Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NUDIST WORLD

Suwun hu.... mantab

Ane ama bini & anak kalo dirumah pas weekend biasa ngerjain beres2 rumah sambil nudist seru juga ternyata tapi karena belum terbiasa nudist seharian takut masuk angin juga hehehe ya setengah hari cukup lah buat pelajaran sama anak juga agar bisa bedain mana wanita dan pria karena anak tetangga yg seumuran anak ana yg 6 tahun gak bisa bedain waktu mandi ama emaknya nanya emaknya sambil pegang2 memek emaknya kok beda ama punya dia yg punya belalai.... cobain para suhu dimari nudist dikeluarga aja ....
 
CHAPTER 10
CLEANING SERVICE RECRUITMENT 2

Daniel Pov

Saat aku dan Kim datang, Terri sedang duduk di ruang tengah. Kami disambut oleh gadis itu dengan pelukan dan ciuman. Hari ini kami berencana untuk makan malam bersama di luar dan membelikan mobil untuk Terri. Setelah beristirahat untuk beberapa menit, kami pun segera meninggalkan rumah. Terri terlihat sangat bergembira dan bersemangat ketika kami mengatakan akan memberinya sebuah mobil. Berkali-kali gadis itu mengucapkan terima kasih sambil menciumi pipi kami. Kim berkata pada Terri kalau Terri tidak perlu berlebihan dan merasa berkecil hati karena kami sudah menganggap dia sebagai anak kami sendiri.

Hanya setengah jam, kami bertiga sampai di sebuah dealer yang sebelumnya memang Kim telah menghubungi dealer tersebut untuk membeli mobil di sana. Aku, Kim dan Terri berjalan-jalan mengelilingi tempat tersebut sambil memilih-milih mobil yang disukai Terri. Akhirnya gadis itu memilih mobil bermerek Lexus UX200. Aku dan pemilik dealer langsung menyelesaikan transaksi, sementara Kim menelepon Jenna untuk memastikan restoran tempat kami akan makan malam. Hanya kurang dari setengah jam, transaksi pembelian mobil pun selesai.

“Terri ... Kamu bawa mobilmu ke restoran Manly.” Kataku sambil memberikan kunci mobil beserta dokumen-dokumennya.

“Iya, daddy ... Ini hari yang paling menyenangkan di sepanjang hidupku.” Jawabnya lalu memelukku sejenak sebelum ia mengambil kunci dan dokumen mobilnya.

“Berhati-hatilah mengendara, ikuti kami pelan-pelan di belakang.” Ucap Kim sembari merangkul bahu Terri.

“Iya, Mummy ...” Jawab Terri dengan rangkulan tangan di pinggang Kim.

Kami pun segera meninggalkan dealer. Mobilku berada di depan mobil baru Terri. Kim tampak begitu bahagia yang terlihat dalam mimik muka dan caranya dia berbicara. Kim sangat bersyukur karena aku telah memberinya satu anak gadis yang baik dan menyayanginya. Aku merangkul bahu istriku dan sesekali kukecup pucuk kepalanya.

Akhirnya kami sampai di restoran yang telah dipersiapkan Jenna. Kami berempat pun makan malam bersama. Aura kebahagaiaan nampak ketika kami bersama-sama menikmati hidangan makan malam yang sungguh romantis. Rupanya suasana makan malam kami yang penuh canda dan tawa menjadi perhatian pengunjung restoran yang lain. Sepertinya orang-orang melihat keluarga kami sebagai keluarga bahagia. Acara makan malam pun selesai. Kami segera bergegas pulang dengan kendaraan masing-masing.

Sesampainya di rumah, ternyata mobil Jenna dan Terri sudah terparkir manis di garasi. Aku dan Kim keluar dari mobil lalu masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamar kami. Saat berada di depan kamar Terri, aku menahan langkahku, Kim pun memandangi wajahku dengan mimik heran.

“Rasanya malam ini aku ingin bersama Terri.” Kataku pada Kim.

“Hhhmm ... Apakah kamu akan menyetubuhinya sepanjang malam?” Kim tersenyum penuh arti.

“Rasanya begitu ... Sepanjang hari ini, pikiranku tidak pernah lepas dari vagina sempitnya.” Kataku.

“Kalau begitu, lakukanlah ... Beri anak gadisku kebahagiaan yang tidak pernah ia lupakan.” Kim berkata lalu mencium bibirku sekilas sebelum akhirnya Kim meninggalkanku.

Setelah kulihat Kim memasuki kamar, barulah aku membuka pintu kamar Terri dan masuk ke dalamnya. Terri yang baru selesai melepaskan pakaiannya menoleh ke arahku lalu tersenyum. Aku menutup pintu kemudian menghampirinya. Sambil berjalan, aku lucuti pakaianku sendiri hingga sampai di depan gadis itu aku pun sudah telanjang bulat.

“Malam ini hanya kita berdua. Mummy-mu dan Jenna tak akan mengganggu kita.” Kataku sambil memegang buah pinggul Terri.

“Benarkah, daddy? Apakah kita akan bersenang-senang sepanjang malam ini berdua saja?” Tangan Terri mulai membelai penisku yang sudah berdiri tegang.

“Ya ... Aku akan menyetubuhimu sampai kamu pingsan keenakan.” Bisikku lalu mencium daun terlingannya. Gadis itu pun menggeliat kegelian.

“Oh, daddy ... Lakukanlah ... Aku sudah tidak sabar ...” Desah Terri.

Kami berciuman, ciuman kami sangat bergairah, aku menggigit bibir bawahnya sehingga mulutnya terbuka dan mengambil kesempatan untuk memasukan lidahku untuk bermain-main dengan lidahnya. Merasa posisi kami tidak nyaman, perlahan aku mengangkat tubuhnya dan membawanya ke atas tempat tidur tanpa memecahkan ciuman kami. Aku menjatuhkan tubuhku di atas tempat tidur dengan Terri yang berada di atasku.

“Biarkan aku yang memulai!” Kata Terri dengan suara seksinya. Aku hanya mengangguk pasrah dengan melentangkan kedua tanganku.

Kini tangan Terri mulai meraih penisku, digenggamnya. Terri mengarahkan penisku ke dalam vaginanya yang basah dan hangat. Terri mulai menduduki penisku dan dengan gerakan hati-hati dia mulai menggenjot dengan gerakan naik turun. Seiring makin meningkatnya nafsu birahi menjalari tubuhnya, Terri mulai melakukan gerakan kasar sambil mendesis-desis. Gerakannya juga kini sudah berubah menjadi maju mundur. Penisku seperti diperas di dalam vaginanya. Nikmat sekali rasanya, tetapi aku terus bertahan.

Penisku keluar masuk dengan lancar, rasa panas membara bertambah panas ketika dilumuri cairan vagina Terri, terlihat cairan bening terus meleleh dari sela-sela penyatuan kami. Tak lama Terri menunduk agar dapat menahan getaran otot vaginanya. Pandanganku dan Terri beradu, gadis di atasku itu tersenyum sambil mendesah-desah. Ia terus menggerakan pinggulnya, dengan desahan lembut ia terus menaik-turunkan pinggulnya secara konstan.

"Bagaimana ... daddyyy ...” Ucap Terri di sela-sela genjotannya.

Aku hanya menatap Terri dengan pandangan sayu, aku menggigit bibir agar tidak terlalu tenggelam dalam kenikmatan remasan vagina Terri. Aku harus mengakui kalau jepitan vagina Terri melebihi wanita-wanita yang lain. Terri terus menggoyang penisku dari atas dengan tempo semakin kencang, sesekali ia meremas dadanya sendiri. Permainan Terri saat ini lebih liar dari dirinya sendiri. Aku mengalah dan hanya bisa menikmari setiap sentuhannya. Terri bahkan sudah mampu memperkirakan panjang penisku, sehingga ia bisa menarik pinggulnya setinggi mungkin lalu menyentakannya kembali dengan cepat. Tangan dan jemari Terri terkadang meremas dan mengusap perutku membuat tubuh yang ia tunggangi semakin berdesir.

Kelihatannya Terri semakin mendekati orgasme sehingga dia melakukan gerakan dengan semangat sambil terus mendesis. Benar juga tak lama kemudian Terri menghentikan gerakan lalu ambruk ke dadaku. Sekujur liang vaginanya berkedut-kedut. Aku yang lagi tanggung untuk mencapai orgasme langsung membalikkan posisi. Terri kugenjot dengan mengangkat kedua kakinya tinggi-tinggi. Sensasi jepitan vaginanya terasa nikmat sekali. Namun posisi itu tetap sulit bagiku untuk menghantar orgasme. Aku kembali ke posisi awal sambil setengah menindih Terri malakukan gerakan keluar masuk ke vagina sempitnya. Rasa vagina Terri memang sedap sekali, legit dan mencengkeram. Tidak bisa bertahan lama aku segera menyemprotkan ejakulasiku ke rahimnya. Setelah itu aku terbaring lemas di sisinya. Kami berdua dalam keadaan telanjang bulat berbaring rehat setelah bertempur sekitar setengah jam.

“I love you, daddy ...” Ucap Terri sambil merebahkan badannya di atasku. Aku hanya tersenyum sambil melingkarkan tanganku di tubuhnya.

Kami pun melakukannya lagi beberapa kali hingga tenaga kamu terkuras. Aku rasa, Terri sangat menikmati persetubuhan ini. Aku sangat yakin kalau aku telah memberinya pengalaman yang tak pernah bisa Terri lupakan. Kenikmatan bersenggama yang hingga kapanpun akan lekat dalam ingatannya. Setelah melewati jam satu malam, kami pun tertidur saling berpelukan.​

******​

Author Pov

Terri berdiri di ambang pintu yang menuju garasi. Satu demi satu Terri memeluk dan mencium Daniel juga Kim. Setelah Daniel dan Kim pergi, Terri kembali ke dapur, membersihkan bagian yang masih terlihat kotor. Tiba-tiba Terri dikejutkan dengan seseorang yang begitu saja menghampirinya. Terry melotot kepada orang yang baru saja datang sambil memegangi dadanya.

“Tony??? Apa yang kamu lakukan?” Ucap Terri sedikit membentak.

Oh, maaf Terri ... Tapi ada sesuatu yang ingin aku bicarakan.” Balas Tony sambil tersenyum.

“Katakanlah!” Terri mempersilahkan Tony duduk di kursi meja makan. Terri pun melirik pada penis Tony yang menurutnya sangat indah yang setengah tegang itu.

“OMG ... Aku akan mati kehabisan sperma ...” Keluh Tony yang sadar jika penisnya menjadi perhatian Terri.

“Apa yang terjadi, Tony?” Terri bertanya dan memilih tempat duduk yang sangat dekat dengan Tony.

“Tidak ... Aku ingin memberikan kwitansi pembayaran pembelian bahan-bahan dan tanaman ini padamu.” Tony menyodorkan beberapa lembar kertas kepada Terri.

“Apakah aku harus membuat salinannya?” Tanya Terri.

“Tidak perlu, kamu sudah punya salinannya. Sengaja aku membuat dua lembar. Satu untuk kami, satunya lagi untukmu.” Jawab Tony.

“Baiklah ... Terima kasih ...” Ucap Terri sambil tersenyum namun matanya lagi-lagi melirik ke arah penis Tony.

“Terri ... Jangan lakukan itu ... Aku sudah kewalahan oleh istri dan kedua saudara perempuanku ... Terri, bolehkah aku meminta, rekrut lah pegawai laki-laki sebanyak mungkin.” Ucap Tony yang membuat Terri tertawa.

“Hari ini aku akan melakukan wawancara dengan tiga orang wanita dan tiga orang laki-laki. Bagaimana pendapatmu?” Tanya Terri dan tangannya mulai mengambil penis Tony.

“Terri jangan ... Aku bisa mati lemas ...” Tony memegang pergelangan Terri. “Semenjak bekerja di sini, aku merasakan kalau libido istri dan kedua saudara perempuanku sangat meningkat tajam. Aku kewalahan menghadapi mereka. Segeralah Terri ... Segera lah carikan mereka pasangan.” Ucap Tony setengah merengek. Tapi yang terjadi, Terri malah tertawa terbahak-bahak.

“Mereka bukan tidak mampu mencari laki-laki, Tony ... Tapi mereka menyukai burungmu. Jujur, aku juga sangat menyukainya. Bolehkah aku mencicipi sebentar saja?” Goda Terri dengan mempererat genggaman tangannya pada penis Tony.

“Oh, tidak sekarang ... Aku sangat lelah ... Lepaskan, aku mau bekerja.” Pinta Tony lalu Terri pun melepaskan genggamannya.

Tony keluar sangat cepat meninggalkan Terri yang tersenyum senang. Terri berbalik dan berjalan ke ruang kerjanya lalu menyalakan komputer, kemudian mencetak daftar tugas cleaning service serta surat pernyataan kerahasiaan beberapa lembar. Terri melihat ke jam, ternyata ia masih mempunyai banyak waktu sebelum melakukan wawancara. Terri meluangkan waktunya untuk mandi serta memastikan semua bagian tubuhnya bersih dan wangi. Setelah selesai, Terri keluar dari kamar mandi dan mengeringkan diri serta rambutnya kemudian menatanya. Terri merias wajahnya minimal tetapi cukup menonjolkan kecantikannya yang alami. Sentuhan akhir, memoles bibirnya dengan lip gloss untuk membuat bibirnya tampak seksi. Terri berdiri di depan cermin memastikan tubuhnya terlihat sempurna.

Baru saja beberapa langkah meninggalkan kamar, Terri mendengar bel rumah berbunyi. Terri agak mengerutkan keningnya karena heran, masalahnya jadwal wawancara masih sekitar satu jam lagi. Terri pun berjalan mengarah ke ruang depan. Bel pintu berbunyi untuk kedua kalinya pada saat Terri mencapai pintu. Tanpa ragu, Terri memutar kenop dan membuka pintu lebar-lebar. Terri tercekat, matanya terbelalak lebar tak percaya. Marion Johnson berdiri di depannya tanpa sehelai benang pun di tubuhnya. Marion tersenyum dan meminta jalan untuk masuk ke dalam rumah.

“Aku takut ada orang yang melihat.” Ucap Marion setelah berada di dalam rumah.

“Wow ... Sangat mengejutkan ... Apakah aku sedang bermimpi?” Terri mulai menggoda Marion sambil menatap tubuh bugil wanita di depannya takjub. Terri mengakui kalau Marion memiliki tubuh yang sangat seksi, padat, dan berisi. Yang menjadi pusat perhatian Terri adalah payudaranya. Bentuknya besar, tetapi terlihat serasi dengan postur tubuhnya.

"Aku bosan di rumah, hanya duduk-duduk saja, tidak melakukan apa-apa. Jadi kupikir, lebih baik datang ke sini dan mengunjungimu untuk membiasakan diri bertelanjang sebelum orang lain melihatku telanjang. Aku harap kamu tidak keberatan." Ucap Marion agak gugup.

Terri tersenyum dan berkata, "Itu mungkin lebih baik dilakukan sekarang sebelum Anda dilihat orang lain saat telanjang nanti. Kita ngobrol-ngobrol di dapur saja. Apakah Anda ingin secangkir kopi atau minuman yang lain?"

“Ya ... Ini pembiasaan diri ... Semoga saja aku cepat beradaptasi.” Ucap Marion sambil mengikuti langkah Terri menuju dapur.

“Aku punya breakfast blend, donut house dan aku punya coklat panas, kopi. Anda ingin yang mana?” Tanya Terri sesaat setelah sampai di dapur.

“Apa saja yang kau berikan, pasti aku nikmati.” Jawab Marion sambil duduk di kursi meja makan.

Terri membuat dua cangkir kopi lalu membawanya ke meja makan lalu meletakkan cangkir-cangkir itu sebelum pergi ke lemari es untuk mengambil krimnya. Terri juga mengambil paket kue dan mengaturnya di piring sebelum menaruhnya di meja makan kembali.

“Silahkan dinikmati.” Kata Terri.

“Terima kasih ...” Jawab Marion yang kemudian menikmati kopi panasnya.

“Anda kelihatan gugup sekali ... Sebenarnya tidak ada yang perlu Anda risaukan karena semua yang ada di rumah ini telanjang. Lagi pula seharusnya Anda bangga karena Anda mempunyai tubuh yang bagus. Aku yakin, banyak orang yang menyukai Anda.” Terri mencoba membesarkan hati Marion.

“Aku belum terbiasa saja. Aku perlu waktu untuk mempersiapkan diri.” Jawab Marion kemudian menyesap kopinya. Setelah itu Marion meneruskan ucapannya, “Terri ... Bagaimana perasaanmu saat kamu pertama kali telanjang di depan orang lain?”

“Sama sepertimu, grogi ... Tapi setelah beberapa hari aku di sini, perasaan itu berganti dengan sebuah kesenangan. Ya, aku senang kalau orang lain menyukai tubuhku yang telanjang.” Jawab Terri sangat tenang.

Terri baru saja selesai berbicara, tiba-tiba Barbie dan Beth datang dari pintu kaca geser dan berkata, "Terri ... Kita harus ke kamar mandi."

Marion tersentak, kepalanya menoleh ke arah sumber suara. Sedetik kemudian tangan Marion refleks menutupi payudaranya sambil menatap kedua gadis telanjang itu. Marion benar-benar malu dengan dirinya sendiri. Wajahnya seketika pucat dan wanita itu membuang muka, sepertinya wajah Marion tak bisa dijelaskan lagi dengan kata-kata.

Terri tersenyum pada Barbie dan Beth dan berkata, "Kalian sudah tahu di mana letak kamar mandi, kenapa harus bertanya lagi, langsung masuk saja." Kemudian Terri memandang Marion sesaat setelah kedua gadis itu melewatinya menuju kamar mandi. Terri pun berkata, "Mereka adalah kru dari pegawai taman dan kebun yang bekerja di sini."

"Kupikir kamu akan sendirian hari ini ... Sebaiknya aku pergi ..." Ucap Marion sembari bangkit dari duduknya. Namun, gerakan Marion terhenti saat Terri menahannya.

"Marion ... Mereka bekerja di sini seperti kamu akan bekerja di sini ... Mereka dan Anda akan saling melihat tanpa busana, cepat atau lambat ... Mereka adalah sepasang suami istri dan dua saudara perempuan dari suami, dan mereka sudah menikmati bekerja dengan keadaan telanjang. Aku harap Anda mulai membiasakan diri dan tidak usah malu. Ayo, kita keluar dan berkenalan dengan mereka. Atau bahkan mungkin Anda sudah mengenal mereka.” Jelas Terri yang diakhiri dengan ajakan pada Marion.

Marion tersenyum gugup pada Terri dan berkata, "Oke, saya coba. Ayo kita temui mereka. Ada kejutan apa lagi untukku hari ini?"

"Anda tidak perlu khawatir karena pegawai kebun dan taman di sini adalah pasangan muda yang hebat dan Anda telah melihat saudara perempuan mereka barusan." Ucap Terri sambil berjalan mendahului Marion ke halaman belakang.

“Terri ... Bisakah kita kembali ke dalam?” Tiba-tiba Marion menarik tangan Terri.

“Marion ... Tenangkan diri Anda ... Semuanya akan baik-baik saja, tidak ada yang perlu Anda risaukan.” Terri harus berkali-kali meyakinkan Marion.

Marion menghembuskan nafasnya pelan dan menatap mata Terri penuh keraguan. Terri pun memberi Marion senyuman sambil mengambil tangan wanita yang tubuhnya sedang gemetar itu. Terri tahu apa yang harus ia lakukan yaitu memberinya semangat dan keberanian. Terri yakin apabila Marion sudah merasakan telanjang di depan orang lain, rasa groginya pasti hilang.

Terri dan Marion pun melanjutkan langkah mereka melintasi kolam renang dan akhirnya sampai di pertamanan yang sedang direnovasi Tony dan Patty. Ketika mereka mencapai pagar, kedatangan Terri dan Marion menarik perhatian Tony dan Patty. Langsung saja Terri berkata, "Tony ... Patty ... Aku ingin memperkenalkan pada kalian wanita cantik ini yang akan menyiapkan sistem keamanan di rumah ini."

Baik Tony dan Patty berhenti bekerja lalu berjalan menghampiri Terri dan Marion. Sesampainya sepasang suami istri itu berjabat tangan dengan Marion. Lalu Patty berkata, “Selamat datang di rumah keluarga besar Morisson. Aku berharap kamu mulai terbiasa dengan tubuh tanpa busana.”

Tony pun angkat bicara, “Kami pun awalnya ragu tetapi setelah beberapa hari bekerja keraguan itu hilang dengan sendirinya. Oh ya, sepertinya kamu sudah melihat Barbie dan Beth ketika mereka masuk ke rumah.”

"Aku tidak diperkenalkan secara resmi. Tapi ya, aku sudah melihat mereka. Aku senang bisa berkenalan dengan kalian." Ucap Marion yang agak sedikit tenang.

Patty mulai terkikik dan dia berkata, "Marion ... Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kita semua terlihat sama setelah kita melepas pakaian." Patty melihat mata Marion sedang melihat penis Tony. Patty pun menambahkan, “Di sini kita bebas memandangi milik kita masing-masing, untungnya kalau wanita tidak terlihat kalau sedang terangsang. Lain halnya laki-laki, terlihat sekali kalau mereka sedang horny.”

Ketiga wanita itu mulai tertawa karena melihat penis Tony yang bergerak ke atas. Penis laki-laki itu mengeras di depan Marion. Tony mengakui kalau dirinya mengagumi tubuh Marion. Marion pun tersipu malu tapi pada saat yang bersamaan dirinya merasa tersanjung dengan pujian Tony.

“Tubuhku tidak sebagus mereka.” Ucap Marion ketika Barbie dan Beth datang menghampiri.

"Marion, aku ingin memperkenalkan adikku Barbie dan Beth kepadamu ... Gadis-gadis. ini Marion Johnson." Tony memperkenalkan kedua belah pihak.

"Marion ... Sebentar lagi aku akan melakukan wawancara dengan pelamar untuk calon pegawai cleaning service. Anda bisa duduk di sini bersama Tony dan Patty, atau mau berendam di kolam air panas, atau mau di dapur sambil ngopi. Terserah Anda.” Kata Terri.

Marion menjawab, "Aku pikir, aku akan masuk untuk mengambil kopi dan beberapa kue. Lalu ke sini lagi dan bergabung dengan orang-orang yang luar biasa ini."

Tiba-tiba Patty menampar pantat Tony dan membuat laki-laki itu melompat kaget. Patty pun berkata, "Orang-orang hebat? Karena Marion belum mengenalmu ... Jangan khawatir Marion, aku tahu cara menangani orang ini jika dia keluar jalur." Semua wanita mulai menertawakan ketidaknyamanan Tony.

"Selamat bersenang-senang, aku akan menghabiskan beberapa jam untuk wawancara hari ini." Ucap Terri sambil meninggalkan pegawai kebun dan taman itu, sementara Marion mengikuti dari belakang.

Baru saja dua langkah masuk dapur, terdengar bel rumah berbunyi. Terri berbicara dengan Marion sebentar untuk menunjukkan segala sesuatu yang dibutuhkan wanita itu. Terri bergegas menuju ruang depan dan tak lama membukakan pintu untuk tamunya. Terri melihat Ashley dan dua orang lainnya berdiri di teras.

Ashley tersenyum dengan tenangnya namun seorang wanita dan seorang pria yang bersamanya begitu shock melihat penampilan Terri. Setelah menghela nafas dalam beberapa kali tarikan, wanita di samping Ashley pun berkata, “Kami minta maaf jika sudah mengganggu Anda ... Tapi seharusnya Anda mengenakan sesuatu sebelum membukakan pintu."

Terri malah tersenyum dan mengulurkan tangannya ke arah Ashley sambil berkata, "Halo Ashley ... Apakah kamu dan rekanmu ingin masuk?"

Ashley berjabat tangan dengan Terri saat dia melangkah maju ke dalam rumah sambil berkata, "Selamat pagi Terri. Ini Paul dan Sarah."

Terri kemudian mengulurkan tangannya lagi ke arah Paul dan Sarah. Terri pun berkata, "Hai, nama saya Terri dan saya adalah housekeeper keluarga Morrisons." Dengan ragu-ragu Paul dan Sarah bersalaman dengan Terri. Keduanya belum sepenuhnya sembuh dari keterkejutan. Akhirnya Terri mengajak ketiga tamunya masuk ke ruang depan dan mempersilahkan mereka duduk.

“Saya akan melakukan wawancara pada kalian hari ini.” Ucap Terri yang membuat Paul dan Sarah menatap heran pada Terri. Keduanya sama sekali tidak percaya dengan apa yang sedang dihadapinya.

Ashley angkat bicara, "Apakah Gus dan Debbie sudah di sini? Aku melihat mobil lain di dekat garasi."

"Belum ... Mereka belum datang ... Mobil itu milik wanita lain yang bekerja di sini." Jawab Terri.

Terri pamit sejenak untuk mengambil minuman untuk tamunya. Saat Terri berjalan keluar dari ruang tamu, Terri mendegar kalau Ashley diberondong pertanyaan oleh Paul dan Sarah. Terri pun masih mendengar saat Ashley berkata, "Kurasa kalian akan tahu ketika kita memulai wawancara."

Tak lama, Terri pun kembali ke ruang tamu lalu meletakkan tiga botol air mineral di meja. Saat Terri hendak duduk, terdengar bunyi bel rumah. Terri pun bergegas menghampiri pintu lalu membukanya. Kali ini Terri disambut oleh Gus dan Debbie. Dan Terri yang kini terbelalak saat melihat penambilan Debbie yang aduhai. Terri meluangkan waktu sejenak untuk melihat Debbie dari atas sampai ke bawah menikmati pemandangan yang Debbie sajikan karena Debbie dengan sangat berani hanya mengenakan bra renda pink muda dan celana dalam boyshort merah muda, tipis, dan elastis. Kemudian Terri tersenyum dan mengulurkan tangannya. Terri berjabat tangan dengan Gus terlebih dahulu baru kemudian kepada yang lainnya.

"Halo Gus ... Halo Debbie ... Dan kamu pasti Joe ..." Sambut Terri pada ketiga tamunya.

Joe memandang Terri dari atas sampai ke bawah sebelum melihat kembali ke mata Terri dan berkata, "Kamu adalah wanita muda yang sangat cantik dan aku sangat tidak keberatan bekerja di sini jika kamu terus berpakaian seperti ini sepanjang waktu ... Lihat Debbie, kau kalau cantik olehnya."

Terri tersenyum pada Joe dan berkata, "Aku sangat menghargai pujian itu dan aku yakin Debbie akan terlihat sama cantiknya apabila ia tanpa celana dalamnya. Tetapi pertama-tama, mari kita ke ruang tamu dan bertemu dengan yang lain. Mereka sudah tiba beberapa menit yang lalu."

Akhirnya Terri mengajak mereka bergabung di ruang tamu dan mempersilahkan duduk. Setelah itu, Terri menuju ruang kerjanya lalu mengambil beberapa helai kertas yang telah ia persiapkan sebelumnya. Tidak lupa, Terri mengambil juga surat pernyataan kerahasiaan sebanyak tiga lembar beserta beberapa pena. Sejenak Terri memeriksa bawaannya sebelum akhirnya menghampiri para tamu di ruang depan.

Pertama yang Terri lakukan adalah membagikan surat pernyataan kerahasiaan kepada Paul, Sarah, dan Joe. Terri mempersilahkan kepada ketiganya untuk membaca surat pernyataan kerahasiaan tersebut, dan jika ketiganya setuju dengan isi surat pernyataan kerahasiaan itu Terri pun meminta mereka untuk menandatanganinya. Terri berdiri menghadap semua orang dengan kaki sedikit terbuka dan dia sengaja mempertontonkan vaginanya kepada semua orang. Terri memperhatikan Joe dan Paul yang mengintip vaginanya sementara Gus, Debbie dan Ashley menatap vagina Terri secara terbuka. Pada saat itu Terri merasakan kelembapan di dalam vaginanya, dan hari ini Terri sangat menikmatinya.

Setelah Paul selesai membaca surat pernyataan kerahasiaan itu, ia pun bertanya, "Mengapa Anda meminta kami menandatangani pernyataan seperti ini? Ini sungguh diluar kebiasaan, terasa aneh sekali."

Sebelum Terri menjawab, Ashley yang langsung berkata, "Paul, apakah isi surat pernyataan itu ada yang ilegal? Aku rasa tidak ada yang ilegal, aku menandatanganinya kemarin."

Sarah angkat bicara, "Aku pikir itu aneh sekali. Kita duduk di sini dan ada wanita telanjang yang melakukan wawancara pada kita. Apakah pekerjaan ini pekerjaan telanjang atau semacamnya? Apakah kita semua harus telanjang untuk bekerja di sini?"

Terri tersenyum semanis sebelum berkata, "Segera setelah kalian menandatangani surat pernyataan kerahasiaan itu, aku akan dapat melanjutkan dan menjelaskan semua detail tentang posisi cleaning service di rumah ini. Aku akan meyakinkan kalian bahwa tidak ada yang ilegal terjadi di sini. Jadi, tinggal pilih saja ... Tandatangani dan kita meneruskan wawancara atau tinggalkan surat pernyataan itu dan keluar dari rumah ini."

“Aku rasa tidak ada yang ilegal di sini ... Sudah, kita tandatangani dulu ... Kita lihat apa yang akan terjadi selanjutnya.” Ucap Paul pada Sarah.

Akhirnya Paul, Sarah dan Joe menandatangani surat pernyataan kerahasiaan tersebut. Setelah itu, Terri meminta ijin pada mereka untuk membuat salinan. Terri pergi ke ruang kerjanya lalu membuat salinan surat pernyataan kerahasiaan kemudian kembali ke ruang depan dan membagikan salinan surat pernyataan kerahasiaan tersebut kepada orang-orang yang baru menandatanganinya.

“Karena kalian sudah menandatangani surat pernyataan kerahasiaan, maka waktunya untuk kalian mengetahui bahwa kalian sekarang berada di rumah keluarga nudist.” Ucapan Terri langsung terhenti karena Sarah memotongnya dengan suara lantang.

"Jadi aku benar ... Kita diharuskan menandatangani pernyataan ini untuk melepaskan pakaian kita ... Ini benar-benar gila ..." Ucap Sarah dengan intonasi tinggi.

“Apa masalahnya kalau kita bekerja telanjang di sini? Semua pekerja di sini telanjang juga.” Ashley membalas ucapan Sarah dengan tidak kalah emosinya.

Sarah memandang Ashley dengan mata terbelalak sambil berkata, "Jadi kau akan melepas pakaianmu dan membiarkan semua orang ini melihat vaginamu dan payudaramu? Apa kau BERANI berdiri dan telanjang di sini sekarang juga dan membiarkan semua orang yang ada di sini melihat seluruh tubuh telanjangmu. Oh tidak ... Aku tidak akan melanjutkan wawancara ini. Orang-orang sudah gila ...!" Sarah pun bangkit dari duduknya kemudian berjalan menuju pintu.

“Apakah kamu akan membiarkan begitu saja uang 100 ribu dollar sebagai kompensasi untuk pekerja yang mau telanjang di property kami ini?” Terri melontarkan pertanyaan retoris.

“WHAATTT ...!!!” Semua orang terkejut dan terlonjak dari duduk mereka setelah mendengar ucapan Terri barusan.

Sarah pun menghentikan langkahnya kemudian secara perlahan memutar tubuhnya menghadap Terri. Kening Sarah berkerut, pertanda dia sedang memikirkan kalimat yang diucapkan Terri. Wajah itu tampak kebingungan. Sarah hanya berdiri mematung, seperti tersihir oleh sesuatu yang membuatnya takjub.

“Duduklah dulu ... Kita belum selesai bicara ...” Akhirnya Paul berdiri dan membawa Sarah kembali ke tempatnya.

“Bagaimana? Apa mau diteruskan?” Tanya Terri sangat tenang. Semuanya yang ada di ruangan itu setuju, termasuk Sarah.

“Baiklah ... Wawancara ini dimulai dengan lebih menarik daripada wawancara lain yang pernah aku lakukan. Sekarang, setelah aku mendapatkan tandatangan kalian, aku ingin mengatakan bahwa kalian masing-masing telah terikat oleh persetujuan bahwa apa pun yang kalian dengar, lihat, atau lakukan di sini sebenarnya bersifat rahasia. Artinya, kalian tidak boleh membicarakan apa pun yang terjadi di properti ini dengan siapa pun yang belum menandatangani surat pernyataan kerahasiaan. Apa yang terjadi di sini hanya untuk kita, orang di luar sana tidak boleh ada yang tahu.” Jelas Terri.

Paul bertanya, "Apakah kita semua akan telanjang seperti yang Sarah katakan? Itukah sebabnya kamu telanjang?"

“Sarah menebak dengan benar, kami hanya akan mempekerjakan pekerja yang bersedia bekerja dengan telanjang. Keluarga Morrisons adalah nudist sehingga mereka memutuskan untuk mempekerjakan pekerja yang bisa menyesuaikan dengan cara hidup mereka. Keluarga Morrisons hanyalah orang biasa yang mengenakan pakaian ketika mereka pergi bekerja, mereka melepaskannya dan hidup telanjang saat berada di rumah. Namun ada satu pengecualian. Jika salah satu dari pekerja wanita sedang menstruasi, kami akan izinkan untuk memakai celana dalam hanya selama periode dan kembali telanjang." Terri menjelaskan inti permasalahan sambil menatap satu persatu orang-orang di depannya.

“Apakah ada pesta seks di sini?” Tanya Sarah ragu-ragu.

“Tidak akan ada pesta seks liar atau pesta pora di sini. Tidak akan ada pelecehan seksual di sini. Kami mempunyai kebijakan, apabila terjadi pelecehan seksual, akan kami pecat dan diproses secara hukum. Tapi, perlu kalian ketahui bahwa Keluarga Morrisons sangat menyukai seks dan mereka suka bereksperimen berhubungan seks di luar kamar. Jadi selama kalian bekerja di sini, kalian akan sangat mungkin melihat orang-orang berhubungan seks di luar, di kolam renang, di kolam air panas, di taman dn di mana saja sepanjang masih di lingkungan property mereka." Jawab Terri dengan nada semakin serius.

Terri melanjutkan dengan mengatakan, "Aku akan serahkan sepenuhnya pada kalian. Jika kalian ingin tetap berpakaian, pintu sudah terbuka di sana. Jika kalian dengan sukarela mengikuti aturan yang kami buat, kita akan melanjutkan ke tahap wawancara karena kami hanya akan mempekerjakan orang yang dapat bekerja tanpa busana."

Gus berdiri sambil berkata, "Aku tidak khawatir tentang telanjang, jadi aku akan melepas pakaian dan menyelesaikan wawancara dengan telanjang."

Debbie segera melucuti bra dan celana dalamya sambil berkata, "Kemarin aku telanjang dan tidak masalah bagiku yang melihatku telanjang." Debbie pun telanjang saat mengakhiri ucapannya.

“Bagaimana? Apakah kamu akan mengambil kesempatan ini? Atau akan keluar melewati pintu itu?” Tanya Terri pada Sarah yang masih terlihat bingung.

“Ayolah sarah ... Kita memerlukan uang itu ... Apakah perlu aku bantu untuk membuka pakaianmu?” Kata Paul.

“Saatnya nanti, pikiranmu akan berubah, Paul ... Uang menjadi tidak berharga ... Sesuatu yang lebih menyenangkan ada di depan mata kalian.” Ucap Terri.

Akhirnya Sarah pun mulai melepaskan pakaiannya diikuti oleh semua yang ada di ruangan itu. Gus yang pertama kali mendorong celana dalamnya ke bawah hingga penis tujuh setengah incinya terpampang dengan bangga di selangkangannya. Debbie terkagum-kagum melihat penis ayahnya dan berkata, "Aku dapat melihatnya dengan baik kemarin, tetapi hari ini ia terlihat lebih besar."

Joe menjatuhkan celana panjangnya dan berdiri hanya dengan boxer-nya. Debbie pun berkata, "Ayo Joe ... Tunjukkan apa yang selama ini aku nikmati. Ayah ... Joe memiliki penis panjang dan besar lo ..." Joe tersipu dan membeku di tempat sehingga Debbie meraih celana boxer-nya sambil berkata, "Mau aku melakukan ini untukmu?" Joe menganggukkan kepalanya dan segera boxer-nya ditarik ke bawah oleh Debbie. Langsung saja penis milik Joe yang sangat tebal dengan panjang delapan inci mengarah ke langit. Debbie memandangi semua wanita di ruangan itu dan berkata, "Joe dan aku saling mencukur rambut kelamin kami karena kami tidak ingin rambut itu ada di gigi kami."

Ashley melihat ke arah Paul saat pria itu menjatuhkan boxer-nya. Ashley pun berkata, "Paul, aku selalu bertanya-tanya apa yang kamu kemas di dalam sana, dan sekarang aku tidak perlu menebak lagi. Itu adalah sepotong daging yang lezat."

Paul tersipu dan berkata pada Sarah, "Aku tidak pernah memberitahumu kalau aku sering mengintipmu. Aku sangat suka melihatmu telanjang bulat dan jika kamu tidak keberatan, aku ingin pelukanmu, jadi aku bisa merasakan tubuh telanjang kita saling menempel."

Sarah pun bangkit dari kursinya dan menempelkan tubuh telanjangnya begitu erat pada kakaknya hingga mereka saling berpelukan. Mereka terus berpelukan setidaknya satu menit sebelum melepaskan satu sama lain dan Sarah kembali ke tempat duduknya lagi.

Semua yang ada saling bercanda dengan ketelanjangan mereka. Terri dengan sabar mendengarkan percakapan semua orang sebelum akhirnya berkata, "Aku akan memberitahu kalian dengan jujur, aku benar-benar mencari orang-orang seperti kalian semua untuk mengisi posisi cleaning service. Kita semua akan telanjang di sini dan aku akan memberi tahu kalian bahwa Keluarga Morrisons sangat memahami bahwa bekerja dengan telanjang bulat memiliki kecenderungan untuk merangsang lawan jenis, sehingga jika dua atau lebih setuju untuk berhubungan seks, hal itu diperbolehkan di sini selama mereka bertanggung jawab atas pekerjaannya. Morrisons tidak akan mengizinkan siapa pun untuk dilecehkan secara seksual juga tidak akan mengizinkan siapa pun untuk dipaksa berhubungan seks. " Terri berkata dengan suaranya yang tegas.

Mereka semua akhirnya terlibat dalam diskusi yang seru tentang tugas-tugas pekerja cleaning service. Terri menjelaskan bahwa karena kedua perusahaan ini terbilang kecil, Terri mengingatkan bahwa tidak ada perusahaan yang bersaing satu sama lain dan Terri sangat berharap semua orang dapat bekerja sama dengan baik. Terri pun mengingatkan mereka semua bahwa bagian terpenting dari pekerjaan mereka adalah memastikan kediaman dan daerah sekitarnya bersih serta aman bagi keluarga Morrisons dan para tamu mereka. Terakhir Terri menjelaskan bahwa keluarga Morrisons akan memasang gerbang keamanan di ujung jalan masuk dan jika mereka terpilih, mereka akan diberi kode khusus untuk membuka gerbang.

Setelah Terri menjelaskan panjang lebar tugas-tugas pekerja cleaning service, Sarah pun bertanya, "Maukah kamu mengajak kami berkeliling property di sini dan menunjukkan kepada kami tanggung jawab apa yang harus kami jaga agar tetap bersih?"

Terri menjawab, "Biasanya aku akan melakukan hal itu di bagian kedua wawancara setelah aku memeriksa referensi kalian tetapi karena kalian semua tampaknya kurang lebih adalah yang aku cari, aku kira tidak ada salahnya untuk menunjukkannya kepada kalian."

Ashley berkata sambil tersenyum lebar, "Kami memahami bahwa kami harus melalui proses untuk menjadi pekerja di sini, tetapi kalau aku tidak salah, kamu mencari orang yang cukup nyaman bekerja dengan tubuh telanjang. Aku pikir ada enam orang telanjang di sini. Jadi aku pikir, kami adalah orang-orang yang kamu cari."

Terri berkata, "Ya, kamu benar dan sejujurnya aku benar-benar tertarik untuk mempekerjakan kalian di sini. Ok, silakan ikuti aku berkeliling di property milik keluarga Morisson. Saat ini ada beberapa pekerja kami sedang bekerja di taman sehingga kalian akan melihat mereka dan mereka akan melihat kalian semua. Ada juga wanita yang akan memasang sistem keamanan rumah.”

Terri memimpin semua orang melihat kamar-kamar di lantai satu kemudian di lantai dua rumah. Terri memperlihatkan juga kamar tidur dan kamar mandinya. Hampir semua orang memuji tempat tinggal ini. Rombongan pun pindah dari satu ruangan ke ruangan lain sampai semua orang melihat semua ruangan. Terri menjelaskan bahwa dia ingin pekerja cleaning service datang setiap hari untuk membersihkan semua ruangan.

Setelah selesai memeriksa semua ruangan yang ada di dalam rumah, Terri membawa rombongan ke halaman belakang. Terri membawa rombongan ke kolam renang dan kolam air panas sambil menjelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan kepada rombongan. Akhirnya Terri mengajak ke taman yang sedang direnovasi oleh Tony beserta mitranya.

"Bisakah kalian istirahat sebentar. Aku ingin memperkenalkan kalian kepada beberapa orang yang mungkin mengisi posisi cleaning service di rumah ini." Pinta Terri pada Tony dan yang lainnya. Mereka yang dipanggil pun segera menghampiri Terri, termasuk Marion yang sejak tadi bergabung dan membantu Tony.

Terry memperkenalkan mereka semua dan terjadi obrolan kecil di antara mereka semua. Terri bisa melihat keakraban telah terjalin di antara mereka. Tidak ada kecanggungan lagi bahkan mereka sudah bisa bercanda satu dengan yang lain. Tiba-tiba Terri berjalan menjauhi kumpulan orang itu. Ia masuk ke dapur lalu ke ruang kerjanya. Terri mulai mempelajari referensi kedua perusahaan untuk beberapa menit kemudian Terri mulai menelepon. Selama dua puluh menit Terri berbicara dengan sejumlah orang yang pernah menggunakan jasa mereka sebelum dia memiliki cukup informasi untuk membuat keputusan.

Akhirnya Terri berjalan ke taman dan semua orang memandangnya. Sambil tersenyum Terri berkata, "Apa yang akan saya katakan sebenarnya tidak ada dalam rencana untuk hari ini. Namun, ketika aku melihat kalian mampu berbaur sempurna dengan gaya hidup keluarga Morisson, maka aku harus mengatakan bahwa aku bersedia memberi kalian kesempatan untuk membuktikan bahwa kalian mampu melakukan pekerjaan itu. Selamat kepada kalian ... Kalian adalah pekerja cleaning service kami. "

Sorakan menggema, kegembiraan tercipta. Mereka saling berpelukan dan saling memberi selamat. Satu per satu mereka bergantian berjalan ke arah Terri dan meminta izin untuk memeluknya. Tanpa sepengetahuan mereka, Terri menyukai pelukan dari mereka tidak peduli apakah mereka laki-laki atau perempuan. Namun, tentu saja Terri lebih menikmati saat dipeluk para pria dengan penis keras mereka yang menusuk perutnya sehingga membuat vaginanya basah.

Semua orang berbaur dan berbicara selama kurang lebih setengah jam dan tidak ada yang tampak malu dengan tubuh mereka yang telanjang. Marion berdiri berbicara dengan Joe dan jelas kalau Marion melihat ke arah kemaluan Joe lebih dari dia melihat wajahnya. Debbie akhirnya berjalan ke sisi Joe dan berbicara dengan Marion, "Joe punya burung yang panjang dan tebal bukan?"

Marion sedikit terkejut karena ketahuan sedang menatap penis Joe tapi akhirnya dengan suara pelan dia berkata, "Ya, betul." Marion pun tersenyum.

Debbie mengulurkan tangan dan mengelus penis Joe beberapa kali lalu bertanya pada Marion, "Apakah Anda ingin membelainya? Aku yakin Joe akan berada di surga ketujuh jika Anda mengelus kemaluannya."

Marion tersentak kaget sambil berkata, "Aku wanita yang sudah menikah, aku tidak bisa menyentuh kemaluan pria lain!"

Debbie berkata, "Tidak apa-apa, Anda tidak perlu malu memegangnya. Joe juga tidak akan menghentikannya. Maukah kamu sayang?"

Joe tersenyum pada Marion dan berkata, "Kapan pun Anda ingin mengelus burungku, aku sangat tidak keberatan." Marion hanya bisa tersenyum malu.

Tiba-tiba Ashley menghampiri mereka dan berkata, "Hei, aku tidak ingin menjadi pengacau pesta kalian, tetapi kita memiliki beberapa rumah yang dijadwalkan untuk sore ini ... Jadi kita harus pergi."

Gus berkata, "Ya, kami juga harus pergi. Meskipun aku tidak suka pergi dari sini, sebaiknya kita harus pergi juga."

Semua orang berjalan kembali ke rumah dan langsung ke ruang tamu tempat mereka meninggalkan pakaian dan mulai berpakaian. Marion mengikuti karena dia masih berbicara dengan Sarah dan Paul dan dia melihat semua orang berpakaian. Ketika Marion melihat Debbie hanya memakai bra dan celana dalam pendeknya dia bertanya, "Debbie dimana pakaianmu yang lain?

Debbie tersenyum ketika dia menjawab, "Aku tidak memakai apa pun hari ini. Hanya ini saja."

Marion berkata, "Tapi aku bisa melihat garis vaginamu, apakah kamu tidak khawatir diintip?"

Debbie berkata, "Tidak, aku tertutup kok."

Ketika semua orang selesai berpakaian, mereka mulai berjalan menuju pintu depan sambil mengucapkan selamat tinggal. Terri membukakan pintu untuk mereka dan mereka berjalan keluar ke teras. Rombongan cleaning service mengucapkan selamat tinggal terakhir kepada Terri dan Marion dan semua orang berjalan menuju mobil mereka masing-masing dan pergi.​

-----ooo-----​
Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd