Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY OBSESI

Update 27/07/2023

Entah mengapa Bu Andini seolah tak mampu menolak ataupun mengelak dengan apa yang tengah dilakukan oleh putranya itu, bahkan tanpa ia sadari bibirnya malah ikut membalas perlakuan putranya itu.

Mulutnya balas mengecup lembut bibir putranya, bahkan lidahnya turut ia julurkan keluar dan memasuki rongga mulut putranya hingga bertabrakan dengan lidah putranya dan terus menari - nari didalam sana.

Nafas Bu Andini maupun Rama terdengar sangat berat serta derai keringat didahi mereka karena adrenalin mereka saat itu tengah terpacu oleh desakan gairah masing - masing.
Sempat terlintas dalam pikiran Bu Andini saat itu, " owhhh... Apa ini, kenapa harus begini... Ada apa dengan diriku...".

Namun pikiran - pikiran itu nampaknya tak mampu menahan dirinya untuk tidak berbuat dosa lebih jauh karena telah dikalahkan oleh desakan birahi yang memang senyatanya Bu Andini juga sangat merindukan sentuhan seorang pria yang dia inginkan dari suaminya namun hingga saat ini belum juga ia dapatkan dan tanpa sengaja malah ia dapatkan kenikmatan itu dari putranya sendiri, hingga pengalaman meraih nikmat bersama putranya itu tak mampu ia singkirkan dari bayang - bayang pikirannya.

Nampak tonjolan besar dari balik celana boxer yang Rama kenakan itu menjulang tegak hingga panjangnya mampu menyelip ketengah - tengah selangkangan Bu Andini yang saat ini tengah berdiri berhadapan dan saling berpelukan mesra. Salah satu tangan Rama meremas lembut bongkahan pantat ibunya itu dan sesekali menarik untuk merapat ke arah selangkangannya.

Dan Bu Andini sendiri rupanya dapat juga merasakan tonjolan yang tengah terselip di selangkangannya itu, apalagi saat Rama putranya itu menarik ketat pinggulnya untuk lebih rapat pada selangkangan Rama, terasa sekali ujung benda yang terselip ditengah selangkangannya itu seperti menyundul - nyundul bagian bibir vaginanya.

Sesaat kemudian Bu Andini menghentikan lumatan bibirnya dan perlahan tubuhnya sedikit mundur berusaha menjauh dari putranya itu, namun tatapan matanya tajam menatap wajah putranya disertai seringai senyum nakal yang tersembul dari bibir Bu Andini.
Sambil terus menatap wajah putranya Bu Andini kini perlahan merendahkan tubuhnya hingga ia berdiri hanya dengan kedua lutunya dan mukanya menatap tepat didepan benda panjang yang tengah berdiri tegak dan menonjol dari dalam celana boxer putranya itu.

Rama tak menyangka dengan yang ibunya lakukan itu. Senyum nakal yang nampak pada simpul bibir ibunya itu seolah mengisyaratkan kebinalan dalam diri ibunya itu.
" Bukalah Bu....", Tiba - tiba tanpa sadar Rama berucap.

Dan entah mengapa Bu Andini sendiri mendengar ucapan itu dirinya malah mengikuti apa yang di ucapkan oleh putranya itu, entah mengapa ucapan itu terdengar bagai perintah dari seorang suami pada istrinya.

Perlahan kedua tangan Bu Andini coba menurunkan celana yang dikenakan oleh putranya itu hingga akhirnya "TOIING" , benda panjang dan besar disertai dengan urat yang nampak menonjol pada dinding batang itu membuat Bu Andini menjadi sangat takjub dan terpesona.

" Gilaaa.... Gede banget.... ", Kejutnya melihat penampakan batang kontol putranya itu.
Tanpa disadari tangan Bu Andini langsung menjamah dan tangan kanannya menggenggam erat batang kontol itu. Dapat ia rasakan batang kontol itu terasa begitu keras digenggaman tangannya, bahkan Bu Andini dapat mengira - ngira besarnya itu sekitar berdiameter kurang lebih 5cm dan panjangnya 17cm.

" Pantas saja kemarin terasa begitu ketat dan padat didalam liangku...", Pikir Bu Andini.
" Isap Buu...", Ucap Rama memberanikan diri pada ibunya yang tengah terpana oleh batang kontolnya.

Mendengar itu Bu Andini langsung menatap wajah anaknya dengan senyum dan tak mengatakan apapun.

Namun tiba - tiba, " oukkkhhh... Buu..", desahan keluar dari mulut Rama sesaat ketika Bu Andini mulai melahap kepala kontol Rama dengan mulutnya dan menghisapnya kuat.

Mulut Bu Andini tampak maju mundur melumat dan menghisap batang kontol putranya itu, namun karena batang kontol yang terlalu panjang hingga mulut Bu Andini tak mampu menelan semua panjang dari batang kontol Rama, padahal kepala kontol Rama dirasa sudah mentok hingga kerongkongannya.
Tubuh Rama terlihat sedikit membungkuk manakala menahan rasa ngilu dan nikmat pada batang kontolnya yang sedang dihisap oleh ibu kandungnya itu. " Oukhh... Buu...", Desah suara Rama dan kedua tangannya memegangi kepala ibunya yang terus saja bergerak maju mundur itu.

Cukup lama Bu Andini menghisap batang kontol Rama, hingga dapat dirasakan oleh Rama, sebentar lagi spermanya akan segera menyembur keluar. Namun Rama tak ingin mengeluarkan spermanya didalam mulut ibunya itu.

Rama tiba - tiba menahan gerakan kepala ibunya itu, dan kemudian kedua tangan Rama coba memegang bahu ibunya dan mengangkatnya untuk kembali berdiri. Perlahan setelah ibunya berdiri Rama coba menempatkan ibunya untuk bersandar pada pegangan balkon serta mengangkat kaki sebelah kanan ibunya menekuk ke atas.

Rama kemudian bersimpuh dengan lututnya serta wajahnya tepat menghadap pada area selangkangan ibunya yang kini telah terbuka.

" Indahnyaaa..... ", Gumam Rama dalam hati ketika ia melihat vagina ibunya dengan jelas dan tanpa ia duga ternyata saat itu ibunya tak lagi memakai CD. Vagina ibunya itu terlihat sangat bersih dan terawat dengan kedua bibir vaginanya yang juga nampak tebal. Bahkan mulut vagina Bu Andini masih nampak kecil, tak heran waktu itu Rama merasakan batang kontolnya terasa dijepit kuat oleh liang vagina ibunya itu.

Rama mulai mendekatkan mulutnya pada bibir liang vagina ibunya itu, dan lidahnya ia mainkan pada celah lubang vagina ibunya. Bahkan sesekali lidahnya ia julurkan menusuk masuk dalam liang vagina ibunya.
" Oukkhhh.... Rammmaa... Ikhhh...", Desah Bu Andini seraya tangannya menjambak rambut Rama.

Nampak banyak sekali lendir yang dikeluarkan dari dalam liang vagina itu, dan tak merasa jijik sama sekali semua lendir yang keluar dari liang vagina ibunya itu ia telan semua.

Nampak Rama sangat menikmati menjilati liang vagina ibunya itu hingga Bu Andini tubuhnya semakin bergetar hebat dan kaki kirinya yang menopang seluruh beban tubuhnya itu kian semakin terasa lemas.

" Ramaaa.... Oukhh... Rama.....", Desah nikmat Bu Andini semakin terdengar berat.

Tak menunggu lebih lama, kemudian Rama kembali bangkit berdiri hingga kini ia berhadapan dengan ibunya itu. Namun satu kaki kanan Bu Andini masih ditahan oleh rama dengan lengan kanannya hingga selangkangan Bu Andini masih terbuka lebar.

Rama kemudian lebih merapatkan tubuhnya dengan tubuh ibunya itu serta mulutnya kembali melumat mulut ibunya. Tak tinggal diam Bu Andini turut membalas kecupan bibir putranya itu pada bibirnya dan melumatnya dengan sedikit ganas.

Kedua tangan Bu Andini memeluk erat tubuh putranya, dan tiba - tiba Bu Andini merasakan sesuatu telah menempel tepat pada permukaan lubang vaginanya. Ia dapat memahami kalau saat itu putranya telah menempatkan kepala kontolnya tepat pada lubang vaginanya.

" Oukhhh..... Sebentar lagi kontol Rama akan memasuki liang vaginaku, Oukkhh.... Rama akan kembali menyetubuhiku, bagaimana ini....", Ungkapan dalam benak Bu Andini.
" Aku masukkan ya Buu....", Ucap Rama.

" Rama.... ", Hanya itu yang terlontar dari mulut Bu Andini
Rama dapat memahami kalau ibunya saat itu sudah tak mampu lagi menahan gejolak birahinya sendiri. Namun Rama tetap memerlukan jawaban pasti dari ibunya itu, karena obsesinya adalah ibunya dengan suka rela mau disetubuhinya.

" Boleh Rama masukkan Buu...", Sekali lagi Rama meminta ijin pada ibunya itu.

" Masukkanlah Rama ...", Akhirnya Bu Andini memberikan sebuah keputusan, dan dengan keputusan ini ia sadar nantinya hubungan antara dirinya dan putranya itu akan berubah.
Bu Andini lebih memeluk erat tubuh putranya itu dan menempatkan kepalanya pada bahu kiri putranya seraya menanti yang akan dilakukan oleh putranya itu.

Rama merasa senang dan menang dengan jawaban yang diberikan oleh ibunya itu. Maka seketika setelah ia rasa kepala kontolnya telah benar - benar tepat berada pada lubang masuk liang vagina ibunya itu, pinggulnya coba ia tekan kedepan secara perlahan hingga membuat kepala kontol yang semula dimuka lubang vagina ibunya itui kini mulai bergerak menekan dan perlahan mulai membelah lubang vagina ibunya.

" OUKHHH.... AKKHHH..... ", desah Bu Andini manakala ia rasakan kepala kontol putranya itu perlahan mulai membelah lubang vaginanya dan sedikit - demi sedikit merambat masuk semakin dalam.
Cairan yang keluar dari liang vagina Bu Andini itu turut membantu proses penetrasi batang kontol putranya pada liang vaginanya. namun tetap saja masih terasa sedikit peret karena ukuran batang kontol Rama yang besar.

" Oukkhhh... Ibbuuu... Akkhh..." Desah Rama ketika batang kontolnya telah masuk setengahnya kedalam liang vagina ibunya itu, dan ia rasakan batangnya seperti diperas ketat oleh dinding liang vagina ibunya itu.

" Ouuffhhhh... Aakhh.. ramaaa... ", Bu Andini juga merasakan liang vaginanya terasa begitu penuh dan sesak oleh batang kontol putranya itu. Bahkan walaupun baru setengah dari panjang batang kontol putranya itu yang telah melesak masuk dalam liang vaginanya, akan tetapi Bu Andini merasakan kalau batang kontol putranya itu telah memasuki liang vaginanya dengan begitu dalam.

" Ooohhh... Buu... Enak memek ibu... Akkhhh... Sempit, hangat, dan lembut didalam Buu...", Desah Rama seraya menarik perlahan batang kontolnya hingga bergerak keluar dari liang vagina ibunya itu dan kemudian pinggulnya kembali menekan kedepan dengan lebih kuat hingga batang kontolnya jadi lebih dalam lagi melesak dalam liang vagina ibunya.

" CLEKK ", bunyi benturan pada kepala kontol Rama saat menabrak ujung dari batas kedalaman liang vagina ibunya.

" Okhhh.... Aduhhh.... Aakkhh ..., Uddahh Rama .. menntokk... Akkhh ", jerit Bu Andini dan kedua tangannya menahan laju pinggul putranya saat ia rasakan batang kontol putranya itu melesak semakin dalam hingga mengisi penuh liang vaginanya dan bahkan kepala kontol putranya itu telah menabrak lubang masuk peranakannya, yaitu mulut rahimnya.

Walaupun batang kontol Rama telah melesak masuk dengan sempurna dalam liang vagina Bu Andini, bahkan sampai kepala kontolnya telah membentur mulut rahim ibunya itu, namun kenyataannya masih ada sekitar 4cm yang masih berada diluar liang vagina Bu Andini dan belum terendam dalam liang hangat vagina Bu Andini.

" Rama masuk Buu.... Memek ibu bikin kontol Rama nyaman Buu... ".

" Tahannn sayang.... Kontol Rama terlalu besar, memek ibu rasanya seperti terbelah... ".

Sementara Rama membuatkan batang kontolnya tetap diam terendam dalam liang vagina ibunya itu agar liang vagina ibunya dapat menyesuaikan dengan besar batang kontolnya itu.

Tak lama kemudian Bu Andini mulai menggoyangkan pinggulnya memutar ke kiri dan ke kanan hingga membuat batang kontol Rama didalam sana terasa semakin seperti diperas oleh dinding vagina ibunya itu.

Dirasa liang vagina ibunya itu telah dapat menyesuaikan dengan besar batang kontolnya, Rama mulai menggerakkan pinggulnya perlahan maju dan mundur hingga membuat batang kontolnya bergerak keluar masuk dalam liang vagina ibunya itu.

Dan untuk beberapa saat kemudian pinggul mereka terlihat bergerak semakin gencar dengan irama yang kadang - kadan perlahan dan kemudian kadang - kadang cepat, setiap Rama menghujamkan batang kontolnya masuk dalam liang vagina Bu Andini, maka selalu disambut oleh goyangan pinggul Bu Andini memutar kadang ke kanan dan kadang ke kiri, bahkan kadang Bu Andini juga turut menekan pinggulnya kedepan bersamaan ketika putranya itu menekan pinggulnya kedepan saat menghujamkan batang kontolnya melesak masuk dalam liang vaginanya, dan saat momen itu terjadi Bu Andini dapat merasakan kepala kontol putranya itu semakin kuat menekan dasar liang vaginanya.

Ouukkkhhhh.... Aaakkhhh... Iiyyaaa... Akkkhhh....., Suara desahan mereka semakin menambah panas persetubuhan itu.

" Cepat sayang.... Akkhh... Cepat... Ayah belum tidur sayang ...", Ucap Bu Andini.

Mendengar itu Rama kemudian mencabut batang kontolnya dari liang vagina ibunya dan menurunkan kaki ibunya yang sedari tadi ia angkat ke atas dengan lengannya.

Belum sempat Bu Andini protes dengan yang dilakukan oleh putranya itu, Rama kemudian memutar tubuhnya untuk menghadap ke arah taman dan berpegangan pada pagar pembatas balkon, serta kemudian menarik pinggulnya mundur kebelakang seraya tangan Rama kemudian menekan punggungnya untuk membungkuk.

Bu Andini paham kalau putranya itu ingin memasuki dirinya dari arah belakang dan mengikuti semua arahan yang diberikan oleh putranya itu.

Sesaat kemudian setelah Bu Andini sudah pada posisi membungkuk, Rama kemudian menyingkap ke atas daster yang menutupi bongkahan pantat ibunya itu. Lalu dengan tangannya ia mengarahkan kepala kontolnya tepat pada lubang masuk liang vagina ibunya itu.

Blesss ... Blesss ..., Batang kontol Rama kembali melesak masuk dalam liang vagina ibunya. Dan tak tanggung - tanggung, Rama langsung menghujamkan batang kontolnya sekaligus hingga membuat kepala kontolnya itu dengan kuat menabrak mulut rahim ibunya dalam sekali henjutan.

" Aaakkhhhh..... Ramaaa.... ", Pekik Bu Andini saat dirasa batang kontol putranya itu melesak memasuki liang vaginanya hingga kepala kontol putranya itu menabrak keras mulut rahimnya dan membuat perutnya terasa nyeri.

" Ouffhhh... Akkkhhh....",pekik Bu Andini dengan tubuh sedikit terangkat dari sikap bungkuknya itu.

Rama tidak menghiraukan pekik kesakitan ibunya itu, dan Rama langsung saja tancap gas dengan menggerakkan pinggulnya dengan cepat maju mundur hingga batang kontolnya kembali bergerak keluar masuk dalam liang vagina ibunya.

" Oukkhhh.... Akkhhhh..... Buuu.... Akkkhhh.....", Desah Rama menikmati jepitan hangat pada batang kontolnya di dalam liang vagina ibunya itu.

Dan ternyata dengan posisi bersetubuh seperti itu membuat batang kontolnya semakin melesak lebih dalam hingga kini hanya meninggalkan 2cm saja dari panjang batang kontolnya yang tidak dapat terendam dalam liang vagina ibunya itu.

" Akkhh.... Akkhh... Iyya sayang... Akkhh.... ", Desah Bu Andini dan turut menggoyangkan pinggulnya mengimbangi setiap Hujaman - Hujaman batang kontol putranya yang mengaduk - aduk liang vaginanya itu.

Tak terasa 30 menit sudah persetubuhan itu telah berlangsung, dan luapan birahi mereka kini sudah mulai terasa akan menuju pada puncak kenikmatannya.

Terlihat dari setiap goyangan pinggul Bu Andini kini sudah semakin terlihat tak beraturan. Begitu juga dengan Rama, gerakan pinggulnya yang maju mundur itu kini mulai dengan interval yang pendek ( jarak antara pinggul ibunya dengan pinggulnya saat bergerak mundur tidak lagi terlalu jauh ), namun pada saat Rama memajukan pinggulnya, dan dalam setiap Hujaman yang ia lakukan, ia menambah tekanan daya dorongnya sehingga ia dapat merasakan celah pada mulut rahim ibunya itu terasa semakin membuka saat kepala kontolnya itu menabrak mulut rahim ibunya.


OUUUKKHHHH..... AAAKKKHHH....
Desahan - desahan nikmat keluar dari mulut mereka.

" Cepat Ramaaa... Ayooo... Takut ayahmu nanti kesini... Aakkhhh...".
" Iyyyaaa bbuuu.... Aakkhhh... ", Jawab Rama

Lima menit kemudian Bu Andini mulai tak mampu lagi menahan luapan birahinya, dan sepertinya sesaat lagi ia akan klimaks. " Akkhh... Ayyo Rama.. ibbu ddahh gak kkuatt... Ibbu mauu keluar sayang... Akkhh...", Ucap Bu Andini dan semakin gencar menggoyangkan pinggulnya.

" Iyyaa buuu... Iyyaa... Rama juga dah mmauu Buu... Akkhh ..", jawab Rama.

Bu Andini dapat merasakan perubahan yang terjadi pada batang kontol putranya itu yang sedang mengaduk - aduk liang vaginanya itu.

Batang kontol putranya itu dirasa oleh Bu Andini kini semakin keras dan semakin bertambah besar, itu pertanda tak lama lagi kontol putranya itu akan menyemburkan sperma kentalnya.

" Rammaaa... Jangan keluarin di dalam... Sayang.... ", Ucap Bu Andini saat tersadar olehnya apa yang akan terjadi jika putranya itu menyemburkan sperma produktifnya di dalam vaginanya. Dan jika itu terjadi maka dapat dipastikan ia akan dapat hamil oleh sperma putranya sendiri.

" Iyyaa buuu.... Aakhhh.. iyyaa... ", Jawab Rama.

" Ouukkhhh... Aaakkhhhh... Aaakkhhh... Aarrgghhh... ", Desah Bu Andini saat dirasa batang kontol putranya itu semakin bergerak liar dan kuat saat menghujam masuk di liang vaginanya. Terasa sekali olehnya kalau batang kontol putranya itu kini melesak semakin dalam memasuki liang vaginanya.

Bahkan ia juga dapat merasakan kepala kontol putranya itu seperti membuka celah pada mulut rahimnya itu. Sehingga peristiwa itu membuat Bu Andini merasakan nyeri pada perut bagian bawahnya itu.

" Aaakkkkhhhh.... Aaarrgghhh.... Raammmaaa.... Ibbu kelluarr... Aaakhh...", Akhirnya setelah beberapa saat kemudian jerit nikmat keluar dari mulut Bu Andini mengiringi kenikmatan puncak yang ia dapatkan.

Criitt... Criiitt.... Criitt..., Beberapa tembakan cairan hangat keluar dari liang vagina Bu Andini dan membuat liang vaginanya semakin becek dan liang vaginanya itu juga turut meremas ketat batang kontol putranya yang saat itu masih bergerak keluar masuk pada liang vaginanya.

Tak berselang lama sesaat setelah Bu Andini mendapatkan puncak kenikmatan dan dirinya juga belum reda dari luapan gejolak birahinya itu, rupanya Rama juga sudah tak mampu lagi membendung luapan birahinya.

Dan bukan ia tak ingat akan pesan ibunya agar tidak menyemburkan spermanya di dalam vagina ibunya itu saat ia mendapatkan klimaksnya, namun Rama memang sengaja ingin menumpahkan seluruh stok sperma yang ia punya saat itu ke dalam rahim ibunya.
Maka saat Rama akan meraih puncak kenikmatannya, kedua tangannya meraih bongkahan pinggul ibunya dan menarik kuat kebelakang, serta pinggulnya sendiri ia dorong kedepan dengan tekanan yang sangat kuat.

Peristiwa itu membuat batang kontolnya menjadi tertanam dengan sangat sempurna hingga tak menyisakan sesentipun dari panjang batang kontolnya yang masih diluar liang vagina ibunya.

" Hekkkghh... Aarrgghhh....", Pekik Bu Andini merasakan nyeri teamat sangat pada perut bagian bawah hingga wajahnya nampak meringis saat dirasakan bagaimana kepala kontol putranya yang menghujam masuk pada liang vaginanya itu telah mampu menembus dan membuka celah dari mulut rahimnya, dan kini dapat ia rasakan seluruh kepala kontol putranya itu telah berada tepat pada liang peranakannya, yaitu rongga rahimnya.

Namun rasa nyeri itu tidak berlangsung lama ia rasakan, dan seketika berubah dengan rasa nikmat yang tak mampu ia lukiskan. Rasa nikmat yang ia rasakan saat kepala kontol Rama menyemburkan sperma yang begitu pekat dan sangat kental, semburannya begitu kuat dirasakan hingga mampu menembak jauh dan membentur dinding pada rongga rahimnya.

Croottt... Akkhh ...., Crroott... Aouukhh..., Croott... Oughh..., Desah Bu Andini mengiringi setiap pancuran sperma rama yang menyembur hangat di dalam rahimnya itu

"Ouughhh.... Akkhhh.... Raammmaa kelluarrt buuu.... Aarrgghhh....", Desah Rama menikmati klimaks yang ia dapatkan, dan masih dengan kedua tangannya, pinggul ibunya itu tetap ia pertahankan untuk tetap merapat pada pinggulnya hingga batang kontolnya itu tak lagi menyemburkan spermanya.

Bu Andini merasakan sperma yang dikeluarkan oleh Rama putranya itu jumlahnya begitu banyak, ia merasakan ada sekitar 10 kali semburan kencang dan beberapa kali semburan kecil, sehingga kini terasa rahimnya begitu penuh oleh sperma putranya itu.

Beberapa saat kemudian baik Bu Andini maupun Rama masih saja dalam posisi yang sama, menunggu hingga aliran darah mereka kembali normal sembari menikmati sisa - sisa kenikmatan yang telah mereka raih.

" Gimana ini... Sperma Rama kini kembali mengisi rahimku..., Mana banyak banget lagi..., Sudah pasti aku akan hamil oleh spermanya ini .. ", suara batin Bu Andini sesaat setelah kesadarannya mulai kembali

" Kenapa dikeluarin didalam Rama ..? ", Ucap Bu Andini sedikit ketus pada putranya itu

" Maaf aku tadi kagok Buu....", Jawab Rama berbohong namun rupanya Bu Andini dapat menerima jawaban putranya itu
Rama yang saat itu masih berada dibelakang ibunya dan batang kontolnya juga masih bersarang dalam liang vagina ibunya itu, mencoba menarik kebelakang tubuh ibunya seraya Rama berjalan mundur kebelakang untuk duduk pada kursi santai yang ada pada balkon itu

" Akhh...", Pekik Bu Andini merasakan ngilu saat ia mengikuti gerakan putranya itu untuk mundur kebelakang dan membuat kepala kontol putranya yang masih berada dalam rongga rahimnya itu bergesekan dengan mulut rahimnya.

Dan kini posisi Rama telah duduk pada kursi santai itu dan dengan ibunya yang terlihat berada di pangkuannya serta batang kontolnya yang masih saja terjepit dalam liang vagina ibunya.

Kedua tangan Rama memeluk pinggang ibunya itu dan kepalanya ia sandarkan pada punggung ibunya seraya berkata, " Rama sayang sama ibu ..",

" Rama...., Apa yang telah kita lakukan ini adalah salah sayang...", Ucap Bu Andini.

" Aku tak perduli dengan salah ataupun benar Bu... Yang aku tau sudah lama aku mencintai ibu...".

"Apa Rama.... Cinta...!!, Sejak kapan kamu punya perasaan itu ?",

" Kita ini adalah pasangan ibu dan anak Rama... Dan tidak boleh melakukan persetubuhan seperti ini...", Ucap Bu Andini lebih lanjut

" Buu... Aku tau ini salah...., Tapi aku sungguh mencintai ibu..., Dan perasaan itu mulai tumbuh saat aku usia 11 tahun Bu..., Dan apa yang aku lakukan pada ibu waktu itu karena aku tak tega melihat ibu yang begitu menginginkan nafkah batin dari ayah namun tak juga ibu dapatkan, maka itu aku lakukan untuk membuat ibu merasa bahagia ", ucap Rama coba untuk mengungkapkan perasaannya.

" Ibu takut kalau hamil Rama..., Apa kata orang nanti...", Ucap Bu Andini dan tanpa disadari air mata menetes dari matanya.

" Maaf Bu..., Orang tak akan pernah tau kalau memang ibu hamil olehku karena masih ada ayah Bu, darimana mereka bisa tau kalau bukan kita sendiri yang memberitahukan mereka, dan ibu masih bisa bersetubuh dengan ayah agar tidak menimbulkan kecurigaan ayah karena ibu hamil..", ucap Rama memberikan saran.

Diam - diam mendengar ucapan Romi itu membuat Bu Andini seolah mendapatkan jalan keluar dari mesalah ini dan membuat batinnya sedikit merasa tenang.

" Tapi bukan ini yang ibu inginkan Rama .., ibu gak mau hamil dari benih kamu Rama...", Ucap Bu Andini lebih lanjut.

" Maaf Buu... Kalau sesungguhnya Rama sangat menginginkan ibu bisa mengandung anak Rama Buu .., karena Rama sungguh sangat mencintai ibu..., Dan Romi akan berjanji untuk bertanggung jawab atas calon anak Rama yang akan tumbuh dalam rahim ibu itu...", Jawab Rama menegaskan.

Bu Andini terkejut mendengar pernyataan putranya itu, namun ada sedikit bangga dalam hatinya karena ternyata putranya itu adalah orang yang bertanggung jawab.

Meraka tak sadar sedari tadi mereka saling bicara, nampaknya tubuh mereka masih saling berhubungan satu sama lain yang ditandakan oleh batang kontol Rama yang hingga saat ini masih saja bersemayam dalam liang vagina Bu Andini.

Tiba - tiba mereka dikejutkan oleh suara derap langkah yang sepertinya sedang menaiki tangga dan menuju ke arah mereka.

" Ayahhh....!!", Suara Rama dan ibunya itu hampir bersamaan.

Bu Andini dengan segera mengangkat pinggulnya dari pangkuan putranya itu sehingga batang kontol putranya yang saat itu masih berada dalam jepitan liang vaginanya mulai bergerak keluar hingga menimbulkan rasa ngilu saat kepala kontol putranya bergerak keluar dari rongga rahimnya dan bergesekan dengan celah mulut rahimnya. " Oukkkhhh...", Desah halus Bu Andini saat merasakan ngilu didalam sana.

" Plopp." Suara itu timbul ketika seluruh batang kontol putranya telah tercabut keluar dari liang vaginanya.

Rama kemudian bergegas meraih celana boxernya yang berada di lantai balkon itu lalu memakainya kembali. Sedangkan ibunya, Bu Andini sudah duduk dikursi yang bersebelahan dengan yang diduduki oleh Rama. Kemudian mereka coba bersikap seolah tak terjadi apa - apa diantara mereka.
Dan benar saja tak lama kemudian terdengar bunyi ketukan pada daun pintu kamar Rama. Namun baru saja dua kali ketukan berbunyi dan belum sempat Rama melontarkan ucapan, handle pintu bergerak dan sesaat kemudian nampak ayah terlihat memasuki kamar Rama.

Bersambung....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd