NatStory
Ojek Cinta
Part V
Hari demi hari terus berganti, Nat menjadi pribadi yg pendiam, Nadila dan Rona tampak sangat kebingungan dengan tingkah laku sahabatnya ini, Rizal masih tetap setia menjadi "ojek pribadi" Nat. Walaupun akhir2 ini Nat sangat jarang berkegiatan. Dia lebih sering menghabiskan waktu di kostnya, bahkan Nat pun sering absen kegiatan JKT48. Tak seorangpun yg tau kecuali dirinya dan teman2 bejatnya. "Pasti ada yg salah ama Nat", kata Rizal saat dia coba curhat ke Nadila, "Aku juga bingung, dia tiba2 berubah, jangan2 ...", sahut Nadila, "Jangan2 apa?", tanya Rizal, "Hmmmm gk ada, gk bole berpikiran yg nggak2", jawab Nadila kembali.
2 Minggu telah berlalu, sikap dingin Nat terhadap semuanya terus berlanjut, bahkan dia sudah jarang membalas chat dari Rizal. Siang ini terasa begitu panas ketika Rizal mengendarai motor mengantar penumpang. Hatinya sungguh tidak tenang karena gadis yang membuatnya jatuh hati kini makin menghindar. Rizal belum sempat mengutarakan isi hatinya, dia merasa tak enak dengan perubahan sikap Nat. Rizal terus merenung, berusaha untuk flashback ke belakang, mengingat kembali apa yg terjadi. Berpikir kalau dia telah berbuat sesuatu yg menyakiti hati Nat, hingga dia mulai berubah.
Waktu terus berlalu, siang menjadi sore, dan sore pun menjadi malam. Sepanjang hari Rizal merasa resah, chatnya tak kunjung dibalas, dan ini bukanlah pertama kalinya Nat tidak membalas chat darinya. "Ahhh, udahlah, aku harus temuin Nat", kata Rizal dalam hatinya. Namun tiba2, hujan turun, tapi hanya gerimis. Rizal memakai jas hujan, kemudian bergegas menuju kost Nat.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Brummmm, motornya melaju kencang menembus hujan, melewati jalanan aspal melalui padatnya Kota Jakarta menuju kost seorang gadis yg telah mencuri hatinya. Ciiiitttt, rem tangan motor Rizal sedikit berbunyi ketika dia sudah tiba di depan kost Nat. Rizal pun turun dari motornya kemudian masuk ke dalam kost dan berdiri di depan pintu kamar Nat. Jantungnya berdegub kencang, pikirannya tak karuan ketika dia mau mengetok pintu kamar Nat. "Hmmmm, nekat ajalah", kata Rizal dari dalam hati. Baru saja Rizal mau mengetok pintu, tiba2, Ceklek, kenop pintu terbuka, dan, "Hah, kak, ngapain?", tanya Nat.
Rizal sempat bengong sesaat melihat wajah Nat yg tampak begitu cantik walaupun tanpa make up dan seperti sedang baru bangun. "Nat, aku mau ngomong ama kamu, boleh kan?", kata Rizal, "Hmmmmm", Nat menghela nafas dalam, kemudian mengangguk lalu memiringkan badannya, memberi tanda mempersilakan Rizal untuk masuk ke kamarnya. Rizal menaruh helm, membuka jas hujan kemudian memasukkannya ke dalam tas yg berisi jaket Ojek Online miliknya.
Nat pun duduk di depan Rizal, "Kenapa kak?", tanya Nat, "Mmmm, anu, aku... mmmm, gmana ya ngomongnya?", Rizal terbata2 dan tampak grogi, "Ihh kk lucu klo lagi grogi deh, hihihi", kata Nat sambil tersenyum, "Duuhh Naaat, ini yg aku tunggu, aku pingin liat senyum kamu, sumpah, aku kangen bgt, knp sih gak bales chat ku? Knp skrg tiba2 berubah? Aku khawatir Nat", tiba2 Rizal bicara dgn lancarnya. Yaa, Rizal tampak bahagia ketika melihat Nat tersenyum untuk pertama kalinya sejak 2 Minggu yg lalu. Rasa capeknya seakan2 sirna melihat senyuman manis gadis pujaannya tersebut.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Maaf ya kak, aku gk berubah kok, aku lagi intropeksi diri aja", kata Nat, "Kenapa? Ada yg salah?", tanya Rizal kembali, "Gak ada kok kak, Eh Kk udah makan belum? Mau aku bikinin makanan spesial gak?", Nat balik bertanya, "Hmmm, ya maulah, cowok mana sih yg gak mau dimasakin ama cewek pujaannya", kata Rizal, "Haah, maksudnya kak?", tanya Nat kembali, "Ehh gk ada, gak ada, ehh mau masak apa nih?", tanya Rizal kembali, "Aku jago masak Mie Goreng tau, hahahaha", Nat kembali bercanda. Akhirnya suasana pun kembali cair setelah sekian lama. Nat menyalakan TV dan menyuruh Rizal menunggu sembari dia membuat Mie Goreng.
Tak lama kemudian, "Hmmm, aromanya, udah jadi belum? Gak sabar nih", kata Rizal sedikit berteriak, "Ihhh sabar atuhh kang mas, udah jadi nih", jawab Nat. Kemudian Nat datang membawa 2 piring Nasi putih dan meletakkannya di depan Rizal, kemudian dia kembali mengambil 1 piring besar berisi 2 mie instan yang dijadikan 1. "Nihh dia, menu spesial dari aku", kata Nat. Tanpa permisi, tanpa ijin, tiba2 Rizal mengambil mie instan itu lalu mencampurnya dgn nasi putih. "Nyamm Nyammm, lezat, enak bgt ini, sumpah", kata Rizal, "Ihhh kk, tukang gombal, dmana2 mie goreng yaa sama rasanya", kata Nat sambil tersenyum.
Keduanya makan dengan lahapnya, hingga mie goreng Rizal habis di piringnya, ketika ia hendak menambah mie goreng itu, tiba2 tanpa sengaja tangannya menggenggam tangan Nat. "Ehh maaf, duluan", kata Rizal, lalu Nat mengambil mie goreng terlebih dahulu kemudian menyuruh Rizal menghabiskan sisanya. Rizal mengaduk2 mie goreng itu dgn nasi putih di piringnya. Matanya tiba2 menatap fokus ke arah Nat.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tiba2, mata mereka bertemu, "Knapa kak? Kok liatin aku kyk gtu?", tanya Nat. "Aku suka kamu", kata Rizal, "Uhuuk,, haaah?", tiba2 Nat batuk dan bertanya kembali. "Aku suka kamuuu", Rizal kembali berkata agak sedikit keras. Nat hanya terdiam sambil melanjutkan makannya, "Kak, abisin dulu makannya ya", kata Nat. Mereka berdua kembali melanjutkan makan.
Glek glek glek, 1 gelas besar air putih habis seketika ketika mereka berdua sudah menghabiskan makanannya. "Kk kok bisa suka sama aku?", tanya Nat, "Emang perlu ya pake alasan?", Rizal balik bertanya, "Perlu kak, mana aku tau kk serius atau nggak", jawab Nat, "Aku gak tau alasannya apa, tapi aku gak bisa kehilangan kamu. Beberapa hari ini kamu berubah dan aku gelisah bgt", kata Rizal. Nat sempat terdiam sesaat, lalu "Hmmmm, maaf ya Kak, ku gpp kok, makasi udah suka ama aku, tapi maaf, aku gak bisa kak", jawab Nat. Bagaikan petir di siang bolong, kata2 Nat membuat sekujur tubuh Rizal menjadi kaku, darahnya seperti mengalir begitu cepat, jantungnya berdegub begitu kencang, pikirannya tak karuan, "Eee.. eee.. taa.. taapii kenapaa?", tanya Rizal dgn terbata2.
Nat hanya tertunduk, tanpa berkata apa2. Tiba2 air matanya menetes, dia menangis, tangisannya begitu pilu. "Nat, jgn sedih donk, klo kmu gk mau, aku gpp, plis jgn nangis", kata Rizal. Rizal makin bingung ketika Nat semakin tersedu2. Tangisannya makin dalam. "Nat, kamu kenapa? Maafin aku klo gara2 ini kmu jadi sedih", kata Rizal kembali.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Kak, kk baik bgt sama aku, tapi kk berhak dapet yg lebih baik dari aku", kata Nat sambil menangis tersedu2. "Nat, kamu yg terbaik bagi aku, buat apa aku cari yg lain kalo aku sudah nyaman sama kamu?", kata Rizal kembali. "Maafin aku ya kak, aku gak bisa, maaf bgt", jawab Nat. Rizal hanya terdiam, kemudian tertunduk lesu. Entah berapa lama suasana menjadi begitu hening. Tak ada kata yg terucap dari keduanya. Air mata Nat masih mengalir. Rizal pun makin tak tega dgn Nat. "Ehh, besok kuliah gak? Aku jemput pagi2 kyk biasanya ya", kata Rizal sambil tersenyum, dia berusaha menyembunyikan hatinya yg sedang hancur.
Nat masih terdiam, kepalanya masih saja tertunduk. Rizal memegang pundak Nat, "Nat, jgn sedih donk, aku gpp kok, kita masih bisa berteman kan?", kata Rizal. Nat tetap saja tertunduk. Perlahan dia mulai melihat ke arah Rizal "Maafin aku ya kak", kata Nat. "Udah, jgn dibahas, kita masih berteman kan?", tanya Rizal. "Kak, mulai besok jgn jemput aku lagi ya, jgn hubungi aku lagi, aku mohon", kata Nat. Untuk kedua kalinya Rizal merasa benar2 dihantam. Dia kembali terdiam mendengar kata2 yg sangat menyakitkan itu. "Kaa.. Kamu udah punya pacar?", tanya Rizal, "Nggak kaak, nggak, aku mohooon, aku sayang kk, tapi aku gak bisa", jawab Nat kembali sambil menangis tersedu2.
Rizal hanya terdiam melihat wajah Nat yg begitu pilu. Rizal membuka tasnya, mengambil sebuah ikat rambut, "Ini aku beli kemarin di seorang bapak tua, dia berdagang siang hari, panas2an, tapi gak ada rasa lelah di wajahnya, alasannya cukup sederhana, ketika dia berjuang untuk seseorang yg dicintainya, apapun halangannya akan dihadapi, apalagi kalo itu hanya sekedar rasa lelah", kata Rizal kemudian memberikan ikat rambut berwarna pink itu kepada Nat.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rizal pun berdiri, kemudian mengambil tas dan helm miliknya. Kemudian berpamitan, "Maafin aku ya, tapi terima kasih banyak, kamu udah pernah mengisi hati aku", kata Rizal yang kemudian melangkah keluar dari kamar Nat. Nat masih saja terduduk lesu sambil menunduk. Air matanya terus mengalir. Hujan tak kunjung berhenti, tapi Rizal tetap saja berjalan keluar tanpa memakai jas hujan yg ada di dalam tasnya.
Rizal menenteng helm dan membiarkan tubuhnya basah kuyup terkena air hujan. Hatinya begitu hancur, tidak hanya ditolak oleh gadis pujaannya, namun dia tak akan bertemu dengannya lagi. Nat hanya menangis tersedu2 melihat lelaki tersebut berjalan keluar untuk terakhir kalinya dari kostnya. "Kaaak", tiba2 Nat berteriak dan berlari ke arah Rizal. Rizal hanya terdiam dan membalikkan badan, "Maafin aku kak, kk boleh kok hubungin aku kapan aja, maafin aku ya", kata Nat membuat sedikit hati Rizal menjadi lega.
Tiba2 Rizal menarik lengan Nat dan memeluknya dgn erat, "Makasiii yaa, makasii bgt, aku gk punya siapa2 di Jkrta selain kamu", kata Rizal. Nat hanya mengangguk hingga akhirnya mereka pun berpisah. Rizal berjalan ke arah motornya, menyalakannya kemudian menarik pedal gas dan melaju. Nat masih terdiam di bawah guyuran hujan. Braaaaakkk, sebuah suara yg cukup keras mengagetkannya. Nat berlari keluar dari halaman kostnya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Aaaaaa", Nat berteriak ketika dia melihat Rizal jatuh tersungkur, di sampingnya berdiri 3 orang lelaki dan ternyata itu adalah Johan, Anton dan seorang lagi adalah preman setempat yg dulu pernah memukul Rizal. Tampak preman tersebut memegang sebilah kayu lalu kembali memukul kepala Rizal. "Jangaaaan, jangaaan", Nat berlari mendekatinya. Rizal hanya terdiam menahan sakit. Tiba2 ada beberapa orang yg datang mendekati mereka. Preman tersebut membuang kayunya lalu berkata, "Gak ada, cuma kepleset aja, dia ngebut sih, udah2, udah ada yg bantu jg", kata preman itu. Lalu orang2 itupun bubar.
Rizal tak berkata apa2, dia hanya berdiri dan membangunkan motornya. Kemudian Johan memeluk Nat, "Kamu ngapain di kost pacarku malam2 haah?", tanya Johan, Nat tak berani berkata2, dia hanya memejamkan mata sambil menangis. "Nat, kamu kenapa nangis? Mereka ini siapa?", tanya Rizal keheranan. Braaaakk, kembali sebuah pukulan mendarat ke perut Rizal dari preman tadi, "Masih banyak tanya kamu ya, pergi sana, gw abisin lo ntar", bentak preman itu. Nat hanya menangis. Kemudian Rizal pun menghela nafas dan berlalu pergi meninggalkan mereka.
Rizal begitu sedih, rasa sakit akibat hantaman kayu tadi tak sedahsyat rasa sakit di hatinya yg begitu hancur berkeping2. Rizal menancap gas dengan kencang, tanpa tau harus berbuat apa. Rizal benar2 kecewa dengan Nat, selama ini Nat mengaku tak punya pacar, namun di depan cowoknya, dia tak dapat berkata apa2. Berarti selama ini Nat membohonginya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sementara itu Johan memberi uang kepada preman tadi lalu menarik lengan Nat. "Ayo ikut", kata Johan, "Mau kemana Kak?", tanya Nat begitu ketakutan. Nat ditariknya ke dalam mobil, Nat berontak lalu berteriak, namun percuma karena dia sudah berada di dalam mobil. Anton menyetir lalu Nat dan Johan duduk di belakang. Baru saja mobil melaju, Johan sudah membuka celananya hingga penisnya berdiri tegak tanpa ada halangan. "Isepin nih", kata Johan sambil menyodorkan kontolnya ke mulut Nat. "Ampun kak, jangaan, pliiiss, ampuuun", Nat merengek. "Banyak bacot lu", kemudian Johan menarik kepala Nat dan menariknya ke arah kontolnya. "Klo gk nurut, video lo bakalan kesebar", ancam Johan.
Sluurrrppp, "Ahhhhhh", Johan mendesah saat dia merasakan gesekan bibir Nat dgn kontolnya yg begitu menggairahkan. Nat tampak begitu pasrah mengisap kontol Johan. Beberapa menit diisapnya, lalu "Eh, buka celana kamu donk", kata Johan. Nat bagaikan seorang budak yg tak dapat berbuat apa2. Kartu As dirinya ada pada Johan dan teman2nya. Nat pun membuka kaitan dan resleting celananya, kemudian memelorotkannya. Dia membuka celananya hingga tak memakai apapun. Dengan beringas Johan memegang pinggul Nat lalu memutarnya kemudian meremas pantat Nat, menariknya hingga Nat terjatuh ke belakang.
Tanpa ampun Johan menggesek2an kontolnya di memek Nat. Johan membasahi memek Nat dgn ludah agar kontolnya dapat masuk dgn mudah. "Ehhh ambilin handbody tuh di dasbor", kata Johan kepada Anton. Kemudian Anton mengambil handbody lalu melemparnya ke belakang. Nat hanya berdiri menunggu dan pasrah terhadap perbuatan temannya itu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah kontolnya basah dan licin akibat handbody tadi, lalu Johan kembali menarik pantat Nat, dan, blesssss, "Ahhhhhhh sakiiiittt", Nat meringis sambil memejamkan matanya menahan perih karena kontol Johan tertancap tiba2 di lubang kenikmatannya itu. Nat dipaksa bergoyang, plaaaak, plaaaak, "ahhhhhh", Nat kembali meringis kesakitan ketika Johan dgn kasar menampar pantat Nat. Dia dengan terpaksa terus bergoyang menggenjot kontol Johan. Suara kecipak akibat hentakan terdengar begitu keras. "Ahhhhhh, enak bgt bangsat", kata Johan sambil meremas2 payudara Nat dari belakang.
Nat hanya memejamkan mata sambil sesekali menggigit bibir bawahnya akibat merasakan geli di lubang memeknya yg tengah digenjot itu. "Ahhhhh, enak sayang, goyang yg kuat babi", kata Johan dengan begitu kasar. Nat terus bergoyang naik turun berusaha memuaskan nafsu bejat temannya itu. Ciiiiittt, tiba2 Anton mengerem, dia berhenti di sebuah tempat, entah dimana. "Eh bangsat, ngapain lu berhenti?", tanya Johan, "Gw jg sange cuk, tenang aja, aman di sini", sahut Anton. "Eh gmana caranya, masak lu mau join, sempit nih", kata Johan. Sementara itu Nat hanya bisa pasrah sambil menggoyang kontol Johan. "Ahhh bodoamat, pasti bisa", kata Anton.
Anton memelorotkan celana dan boxernya, hingga kontolnya dapat berdiri tegak, kemudian dia melangkah ke belakang. "Ehhh join donk", kata Anton yg sudah berada di belakang, bersempit2an. "Join gmana? Masak lu mau masukin jg ke memeknya?", tanya Johan, "Jangan kaak, aku sakiit kak, jangaan, ampuun", kata Nat merengek sambil menangis.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Ahhh ****** lu begok, lu masukin aja di pantat, gw di memek", kata Anton, "Ahhh bener luuu", jawab Johan yg kemudian tiba2 mengangkat pantat Nat hingga batang kontolnya tercabut dari lubang memek Nat. Johan kemudian mengarahkan kontolnya ke lubang anus Nat, "Kaaak, tolong jgn siksa aku kyk gini, sakiiit kak", kata Nat, "Ehh jgn banyak bacot napa, nurut aja, ntar jg enak, dasar perek lu", kata Anton. Johan membasahi anus Nat dgn handbody, lalu dia memasukkan jarinya ke dalam lubang pantatnya. "Kaaaak, pliiss jangaan", kata Nat sambil berupaya menarik pantatnya.
Lalu tiba2 Anton mencekik Nat dgn kasar, "Aaaakkk kaak, aaaa", Nat tersedak hampir kehabisan napas, "Nurut gak lu, kalo nggak gw bunuh lu skrg", ancam Anton. Nat mengangguk, air matanya keluar, matanya sedikit memerah. Kemudian Johan kembali menggesek2kan kontolnya di lubang anus Nat hingga masuk sedikit demi sedikit. "Ahhhhhh", Nat benar2 merintih kesakitan ketika lubang pembuangannya dimasukin kontol Johan. Johan terus berusaha hingga akhirnya blessss, kontolnya terbenam di lubang anus Nat. Nat memejamkan mata menahan perih yg teramat sangat.
Johan menarik kedua paha Nat, mengangkatnya hingga benar2 mengangkang, lalu Anton mengarahkan kontolnya ke memek Nat, digesek2kannya perlahan, kemudian dgn sekali hentakan, kontol Anton masuk ke dalam lubang kenikmatan itu. Anton menggenjotnya dgn kasar, sementara itu Johan hanya terdiam sambil merasakan sensasi kontolnya berada di lubang anus yg begitu sempit.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Ehh goyang donk sayang", pinta Johan, "Gk bisa kak", kata Nat. Anton dgn beringas terus menggenjot memek Nat yg masih menahan sakit itu. "Ahhhhhh, perekku, memekmu enak bgt", kata Anton yg menggenjotnya makin menggila. "Cuk, gantian donk, gw pingin rasain pantatnya Nat", kata Anton. Kemudian dia menarik tubuh Nat hingga kontol Johan tercabut dari anusnya. Anton menyuruh Nat menungging, Nat hanya menurut saja kemudian dia kembali memejamkan mata.
Anton mengarahkan kontolnya ke lubang pantat Nat, kemudian berusaha mendorongnya masuk sedikit demi sedikit. Secara perlahan kontol Anton mulai masuk hingga beberapa kali hentakan, terbenam secara keseluruhan. Nat kembali meringis kesakitan. "Ehh kocokin donk sayang", pinta Johan. Anton terus saja menggenjot lubang pantat Nat. "Ahhhh, sayang pantatmu sempit bgt", kata Anton terus meracau merasakan kenikmatan yg tiada tara. "Ahhhhh, sayaaang, aku mau keluar", kata Anton seraya mempercepat genjotannya. "Ahhhhhhhh", Anton melenguh panjang ketika pejunya menyembur di dalam anus Nat.
Anton terkulai lemas, lalu mencabut penisnya. Tampak pejunya mengalir keluar dari lubang pantat Nat, sedikit bercampur dgn darah. "Sayang, gantian donk", kata Johan kembali menarik pantat Nat. "Kaak, jgn di pantat ya, sakit bgt, pliis yaa kak", pinta Nat sambil merengek dan menangis. "Duuuh kasian bgt nih perek, iya deh, memek kamu aja sini", kata Johan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Anton yg sudah puas akhirnya kembali pindah ke depan dan kembali menjalankan mobil. Sementara itu Nat menduduki kontol Johan. Kali ini dia duduk berhadapan wajah dgn Johan. Blesss, tanpa perlu diminta, Nat menduduki kontol Johan hingga terbenam di lubang memeknya. "Ahhhh, kamu pinter sayang", kata Johan. Nat menggoyangkan tubuhnya, kali ini Nat begitu liar. Johan meremas pantat Nat sambil menarik2nya agar kontolnya masuk makin dalam.
Goyangan Nat makin liar dan kedua tangannya meremas2 payudaranya sendiri yg masih terlindungi oleh baju tersebut. "Ahhhhhhh, aaahhhh, masukin yg dalem kak", kata Nat, "Ihhhh pelacurku makin pinter sekarang", kata Johan sambil menghentakkan kontolnya makin keras. Nat mendesah karena merasakan kenikmatan. Nat mengangkat bajunya lalu menarik BHnya hingga payudaranya menyembul keluar, lalu mendekatkannya ke mulut Johan. "Isepin kak", kata Nat. Dgn sigap Johan meraih susu Nat dan mengisap putingnya. "Ahhhhhh, Ahhhhhh", keduanya mendesah tak karuan. "Ahhhh Sayang aku mau keluar", kata Johan.
Mendengar itu Nat makin liar, dia terus menggenjot kontol Johan dgn ganas, "Ahhhhh, keluarin kaak, keluariin", kata Nat sambil mendesah. Mereka berdua saling bergoyang makin liar, hingga akhirnya "Ahhhhhhhh", keduanya berteriak bersahut2an. "Akuu keluaaarr sayaaang", kata Johan, diikuti dgn hentakan tubuh Nat sambil melenguh panjang, menandakan dia juga mengalami orgasme.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keduanya terkulai lemas. Tubuh Nat jatuh di tubuh Johan beberapa saat, hingga akhirnya dia mencabut kontol Johan dari lubang memeknya, kemudian memperbaiki BH dan bajunya dan mengambil cd dan celananya, lalu ia kenakan. Tak berapa lama kemudian, mereka tiba di depan kost Nat. "Kapan2 lagi ya sayang", kata Johan. Nat keluar dari mobil tanpa berkata apapun dan dengan ekspresi wajah yg begitu datar. Di dalam hatinya hanya ada kemarahan dan dendam, walaupun sebenarnya dia juga sempat dipuaskan tadi. Namun perasaan yg ada pada dirinya hanya jijik dan benci kepada teman2nya itu.
Nat pun masuk ke dalam kostnya, lalu menanggalkan seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi lalu menyalakan shower. Nat terdiam sambil melamun di bawah guyuran air. Dia menyabuni tubuhnya dgn sangat kasar, "Ahhhhhhhh", tiba2 saja Nat berteriak sambil memukul2 tubuhnya sendiri. Dia merasa jijik, sangat jijik. Nat benar2 membersihkan setiap sisi tubuhnya. Tak ada yg terlewatkan sedikitpun. "Najis, anjing", umpat Nat kepada teman2nya.
Hampir 30 menit Nat mandi, hingga kemudian dia memakai handuk dan kembali ke kasurnya. Dia tiduran lalu membuka HP. "Nat, besok pagi aku jemput ya, kita sarapan bareng yuk", bunyi Chat dari Rizal. Nat hanya bersedih, karena dia harus menolak lelaki baik dan tulus itu. Bukan karena gak cinta, tapi karena dia merasa kotor dan tidak pantas untuk Rizal.
BERSAMBUNG