Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NUDIST WORLD

CHAPTER 11
NEW STAGE

Author Pov

Terri dan Marion terlibat dalam obrolan ringan seputar kehidupan nudist di rumah keluarga Marrison. Marion ternyata sangat menikmati harinya ini dengan berkumpul bersama orang-orang tanpa busana. Marion merasakan bahwa hidupnya jauh lebih bervariasi daripada yang ia duga. Secara terang-terangan Marion mengatakan pada Terri kalau dirinya merasa terangsang dan mendapat kesenangan seksual ketika dirinya diperhatikan oleh orang lain.

Ketika Terri dan Marion asik bercanda, tiba-tiba seseorang muncul di dapur. Namun langkah pria itu terhenti ketika menyaksikan tubuh telanjang Marion. Hanya beberapa detik kemudian, Ted menghampiri istrinya lalu menarik tubuh Marion ke dalam tubuhnya dan menciumnya dengan penuh gairah. Ted pun mundur selangkah sambil berkata, “Sayang ... Aku sangat senang melihatmu bisa menyesuaikan diri dengan gaya hidup baru ini begitu cepat. Tadi, aku menelepon ke rumah tetapi tidak ada jawaban. Kupikir kamu pergi berbelanja ke supermarket. OMG, aku sangat senang melihat tubuh telanjangmu di siang hari ini."

Marion tersenyum sambil menatap Ted sebelum bertanya, "Haruskah aku menceritakan kisahku hari ini seluruhnya?"

Ted agak terlonjak dan langsung bertanya, "Cerita apa?"

Terri terkikik dan berkata, "Pelan-pelan Tuan ... Istrimu yang cantik lebih dari sekedar berdiri telanjang di sini sepanjang hari ini."

Ted memandang Marion sambil berkata, "Ok sayang ... Ceritakan sekarang juga, apa yang kamu lakukan?"

Marion terkikik lalu menjawab, "Oh tidak apa-apa. Tadi pagi aku merasa bosan sendirian di rumah. Setelah aku pikir, ternyata aku ingin mengunjungi Terri sambil belajar telanjang untuk membiasakan diri di sini. Ketika aku sampai di sini, aku langsung saja telanjang dan bertemu Terri. Tadinya aku pikir, aku hanya dengan Terri saja berduaan di rumah ini. Tak tahunya aku bertemu dengan Tony, Patty, dan kedua saudara perempuan Tony yang bernama Barbie dan Beth yang bekerja sebagai tukang kebun dan taman. Tanpa aku ketahui, ternyata Terri mengadakan wawancara dengan enam orang untuk posisi cleaning service. Jadi, aku hari ini benar-benar telanjang dengan sebelas orang lainnya, termasuk Terri."

Ted berdiri menatap Marion dengan mata lebar dengan mulut terbuka sebelum akhirnya bersuara, "Apakah kamu sedang bercanda?"

Terri angkat bicara, "Saat Marion datang pagi ini. Dia datang telanjang. Dia bilang, dia ingin bersama denganku untuk membiasakan diri telanjang sebelum telanjang di depan orang lain. Aku pikir memang Marion harus terbiasa dengan keadaan di rumah ini. Akhirnya Marion aku bawa ke taman dan berbaur dengan pekerja taman dan kebun itu. Hari ini aku mengadakan wawancara dengan enam orang pelamar untuk posisi cleaning service. Setelah selesai wawancara aku bawa keenam orang itu ke taman. Jadi Marion benar ketika dia mengatakan dia telanjang dengan sebelas orang dan empat di antaranya adalah laki-laki."

Ted memeluk Marion sambil berkata, "Aku mencintaimu sayang dan aku sangat bangga padamu karena mau menyesuaikan dengan kehidupan keluarga ini."

Marion berkata, "Bukalah pakaian itu, kita akan berbicara dengan Tony dan para wanita itu di taman."

Ted baru sadar kalau dirinya masih menggunakan pakaian dinas lengkap. Sambil tersenyum, Ted melepas pakaiannya. Dia meninggalkan pakaiannya di lemari dekat pintu garasi. Mereka bertiga keluar dari dapur melewati pintu belakang. Ted berjalan sambil memeluk pinggang Marion. Saat mereka sampai di taman belakang, Ted melihat Tony, istri dan kedua saudara perempuannya sedang sibuk bekerja. Ted yang tersenyum sambil menyapa mereka semua dengan berkata, "Hai Tony, senang melihatmu bekerja sangat rajin. Apakah kamu akan memperkenalkan aku kepada istri dan saudara perempuanmu yang cantik itu?"

Tony berkata kepada istri dan saudara perempuannya, "Ayo istirahat! Aku akan memperkenalkan kalian pada salah satu aparat busuk di kota kita."

Ted tersenyum berkata, "Hei ... Hei ... Candaan yang buruk kawan ... Aku ini polisi baik, hanya kepada kamu aku bersikap buruk.”

Tony tertawa sambil berjalan mendekati Ted, Marion dan Terry diikuti Patty, Barbie, Beth di belakangnya. Setelah mereka berhadap-hadapan, Tony menjabat erat tangan Ted sambil berkata, “Ted, ini istriku yang cantik bernama Patty, dan dua wanita muda yang cantik ini adalah Barbie dan Beth."

Ted berjabatan tangan dengan masing-masing orang saat Tony memperkenalkan mereka. Setelahnya Ted melangkah mundur satu langkah sambil berkata, "Kalian bertiga terlihat sangat cantik dan aku sangat senang kita bertemu di sini, di rumah keluarga Morrisons. Jadi aku tidak perlu lagi menebak-nebak seperti apa penampilan kalian di bawah pakaian."

Marion menepuk punggung Ted sambil berkata, "Jangan lakukan itu Ted, kamu sungguh keterlaluan."

Tony berkata, "Tidak apa-apa Marion ... Ted bebas menikmati tubuh istri dan dua saudara perempuanku, asalkan Ted mengijinkan aku untuk bisa menikmati tubuhmu yang aduhai.”

Mata Ted terbelalak dan Patty menepuk punggung Tony sambil berkata, "Menurutku Ted memiliki sesuatu yang sangat bagus tergantung di sana. Marion seharusnya menjadi wanita yang sangat bahagia."

Marion mengejutkan Ted ketika dia mengulurkan tangan dan membelai kemaluannya beberapa kali sebelum berkata dengan senyum lebar, "Umm Patty, memang miliknya sangat bagus. Tapi menurutku variasi adalah bumbu kehidupan."

Tiba-tiba semua wanita meledak tertawa sementara Tony dan Ted berdiri saling memandang. Tony akhirnya berkata, "Hei Ted ... Apakah kau merasa kalau mereka sedang membicarakan kita?"

Semua orang tertawa terbahak-bahak kecuali Ted dan Tony yang masih saling pandang. Tak lama, Marion melangkah ke pelukan Tony dan tubuh telanjang mereka menempel kuat satu sama lain dengan penis Tony terperangkap di antara perut bagian bawah mereka. Saat mereka mengurai pelukan, Marion berkata, "Hmm, hebat sekali Tony, kamu sangat menggairahkan."

Pada saat yang agak bersamaan, Patty berjalan ke arah Ted dan menekan tubuh telanjangnya kepada Ted. Patty menggerakan pinggulnya sehingga penis Ted terhimpit di celah pangkal paha Patty. Patty bergerak pelan menggesek penis Ted pada bibir vaginanya. Patty pun berkata, “ Ted, ini sungguh luar biasa. Apakah kita bisa terbiasa dengan ini?”

Setelah menikmati perasaan tubuh telanjang Patty yang bergesekan dengannya, Ted berkata sambil mengelus punggungnya, "Ya, sungguh menyenangkan bagiku juga. Kau adalah wanita seksi dan terpanas yang pernah aku temui.”

Patty lebih menekankan tubuhnya pada Ted. Payudara montoknya menekan dada Ted. Patty berkata setengah mendesah di dekat telinga Ted, “Aku suka pujianmu, Ted ... Kamu berhasil membuatku horny.”

Beth memperhatikan semua hal seksi yang terjadi dan akhirnya dia berkata, "Aku tidak tahu tentang kalian semua tapi vaginaku butuh perhatian juga."

Semua tertawa saat mendengar ucapan Beth. Akhirnya Tony, Patty, Barbie, dan Beth kembali melakukan pekerjaan mereka. Sementara, Terri, Marion dan Ted bergerak masuk kembali ke dapur. Terri berinisiatif menyediakan kopi dan makanan ringan untuk Ted dan Marion. Mereka pun ngobrol seputar kehidupan keluarga Morrison. Ted yang telah lama mengenal keluarga ini mengatakan bahwa keberhasilan Daniel dan Kim karena kerja keras mereka. Namun Ted sangat tidak menyangka jika Daniel dan Kim adalah seorang nudist.

Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Ini sangat aneh karena Terri tidak mengharapkan siapa pun untuk datang. Setelah meminta izin pada Ted dan Marion, Terri pun melangkahkan kakinya ke pintu ruang depan. Tangan Terri mulai memutar kenop pintu dengan perlahan. Setelah beberapa detik, pintu pun terbuka. Seorang pemuda tampan tersenyum ke arahnya, tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun melekat di sana. Walau agak ragu, Terri akhirnya membalas senyuman si pemuda tampan itu.

“Kalau tidak salah, aku sekarang sedang berhadapan dengan Terri, housekeeper keluarga Morisson.” Ucap si pemuda masih dengan senyum menawannya.

“Benar ... Tapi maaf ... Anda siapa?” Tanya Terri sedikit terkejut. Sekilas mata Terri melihat penis si pemuda yang menggantung indah di selangkangannya.

“Perkenalkan, namaku Mike ... Saya adalah keponakan dari Aunty Kim.” Jawab si pemuda sembari menyodorkan tangannya. Terri langsung menyergap tangan Mike. Mereka berjabatan tangan untuk beberapa saat.

“Oh, maafkan aku karena menyambutmu dengan pertanyaan konyol seperti tadi ... Silahkan masuk dan lebih baik kita ke dapur sambil menikmati kopi hangat.” Ajak Terri sambil memberikan jalan untuk Mike masuk ke dalam rumah.

“Tidak ada yang harus dimaafkan, karena kita baru saja saling kenal.” Ujar Mike sambil masuk ke dalam rumah. “Aku ke sini selain ingin bertemu dengan Aunty Kim dan Uncle Daniel, kebetulan aku sedang libur kuliah. Sepanjang hidupku, aku ingin sekali berkunjung ke rumah baru mereka.” Lanjut Mike sambil berjalan di sisi Terri.

“Tapi, bibimu tak pernah berkata kalau keponakannya akan datang.” Ujar Terri.

“Ya memang ... Aku baru mengabari Aunty Kim saat aku sampai di bandara tadi.” Jawab Mike sambil tersenyum.

Hanya dua menit kurang, Terri dan Mike sampai di dapur dan Terri memperkenalkan Mike pada Ted dan Marion. Mike bercerita tentang dirinya bahwa dia adalah anak dari kakak tertua Kim yang tinggal di New York. Mike juga mengatakan bahwa dia adalah mahasiswa kedokteran tingkat akhir di Universitas Columbia. Kedatangannya ke rumah keluarga Marrison karena merasa rindu dengan aunty-nya dan juga mengisi hari libur kuliahnya.

“Terakhir aku mengunjungi Uncle Daniel dan Aunty Kim setahun yang lalu di rumah lama mereka.” Mike mengakhiri ceritanya.

“Sejak kapan Daniel dan Kim menjadi nudist?” Tanya Ted.

“Em, sekitar lima tahun yang lalu, saat mereka baru menjadi pengusaha sukses. Mereka merasakan kebosanan hidup yang tinggi karena sepanjang hidupnya diisi dengan bekerja sangat keras dan melupakan kesenangan. Mereka akhirnya menemukan kesenangan sendiri dengan menjadi nudist.” Jelas Mike.

“Bagaimana denganmu, Mike? Sejak kapan kamu menjadi nudist?” Tanya Terri dengan lirikan mata ke arah penis Mike yang terlihat menegang sempurna.

“Aku mengenal nudist dari Uncle Daniel dan Aunty Kim kira-kira tiga tahun yang lalu. Saat itu aku berkunjung ke rumah mereka yang lama. Aku ingat saat itu aku hanya diperbolehkan masuk rumah kalau aku telanjang. Awalnya sangat kaku tetapi ternyata aku mendapat pengalaman yang tidak bisa aku lupakan. Dan sejak saat itu aku menjadi nudist.” Kata Mike sambil menahan senyumnya.

“Em, kamu tadi mengatakan mendapat pengalaman yang tidak bisa dilupakan. Apakah itu?” Terri tampak penasaran.

“Haruskah aku jawab?” Tanya Mike dengan mata menatap Terri.

“Jika kamu tidak keberatan.” Jawab Terri sambil melawan tatapan mata Mike. Pemuda tampan itu tersenyum lalu mengalihkan pandangannya kepada Ted dan Marion.

“Seks ... Aku mendapatkan seks yang begitu panas dari Aunty Kim ... Pengalaman itu yang tidak pernah aku lupakan sampai saat ini.” Jelas Mike dan kini pandangannya ia arahkan kembali kepada Terri.

OMG ... Kamu meniduri tantemu sendiri?” Marion berkata dengan nada tak percaya.

“Ya, aku melakukannya bahkan di depan Uncle Daniel.” Ucap Mike tampak ragu. Terri pun tersenyum manis pada Mike.

Marion tampak terperanjat dan mencondongkan tubuh ke arah Ted dan berbisik, "Aku tidak bisa melakukan itu Ted. Kamu tahu aku tidak pernah memiliki pria lain selain kamu."

Ted tersenyum pada istrinya dan berkata dengan suara yang sangat pelan, "Sayang, kamu tahu aku sangat mencintaimu dan aku akan melakukan apa saja untuk membuatmu bahagia. Sekarang kita tahu kehidupan keluarga Morrisons dan belajar banyak tentang hal-hal baru. Aku pikir, kita memiliki kesempatan untuk mencoba menemukan kesenangan seperti yang Daniel dan Kim lakukan. Sayang, apakah kamu ingat fantasi kita beberapa tahun yang lalu dan kita pernah membicarakannya sambil menikmati seks. Kita bisa mewujudkan fantasi itu di sini, jika kamu mau. Sayang, aku akan menunggu isyaratmu karena aku tidak ingin melakukan apa pun yang bisa merusak hubungan kita. Jika kamu memutuskan untuk bertindak, aku akan mendukung apa pun keputusan yang kamu buat.”

Marion menatap suaminya lekat-lekat lalu berkata, “Apakah kamu tidak marah kalau aku bercinta dengan orang lain?”

“Sayang, kalau itu membuatmu bahagia, aku sangat tidak keberatan.” Jawab Ted.

Mike akhirnya ikut bicara, “Marion ... Ted sudah memberikan izinnya. Bagiku, seks adalah kesenangan yang ingin aku dapatkan setiap hari. Seks juga bagiku tidak mesti dengan suami atau istri atau pacar saja. Seks adalah kesenangan yang bisa kita lakukan dengan siapa saja karena seks adalah kesepakatan, sepakat berdasarkan kesadaran tanpa adanya unsur paksaan. Seks adalah kesenangan semata-mata. Seks adalah sesuatu yang indah, menyenangkan, dan membahagiakan.”

Terri pun menimpali, “Seks itu sebuah anugrah, aku bebas melakukan seks kapan pun aku mau dan dengan siapa saja.”

Marion tersenyum lalu berkata, “Terima kasih atas masukannya, karena Ted sudah memberikan izinnya, sepertinya aku akan belajar untuk menjadi seperti kalian.”

Ted pun merangkul bahu Marion sambil mengecup pipinya. Keempatnya melanjutkan obrolan dengan sangat seru. Suasana keakraban yang tercipta ternyata memiliki kekuatan untuk mendongkrak libido mereka dengan tajam sehingga nafsu birahi mereka sepertinya begitu terbakar.

“OMG ... Seseorang harus mengurus penisku ... Ini sudah terlalu keras ...” Canda Ted sambil membelai kemaluannya yang mengacung ke atas.

“Ted, biarkan aku yang mengurusnya.” Tiba-tiba Terri bangkit lalu mendekati Ted.

Hanya beberapa detik saja, Terri sudah berlutut di antara paha Ted. Untuk pertama kalinya Marion menyaksikan penis suaminya dipermainkan orang lain. Namun, tak ada rasa marah bahkan Marion begitu exciting melihat pemandangan itu. Marion merasa darahnya mendesir karena naluri wanita dan hasratnya menggelegak. Selintas keinginan bercinta melewati benaknya. Vagina Marion pun menghangat, tanda libidonya mulai teraduk-aduk.

Terri membelai penis beberapa saat sebelum gadis itu mencondongkan tubuhnya ke depan untuk mencium kepala penis Ted. Tak lama kemudian Terri membuka mulutnya cukup lebar lalu menelan kepala penis Ted di antara bibir manisnya. Terri memutar lidahnya di sekitar tepi kepala penis yang membuat Ted mengerang pelan. Bibir Terri yang mungil mencengkeram lembut batang penis itu dan mengocoknya dengan sangat lembut. Terri sesekali juga mengeluarkan penis itu dari mulutnya untuk dikocok dan dijilat-jilat kemudian dimasukan lagi dan disedot-sedot seperti orang yang sedang menikmati permen loli. Perlakuan Terri pada penis Ted membuat pria itu benar-benar melayang, dia mengerang-erang sambil memegang kepala Terri.

“Hei Marion ... Apakah kita akan menjadi penonton saja?” Tanya Mike pada Marion.

“Oh ya ... Tentu tidak.” Jawab Marion lalu berdiri dan berjalan mendekati Mike.

Marion pun akhirnya berlutut di depan Mike. Marion mulai memegang penis itu yang terasa penuh dalam genggamannya, lalu dengan gerakan pelan Marion mulai mengocok-ngocok penis itu. Marion lalu mendekatkan penis itu ke mulutnya, dan mulai menjilati ujung penisnya, terasa asin, dan terasa ada cairan sedikit pada ujungnya, kemudian Marion menahan nafas dan langsung memasukkan penis itu ke dalam mulutnya kemudian dihisap-hisapnya dengan kuluman lembut, dan dikocok-kocok dengan tangan.

Puas menikmati penis kedua laki-laki itu, Terri dan Marion dengan waktu yang hampir bersamaan mengambil posisi duduk dan mengangkangi pasangannya masing-masing. Tangan Ted yang satu membuka lebar bibir vagina Terri, sedangkan yang lain membimbing penisnya memasuki liang vagina Terri yang sudah membengkak kemerahan. Terri menurunkan tubuh untuk menduduki penis Ted, pelan-pelan ia melakukannya hingga Penis keras panjang itu melesak masuk ke dalam celah kewanitaannya yang sempit diiringi erangan panjang dari Ted. Terri kemudian mulai menggoyang pantatnya naik turun sambil terus mengencangkan dan mengendurkan otot vaginanya.

Sementara itu, Marion sudah benar-benar menduduki penis Mike sepenuhnya. Tubuh Marion bergoyang di atas tubuh Mike, gerakan-gerakan erotis tubuh Marion membuat Mike melotot tanpa berkedip, tubuh Marion meliuk-liuk dengan lair dan binal. Marion benar-benar berada dalam birahi yang membakar sukmanya. Penis Mike seperti menyetrumnya dan mengalirkan sensasi luar biasa. Mike semakin kuat dan cepat menyentak-nyentakan kemaluannya ke atas yang disambut oleh goyangan pinggul Marion. Rengekan-rengekan Marion terdengar dengan keras diiringi jeritan-jeritan kecil.

Sekitar sepuluh menit berselang, tiba-tiba terdengar sebuah lolongan panjang, Terri mencapai orgasmenya, pelukan Terri terhadap Ted semakin erat. Hanya beberapa detik dari itu, Ted mengerang agak tertahan sambil memuncratkan spermanya ke dalam rahim Terri. Sementara Marion yang mengetahui Ted dan Terri sudah mencapai pelepasan mereka, semakin bergerak cepat karena merasakan dirinya sudah sangat dekat. Usaha Marion tidak sia-sia, tak lama tubuh Marion dan Mike mengejang saling memancarkan gelombang kenikmatan, melepaskan hasrat mereka sepenuhnya.

“Fuuuhh ... Luar biasa ... Inilah yang aku suka di rumah keluarga Morrison.” Ungkap Mike sambil membiarkan Marion turun dari atas tubuhnya.

“Bagaimana sayang?” Tanya Ted saat Marion duduk di pangkuannya.

“Benar ... Ini luar biasa ... Rasanya luar biasa ...” Marion tersenyum pada Mike lalu menyandarkan punggungnya pada Ted.

Tiba-tiba Terri datang dengan membawa empat botol air mineral dingin kemudian membagikannya satu persatu pada Ted, Marion dan Mike. Terri pun berkata setelah itu, “Marion, jujur saja kalau penis Ted adalah penis kedua yang memasuki tubuhku, dan rasanya sangat menakjubkan. Aku memastikan akan banyak penis lagi yang akan aku rasakan setelah ini.”

“Benar, Terri ... Sensasinya sangat lain, aku sangat menikmatinya. Aku harap, Ted tidak keberatan kalau aku ingin merasakan penis-penis lain di vaginaku.” Ucap Marion tanpa sungkan lagi.

“Aku sangat mencintaimu, Marion ... Aku ingin kamu selalu bahagia ... Dan kalau itu yang kamu mau, aku akan mengijinkanmu.” Balas Ted sambil merangkul tubuh istrinya.

Semua pun tertawa mendengar obrolan konyol yang mereka lontarkan. Obrolan semakin seru dan panas ditambah jamahan tangan para laki-laki pada bagian sensitif wanita di pangkuan masing-masing. Di tengah keasikan mereka, tiba-tiba telepon berdering dari ruang kerja Terri. Terri pun bergegas bangkit dari pangkuan Mike untuk mengangkat telepon.

"Kediaman keluarga Morrison, Terri berbicara." Sapa Terri sesaat setelah mengangkat teleponnya.

Tiba-tiba Terri mendengar suara yang tidak asing baginya, "Terri ... Ini Jeff .... Jeff Simpson ... Apa kabar? Aku sangat mengkhawatirkanmu."

Dengan penuh semangat Terri berkata, "Oh Jeff ... Aku menunggu teleponmu sejak lama ... Jeff, aku mendapatkan pekerjaan baru, pekerjaan yang terbaik, dan kamu tidak akan percaya betapa menyenangkannya pekerjaanku saat ini."

Terri menoleh ke arah Ted lalu membuat isyarat tangan untuk menarik perhatian Ted. Terri menunjuk ke telepon dan menggoyangkan jarinya ke arah Ted agar Ted menghampirinya. Ted dengan cepat berlari mendekati Terri ke dalam ruang kerja gadis itu. Terri menekan tombol load spaeker agar Ted bisa mendengar percakapannya.

Dengan suara yang bersemangat, Terri melanjutkan ucapannya, "Jeff, keadaanku saat ini baik-baik saja. Itu karena bantuanmu waktu itu. Terima kasih atas pertolonganmu saat aku di toko. Aku akan ingat terus jasa-jasamu yang telah menyelamatkan aku dari cengkraman Harold. Jeff, bersabarlah di sana. Aku dan beberapa orang di sini sedang membuat rencana untuk menangkap Harold, dan kami sangat memerlukan bantuanmu.”

Jeff membalas, "Terima kasih banyak telah memikirkanku Terri ... Tapi perlu kamu ketahui kalau pak tua Harold benar-benar marah karena dia tidak dapat menemukanmu dan dia telah menyuruh beberapa preman untuk mencarimu, jadi berhati-hatilah."

“Terima kasih atas infonya ... Tapi aku tidak merasa khawatir karena aku mempunyai orang yang bisa aku andalkan.” Kata Terri sambil mengusap-usap paha Ted.

"Oh ya ... Apa kamu ingat gadis yang bernama Hanna, gadis yang datang untuk bekerja di toko beberapa minggu sebelum kamu pergi?" Tanya Jeff.

"Ya, saya ingat. Dia adalah gadis pemalu yang datang bekerja dan melakukan pekerjaannya tanpa banyak berbicara. Dia juga selalu cepat pergi jika sudah waktunya selesai kerja." Terri teringat akan gadis yang disebutkan Jeff.

Jeff berkata, "Celakalah Harold ... Si tua bangka itu telah memperlakukan Hanna sepertimu. Beberapa hari yang lalu aku tidak sengaja ke ruang belakang dan melihat Hanna hanya mengenakan bra dan celana dalam saja di depan Harold. Harold melihatku dan menyuruhku untuk menyaksikan apa yang ia perbuat kepada Hanna. Hanna menangis saat dia memohon pada Harold untuk memberinya sesuatu untuk dikenakan tetapi Harold malah berteriak menyuruh Hanna untuk telanjang. Harold membuka sabuknya dan mengancam Hanna akan mencambuknya apabila ia tidak mengikuti keinginan si pak tua. Hanna sambil menangis mengikuti kemauan Harold, setelah itu Harold memotret Hanna yang telanjang dengan beberapa posisi. Hanna terus menangis tapi Harold malah mencengkeram lengannya dan mengguncangnya dan menyuruh Hanna diam. Kemudian Harold bertanya apakah Hanna masih perawan dan ketika dia tidak menjawab segera Harold menampar pantatnya yang telanjang beberapa kali lalu memperingatkan Hanna kalau dia menolak Harold akan mencambuknya. Hanna mengatakan dia masih perawan jadi Harold menyuruhnya untuk berbaring di mejanya. Harold melebarkan kaki Hanna lebar-lebar dan memasukkan jarinya ke dalam vagina Hanna dan meraba sekelilingnya lalu dia menyuruhku untuk memeriksanya untuk memastikan kalau Hanna masih perawan. Ketika aku menolak, Harold mengancamku jika aku tidak mau melakukan apa yang dia suruh maka Harold akan menyuruh teman-temannya pergi ke rumahku dan meniduri istriku serta menyakitinya." Jeff melanjutkan ceritanya.

OMG ...” Terri mendesah pilu.

“Saat aku berada di antara paha Hanna yang telanjang, Harold mulai memotret. Saat aku ragu-ragu untuk memasukkan jariku ke dalam vagina Hanna, Harold mengambil ikat pinggangnya dan mencambuknya ke badan telanjang Hanna yang membuatnya menjerit kesakitan. Jadi aku segera meraba vaginanya dan Harold mengambil gambar. Aku terkejut saat Harold menyuruhku untuk melepas celana dan celana dalamku. Aku menolak tapi Harold mencambuk Hanna lagi sampai ia menjerit kesakitan. Akhirnya aku segera membuka celana dan celana dalamku karena aku tidak ingin Hanna menderita. Lalu dia menyuruhku memasukkan kepala penisku ke dalam vagina Hanna. Hanna menatapku dengan ketakutan tapi aku melakukan apa yang Harold perintahkan padaku karena aku tidak ingin Harold menyakiti Hanna lagi. " Jeff berkata di telepon.

Saat Jeff berhenti sejenak, Terri dengan cepat bertanya kepada Jeff, "Menurutmu, apakah kamu bisa mendapatkan beberapa foto Hanna yang Harold ambil agar kita dapat menggunakannya untuk membuktikan pelecehan yang dilakukan Harold?"

Jeff berkata, "Aku bisa mengusahakannya. Foto itu ada di komputer di ruangannya, aku akan transfer foto-foto itu ke dalam flashdisk. Aku bisa menyelinap ke ruangannya karena Harold kelihatannya tidak datang hari ini.”

"Lakukanlah sekarang juga! Transfer foto-foto itu ke flashdisk dan bawa ke tempatku tapi jangan menghapus foto-foto itu supaya tidak curiga.” Ucap Terri bersemangat.

“Oke, aku akan lakukan karena aku mempercayaimu.” Jeff menjawab.

"Jeff, apa acaramu malam ini, sekitar jam tujuh?" Tanya Terri.

"Aku akan segera pulang setelah bekerja. Kenapa kamu bertanya seperti itu, Terri?" Jeff menjawab langsung bertanya.

"Jeff, kuharap kau mempercayaiku karena aku tidak bisa memberitahumu apa aku rencanakan sekarang, tapi bisakah kau membawa flashdisk itu ke sini, ke kediaman Morrisons malam ini sekitar pukul tujuh? Kau bisa membawa istrimu jika itu memungkinkan." Pinta Terri.

Jeff berkata, "Terri, aku benar-benar mempercayaimu dan ya aku bisa keluar malam ini, tapi aku harus mencari seseorang dulu untuk menjaga anak-anak."

"Oke, apakah kamu pegang pena atau pensil, aku akan memberikan alamat keluarga Morrison untukmu." Kata Terri. Jeff kebetulan sedang memegang kertas dan pena saat itu.

Setelah menuliskan alamatnya, Jeff berkata, "Aku akan mengambil foto-fotonya sekarang dan aku akan sangat senang melihatmu malam ini."

"Aku tidak sabar menunggumu di rumah baruku dan memperkenalkan keluarga baruku padamu." Kata Terri bersemangat.

Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Jeff, Terri menutup teleponnya. Terri memandang Ted dengan mata yang sangat sedih sebelum dia berkata, "Kita harus melakukan sesuatu untuk menghentikan bajingan sialan itu sebelum dia menyakiti Hanna, Jeff atau istri Jeff." Terri meraih tangan Ted lalu ia letakkan di dadanya sebagai tanda jika ia sangat mengharapkan bantuan Ted.

Ted berkata, "Jangan khawatir, Terri. Aku membantumu memecahkan masalah ini. Aku akan berada di sini malam ini pukul tujuh."

Terri dan Ted masih berada di ruang kerja Terri ketika telepon berdering lagi dan Terri menjawabnya, "Kediaman Morrison, Terri berbicara, ada yang bisa saya bantu?"

Dia terkejut mendengar Jeff menelepon lagi dan gadis itu menekan tombol load speaker lagi sebelum berkata, “Ada apa Jeff? Apa terjadi sesuatu?" Suara Terri terdengar khawatir.

Jeff dengan cepat berkata, "Tidak ada yang terjadi. Aku hanya ingin bertanya, apakah aku bisa membawa Hanna bersamaku malam ini ke tempatmu? Aku ingin memperkenalkan Hanna padamu dan nanti Hanna lah yang akan menceritakan semuanya padamu.”

Ketika Terri melihat ke arah Ted. Ted pun menganggukan kepalanya dan mengangkat jempolnya pertanda setuju, akhirnya Terri berkata, "Ya bawa saja dia ke sini, itu mungkin hal terbaik untuk dilakukan. Menurutmu, apakah dia bisa keluar denganmu malam ini?"

Jeff menjawab, "Saya akan membujuknya. Sebenarnya dia takut pada Harold. Karena Harold pergi hari ini, aku rasa Hanna bisa aku bawa menemuimu."

Terri berkata, "Cobalah untuk menjaganya tetap aman Jeff dan membawanya bersamamu malam ini."

Jeff berkata, "Saya khawatir apa yang akan dilakukan Harold kepadaku. Nanti di tempatmu aku ingin semuanya terbuka agar istriku tidak skeptis dengan apa yang telah aku lakukan pada Hanna. Istriku akan mengetahui langsung dari Hanna, bagaimana aku dipaksa melecehkan Hanna, itu semua karena aku diancam oleh Harold. Aku ingin semuanya clear.”

Terri berkata, "Jeff, aku akan senang berbicara dengannya dan membereskan segalanya untukmu. Aku akan sangat menantikan untuk bertemu denganmu dan bertemu dengan istrimu sekitar jam tujuh malam ini."

Saat Terri menutup telepon kali ini, Ted berkata, "Aku tidak sabar mendengar kabar dari mereka berdua malam ini. Sekarang, lebih baik aku turun ke gerbang masuk rumah dan memeriksa orang-orangku dan melihat bagaimana pekerjaan mereka."

“Ted ... Please help us ...!” Terri memohon.

Terri segera memeluk Ted, memeluknya dengan erat. Terri sangat berharap bantuan Ted baik tenaga maupun bantuan lainnya agar masalah dirinya, Jeff, ditambah Hanna dapat cepat selesai. Ted membalas melingkarkan tangannya ke punggung hangat Terri sambil mencium pucuk kepalanya. Rasa sayang Ted pada Terri muncul begitu aja, maka Ted bertekad untuk menghilangkan rasa sedih pada gadis itu.

I love you, Terri ... Percayalah! Aku akan meringkus Harold dan kawan-kawannya biar kamu bisa hidup tenang dan bahagia.” Ungkap Ted dengan nada sendu.

“Terima kasih, Ted ...” Kata Terri sambil mengurai pelukannya.

Terri dan Ted segera keluar dari ruang kerja dan kembali ke dapur bergabung kembali dengan Mike dan Marion. Sementara Terri ikut ngobrol bersama kedua orang itu, Ted pergi ke gerbang rumah untuk memeriksa para pegawainya. Terri menceritakan apa-apa yang baru saja diobrolkan dengan Ted di ruang kerjanya. Marion dan Mike sangat mendukung langkah-langkah yang akan diambil Terri.​

-----ooo-----
Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd