Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Obsesi Suami & Kepuasanku

Bagian VI

Kamara Go Proo
Pagi itu.

Aku menyempatkan masak sarapan untuk suami dan ayah. Aku hanya memasak telur ceplok. Karena bangun kesiangan setelah melewati malam yang menghabiskan energi.

Ketika tengah sarapan ayah mengatakan tak enak badan. Suamiku menahannya untuk tidak berangkat kerja hari itu. Aku memberikan Paracatamol padanya.

" Istirahat saja dulu yah, barangkali masuk angin. Coba minta dikerokin sama tian " ucapnya enteng. Ia mengedipkan matanya bibirnya menyeringai mengejekku.

Aku mengantarkan suamiku berangkat sampai di depan pagar. Aku mencium tangannya. Ia mengecup keningku dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya memberikan kepadaku. Aku menerima benda yang diulurkannya itu.

" Apa ini?' tanyaku

" Camera Go pro ... jangan lupa nanti di videoin" jelasnya sembari tertawa.

" Gila kamu mas!" Aku cubit pinggangnya sampai ia berjingrak-jingrak kesakitan.

Aku tak habis pikir padanya. Bahkan ketika ia lagi tak ada dirumahpun ia masih berharap aku behubungan dengan ayah.

Aku lihat kamera yang diberikannya dan membukanya ternyata ukurannya sangat kecil. Begitu mudah digunakan.

Badanku terasa gerah berkeringat. Aku tarik handuk yang tergantung di balik pintu kamar. Berjalan ke kamar mandi.

" Teh nya diminum ya yahhh ... Kakak mo mandi " pesanku pada ayah.

Aku lepaskan pakaianku satu- persatu. Tampak ada bekas merah pada payudaraku. Bekasnya tak hanya satu tapi ada beberapa titik pada kedua susuku.

Aku jadi ingat kejadian semalam. Waktu baru kembali dari kamar ayah. Ternyata suamiku sudah tak sabar menungguku. Begitu aku datang ia langsung saja menyetubuhiku dengan menggebu-gebu. Aku tak pernah melihatnya seberingas itu. Menyaksikan aku berhubungan dengan ayah membuatnya sangat terangsang. Aku sempat menanyakan perasaannya.

" Luar biasa sayang ... Fantasinya mengaduk- aduk perasaan. Mas suka sekali ... Langka sekali bisa melihat langsung ayah dan anak berhubungan seperti itu" ucapnya.

Aku raih gayung dari sangkutannya kuciduk air dari baknya. Kusiram tubuh yang penuh dosa itu. Aku sabuni tubuhku. Sekilas aku melirik kearah bagian gagang pintu yang rusak. Disitu ada celah yang waktu itu kugunakan mengintip ayah.

Aku melihat ada sepasang mata yang tengah mengintipku.

Ayah!

Ya siapa lagi kalau bukan dia. Aku teruskan saja mandiku. Kubiarkan saja ia mengintipku.

" Lihatlah sepuasnya yaahhh ... Tubuh anak kandungmu ini. Kentot aja sekalian biar puas" ucapku dalam hati.

Setelah menyeselaikan mandiku. Aku keluar dari kamar mandi. Disini aku berpapasan dengannya.

" Ayah ngintip aku mandi ya ..." Tanyaku.
" Orak kok ..." Jawabnya sembari cengengesan.
" Bintitan lho matanya kalau bohong" ancamku.

Aku lalu berpakaian dan bersolek. Dilanjutkan dengan menyapu, mengepel lantai dan mengerjakan pekerjaan lainnya sebagai IRT. Ditengah kesibukanku itu beberapakali ia berteriak memanggilku untuk menemaninya. Tapi dengan beralasan pekerjaan masih banyak aku terus saja menyelesaikan pekerjaanku.

Selesai sudah PR ku hari itu. Saatnya aku bersantai sejenak melepaskan penat. Aku bawa bantal ke teras dimana terdapat kursi malasku. Aku membangkan diriku disana. Sembari brosing video tiktok.

" Lagi apa ta kak?"

Aku menoleh mendapati ayah disampingku ternyata ia menyusulku ke teras. Ia duduk disampingku.

" Ngak ada yahh ... Lagi main hp aja, bagaimana badan ayah udah enakan?" Tanyaku pula.

" Udah enakan kok" jawabnya. Ia menyentuh rambutku. " Udah junub apa?" Tanya lagi barangkali karena mehilat rambutku masih basah.

" Pertanyaan macam apa itu yahhhh ..." Protesku pula.

" Ya wong semalam ayah semprot kok ..." Kejarnya lagi. Jelas sekali sengaja memancingku untuk menjurus kepembicaraan yang berbau seksual.

" Mulai deh porno! Ayah kekamar gih ... Tidur biar cepat sembuh " aku risih dan mengusirnya dengan halus.

" Apa kakak masih marah sama ayah, karena kejadian semalam?" Tanyanya.

" Ngak kok!" Jawabku singkat.

" Tapi ayah merasa dicuekin ...
Hmmm ayah mau ngekost aja kak, biar ngak mengganggu kakak disini ?"membuatku kaget.ternyata ia marah dan merajuk padaku.

" Iihhh apaan sih ... Sini duduk dekat kakak. Kakak mau cerita ...
Ayahhh .... sayang .... sini ..." Aku langsung bangkit menjemputnya membawanya duduk disampingku. Lucu sekali melihat ayah merajuk seperti itu. Tidak biasa ia terlihat seperti anak remaja yang tengah jatuh cinta aku ngakak menahan tawa.

"Ya ampun yahh ... begitu saja udah merajuk ... Kakak bisa diracuni ibuk lho ... Kalau ngak menjagain ayah dengan baik disini" ucapku pula. Aku peluk tubuhnya dan menyadarkan kepalaku ketubuhnya.

" Yah aku ingat, semalam ayah bilang pernah gituin aku waktu aku masih SMP. Ayah harus menceritakan dengan jujur kepadaku sekarang" pintaku.

" Kakak mau dengar? Tapi janji ya jangan marah ... Kalau mau berjanji ayah ceritakan" jawabnya

" Ya yahhh ... Aku janji ...ngak marah" balasku pula. Aku memang harus mendapatkan penjelasan darinya tentang itu.

Ayah memelukku mencium keningku. Ia menarik napas dalam- dalam tatapan matanya lurus kedepan seperti tengah mengingat kejadian delapan tahun yang lalu.

Waktu itu kamu masih kelas dua SMP kira-kira umur empat belas tahun sementara adikmu berumur lima tahun. Setiap pekan ibumu masih berulang kulyah ke kota. Barangkat dari sore jumat dan baru palang lagi sore minggu. Ibumu mengambil jurusan Ekstensi jadi kulyahnya hari sabtu sampai minggu.

Kalian tinggal sama ayah. Biasanya kalau sudah malam kita nonton Tv bersama diruang tengah. Dan kebiasaan kalian adik kakak tertidur saat tengah menonton. Ayah mengendong kalian satu- persatu ke kamar.

Nah malam itu ... Saat ayah tenggah mengangkat kakak kekamar. Rok kakak terangkat keatas. Ayah kaget ternyata kakak tak pakai apa- apa dibaliknya. Maaf Kemaluan kakak terbuka.

Karena memang sudah remaja. Di umur kakak waktu itu rasanya punya kakak sudah muat kalau dimasukin penis. Dan disitu ayah jadi khilaf. Ayah terangsang. Ayah tak tahan godaan.

Aku tengang mendengar ceritanya.

" Trus aku ayah apain ..." Kejarku penasaran.

Setelah membaringkan kakak dikamar. Ayah meraba kakak. Maaf ayah mengoral kemaluan kakak ... Dan itu terjadi hampir setiap pekan saat ibukmu tak ada. Untung saja waktu itu keperawanan kakak belum sampai kebobolan. Karna setiap kali ayah tekan kontolnya kakak terbangun. Jadinya ayah batal melakukannya.

" Ihhh ayahhh ... Jahatt!!! Kok tega sihhh". Ucapku kesal

Ia lalu menceritakan detail apa yang dilakukannya padaku.aku seperti dibawa kembali kemasa itu. Aku bergetar membayangkan kejadian waktu itu. Darahku terbakar aku terangsang mendengar ceritanya. Memekku terasa basah.

"Yahhhh ... Kekamar kakak yuk .... " Ajakku. Napsu telah menguasaiku. Memekku terasa gatal, keingin untuk bersetubuh begitu kuat.

Bersambung
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd