Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY OBSESI

Update 31 Agustus 2023

AAHHH.... OUUKKHH.... AAKKHH...., Desahan - desahan nikmat terdengar dari balik pintu kamar ibu Andini.

Kala itu Rama yang baru saja turun dari kamarnya untuk mengambil minum lapat - lapat dapat mendengar suara - suara desahan dari dalam kamar ibunya itu. Telinganya coba ia dapatkan pada daun pintu kamar ibunya itu.

" wow..., Rupanya ibu lagi ngentot sama ayah ". Ujar Rama dalam hatinya seraya tersenyum lalu beranjak ke arah dapur.



Esok paginya setelah kejadian semalam, di dapur ibu Andini tengah sibuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga yang sedang mencuci piring dan memasak.

Terlintas dalam pikirannya tentang kejadian semalam antara dirinya dan putranya.

" kenapa ini semua bisa terjadi...., Untung mas Pram tidak curiga saat menyetubuhiku semalam, padahal pejuh Rama masih bersemayam dalam rahimku. Untung saja yang kutakutkan tidak terjadi, bagaimana jadinya kalau pejuh Rama keluar dan membasahi liang vaginaku disaat mas Pram sedang menyetubuhiku.... Hadeehh... Aku gak tau deh apa yang akan terjadi, pasti mas Pram akan curiga. Rama Rama..., Kenapa juga kamu begitu bernafsu dengan ibu sayang, masih banyak gadis muda yang lebih cantik dari ibu diluar sana.... Kontolmu itu Rama..., Gara - gara kontolmu itu ibu jadi tidak bisa merasa puas dengan kontol ayahmu..".

" Ibu... Kenapa melamun... Bu...".

Tiba - tiba Bu Andini terkejut dengan sosok yang sudah berada disampingnya itu.

" Rama...".

" Ibu ngelamunin apa... Sampai Rama datang ibu gak menyadari..".

" Akkhh... Gak apa - apa sayang..", jawab Bu Andini.

" Semalam sepertinya nikmat banget ngentot sama ayah ..", goda Rama.

" Rama...., Kamu ngomong apa sihh..", ucap Bu Andini seraya menatap wajah putranya itu.

" Maaf Bu...., Rama tak sengaja mendengar waktu mau mengambil minum di dapur...".

Mendengar itu Bu Andini tak mampu berkata apa - apa, dan hanya diam menatap wajah putranya itu.

" Mamah pinter...", Ucap Rama kemudian.

" Maksud kamu apa Rama..? ", Tanya Bu Andini.

" Setidak - tidaknya kalau nanti mamah hamil ayah jadi tidak curiga Khan ", ucap Rama yang membuat hati Bu Andini menjadi tercekat sesaat, namun dalam hati kecilnya juga turut membenarkan hal itu.

" Ayah dimana Bu...?", Tanya Rama kemudian.

" Itu ayah sedang ditaman belakang ", jawab Bu Andini.

Sesaat kemudian Rama coba mengarahkan pandangannya ke arah belakang rumahnya melalui jendela dapur yang memang langsung menghadap ke arah taman belakang rumahnya itu. Dan kemudian terlihat olehnya ayah yang sedang duduk di kursi taman dengan laptopnya yang terbuka, sepertinya tengah sibuk dengan pekerjaan kantornya.

" Sepertinya ayah akan lama dibelakang ", pikir Rama.

Perlahan Rama merapatkan tubuhnya pada ibunya.

" kamu mau apa Rama..?", Ucap Bu Andini melihat gelagat tak baik pada putranya itu, namun ia tak berusaha menghindar.

" Rama ingin lagi Bu... ", Jawab Rama.

" Ada ayahmu dibelakang Rama.., nanti ketahuan ayah bagaimana..".

Rama bukannya berhenti tapi malah terus merapatkan tubuhnya tepat dibelakang ibunya itu.

" Gak lama kok Bu ..., Kita main cepat aja... ", Ucap Rama.

Dan sepertinya Bu Andini salah memberikan alasan penolakan tadi, kalimatnya itu mengartikan kalau ia sebenarnya mau tapi takut ketahuan suaminya, dan Rama sepertinya dapat menangkap makna dalam kalimat ibunya itu.

Entah mengapa Bu Andini nampak tak dapat menolak keinginan putranya itu dan hanya dapat diam menunggu apa yang akan dilakukan putranya itu.

Rama memeluk pinggang ibunya dari arah belakang seraya merapatkan tubuhnya, serta bibirnya ia kecupkan lembut pada bagian leher ibunya yang nampak jenjang itu.

Akkhh... Sshhh...., Hanya desahan lembut yang mampu keluar dari mulut Bu Andini.

Rama kemudian berusaha memutar tubuh ibunya itu untuk menghadap pada dirinya dan melumat bibir ibunya itu ketika setelah keduanya sudah saling berhadapan.

mmmhhh.... Hmmhh..akhh..., Gumam mereka saat bibir mereka yang saling bertemu.

" Cepat selesaikan.... Keburu ayahmu masuk nanti...", Ucap Bu Andini setelah menghentikan lumatan bibir putranya itu.

" Baik ibu...", Ucap Rama dan kemudian ia kembali memutar tubuh ibunya untuk kembali mengarah pada westafel dapur.

Dengan kedua tangannya Rama menarik sedikit pinggul ibunya mundur kebelakang hingga posisi Bu Andini kini jadi membungkuk. Kemudian daster ibunya pada bagian pinggul ia singkap ke-atas hingga nampak bongkahan pinggul Bu Andini yang montok serta terbungkus oleh CD warna hitam, dan dengan kedua tangannya Rama menurunkan CD ibunya itu sampai batas mata kaki.

Nampak dengan jelas oleh Rama lipatan bibir kemaluan ibunya yang nampak sudah basah tersembul disela - sela selangkangan ibunya itu.

Tanpa menunda lebih lama, Rama kemudian menurunkan celananya sendiri hingga batang kontolnya yang memang sudah berdiri tegak dengan gagahnya kini keluar dari sarangnya.

Bu Andini sempat melirik ke arah belakang, tepatnya pada selangkangan putranya itu dan ia bergidik saat melihat batang kontol putranya yang terlihat begitu panjang dan besar dengan urat yang menonjol nampak jelas karena cahaya pagi hari.

Kemudian Rama mulai men-sejajarkan posisi tubuhnya tepat dibelakang ibunya, tangan kirinya ia tempatkan pada pinggul ibunya, sedangkan tangan kanannya menggenggam batang kontolnya yang nampak basah mengkilat karena sebelumnya bagian kepala kontolnya telah ia lumuri dengan air liurnya agar mempermudah penetrasi pada liang vagina ibunya itu.

Dengan tangan kanannya pula Rama mulai mengarahkan kepala kontolnya tepat berada pada celah liang vagina ibunya, dan ketika dirasa kepala kontolnya itu telah menempel tepat pada celah mulut vagina ibunya, tangan kanannya berpindah ke bagian pinggul kanan ibunya seperti tangan kirinya.

" Aku masukin ya Buu.... ", Ucap Rama sebelum pinggulnya mulai menekan kedepan.

Bu Andini tak menjawab putranya itu, namun tubuhnya semakin ia bungkukkan, sedangkan tangannya berpegangan pada westafel.

Melihat itu Rama dapat memahami kalau ibunya memberikan akses lebih leluasa pada area selangkangannya itu sehingga nampak bibir serta celah mulut vagina ibunya itu lebih menyembul keluar.
Posisi itu nantinya akan lebih mempermudah batang kontol Rama untuk melesak memasuki liang vagina ibunya.

Rama mulai menarik kebelakang pinggul ibunya berbarengan dengan pinggulnya yang ia dorong kedepan secara perlahan namun dengan tekanan yang cukup kuat.

Aaakkkhhhh....., Desah Bu Andini saat dirasa kepala kontol putranya telah berhasil memasuki liang vaginanya, bahkan dirasakan hampir setengah dari panjang batang kontol putranya yang sudah terendam dalam jepitan liang vaginanya.

Rama tidak langsung melesakkan seluruh batang kontolnya dalam liang vagina ibunya itu, karena hal itu takut dapat menyakiti ibunya. Perlahan pinggulnya ia gerakkan maju mundur perlahan untuk menstimulasi liang vagina ibunya itu.

" Oukkhh... Rama.... Oufhh...akkhh...", Desahan - desahan Bu Andini meresapi gesekan - gesekan pada liang vaginanya.

Ketika dirasa liang vagina ibunya itu sudah semakin becek, Rama kemudian mulai menambahkan tekanan pinggulnya lebih kuat kedepan sehingga Bless... Bless...., Batang kontolnya kini telah kembali mengisi liang vagina ibunya dengan sempurna dan dapat dirasakan oleh Rama kalau kepala kontolnya itu telah membentur celah mulut rahim ibunya didalam sana.

OUKKHHH..... AARRGGHHH...., jerit nikmat Bu Andini seperti orang tersedak saat ia rasakan batang kontol putranya itu mengisi relung dalam liang vaginanya, begitu ketat dan padat tanpa menyisakan ruang disana. Dan yang membuat tubuhnya secara reflek tegap ke-atas adalah saat dirasakan kepala kontol putranya itu menumbuk cukup keras celah mulut rahimnya hingga membuat perutnya terasa senak dan sedikit nyeri.

" Uddahhh... Menntokk....", Ucap Bu Andini dengan tubuhnya yang sedikit tegang dan kedua tangannya meremas tangan putranya yang melingkar pada pinggangnya.

Sesaat Rama hanya membiarkan untuk beberapa saat batang kontolnya tetap terendam dalam liang vagina ibunya itu. Ia merasakan begitu hangat, lembut, dan begitu ketat liang vagina ibunya menjepit batang kontolnya.

Beberapa saat Rama hanya mencumbu bagian tengkuk ibunya dengan kecupan - kecupan lembut untuk memberikan rangsangan lebih pada ibunya itu.
Bu Andini mulai kembali merubah posisinya ke posisi semula seraya berkata,
" ayoo... Cepat .".

Mendengar itu Rama lantas saja langsung menggerakkan pinggulnya maju mundur hingga membuat batang kontolnya bergerak keluar masuk mengaduk - aduk liang vagina ibunya itu.

Gerakannya kadang perlahan dan kadang cepat.
Gerakan pinggul Rama itu juga disambut oleh ibunya yang menggerakkan pinggulnya kadang kebawah, keatas, bahkan kadang memutar saat Rama melesakkan seluruh batang kontolnya dan menahannya cukup lama didalam jepitan liang vagina ibunya.

Dalam setiap Hujaman batang kontolnya, Rama menambah kekuatan dorongan pinggulnya sehingga kepala kontolnya yang selalu menabrak celah mulut rahim ibunya sedikit demi sedikit mulai menambah terbukanya celah mulut rahim itu.

Oukkhhh.... Akkhhh.... Creebbb.... Creebb...., Desahan - desahan serta suara becek yang ditimbulkan dari pergesekan kelamin mereka semakin menambah panas persetubuhan haram itu.

" Ayyooo.... Rammaa... Ceppatt...., Ibbu uddahh gak kkuuatt .. akkhh...", Desah Bu Andini beberapa lama kemudian saat dirasa sudah tak mampu lagi mengawal puncak birahinya.

Mendengar itu Rama semakin bersemangat dan menginginkan mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengan ibunya itu.

" Tahanan Buu... Tahanan sebentar .., Ramma juga uddahh mauu... Akkhh...", Ucap Rama dan semakin gencar menggerakkan pinggulnya dengan tekana lebih kuat dan interval yang pendek.

" Ouukkhhh... Raammma... Akkhh... Pellan ramaaa... Akkhh....", Jerit Bu Andini merasakan Hujaman batang kontol putranya yang dirasakan semakin kasar mengaduk - aduk liang vaginanya. Juga dapat ia rasakan batang kontol putranya itu melesak masuk semakin dalam serta kepala kontol putranya itu dirasakan tengah mencoba mendobrak celah mulut rahimnya yang membuat perutnya terasa nyeri.

Hingga beberapa menit kemudian, secara bersamaan tubuh Rama serta Bu Andini sama - sama menegang kuat.
" Ramaaaa..... Aarrgghhh.... AAKKHH..", Jerit kesakitan berbalut nikmat keluar dari mulut Bu Andini mengiringi pencapaian puncak kenikmatannya.

Crriittt.... Crriittt.... Crriitt.... Cairan hangat keluar dari liang vagina Bu Andini dan semakin menambah basah liang vaginanya dan menyiram hangat batang kontol putranya yang masih berada dalam jepitan kuat liang vaginanya.

Namun tak berselang lama dan hampir bersamaan dengan jerit nikmat Bu Andini, jeritan kenikmatan juga keluar dari mulut Rama.

" Oouukkkhhh... Aakkhhh... Bbuuu...".

Rama kemudian menghujamkan kuat - kuat batang kontolnya untuk masuk lebih dalam ke liang vagina ibunya, bahkan karena begitu kuat tekanan yang ia lakukan, membuat seluruh panjang dari batang kontolnya itu menjadi masuk seluruhnya dalam jepitan liang vagina ibunya itu. Dan kini kepala kontolnya kembali mendobrak celah dari mulut rahim ibunya itu. Sehingga dengan kondisi itu dapat dipastikan kalau kepala kontolnya itu kini telah berada tepat dalam rongga rahim atau rongga peranakan ibunya.

Peristiwa itulah yang membuat tubuh Bu Andini terlonjak tegang merasakan nyeri pada perutnya. Namun rasa nyeri itu tak berlangsung lama, karena setelah kepala kontol putranya itu telah berada tepat pada rongga rahimnya, kepala kontol itu menyemburkan pejuh yang begitu banyak dan sangat kental.

Bahkan semburannya sangat kuat hingga mampu membentur dinding rahimnya.

Dan kembali untuk kesekian kalinya rahimnya terisi oleh cairan kental pejuh putranya itu hingga Bu Andini dapat merasakan pada perut bagian bawahnya terasa penuh sekali.

" Oukkhh... Gilla banyak banget pejuhnya..., Perutku bawahku rasanya begitu penuh...., Pejuh yang semalam saja belum keluar dari rahimku..", ucap Bu Andini dalam benaknya ketika dirasakan kepala kontol putranya itu masih saja menyemburkan pejuhnya, seolah - olah hendak mengosongkan kantung spermanya.

" Akkhhh... Nikmatt Buu.... Terima pejuh Rama Buu ... Akkhhh ..", desah Rama seraya memeluk erat tubuh ibunya yang sesaat tadi telah terlonjak berdiri.

" Aakkhh... Rama.... ", Ucap Bu Andini menanggapi kata - kata putranya itu.

Sesaat setelah mereka telah sama - sama meraih puncak kenikmatan, tubuh serta pinggul mereka masih saja merapat untuk menikmati sisa - sisa persetubuhan mereka untuk beberapa saat. Rama masih memeluk ibunya dari belakang, juga masih dengan batang kontolnya yang masih saja keras dan terhujam dalam liang vagina ibunya itu.

" Ibu pasti hamil anakmu Rama... ", Ucap Bu Andini memecah keheningan.

" Memang kenapa kalau ibu hamil..., Bukannya ibu dan ayah memang sedang program kehamilan kan.. ", ucap Rama.

" Tapi ibu hamil karena benih kamu Rama...".

" Bukankah ayah juga mengeluarkan pejuhnya didalam kemaluan ibu.. ".

" Tapi kamulah yang pertama menyetubuhi ibu setelah ibu melepas KB, dan pejuh yang kamu semburkan juga langsung di rahim ibu Rama, dengan begitu ibu pasti akan mengandung anakmu, kontol ayahmu tidak sepanjang milikmu ", ucap Bu Andini menjelaskan.

" Itu anak kita Bu..., Dan hanya kita yang tau, ayah juga sudah menyetubuhi ibu semalam kan, jadi menurut Rama ayah tidak akan curiga tentang anak yang ibu kandung kelak ".

" Kenapa kau lakukan ini sama ibu Rama...".

" Aku mencintaimu Bu..., Aku menyayangimu...., Namun bukan cinta dan sayangku terhadap ibuku melainkan kepada lawan jenis ", jawab Rama.

Mendengar itu Bu Andini terkejut dan belum sempat bertanya lebih jauh Rama kembali berucap.

" Entah apa yang terjadi padaku Bu.., namun sudah sejak lama aku menaruh perasaan pada ibu, dan bukannya aku tidak berusaha mengalihkan perhatianku kepada wanita lain Bu..., Namun aku tak bisa, maafkan Rama yang telah berlaku dosa pada ibu, tapi perasaan Rama tulus pada ibu... ".

Entah mengapa mendengar ucapan putranya itu membuat hati Bu Andini menjadi luluh bahkan merasakan bahagia dalam hatinya.

" Ibu mengerti perasaanmu Rama..., Dan jujur ibu juga tidak tau apa yang terjadi pada ibu, sesungguhnya bisa saja ibu menolak prilakumu ini terhadap ibu, namun tidak tau ibu tak mampu melakukannya. Mungkin karena sudah cukup lama ayahmu tak menyentuh ibu, dan akhirnya kamulah yang memberikan kepuasan yang belum pernah ibu rasakan sebelumnya ".

" Aku mencintaimu Bu... ", Ucap Rama.

" Ibu juga mencintaimu Rama... ".

" Biarkan benih Rama menyemai rahimmu Bu..., Biarkan benih itu menjadi cikal bakal anak kita Bu.. ".

" Dasar kamu yahh...., Ibu sendiri kok dihamili...., Penuh nih rahim ibu sama pejuh kamu..., Yang semalam saja belum bisa keluar sekarang malah ditambah lagi... ".

" Abisnya ibu napsuin sihh...".

" Huhh.. dasar..., Udah cabut kontolmu sayang, masih keras aja sih... ".

" Masih mau lagi Buu... ", Ucap Rama manja.

" Nanti lagi ya sayang..., Lihat sepertinya ayahmu sudah akan segera selesai dengan kegiatannya ", ucap Bu Andini saat ia lihat suaminya saat itu sedang merapihkan beberapa alat kerjanya di taman belakang.

" Janji yah Bu... ", Ucap Rama seraya menekan pinggulnya lebih merapat pada pinggul ibunya dan memutarnya kekiri dan kanan, serta kedua tangannya menarik kuat pinggul ibunya kebelakang.

" Akkhh...., Iyya sayang, tapi lihat kondisi dan waktunya ya, dan ingat ini jadi rahasia kita berdua ", jawab Bu Andini dengan sedikit mendesah saat putranya kembali menghujamkan dalam - dalam batang kontol yang saat itu masih saja keras dijepit oleh liang vaginanya.

Apalagi pada bagian mulut rahimnya yang saat itu masih terbuka dan tertembus oleh kepala kontol putranya, dan karena Rama menggerakkan batang kontolnya secara memutar membuat Bu Andini merasakan ngilu pada area mulut rahimnya itu.

Aaakkhhhh..... Ouuukkhhh.... Aakkhh...
Hanya sesaat saja Rama memutar pinggulnya kekiri dan kanan tiba - tiba kembali kepala kontolnya menyemburkan pejuhnya yang kini tidak sekental tadi namun jumlahnya masih cukup banyak.

Croott.... Crottt .. croott..., Ada sekitar 6x semburan pejuhnya mengisi rahim ibunya.

" Ouukkkhhh... Akkhh ... ", Desah Bu Andini saat kembali dirasakan olehnya rahimnya kembali di isi oleh pejuh putranya.

" Udah Rama.... Cabut..., Bagaimana sih malah nyembur lagi pejuhnya... ".

PLOP... Suara yang keluar saat dimana batang kontol Rama keluar dari jepitan liang vagina ibunya.

Bu Andini coba melebarkan selangkangannya sesaat setelah batang kontol putranya tak lagi menyumbat liang vaginanya, setelah lama ia tunggu namun yang diharapkan tidak juga terjadi.

" Akkhh... Gilaa..., Pejuhnya yang begitu banyak tidak keluar dari liang vaginaku, sepertinya pejuhnya benar - benar ngendon dalam rahimku ", pikir Bu Andini.
Sesaat kemudian Bu Andini memakai kembali CD nya serta merapikan penampilannya seperti sedia kala.

" Terima kasih Bu..., Kita lanjut lagi nanti ya Bu... ", Ucap Rama kemudian setelah kembali mengenakan celananya seraya mengecup lembut kepala ibunya dan kemudian beranjak pergi meninggalkan ibunya sendiri di dapur dengan segala pemikirannya.

Sedangkan ayah sudah mulai terlihat berjalan untuk kembali masuk kedalam rumah.


Bersambung....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd