sangat kuatnya. Aku pun berteriak tanpa kendali: "keluarrr". Mataku membeliak2. Sekejap tubuhku terasa mengejang. Dia pun menghentikan genjotannya. Kontolnya yang tegang luar biasa dibiarkan tertanam dalam memekku. Kontolnya merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan memekku. Mataku memejam beberapa saat dalam menikmati puncaknya. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tanganku pada lengannya perlahan2 mengendur. Kelopak mataku pun membuka memandangi wajahnya. Sementara jepitan dinding memekku pada kontolnya berangsur-angsur melemah, walaupun kontolnya masih tegang dan keras.

Kedua kakiku lalu diletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Dia kembali menindih tubuh telanjangku dengan mempertahankan agar kontolnya yang tertanam di dalam memekku tidak tercabut. "Luar biasa...rasanya seperti ke langit ke tujuh...", kataku dengan mimik wajah penuh kepuasan. Kontolnya masih tegang di dalam memekku. Kontolnya masih besar dan keras. Dia kembali mendekap tubuhku. Kontolnya mulai bergerak keluar-masuk lagi di memekku, namun masih dengan
gerakan perlahan. Dinding memekku secara berangsur2 terasa mulai meremas2 kontolnya. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kontolnya lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh memekku beberapa saat yang lalu. "Ahhh...langsung mulai lagi. Sekarang giliran om.. ngecretin peju om di memek Inez.. Sssh...", aku mulai mendesis- desis lagi. Bibirnya mulai memagut bibirku dan melumat2nya dengan gemasnya. Sementara tangan kirinya ikut menyangga berat badannya, tangan kanannya meremas2 toketku serta memijit2 pentilku, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kontolnya di memekku. "Sssh...enak om, enak...teruss...," desisku. Sambil kembali melumat bibirku dengan kuatnya, dia mempercepat genjotan kontolnya di memekku. Pengaruh adanya cairan di dalam memekku, keluar-masuknya kontol pun diiringi oleh suara, srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret. Aku tidak henti2nya merintih kenikmatan. Kontolnya semakin tegang. Dilepaskannya tangan kanannya dari toketku. Kedua tangannya kini dari ketiakku menyusup ke bawah dan memeluk punggungku. Tanganku pun memeluk punggungnya dan mengusap2nya. Dia pun memulai serangan dahsyatnyau. Keluar- masuknya kontolnya ke dalam memekku sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kontol dihunjamkan keras2 agar menusuk memekku sedalam-dalamnya. Kontolnya bagai diremas dan dihentakkan kuat2 oleh dinding memekku. Sampai di langkah terdalam, mataku membeliak sambil bibirku mengeluarkan seruan tertahan, "Ak!" Sementara daging pangkal pahanya bagaikan menampar daging pangkal pahaku sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar memekku, kontol dijaga agar kepalanya tetap tertanam di lobang memekku. Remasan dinding memekku pada batang kontolnya pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir memekku yang mengulum batang kontolnya pun sedikit ikut
tertarik keluar. Pada gerak keluar ini aku mendesah, "Hhh..." Dia terus menggenjot memekku dengan gerakan cepat dan menghentak2. Tanganku meremas punggungnya kuat2 di saat kontolnya dihunjam masuk sedalam2nya ke lobang memekku. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontolnya dan memekku menimbulkan bunyi srottt-srrrt... srottt-srrrt...srottt-srrrt. Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecilku: "Ak!...Hhh...Ak!...Hhh". Kontolnya terasa diempot2 memekku. "Nez, Enak sekali memekmu...memekmu hangat sekali...jepitan memekmu enak sekali". "Terusssss....", rintihku, "enak bangettttt...." Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kontolnya. Gatal yang enak sekali. Dia pun mengocokkan kontolnya ke memekku dengan semakin cepat dan keras. Setiap masuk ke dalam, kontolnya berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar biasa di kontolnya pun semakin menghebat. "Nez...aku...aku..." Karena menahan rasa nikmat dan gatal yang luar biasa dia tidak mampu menyelesaikan ucapannya yang memang sudah terbata-bata itu.

"Inez mo nyampe lagi om...Inez nyam,,,,", Tiba-tiba kontolnya mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Dia tidak mampu lagi menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding memekku mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, dia tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam kontolnya. Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontolnya terasa disemprot cairan memekku, bersamaan dengan pekikanku, "Inez nyampee..." Tubuhku mengejang dengan mata membeliak2. "Nez, aku...", dia melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuhku sekuat- kuatnya. Wajahnya dibenamkan kuat-kuat di leherku yang jenjang. Pejunya pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejunya ngecret dengan derasnya, menyemprot dinding memekku yang terdalam. Kontolnya yang terbenam semua di dalam memekku terasa berdenyut-denyut.

Beberapa saat lamanya aku dan dia terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Dia menghabiskan sisa-sisa peju dalam kontolnya. Cret! Cret! Cret! Kontolnya ngecret lagi peju yang masih tersisa ke dalam memekku. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan2, baik tubuhnya maupun tubuhku tidak mengejang lagi. Dia menciumi leher mulusku dengan lembutnya, sementara tanganku mengusap2 punggungnya dan mengelus2 rambut kepalanya. Aku merasa puas sekali dientot ma om kali ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd