Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NUDIST WORLD

Bimabet
CHAPTER 2
HOUSEKEEPER RECRUITMENT

Untuk mempekerjakan seorang pengurus rumah yang memenuhi persyaratan ketat yang kami tetapkan terbukti menjadi lebih menantang karena kami harus memilih seseorang yang dapat kami percayai dengan rumah kami ketika kami jauh dari rumah. Kim dan aku menyusun paket lamaran yang menyertakan daftar persyaratan untuk posisi tersebut. Ada banyak pelamar dari berbagai usia yang menelepon dan meminta untuk dikirimi paket lamaran. Kami dengan cepat mengirimkan paket lamaran tersebut kepada semua orang yang memintanya. Beberapa mengembalikan lamaran yang telah diisi dengan daftar referensi mereka sementara yang lain tidak merespon lagi.

Beberapa hari aku dan Kim mempelajari setiap lamaran yang masuk dengan seksama. Kami pun akhirnya membuat daftar pelamar berdasarkan tingkat keinginan bekerja yang tertinggi. Ada beberapa yang terpilih sebagai kandidat. Pada akhirnya kami pun menjadwalkan untuk melakukan wawancara pada tiga pelamar pertama. Kami menelepon mereka sambil memberikan alamat kami dan waktu untuk melakukan wawancara.

Kandidat pertama bernama Jill muncul terlambat setengah jam untuk wawancaranya. Ketika dia mengetuk pintu, aku menemuinya dan wanita itu segera mulai melontarkan alasan. Aku hanya mendengarkan beberapa detik sebelum berkata, "Terima kasih atas minat Anda, tetapi anda terlambat. Karena Anda terlambat setengah jam, kami tidak tertarik lagi untuk merekrut Anda."

Kandidat kedua bernama Sharon datang lebih awal untuk wawancara. Baik Kim maupun aku sepakat bahwa kandidat ini memiliki pengalaman yang kami cari, lamarannya diisi dengan rapi dan referensinya sempurna. Kim memimpin dalam wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan namun jawabannya hampir membosankan. Kim terus menatap Sharon sambil menunggu untuk kontak mata karena selama wawancara Sharon seperti tidak fokus dan matanya sering berkeliaran ke seluruh ruangan. Saat Sharon memandang Kim setelah terdiam lama, Kim mengucapkan terima kasih atas minatnya dan menunjuk pintu keluar untuk Sharon.

Melihat lamaran dan referensi kandidat ketiga cukup mengesankan. Dari caranya menulis lamaran dengan tulisan tangan yang baik, aku dan Kim sepakat kalau kandidat ini layak untuk diperhitungkan. Dia sedikit kurang berpengalaman namun ketika kami berbicara dengannya, tampak sekali bahwa kandidat ini mau bekerja, pembelajar yang cepat dan sangat sopan setiap saat. Kami pun bisa menilai kalau tingkah lakunya luar biasa.

Kandidat ketiga bernama Terri yang muncul lebih awal dari jadwal wawancaranya. Sekali lagi Kim memimpin wawancara dengan mengajukan pertanyaan dan menerima jawaban yang tajam dan jelas. Selama wawancara, Terri dengan sangat terus terang memberi tahu kami kemampuannya dan dia melihat langsung ke arah kami ketika dia menjawab pertanyaan yang diajukan Kim. Saya segera tahu bahwa Kim lebih nyaman dengan Terri daripada dengan kandidat lain yang kami wawancarai.

Sekitar setengah jam setelah wawancara, aku meminta izin kepada Terri untuk pergi ke ruang belakang bersama Kim. Begitu kami keluar dari jangkauan Terri, aku bertanya pada Kim apakah dia tertarik pada Terri. Kim berkata kalau Terri akan menjadi pasangan yang cocok untuk kami. Dan kami akan meminta dia untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan sebelum melanjutkan wawancara. Aku bertanya pada Kim dalam skala satu sampai sepuluh bagaimana penilaiannya tentang Terri. Kim tersenyum padaku sambil berkata, "Dia pasti sembilan atau sembilan setengah."

Aku tersenyum pada Kim dan kami berjalan kembali ke ruang tamu. Ketika Terri melihat kami datang, dia berdiri dan menunggu kami duduk sebelum ia duduk lagi di tempatnya. Attitude yang sungguh down to earth. Sangat mengesankan. Aku sangat menyukai dengan semua keramahannya, entah ini firasat dari mana, tapi semua sikap yang ia tunjukkan membuatku merasa seolah sangat dihargai.

"Biasanya proses wawancara, kami dilakukan dalam dua bagian. Pada dasarnya kami telah menyelesaikan bagian pertama dari wawancara. Aku berbicara dengan Kim dan kami setuju kalau Anda cukup mengesankan. Jadi kami rasa, kita akan melanjutkan untuk wawancara bagian kedua. Bagian kedua wawancara ini adalah di mana kami akan memberi tahu apa yang kami harapkan dari kamu dan kami akan memberi kamu banyak informasi sekaligus. Apakah kamu tertarik untuk menyelesaikan wawancara bagian kedua sekarang?” Kataku panjang lebar yang diakhiri dengan pertanyaan.

Ketertarikan Terri memuncak saat saya bertanya apakah dia ingin melanjutkan. Dan untuk pertama kalinya dia menunjukkan emosinya dan tersenyum lebar sebelum berkata, "Ya, saya ingin melanjutkan."

"Kami telah menyiapkan pernyataan rahasia yang harus kamu baca dan tanda-tangani sebelum melanjutkan." Kataku sambil menatap padanya.

Kim memberikan formulir pernyataan rahasia kepada Terri dan wanita itu dengan bersemangat mengambil formulir tersebut lalu membacanya beberapa detik sebelum dia melihat kembali pada kami. Dengan suara yang hampir malu-malu dia bertanya, "Saya tahu formulir ini dimaksudkan untuk menutupi kerahasiaan Anda berdua tetapi dapatkah kita mengubah ini untuk mencakup informasi rahasia saya juga?"

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Kim berdiri dan berjalan ke komputer dan dengan mengklik beberapa tombol lalu terdengar suara printer. Kim kembali ke Terri dengan dua salinan formulir kerahasiaan baru. Formulir baru memberikan kata-kata untuk menutupi kerahasiaan untuk kedua belah pihak dengan ruang bagi kami berdua untuk menandatangani dan memberi tanggal pada formulir. Setelah formalitas dokumen ditandatangani dan diberi tanggal oleh kami berdua. Kim menyerahkan satu salinan kepada Terri dan salinan lainnya untuk kami.

Kim selanjutnya menjelaskan kepada Terri, "Daniel dan aku masing-masing adalah pemilik perusahaan yang sangat besar. Aku harap kamu memahami pentingnya posisi kami. Kamu akan banyak mengetahui kehidupan dan informasi pribadi kami. Kehidupan pribadi kami terpisah dari kehidupan korporat kami dan selalu ada orang yang ingin mencampurkan keduanya untuk alasan tertentu. Oleh karena itulah, kami membuat pernyataan kerahasiaan untuk siapa saja yang bekerja di sini."

Suara Terri pecah untuk pertama kalinya ketika dia berkata, "Awalnya saya bertanya-tanya mengapa Anda meminta saya untuk menandatangani pernyataan kerahasiaan dan sekarang saya sepenuhnya mengerti. Saya tidak memiliki pengalaman di dunia bisnis tetapi saya memahami pentingnya informasi. Informasi itu bisa dibesar-besarkan untuk keuntungan pribadi."

"Itulah mengapa kami meminta Anda untuk menandatangani pernyataan itu.” Kataku.

Kim menjelaskan kepada Terri bahwa kami memintanya untuk memeriksakan diri kepada polisi membuktikan dirinya tidak bermasalah dengan hukum dan harus lulus tes narkoba sebelum dipekerjakan. Semua biaya akan ditanggung kami. Terri pun setuju dengan persyaratan itu.

"Kamu akan tinggal di rumah kami dengan akses ke hampir semua aspek kehidupan kami. Saat kami tidak di rumah, kamu akan bertanggung jawab atas rumah ini. Bersikaplah sopan kepada semua tamu kami, tetapi pada saat yang sama lindungilah rumah kami seolah-olah rumah ini milikmu juga." Ucap Kim.

“Saya akan bekerja sebaik mungkin.” Jawab Terri.

“Ada satu lagi yang harus kamu ketahui.” Kim menahan ucapannya. “Terri ... Kami memiliki pandangan yang sangat liberal tentang penggunaan pakaian saat kita di rumah. Aku mengatakan ini sebelumnya supaya kamu bisa membuat keputusan yang tepat apakah kamu ingin tetap bekerja di sini atau tidak. Yang harus kamu ketahui adalah, seringkali satu atau semua dari kita telanjang dan itu mungkin termasuk tamu kita. Aku dan suami telah menetapkan persyaratan untuk semua orang yang bekerja di rumah ini, yaitu, semua pekerja akan telanjang termasuk posisimu sebagai penjaga rumah." Kim menatap langsung ke mata Terri mencari indikasi keraguan ketika Kim memberi tahu Terri tentang beberapa detail terakhir dari pekerjaannya dengan kami.

Dengan pandangan lurus ke depan menantang mata Kim Terri pun bertanya, "Sebagai penjaga rumah, apakah saya tidak akan pernah mengenakan pakaian atau seragam?"

Aku pun langsung angkat bicara, "Karena anggota keluarga kami adalah nudis, kami mengadopsi kebijakan kebiasaan kami saat kamu bekerja di rumah ini. Kamu akan diberi kompensasi atas kesediaan kamu untuk, harus kami katakan, menyesuaikan dengan kehidupan keluarga kami."

Untuk pertama kalinya sejak dia tiba, aku melihat bibir Terri bergetar dan matanya menunjukkan sedikit gentar. Dia duduk gelisah dan dengan gugup, menggerakkan ujung jarinya dalam lingkaran kecil di lengan kursi. Aku dan Kim dapat melihat Terri tenggelam dalam pikirannya sehingga Kim dengan lembut berkata, "Terri, saya tahu kami telah membombardir kamu dengan banyak informasi hari ini. Jadi jika kamu ingin berfikir dahulu dengan tawaran kami, silakan lakukan. Kamu bisa menelepon kami besok jika kamu mau dan kami akan menunda wawancara lebih lanjut sampai kami mendengar kabar darimu.”

Terri terdiam setidaknya empat puluh lima detik sebelum bertanya, "Apakah saya akan diminta untuk memberikan seks kepada siapa pun termasuk Anda atau tamu Anda?"

"Terri ... Aku dan suamiku adalah orang yang sangat memegang teguh bahwa tidak seorang pun boleh dipaksa untuk berhubungan seks dengan orang lain. Dengan kata lain, jika kamu ingin berhubungan seks dengan seseorang saat kamu bekerja di sini, tolong pastikan itu adalah atas dasar suka sama suka dan tanpa paksaan. Apakah kamu punya pertanyaan?" Terri berkata sangat hati-hati.

“Saya takut hal yang tidak diinginkan terjadi.” Ungkap Terri pelan.

"Terri, pasti ada alasanmu mengatakan itu, jadi maukah kamu berbagi alasan itu dengan kami?" Tanyaku.

Untuk pertama kalinya sejak wawancara, Terri menundukkan kepala dan dengan suara pelan berkata, "Saya pernah bekerja di sebuah toko dan pemiliknya menggerayangi saya sebelum kami buka dan setelah tutup. Dia terus berbuat mesum sampai dia menyuruh saya memakai rok pendek tanpa memakai celana dalam, jadi dia bisa mengelus vaginaku selama waktu kerja. Kemudian dia mulai menuntutku dan berkata jika aku tidak mematuhinya, dia akan menggunakan kekerasan.”

Kim mendekatkan kursinya ke Terri dan bertanya, "Dia ingin kamu melakukan apa?"

Menatap kami berdua, dia berkata, "Yang menurut saya benar-benar merendahkan dan memalukan adalah dia menyuruhku untuk menghisap penisnya dan siapa pun yang dia pilih.”

Melihat referensinya, aku melihat Terri hanya pernah bekerja di satu toko. Sambil mengangkat kertas referensinya aku pun bertanya, "Orang yang kamu maksud, apakah dia pemilik toko tempat kamu bekerja saat itu?"

Tiba-tiba air mata mengalir deras di pipi Terri dan Kim bangkit untuk mengambilkan tisu untuknya. Terri tetap menunduk saat dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Ya, dia orangnya ... Tapi tolong Anda jangan berkata apa-apa padanya karena dia punya banyak teman dan mereka punya foto aku telanjang dalam berbagai macam pose."

Saya mengingatkan Terri bahwa kami menandatangani pernyataan kerahasiaan untuknya sehingga dia dilindungi dan apa pun yang dia katakan kepada kami tidak akan keluar.​

Kim menghibur Terri dengan merangkulnya dan menarik Terri ke pelukannya. Dengan suara keibuan Kim berkata, "Kamu jangan khawatir."

Sekali lagi air mata mengalir ketika dia berkata, "Dia mengatakan dia memiliki saya dan tubuh saya adalah miliknya jadi saya harus melakukan apa pun yang dia inginkan. Dia akan menjual saya, menjual keperawanan saya. Saya masih perawan dan dia menunggu seseorang dengan penawaran tertinggi. Kukatakan padanya bahwa aku akan pergi menemui seorang teman hari ini karena ini hari liburku. Aku ingin menjauh darinya sebelum dia menemukan seseorang untuk meniduriku."

"Mengapa kamu tidak melapor ke polisi dan memberi tahu mereka apa yang kamu alami?" Kim bertanya dengan suara prihatin.

“Tidak bisa. Saya benar-benar tak berdaya. Dia dengan sangat mudah menyangkalnya.” Jawab Terri putus asa sambil terisak menangis.

Kini aku mengerti bahwa majikannya memanfaatkan Terri untuk keuntungannya dan bahwa dia mengendalikannya di bawah ancaman. Aku memandang Kim dan memintanya untuk masuk ke ruang makan bersamaku sekali lagi. Kami minta diri kepada Terri dan berjalan ke ruang makan.

Sambil menatap Kim, aku berkata, "Ini jelas merupakan peristiwa yang tidak aku duga akan kita temui. Tapi sekarang setelah kita tahu, secara moral salah jika kita memecatnya tanpa mempertimbangkan masalahnya. Aku pikir lebih baik kita terima saja dia untuk bekerja di sini."

“Ya, aku setuju.” Jawab Kim.

Kami pun kembali ke ruang tamu. Entah dasar apa, kami langsung saja mempercayai Terri untuk bekerja di rumah ini. Padahal itu bukanlah kebiasaan kami yang selalu berhati-hati dalam segala hal. Kami berjalan kembali ke ruang tamu dan sekali lagi Terri berdiri ketika kami memasuki ruangan dan menunggu kami duduk sebelum dia duduk lagi. Kim segera mulai berkata, "Terri sebagai orangtua dari seorang gadis, kami bersimpati atas penderitaanmu. Namun, kami tidak bisa benar-benar membiarkan pengaruh itu mempengaruhi keputusan kami." Terri mulai terlihat khawatir saat Kim berbicara.

“Kamu diterima bekerja di sini ...” Kata Kim lagi. “Kami menjamin, tidak ada perlakuan yang tidak baik di sini. Kamu akan kami lindungi. Tidak ada pelecehan atau pemaksaan yang akan kamu terima di sini.” Lanjut Kim.

“Kalau begitu, saya akan bekerja di sini sebaik mungkin.” Terri mulai tersenyum. Kim lalu meletakan draf kontrak kerja di atas meja tepat di depan Terri.

“Sebelum kamu menandatangani kontrak itu. Apakah kamu bersedia menanggalkan pakaian saat kamu bekerja dan tidak membicarakan kepada orang lain semua yang terjadi di sini?” Tanya Kim.

“Saya bersedia ...” Jawab Terri penuh keyakinan.

“Ok ... Itu adalah kontrak kerjamu ...” Kata Kim yang kemudian tanpa beban Terri pun menandatanganinya dan segera menyerahkan kontrak kerja itu kepada Kim. Sedetik kemudian, Kim mengeluarkan beberapa lembar kertas dan memberikannya kepada Terri.

"Terri, seperti yang kamu lihat. Kamu sebagai penjaga rumah memiliki akses ke hampir setiap aspek kehidupan kami. Kamu dapat lihat dari daftar pekerjaan yang kami buat. Kebersihan rumah akan menjadi tanggung jawabmu. Selain itu, kamu bertanggung jawab untuk menyelesaikan setiap masalah saat kami tidak ada di rumah. Kamu memiliki wewenang untuk menghubungi tukang reparasi untuk segera memperbaiki apa pun yang rusak. Kamu akan memiliki kartu kredit dengan jumlah yang liberal. Uang di rekening itu untuk menutupi apa pun yang dibutuhkan." Kata Kim.

“Baik.” Sahut Terri.

“Kamu sekarang mempunyai tanggung jawab yang sangat besar di rumah ini. Selain kamu bertanggung jawab untuk menjaga agar rumah tetap bersih, kamu juga bertugas untuk memastikan semua pekerja di sini telah memberikan pelayanan yang baik kepada kami dengan standar setinggi mungkin. Kami telah mempekerjakan perawatan taman dan penata taman. Kami juga telah menyewa perusahaan kolam renang untuk merawat kolam renang dan bak mandi air panas. Kamu wajib memantau pekerjaan yang mereka lakukan dan memastikannya memuaskan.” Jelas Kim.

Sambil menatap Terri Kim bertanya, "Sejauh ini kamu memiliki pertanyaan atau ingin menunggu dan mendengar sisanya sebelum bertanya?"

Terri yang tampak gugup untuk pertama kalinya dengan lemah lembut menjawab, "Saya akan menunggu sampai Anda selesai."

Kim lalu secara panjang lebar menjelaskan tugas-tugas Terri sebagai housekeeper. Begitu detail dan terencana. Sementara Terri sangat tidak menyangka kalau tugas dan tanggung jawabnya sangat berat.

Terri duduk tegak di kursinya dan berkata, "Ketika saya melamar, saya pikir pekerjaan menjadi housekeeper itu sederhana. Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan bertanggung jawab atas semua yang terjadi di rumah ini termasuk pesta. Yang bisa saya katakan saat ini adalah walaupun saya kurang pengalaman tetapi saya akan memberikan yang terbaik untuk Anda.” Terri sedikit menghela nafas.

“Kalau begitu, sejak saat ini kamu sudah menjadi pekerja kami ... Dan kamu tahu apa yang harus kamu lakukan.” Kataku yang ditimpali senyuman dari Kim.​

******​

Aku dan Kim berjalan menuju ruang makan tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh kami, sudah waktunya makan malam. Ketika aku masuk, kulihat Terri sedang menyiapkan hidangan makan malam. Ia membelakangiku dengan sedikit menungging dan vaginanya mengintip di antara bagian atas pahanya. Aku berhenti sejenak dan menikmati pemandangan itu sampai Terri menangkapku sedang menatapnya. Dia tersenyum padaku dan kemudian menyelesaikan apa yang sedang dia lakukan.

Kami bertiga makan malam bersama. Posisi Terri sebagai housekeeper memungkinkan ia untuk makan malam bersama kami. Kim bertanya pada Terri tentang keluarganya. Dengan sedikit ragu-ragu, Terri menceritakan bahwa orangtuanya tewas dalam kecelakaan mobil dan saudara perempuan satu-satunya menderita kanker payudara dan meninggal sekitar enam bulan yang lalu. Aku bertanya apakah dia mempunyai keluarga dan dia menjawab bahwa dia memiliki paman dan bibi yang hampir tidak dia kenal di Midwest.

“Di mana anak perempuan kalian? Apakah dia jarang pulang?” Tanya Terri.

“Dia pasti pulang tapi mungkin dia sedang sibuk dengan pekerjaannya.” Jawab Kim.

Kami menyelesaikan makan malam. Aku bertanya kepada Terri apakah dia siap untuk melihat di mana dia akan tinggal. Dia sangat bersemangat dan kami pergi melalui ruang tengah dan menaiki tangga ke area kamar tidur. Kim memutuskan untuk memberikan Terri salah satu kamar yang besar dan ketika kami masuk ke dalamnya Terri mulai terisak haru lalu bertanya kepada kami, "Apakah kalian serius, apakah ini kamarku?"

Kim berjalan ke meja rias lalu mengambil beberapa tisu dari kotak dan menyerahkannya pada Terri. Terri menyeka matanya dan melihat ke sekeliling dengan takjub. Terri kagum pada tempat tidur itu dan menyatakan bahwa dia selalu menginginkan tempat tidur seperti ini. Kim menunjukkan tempat lemari berada dan kamar mandi. Ketika Kim dan Terri kembali ke kamar tidur, Terri berkata, "Sepanjang hidupku, aku harus berjuang sendiri untuk mendapatkan apa yang kumiliki dan sekarang kalian berdua baru saja mewujudkan mimpi itu. Terima kasih banyak untuk semua yang telah kalian Berikan.”

Setelah selesai, Kim dan Terri pun berjalan-jalan mengelilingi properti kami. Sementara aku harus menjawab seseorang yang menghubungiku melalui sambungan telepon. Relasi bisnisku mengabarkan kalau dia akan datang untuk beberapa hari ke depan. Setelah hampir sepuluh menit, perbincangan kami selesai. Aku memutuskan untuk berendam air hangat di area kolam renang. Di salah satu sisi kolam renang terdapat kolam rendam berisi air hangat. Saat aku berjalan menuju kolam rendam air panas, aku mendengar suara cekikikan dari kolam rendamku. Saat aku melangkah mendekat, aku melihat tiga kepala dan semuanya menoleh ke arahku.

Aku tersenyum sambil berkata, "Halo Jenna, bagaimana harimu?" Anak gadisku ternyata sudah berada di antara Kim dan Terri. Ketiga wanita itu telah mendahuluiku menggunakan kolam rendam air panas.

"Oh daddy, hari yang indah. Aku jalan-jalan dengan Sarah. Kami pergi ke mal dan berbelanja sebentar lalu makan siang.” Jawab Jenna.

"Aku senang harimu menyenangkan, Sayang. Em, sepertinya kamu telah bertemu Terri, housekeeper baru kita." Kataku sambil tersenyum.

"Ya, Terri dan aku baru saja mengenal satu sama lain." Jenna menjawab.

"Jenna, aku ingin kau tahu bahwa Terri yang bertanggung jawab atas rumah kita saat aku dan ibumu tidak ada di rumah. Terri akan bersama kita setiap saat dan menjadi bagian dari semua yang kita lakukan. Jadi pada dasarnya dia akan menjadi seperti anggota keluarga kita. Dia akan membuat semua pengaturan untuk semua jenis pesta, jadi pastikan kamu menghubungi dia sebelum memutuskan untuk mengundang beberapa temanmu ke sini." Kataku.

“Ya, daddy.” Ucap Jenna.

Aku pun duduk di tepi kolam rendam air panas sebelum menurunkan diriku ke dalam air. Begitu tubuhku tenggelam sampai ke leher dan berada di samping Kim, aku bertanya, "Apa yang kalian semua bicarakan sebelum aku datang ke sini?"

Jenna tersenyum dan berkata, “Kami sedang membicarakan tentang kehidupan seks kita kepada Terri.”

Aku tersenyum dan kami berempat memulai berbincang-bincang dengan tema tanpa arah yang nyata. Aku melihat Jenna dan Terri berbicara di antara mereka sementara Kim mendekatiku dan mulai menggosok penisku di bawah air. Aku memandang Kim dan berkata, "Jangan memulai sesuatu yang tidak akan bisa kamu selesaikan."

Kim balas tersenyum padaku sambil berkata, "Dan kamu pasti tahu kalau aku sudah begini, berarti ..." Kim sekali lagi mulai terkikik saat dia menyelesaikan pernyataannya.

Aku berbisik di telinga Kim, "Jika kamu duduk di tepi kolam ini, aku akan menjilat vaginamu dan membuatmu orgasme."

Kim bergerak ke tepian kolam. Ia duduk di sana dengan membuka kedua kakinya. Sedetik kemudian aku bergerak dan menempatkan diri di antara kakinya. Kurenggangkan kedua pahanya dan kudekatkan wajahku ke vaginanya. Dengan lembut lidahku menjelajahi rekahan vagina Kim. Kim mendesah saat aku menggigit-gigit lembut bibir vaginanya, sentuhan gigi dan gelitikan lidahku sangat efektif menaikkan birahi Kim.

Jenna dan Terri sedang mengawasi kami dan tak lama aku mendengar Jenna berkata, "Kuharap kamu terbiasa melihat orang bercinta karena pada akhir pekan dan hari libur banyak yang terjadi di sini."

Saat aku berdiri dan mengarahkan penisku vagina Kim, aku menoleh dan berkata kepada Jenna, "Ceritakan semuanya pada Terri.”

Aku mencondongkan tubuh ke depan dan menyelipkan penisku ke dalam vagina Kim dan mulai memompa vaginanya yang basah saat Terri dan Jenna duduk berdampingan di kolam rendam air panas menyaksikan persetubuhan kami.

Jenna bertanya pada Terri, ”Apakah kamu suka penis?”

Terri tersipu dan dengan cekikikan malu-malu dia berkata, "Aku masih perawan tapi aku sering melihat penis kaku seperti punya daddy-mu."

“Hi hi hi ... Tahukah kamu kalau aku sering membawa beberapa laki-laki ke rumah ini. Dan tidak ada yang lebih baik daripada berbaring seperti yang mum lakukan dan melebarkan kakiku dan membiarkan beberapa pria menikmati vaginaku sementara mum dan daddy menonton.” Kata Jenna.

Terri tersentak kaget dan bertanya, "Tidakkah menurutmu agak aneh berhubungan seks di depan orangtuamu?"

"Tidak, aku suka membiarkan daddy-ku melihat vaginaku dan aku melihat kemaluannya melompat dan menjadi keras. Aku sodorkan vaginaku yang telanjang ke arahnya dan kemudian dia pergi dan meniduri mum. Jadi pada kenyataannya aku membantu mereka."

Terri bertanya, "Apakah kamu sengaja menggoda ayahmu sehingga penisnya berdiri?"

"Terri, kamu akan segera tahu bahwa daddy-ku lain daripada yang lain. Kegemarannya adalah bercinta. Aku terkejut dia belum menggoda vaginamu yang lucu." Kata Jenna.

Aku mendengarkan perkataan Jenna sementara aku terus menyetubuhi ibunya. setelahnya, aku menambah kecepatan dan mengembangkan ritme gerakanku. Aku menoleh ke arah Jenna dan Terri dan berkata, "Jenna ... Aku sudah memeriksa vagina imut Terri hari ini, tapi dia belum siap untuk melepaskan keperawanannya, jadi ibumu dan aku menghormatinya. Kami berjanji padanya saat dia bekerja di sini tidak ada yang akan menidurinya di luar keinginannya. Namun kami mengatakan kepadanya bahwa dia dapat bersetubuh dengan siapa pun yang dia inginkan, tetapi hanya jika Terri tidak merasa dipaksa.”

Terri angkat bicara, "Jenna, ketika aku siap melepaskan keperawananku, itu akan kuserahkan kepada seseorang yang aku percayai dan orang yang bersikap lembut padaku.”

"Saya mengerti Terri." Jenna membalas.

"Ketika aku melepaskan keperawananku, aku ingin bercinta seperti orang tuamu dan meminta seseorang menonton. Aku pikir itu sangat mengasyikkan dan itu membuat aku sangat terangsang.” Ucap Terri.

“Hhhhmm ... Terri ... Tidakkah kamu merasa horny melihat mum dan dad bercinta?” Tanya Jenna.

“Sejujurnya, aku sangat horny.” Lirih Terri.

“Berbaringlah di samping mum ... Aku akan membuatmu keluar ...” Pinta Jenna.

“Oh, tidak ... Aku tidak yakin bisa melakukan itu di samping orangtuamu.” Jawab Terri gugup.

Kim mengangkat kepalanya dan dengan napas tersengal-sengal ia berkata, "Terri, seperti yang aku katakan selama wawancara, kamu bebas melakukan apa pun yang kamu inginkan di sini selama itu tidak mengganggu tugasmu tetapi hanya jika kamu tidak merasa terpaksa. Jika kamu benar-benar horny dan kamu ingin Jenna menjilat vaginamu maka naiklah ke sini dan berbaring di sampingku karena dia pandai memakan vagina. Aku dan Jenna bi-seksual dan kami suka menjilat vagina satu sama lain."

Terri memandang Jenna dan bertanya, "Kamu dan ibumu saling menjilat vagina?"

Jenna mengulurkan tangan ke Terri dan mengambil tangannya di bawah air lalu menariknya lebih dekat. Awalnya Terri melawan namun akhirnya menyerah dan menerima ciuman lembut dari Jenna. Berbalik sedikit, Jenna memposisikan dirinya sehingga dia bisa memijat payudara kecil Terri yang indah saat lidah mereka berputar dan terjalin selama ciuman mereka. Tanpa disengaja, pinggul Jenna dan Terri bergerak secara ritmis di bawah permukaan air. Saat ciuman mereka berakhir, Terri membiarkan Jenna menariknya keluar dari air dan memandunya hingga pantatnya menyentuh tepi kolam rendam air panas. Jenna membujuk Terri untuk duduk di sini ibunya.

Terri bergerak ragu-ragu pada awalnya sambil menjaga kontak mata dengan Jenna lalu dia berbaring di samping Kim dan membuka kakinya membuat Jenna leluasa menyenangkannya. Vagina tanpa bulu Terri berkilau dengan cairan licin yang keluar dari dalamnya. Jenna melihat ke arah vagina Terri beberapa saat sebelum menoleh ke ayahnya dan berkata, "Lihat daddy ... vaginanya berair, lucu sekali dan sangat merangsang."

Aku melirik ke kaki Terri yang melebar dan mengagumi vagina indah yang tergeletak di samping istriku. Terri menatapku dan sepertinya senang saat aku menatap lekat harta yang tersembunyi di antara pahanya. Akhirnya aku berkata, "Ya Jenna, Terri memang memiliki vagina yang tampak sangat lezat."

Jenna mulai mengerjai vagina Terri dan segera membuat Terri mendesah-desah dan mendorong-dorong vaginanya ke bibir dan lidah Jenna yang asik memanipulasi klitorisnya. Aku melihat bahwa Terri sangat menikmati permainan lidah Jenna. Perbuatan Jenna itu membuat Terri gelisah sampai ia mengerang. Kini terdengarlah dua erangan wanita yang bersahut-sahutan.

Terri dan Kim berbaring berdampingan satu sama lain. Terri mencoba untuk mengatur napasnya sementara penisku masih terkubur jauh di dalam vagina Kim yang sangat ketat. Aku memperingatkan Kim bahwa aku akan segera keluar dan dia berkata, "Tunggu aku, aku hampir sampai." Aku melanjutkan pompaan ritmisku saat kami berdua mulai bernapas lebih cepat dan Kim mulai berteriak saat orgasmenya mencengkeram tubuhnya. Sementara itu aku menembakkan beban demi beban ke dalam dirinya. Bahkan setelah orgasme kami berdua mulai mereda, aku terus memompa ke dalam vagina Kim sampai penisku mulai menyusut.

Jenna dan Terri memperhatikan kami sepanjang orgasme kami dan kedua gadis itu tersenyum. Jenna menatapku dan berkata, "Daddy ... Daddy tidak akan percaya betapa manisnya rasa vagina Terri.”

Terri memandang ke arah Jenna dan dengan senyum lebar di wajahnya dia berkata, "Terima kasih telah mengatakan itu tentang aku. Ini adalah pertama kalinya wanita lain menjilat vaginaku dan kuharap ini juga tidak akan menjadi yang terakhir.”

Kim melihat ke arah Terri dan Jenna lalu berkata, "Kemarilah dan duduk di wajahku dan aku akan memberimu orgasme sambil menunggu sampai burung ayahmu hidup kembali."

Saat Jenna mulai bergerak, Terri meletakkan tangannya di lengan Jenna dan berkata, "Tunggu ... Aku ingin menyenangkanmu ... Aku tidak tahu bagaimana melakukannya karena aku belum pernah melakukannya, tapi sebaiknya aku mulai belajar bagaimana caranya untuk menyenangkan wanita.”​

Jenna memandang ibunya dan Kim menganggukkan kepalanya sehingga Jenna melebarkan kakinya memberi Terri akses penuh ke vaginanya. Terri bergerak di antara kedua kaki terbuka Jenna dan mencondongkan tubuh ke depan sambil berlutut dengan pantat terangkat. Dengan takut-takut Terri mengendus vagina Jenna sebelum mengambil beberapa jilatan pendek. Akhirnya dia meniru apa yang telah dilakukan Jenna di antara kedua kakinya dan menyerang klitoris Jenna. Dalam waktu singkat Terri mampu membuat Jenna mengerang keras merasakan nikmat di vaginanya.

Aku melihat pantat manis Terri dan mengulurkan tangan lalu menyentuh vaginanya yang membuat Terri terkejut. Ketika dia melihat ke belakang ke arahku, aku bertanya, "Bolehkah aku menjilat vaginamu saat kamu menjilati Jenna?"

Terri tersenyum padaku lalu kembali menjilati vagina Jenna. Aku meletakkan tangan di paha Terri dan segera membuka lututnya sehingga aku memiliki akses penuh ke vagina panasnya yang indah. Dengan lidah basah, aku mulai menjilati klitoris sampai ke vaginanya. Aku mengambil beberapa detik untuk menggelitik celah basah vaginanya sebelum akhirnya kembali ke klitorisnya. Aku jepit klitorisnya dengan bibirku sebelum bergerak kembali ke bawah melintasi celah basahnya. Terri tampak menggigil, lidahku bergerak naik turun melumasi vagina dan klitorisnya. Pantat Terri terayun-ayun yang membuatnya sulit untuk mempertahankan kontak dengan Jenna. Aku melakukan yang terbaik yang aku bisa, bahkan berhasil membawa Terri ke satu orgasme sebelum dia selesai dengan Jenna.

Terri mengatur napas setelah selesai orgasmenya. Jenna merangkak lalu memelukku erat-erat. Jenna mengambil penisku dan mulai membelainya. Melihat dari balik bahunya pada Terri, Jenna berkata, "Terri, ini adalah salah satu burung yang tidak perlu kamu khawatirkan akan menyakitimu. Pria ini sangat lembut memperlakukan vagina kita.”

Meraih tangan Terri di belakangnya, Jenna menarik Terri lebih dekat ke arahku lalu menaruh tangan Terri di penisku dan menahannya. Sesaat kemudian Jenna membantu Terri mengelusku. Terri menatapku dan aku hanya mengangkat bahu dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Kedua tangan gadis yang melingkari penisku terasa hebat dan segera aku saja menjadi sekeras batu lagi. Jenna menatapku lalu berkata, "Daddy sudah waktunya mengisiku dengan jus cintamu."

Saya berpindah tempat jadi saya duduk di pinggir kolam rendam. Jenna membujuk Terri untuk terus membelai penisku saat dia berdiri dan menghadapiku lalu duduk di atas penisku dan mendorongnya ke dalam vaginanya yang panas. Terri menarik tangannya tepat sebelum vagina Jenna menjepit penisku. Jenna mulai melompat-lompat di pangkuanku. Terri duduk di samping kami sambil menyaksikan ayah dan putrinya bercinta.

Akhirnya Terri angkat bicara, "Ini sangat panas, aku tidak percaya aku duduk di sini menonton ayah dan anak perempuannya bercinta.” Terri pun menoleh ke arah Kim kemudian berkata, "Saat Anda memberitahuku sore ini kalau keluarga ini mempraktikkan nudisme dan mempunyai pandangan liberal tentang seks, tapi ini sangat diluar perkiraanku."

Kim bangkit dan pindah ke samping Terri lalu bertanya, "Apakah ada yang terjadi di sini malam ini yang membuatmu merasa tidak nyaman?"

Dengan senyum yang sangat lebar di wajahnya, Terri memandang Kim dan berkata, "Tidak! Saya merasa seperti telah mengenal kalian selama bertahun-tahun. Saya tidak percaya setelah semua yang saya alami, sekarang aku duduk di sini, bersama kalian semua dan kalian saling mencintai sebagaimana seharusnya sebuah keluarga. Kuharap saya berada di posisi Jenna sekarang."

Kim bertanya pada Terri, "Apa maksudmu?"

Terri menjawab, "Maksud saya, Jenna sangat beruntung memiliki orangtua yang penuh kasih seperti kalian berdua. Selain itu, dia sangat beruntung memiliki orangtua yang sangat pengertian dan bersedia menyenangkannya dengan lebih dari satu cara. Aku tidak pernah mengenal incest sebelumnya tetapi dari apa yang saya lihat di sini, sekarang saya dapat melihat kalian semua saling mencintai dan saya iri itu.”

Kim memeluk Terri dan berkata, "Jika kamu menginginkan cinta atau bahkan nasihat, kamu bisa datang ke Daniel atau aku. Kami akan dengan senang hati memberikan apa pun yang kamu butuhkan. Setelah malam ini aku dapat dengan jelas melihat kamu akan cocok dengan keluarga ini."

Terri memandang Kim dan tersenyum sebelum berkata, "Bertemu putrimu malam ini dan melihat semua yang terjadi di sini malam ini, aku bisa melihat kalian semua berbeda dari mantan bosku. Ketika kalian semua telanjang, tidak ada tekanan di antara siapa pun untuk berhubungan seks. Sebaliknya, kalian semua melakukan seks karena untuk bersenang-senang."

Tubuh Jenna yang bergoyang turun dan naik membuat pemandangan menjadi lebih indah, sebab kedua bukit kembarnya juga turut bergerak-gerak beriringan. Bergoyangnya payudara Jenna yang imut bagiku merupakan tantangan, maka kugerakan kepalaku menuju ke arah payudara yang indah itu, lalu kuraihnya dan kuhisapnya. Jenna pun tak kuasa menahan jeritannya lagi. Entah berapa lama, Jenna bergerak di atas tubuhku, bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, sampai pada akhirnya Jenna tiba-tiba mengejang memelukku sangat kuat sambil mendesah panjang, “Ooohhhhh …….!” Pada saat yang sama bendungan di penisku sudah tak tertahan lagi, maka kudekap Jenna dengan erat, “Oooohhh …….!” desahku panjang, dan dua cairan panas pun beradu.

Akhirnya kami memutuskan menyudahi berendam air panas ini. Kami semua bergerak masuk ke dalam rumah dan memilih dapur untuk tempat berkumpul kami.

Dengan cahaya dapur, aku bisa melihat lebih jelas tubuh telanjang Terri. Aku membuat beberapa catatan saat aku menatap payudaranya dan memperhatikan bahwa ukurannya hampir sama dengan milik Jenna. Aku melihat ke bawah dan melihat kelentit Terri mencuat di atas celah bibirnya yang rapat dan terlihat sangat bagus. Selain warna rambut di kepala mereka, Terri dan Jenna hampir bisa dikatakan kembar.

Kami duduk di kursi meja makan, Kim berkata pada Terri, “Besok persiapkan aplikasi untuk merekrut pembantu rumah tangga. Kami serahkan sepenuhnya padamu, Terri. Rekrut orang-orang yang bisa menyesuaikan dengan gaya hidup kami.”

“Baik.” Jawab Terri bersemangat.

Jenna berkata pada Terri, “Hei ... Untuk pekerja pembersih kolam, kamu harus memilih seseorang yang tampan dengan penis besar.”

Terri tersenyum kecut dan bertanya pada Jenna, “Jujur saja, aku merasa bingung. Apakah kamu membantuku untuk memilih mereka?”

“Aku pasti dilarang mereka.” Ungkap Jenna sambil memberi isyarat kepala pada Terri.

Terri tersenyum lalu berkata lagi pada Kim, “Apakah mereka yang aku rekrut nanti harus bekerja telanjang juga?”

Aku melompat sambil berkata, "Ya Terri, setiap orang yang akan bekerja di sini harus benar-benar telanjang setiap saat. Kami menyewa perusahaan untuk mengurus halaman, taman, dan lansekap. Jenna belum mengetahuinya, tetapi pengurus taman adalah seorang pemuda yang memiliki perusahaannya dan kru taman dan lansekapnya adalah tiga wanita yang terdiri dari istri dan dua saudara perempuannya. Semuanya telah menandatangani pernyataan kerahasiaan untuk kami. "

Kim berkata, "Kamu tidak akan benar-benar berada di sini telanjang sendirian. Pengurus taman di rumah ini juga bekerja dengan telanjang. Nama mereka Tony, Patty, Barbie dan Beth. Kamu hanya perlu memantau pekerjaan mereka. Kamu harus tahu apa yang mereka lakukan."

Ketika percakapan mereda, aku memutuskan untuk menghentikannya dan pergi ke kamar tidur untuk mandi dan pergi tidur. Aku berdiri dan mengucapkan selamat malam kepada semua orang lalu berjalan keluar kamar. Ternyata Kim pun mengikutiku lalu melingkarkan tangannya ke lenganku.

Ketika aku dan Kim hampir keluar dari dapur, aku mendengar Jenna berkata, "Aku sangat senang ibu dan ayah mempekerjakan seseorang seusiaku untuk menjadi housekeeper. Kupikir mereka akan mendapatkan seorang wanita tua kusut yang buruk. Jika itu terjadi, aku akan seperti hidup di neraka.”

Kim menahan tanganku dan berhenti sebentar untuk mendengarkan jawaban apa pun dari Terri. Tak lama Terri pun berkata, "Ayah dan ibumu telah mempercayakanku untuk melakukan pekerjaan yang aku yakin mereka awalnya ingin diisi dengan orang yang lebih tua. Bagaimana pun mereka mempekerjakan aku dan aku akan melakukannya sebaik mungkin dan tidak akan membuat mereka kecewa. Mereka memiliki daftar panjang hal-hal yang akan menjadi tanggung jawabku dan aku akan mewujudkannya untuk mereka. "

Kim tersenyum pada dirinya sendiri dan terus berjalan menuju tangga menuju kamar tidurnya dengan perasaan yang luar biasa bahwa mereka telah membuat pilihan yang tepat dalam mempekerjakan Terri.​

-----ooo-----

Thanks for reading ... Sorry there are still many typos ...

Bersambung
 
CHAPTER 3
MEET LISA

Pagi itu aku terbangun karena sinar matahari pagi yang sangat cerah menerobos tirai berhasil menelisik kelopak mataku. Aku memandang Kim dan melihat dia masih tidur nyenyak. Aku ingin tetap di tempat tidur dan membangunkannya perlahan-lahan dengan sedikit cinta, tetapi pikiranku mengatakan lebih baik aku pergi ke kamar mandi. Aku mengangkat seprai dan dengan hati-hati, turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Setelah buang air kecil, aku mencuci tangan sambil melihat ke cermin dan mataku melihat shower di bagian ujung kamar mandi. Secara naluriah aku memutuskan untuk mandi cepat. Airnya terasa mengalir deras di seluruh tubuh dan sangat menyegarkan tubuhku sepenuhnya. Setelah selesai, aku langsung mengeringkan badan. Saat berjalan kembali ke kamar tidur, aku melihat Kim masih lelap dengan tidurnya, jadi aku memutuskan untuk membiarkannya tidur.

Aku berjalan menyusuri lorong dan ketika aku melewati kamar Terri, aku melihat pintunya terbuka. Aku memperhatikan tempat tidurnya sudah rapi dan tidak melihat Terri di sana. Aku mulai menuruni tangga ketika aroma harum kopi yang baru diseduh menggelitik lubang hidungku. Aku tahu Kim masih di tempat tidur dan Jenna tidak pernah bangun sebelum tengah hari di akhir pekan. Jadi satu-satunya orang yang belum ditemukan adalah Terri. Aku berjalan melewati ruang tamu dan ruang makan. Saat aku memasuki dapur, Terri menyapaku dengan senyum lebar di wajahnya, lalu dia berdiri dan berkata, "Selamat pagi Tuan, silakan duduk, saya akan membuat kopi untukmu."

Aku membalas senyum Terri sambil menaruh handuk pada capslock lalu berkata, "Aku suka kopiku dengan krim dan hanya sedikit gula."

Aku duduk di kursi yang ia tarik di sebelah kursi yang dia duduki. Aku pun duduk dengan manis di sana. Setelah duduk, aku menunggu kopiku dan memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan Terri. Aku melihat saat dia mengeluarkan cangkir dari lemari dan melihat titties kecilnya yang memantul saat dia bergerak menuangkan kopi dan menambahkan satu sendok teh gula ke dalam cangkir. Akhirnya dia berbalik dan berjalan ke lemari es dan pipi pantat kecilnya yang ketat memantul-mantul kecil tapi bergerak dalam gerakan indah yang halus. Sekembalinya ke kitchen set, saya disuguhi pemandangan indah payudara kecil Terri dan vaginanya yang berbibir ketat. Terri memergoki saya sedang menatap bagian depan tubuhnya dan dia melambatkan jalannya ketika menghampiriku di meja makan sambil bertanya, "Apakah seragam saya sesuai dengan selera Anda, Tuan?"

Aku tersenyum pada Terri yang berjalan malu-malu menghampiriku sebelum akhirnya aku berkata, "Terri, kamu memiliki tubuh yang indah. Kamu sangat proporsional dan tubuhmu benar-benar sempurna. Kamu adalah sebuah karya seni agung dan aku yakin kamu bisa jadi seorang model."

Terri tersipu sambil berkata, "Tuan, Anda mengatakan itu hanya untuk membuatku merasa tersanjung. Aku tidak seperti apa yanga Anda katakan, aku sangat tidak pantas menjadi seorang model."

Saat Terri meletakkan kopi di depanku, aku tersenyum padanya dan bersikeras bahwa teoriku benar. Dia duduk di sampingku dan kami memulai percakapan ringan sambil minum kopi. Terri mengajukan banyak pertanyaan dan aku melakukan yang terbaik untuk menjawabnya. Beberapa kali percakapan kami berpindah dari satu topik ke topik lainnya dan setelah beberapa saat Terri memindahkannya topik pembicaraan tentang dirinya yang kami pekerjakan untuk posisi yang begitu penting. Terri mengungkapkan rasa terima kasihnya karena aku dan Kim memberikan kesempatan untuknya. Aku mengatakan kepada Terri bahwa yang harus dia lakukan adalah menjadi dirinya sendiri dan bekerja sebaik mungkin untuk kami.

Terri tampak sangat senang dengan jawabanku lalu bertanya, "Apakah aku pantas memelukmu, Tuan?"

Melihat Terri, saya tersenyum dan berkata, "Kapan pun kamu membutuhkan pelukan, kamu dapat mengandalkanku."

Terri dengan bersemangat melompat dari kursinya dan mengulurkan tangannya ke arahku. Aku turun dari kursiku dan melangkah ke pelukannya melingkarkan lenganku di tubuhnya dan menariknya ke arahku. Aku menyelipkan tanganku ke punggungnya dan menarik pinggulnya ke pinggulku sehingga dia bisa merasakan penisku yang mengeras di antara tubuh kami. Aku memeluknya erat-erat sampai aku merasakan dia melepaskan pelukannya dan aku melakukan hal yang sama. Aku terkejut Terri tidak mundur atau memutuskan kontak pinggul kami. Dia melihat ke mataku dan berkata, "Suatu hari nanti saya mungkin ingin mengikuti nasihat Jenna dan jika saya melakukannya, maukah Tuan membantu saya?"

Meskipun aku mengerti apa yang Terri bicarakan, aku pura-pura bertingkah bingung dengan pertanyaannya dengan menatap matanya dan memiringkan kepalaku ke satu sisi dan mengangkat alis mata. Pesan diamku terkirim dan Terri tersipu sebelum menggumamkan sesuatu lalu berdehem sebelum mengulangi perkataannya, "Tuan ketika aku siap, maukah Tuan bercinta dengan lembut seperti yang Jenna katakan padamu?"

Aku pura-pura terkejut dan kemudian mengubah ekspresiku menjadi senyuman lebar sambil berkata, "Terri, kamu akan menemukan rumah ini terbuat dari cinta. Karena kamu akan menjadi seperti keluarga bagi kami. Aku pasti akan menganggap itu suatu kehormatan untuk bercinta denganmu kapan pun kamu inginkan. Aku tahu tadi malam kemungkinan besar aneh bagimu, tetapi itulah cara hidup kami di sini. Kami bebas dan terbuka dengan seks dan sekarang jika kamu ingin bergabung, kamu sangat disambut."

Saat ini penisku semakin mengeras di antara tubuh kami dan aku dengan sengaja mendorong secara berirama ke area kemaluan Terri dan dia menanggapi dengan baik. Terri mencondongkan tubuh ke depan dan menutup matanya lalu mengerutkan bibirnya. Aku membungkuk untuk bertemu dengan bibir lembutnya dengan bibirku. Awalnya ciuman kami adalah ciuman-ciuman kecil sebelum Terri mendorong ujung lidahnya ke bibirku. Aku membuka mulutku dan pertempuran berlanjut. Kami membentuk tubuh kami rapat-rapat dan mengeluarkan lidah berduel memperebutkan posisi. Terri mengerang pelan sepanjang ciuman kami dan dia menggerakkan payudaranya di dadaku. Aku tidak yakin berapa lama kami berciuman tetapi ketika bibir kami terbuka lagi, kami pun saling menatap mata.

Terri memecah keheningan dengan mengatakan, "Seseorang sudah sangat bersemangat dan sangat keras."

Aku menganggukkan kepalaku dan berkata, "Itu bukan masalah, aku akan membereskannya saat kita selesai."

Sambil menatap mataku, Terri berkata, "Saya yang membuatnya menjadi keras jadi saya yang akan mengurusnya. Saya tahu bagaimana cara mengurusnya dan saya akan memastikan kalau Tuan akan senang ketika saya selesai.”

"Kamu tidak harus merasa berkewajiban untuk mengisap penisku. Aku bisa mengurusnya sendiri." Kataku.

Tanpa diskusi lebih lanjut, Terri menarik diri dari pelukan kami dan berlutut di depanku. Pada awalnya dia menggoda kepala penisku dengan ciuman dan jilatan kemudian dia membuka mulutnya dan memasukan penisku ke dalam lingkungan hangat yang menyenangkan. Lidahnya menggoda bagian bawah penisku membuatnya memantul saat mencapai mahkota. Terri meletakkan tangannya di buah pantatku dan menarikku ke depan memasukan penisku ke mulutnya hingga kepala penisku tergelincir ke tenggorokannya. Sensasi dari tenggorokan Terri membuatku kewalahan sekaligus keenakan. Hampir selama lima belas menit lidahnya memberikan keajaiban padaku sampai saatnya aku orgasme. Ketika aku selesai menembakan jus cintaku, Terri masih terus mengisap penisku sampai aku benar-benar terkuras. Dengan penisku yang masih di mulutnya, dia menatapku dan yang terpikir olehku hanyalah, "OMG, terima kasih Terri."

Aku mengulurkan tangan dan mengangkat Terri dari bawah ketiaknya lalu menariknya ke arahku. Sekali lagi kami berpelukan dan berciuman dengan lembut. Saat lidahku berduel lagi dengan lidahnya, aku bisa merasakan jus cintaku di lidahnya. Tak lama, aku mundur sambil tersenyum padanya lalu berkata, "Giliran aku untuk membuatmu menjadi wanita muda yang bahagia."

Begitu Terri duduk di kursinya, aku berlutut dan menariknya sampai pantatnya berada di tepi kursi. Kemudian aku mengangkat kakinya dan meletakkannya di atas bahuku. Dengan perlahan aku mencondongkan tubuh ke depan dan menanam ciuman kecil di sepanjang bagian dalam setiap pahanya. Dengan sangat hati-hati aku mencium daerah kemaluannya yang tak berbulu sebelum kembali ke bagian dalam pahanya. Terri mengerang pelan lalu tubuhnya melonjak saat lidahku bersentuhan dengan vaginanya yang mulus. Aku menjilat celahnya beberapa kali sebelum mencungkil lidahku di antara bibirnya yang rapat dan aku dihadiahi banyak jus wanita. Aku menjilati vaginanya dengan lahap menikmati rasa indah dari vaginanya dan menikmati aromanya yang segar. Akhirnya aku mengulurkan tangan ke atas dan menekan pipi pantatnya. Begitu aku menyerang klitoris gadis itu secara brutal, jeritannya menjadi lebih keras dan lebih keras sampai tubuhnya bergetar hebat sebagai reaksi terhadap orgasmenya. Aku tetap menjilat klitoris Terri sampai dia memohon aku untuk berhenti. Dengan cairan kewanitaan di seluruh wajahku, aku berdiri dan mencondongkan tubuh ke depan dan mencium Terri. Dia melingkarkan lengannya di leherku dan menarik dirinya ke arahku dan berdiri. Lidah mungilnya menjilat cairannya dari wajahku, di sela-sela ciuman bibirku.

Kami duduk dan beristirahat selama beberapa menit, lalu aku menyarankan agar kami menggunakan pancuran di tepi kolam renang untuk membersihkan diri. Kami pun berjalan keluar dari rumah menuju pancuran. Aku mengambil beberapa handuk dari lemari saat Terri mempersiapkan diri untuk mandi. Aku berdiri mengawasinya mandi dan mengaguminya saat butiran air berkilau mengaliri kulitnya. Ketika dia selesai, aku menyerahkan handuk kemudian melangkah ke bawah pancuran dan mulai membasuh tubuh. Terri memperhatikan aku yang sedang membasuh tubuh dan ketika aku bersiap untuk mencuci penis dengan menyabuni dan berdiri menghadapinya, Terri mendekatiku lalu mengelusnya. Tangannya bergerak perlahan naik turun di penisku. Ia terus membelai hingga penisku setengah keras. Aku menatap padanya dan berkata sambil tersenyum, "Kurasa ini bayaran untukku melihat vaginamu yang cantik saat kamu sedang membuat kopi."

Terri tersipu dan berkata, "Saya senang penis Tuan yang bersih dan dicukur ini. Saat menghisap penis Tuan aku tidak harus terus memuntahkan rambut kemaluan yang lepas. Penis Tuan begitu enak dan rasanya enak. Saya harap Tuan tidak keberatan saya melihatnya terus. "

Sambil menatap Terri, aku berkata, "Terri, kami bertiga menjaga area kemaluan kami dengan mencukurnya bersih karena kami juga tidak suka memuntahkan bulu kemaluan. Nanti kamu akan melihat banyak penis dan beberapa penis dengan rambut dan beberapa tanpa rambut. Juga harus diingat, saat kamu bekerja di sini, kamu akan melihat penis dalam berbagai bentuk dan ukuran. Ketika kamu melihat yang kecil, jangan menertawakannya. Lako-laki dengan penis kecil sama bangganya dengan penis mereka dengan yang berukuran besar. Seperti wanita dengan payudaranya."

Kami tertawa dan kembali ke dapur. Saat kami melangkah melalui pintu kaca, kami melihat Kim duduk di meja sarapan sambil minum kopi dan membaca koran. Kim mendongak dari korannya dan berkata, "Selamat pagi sayang. Bagaimana kabarmu pagi yang cerah ini?"

"Aku sangat baik dan semuanya baik-baik saja di pagi yang cerah ini." Kataku sambil melihat Kim.

Beralih ke Terri, Kim berkata, "Selamat pagi nona muda, kuharap Jenna tidak membuatmu tidur sampai larut malam. Bagaimana dengan tidurmu?"

Terri menyegarkan kopi kami dan duduk lagi sambil berkata, "Jenna dan aku ngobrol menyenangkan tadi sampai tengah malam dan kemudian kami pergi tidur. Aku suka tempat tidur baruku. Itu sangat nyaman."

Kim berkata, "Terri, aku telah memutuskan untuk mengajakmu dan Jenna berbelanja hari ini. Kita bisa pergi ke butik kecil ini yang aku kenal dan membelikan beberapa pakaian dalam untuk kita semua dan membeli beberapa pakaian karena kamu hanya memiliki apa yang kamu pakai ketika kamu datang ke sini. "

Terri tersenyum dan bertanya, "Bolehkah aku memelukmu?"

Kim meletakkan korannya dan berdiri. Seperti kilat Terri bangkit dari kursinya dan memeluk Kim yang menyatukan titties indah mereka. Aku melihat bahu Terri bergerak dan menyadari kalau dia menangis di leher Kim. Kim menepuk punggung Terri dengan gaya keibuan saat dia memeluknya erat. Aku menyerahkan beberapa tisu pada Kim dan dia menyerahkannya pada Terri. Akhirnya Kim berkata, "Tidak apa-apa, kamu bisa memelukku kapan pun kamu membutuhkannya."

Setelah beberapa menit aku mendengar Terri berkata di leher Kim, "Saya tidak tahu apa yang telah saya lakukan sehingga kalian semua bersikap baik kepada saya, orang asing di rumah kalian, namun kalian semua memperlakukan saya seperti keluarga."

Kim berkata, "Terri, tampaknya kamu telah melalui banyak hal dalam kehidupan mudamu dan kamu berhasil bertahan. Aku yakin tidak mudah kehilangan keluarga di usia yang begitu muda dan kemudian memperparah masalahmu saat dipekerjakan. Pemilik toko yang tidak bermoral yang jelas-jelas memanfaatkanmu membuat kamu melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hati nuranimu. Kami pikir, kamu sudah berhasil menanggung kesulitan hidup seperti itu dan tetap menjadi wanita muda yang menyenangkan. Aku yakin apa yang kami lakukan untukmu adalah sebagai awal kehidupan yang baru untukmu. Terserah kamu, bagaimana kamu mengatur hidup di masa depan. Aku yakin kita dapat saling membantu dan semuanya akan berjalan dengan baik."

Terri mundur dari Kim dan dengan air mata masih berlinang sambil berkata, "Terima kasih, terima kasih untuk kalian berdua untuk semuanya."

Kim menepuk pantat Terri dan berkata, "Kopimu semakin dingin. Biarkan aku mengambil laptopku dan kita bisa membuat kontrak untuk jasa pembantu rumah tangga."

Terri dan aku ngobrol ringan sampai Kim kembali dengan laptopnya. Kim memintaku untuk bertukar kursi dengannya agar dia bisa duduk di sebelah Terri. Setelahnya, Kim menyalakan komputernya dan mendiskusikan kontrak umum yang mereka ubah menjadi kontrak untuk jasa pembantu rumah tangga. Bersama-sama mereka membuat iklan yang akan ditayangkan di surat kabar lokal. Terri sangat aktif memberikan kata-kata dan frase untuk kontrak dan iklan. Selain itu, Kim dan Terri membuat daftar tanggung jawab untuk jasa pembantu rumah tangga. Mereka menyusun rincian untuk wawancara dan siapa yang harus hadir saat wawancara dilakukan. Ketika semuanya selesai Kim menyalin dan menempelkan iklan di email ke semua surat kabar lokal dengan ketentuan bahwa iklan ini hanya berlaku selama satu minggu.

Terri bertanya, "Apa yang ingin kalian berdua inginkan untuk sarapan?"

Aku duduk sambil berpikir tak lama bola lampu otakku menyala dan aku menyarankan pergi ke restoran dan makan siang di sana. Kim berkata, "Itu ide yang bagus dan kemudian kita bisa berbelanja dari sana.”

"Ayo bangun dan bangunkan Jenna ... Kita semua bisa mandi dan berpakaian." Kata Kim sambil melihat Terri dan aku secara bergantian.

Kami berjalan menaiki tangga, aku mengikuti Kim dan Terri dengan mata bergantian menatap buah pantat ketat Kim yang indah dan gundukan pipi pantat Terri. Ketika kami sampai di pintu kamar tidur milik Jenna, Kim mengetuk beberapa kali sebelum kami mendengar gumaman mengantuk darinya, "Masuk ...!"

Kim membuka pintu dan tampak Jenna terlentang dengan kaki terbuka lebar. Ia menggosok kantuk matanya. Kami semua masuk ke ruangan itu dan ketika Jenna membuka matanya, dia bertanya, "Sebuah kehormatan kalian datang bertiga ke kamarku. Jadi apa yang harus aku lakukan?"

Kim memulai dengan, "Daddy-mu memutuskan untuk mengajak kami makan siang dan setelah itu aku ingin mengajakmu dan Terri berbelanja.” Kami melihat Jenna tersenyum lebar dan berkata, "Aku pikir kita ide yang bagus mengajak daddy bersama kita berbelanja sehingga dia bisa memberi kita persepsi laki-laki tentang pakaian yang kita coba."

Kim dengan cepat berkata, "Jenna, kita akan pergi ke butik langganan kita dan membeli pakaian dalam. Kamu tahu betapa histerisnya wanita-wanita itu terakhir kali kita membawa daddy-mu ke sana. Tetapi jika daddy-mu mengambil kesempatan lagi, aku akan mengusirnya keluar. Haaahh ...! Aku tidak mengerti, mengapa kita bisa membawanya?"

Jenna duduk di sisi tempat tidur lalu berkata, "Daddy, berjanjilah kalau daddy tidak akan melayani wanita-wanita itu?” Mata Jenna mendelik, aku jawab dengan anggukan dan senyuman saja. Jenna pun kemudian bertanya, “Daddy tidak keberatan melihat kami mencoba pakaian dalam, kan?"

Aku tahu tempat yang dibicarakan Kim karena aku pernah ke sana sebelumnya dan bukan hal yang aneh bagi wanita dari segala usia untuk mencoba pakaian dalam dan keluar dari ruang ganti untuk mendapatkan saran dari orang-orang yang datang bersama mereka tentang penampilan. Tapi kebanyakan dari mereka mengenalku dengan sangat baik dan selalu memintaku penilaianku tentang penampilan mereka.

Akhirnya diputuskan bahwa kami semua akan mandi dan bersiap-siap untuk makan siang terlebih dahulu kemudian berbelanja setelahnya. Jenna memandang Terri bertanya, "Terri, kamu tidak punya pakaian bersih di sini kan?"

Terri menjawab, "Tidak, semua pakaianku di rumah mantan bosku."

Jenna berkata, "Kalau begitu kau tinggal di sini dan mandi bersamaku dan kita akan berpakaian di sini. Ukuran kita sama, aku punya sesuatu yang seksi dan pas untukmu."

Terri tersipu dan dengan mengangkat bahu dia setuju untuk tinggal bersama Jenna. Kim dan aku meninggalkan kamar Jenna dan berjalan menyusuri lorong menuju kamar kami. Sekitar setengah jam kemudian, kami berjalan kembali ke kamar Jenna dan menemukan Terri dan Jenna hampir siap. Mereka memberikan sentuhan akhir pada riasan mereka.

Kim memperhatikan kedua gadis itu sebelum bertanya, "Terri, apakah kamu punya barang pribadi wanita yang kamu perlukan?"

Terri tersipu dan berkata, "Semua barang pribadiku ada di rumahnya juga."

Menyadari apa yang mereka bicarakan, aku memutuskan untuk menunggu mereka di ruang tengah. Aku keluar dari kamar dan mendengar ketiganya cekikikan. Aku menyadari kalau aku menjadi satu-satunya pria di sebuah rumah dengan tiga wanita. Aku seharusnya menjadi raja di kastilku sendiri, tetapi tampaknya ratu memiliki kendali lebih dariku. Aku menunggu dengan sabar di ruang tengah dan ketika mereka bertiga tiba, kami berjalan ke garasi dan masuk ke mobil. Kami pergi ke restoran dan menikmati makan siang yang enak dan lezat sebelum pergi berbelanja.

Kami pun tiba di butik dan ketika kami berjalan ke dalamnya,wanita tua yang selalu membuatku kesulitan, melihatku masuk dengan tiga wanita, dia benar-benar tersenyum kepadaku. Dia tidak membuang waktu untuk datang langsung kepada kami dan menawarkan jasanya, tetapi Kim berhenti sejenak sebelum mengarahkan kami ke bagian pakaian dalam. Ketika kami berhenti berjalan, aku melihat sekeliling lautan pakaian dalam yang tipis dan berenda. Aku bertanya-tanya pada diri sendiri, mengapa pakaian dalam wanita memiliki begitu banyak gaya dan pilihan.

Ketiga wanita itu langsung mencari karya yang sempurna untuk dicoba. Setiap kali mereka berhenti sejenak untuk melihat sesuatu, aku mendapati diriku di rak pakaian beberapa kaki jauhnya dari ketiga wanita itu, yang kugunakan sebagai sandaran tangan yang sempurna. Aku melihat para pengunjung yang berbisik-bisik dan terkikik-kikik sambil mengarahkan pandangan kepadaku. Aku sungguh tidak menghiraukan mereka karena takut terjadi keributan yang tidak diinginkan.

Pandanganku tertuju pada ketiga wanitaku. Dalam kebanyakan kasus, mereka mengembalikan barang yang telah dipilih mereka tetapi aku juga memperhatikan bahwa ketiganya memiliki sejumlah gantungan yang tergantung di tangan mereka. Kim lah yang mendorong Jenna dan Terri untuk mengumpulkan berbagai item untuk dicoba. Dia juga memberi tahu gadis-gadis itu bahwa mereka harus memilih setidaknya satu pakaian dalam yang sama dan ketiganya akan membelinya. Aku mengikutinya dari jarak yang aman sampai aku mendengar Kim berkata, "Ayo kita coba barang yang kita punya dan kemudian putuskan apakah kita membutuhkan sesuatu lagi atau tidak. Setelah kamu memiliki satu barang, tetap pakai dan mari kita lihat pendapat semua orang."

Aku mengikuti Kim dan gadis-gadis itu menuju ruang ganti dan ketika kami tiba di ruang tunggu di sebelah ruang ganti, di belakang toko, aku melihat dua wanita paruh baya sudah duduk di sana berbicara di antara mereka. Keduanya menatapku dan yang berambut abu-abu mengerutkan kening sebelum dia menoleh ke wanita lain dan membisikkan sesuatu. Kemudian keduanya memperhatikan tiga wanita bersamaku saat mereka menghilang ke ruang ganti yang terpisah. Aku memilih kursi dengan menyisakan dua kursi kosong di antara kami dan kemudian berbalik lalu tersenyum pada kedua wanita yang menatapku.

Dalam beberapa detik setelah duduk, seorang wanita muda datang kepadaku dan bertanya apakah aku ingin teh atau kopi. Aku memintanya untuk membawakan kopi dan dia pun pergi. Beberapa menit kemudian dia kembali dengan kopi dan nampan kecil berisi kue. Aku berterima kasih padanya dan dia bertanya apakah aku membutuhkan yang lain. Aku memberi tahu dia bahwa Kim dan gadis-gadis itu mungkin membutuhkan bantuan, jadi wanita muda itu berjalan ke tirai di setiap ruang ganti dan bertanya apakah salah satu dari mereka membutuhkan bantuan. Kim menarik tirai kembali meskipun dia benar-benar telanjang dan berkata kepada pramuniaga muda sambil tersenyum, "Saya tidak butuh apa-apa tetapi Anda dapat menanyakannya kepada Jenna dan Terri. Jika mereka tidak membutuhkan bantuan apa pun sekarang, Anda dapat kembali dan periksa kami lagi nanti."

Tiba-tiba seorang wanita muda muncul dengan bikini putih tipis dan kedua wanita itu melompat dan bergegas ke arahnya dan menghalangi pandanganku. Ada beberapa bisikan pelan di antara mereka, sementara masing-masing dari mereka melirik ke arahku. Aku duduk di kursiku melihat ke arah mereka dengan senyum lebar di wajahku.

Perhatianku tertuju pada Jenna saat dia melangkah keluar dari ruang ganti dengan set bikini. Areola pink dan putingnya berdiri dengan bangga dari titties ukuran cup "B" nya. Dia berjalan ke arahku saat ketiga wanita itu memperhatikan. Jenna bertanya, "Jadi bagaimana menurutmu daddy? Apa kamu suka ini?" Dia terus berkata, "Aku suka set bikini ini. Aku pikir ini terlihat bagus untukku. Payudara dan vaginaku dapat dilihat meskipun aku memakainya."

Aku perhatikan wanita yang lebih tua mencoba untuk membuat wanita muda itu kembali ke ruang ganti tetapi dia tetap tinggal. Aku juga memperhatikan wanita muda itu terus menatap Jenna. Akhirnya wanita muda itu berjalan dan melewati para wanita yang lebih tua ke arah Jenna dan aku, kemudian dia bertanya, "Bukankah kamu Jenna Morrison?"

Para wanita yang lebih tua bergegas ke kanan dan sekali lagi mencoba menghalangi pandanganku kepada wanita muda yang baru saja datang itu, tetapi si wanita muda tidak mau lalu dengan menggunakan lengannya mendorong kedua wanita paruh baya itu ke samping sehingga dia dapat berbicara dengan Jenna secara langsung.

Jenna menoleh ke wanita muda itu dan berkata, "Ya, tapi kamu harus memaafkan saya, karena saya tidak mengenali kamu."

Wanita muda itu memulai dengan, "Saya Lisa Thompson dan saya sekolah di tempat yang sama denganmu dulu. Kamu beruntung banyak yang mengenalmu, berbeda dengan saya yang hanya beberapa teman saja yang aku punya.” Sambil berdiri tepat di depanku, Jenna dan Lisa memulai percakapan tentang sekolah tempat mereka belajar beberapa tahun yang lalu.

Jenna berhenti dan berbalik ke arahku sambil berkata, "Lisa, laki-laki tampan ini adalah ayahku."

Lisa melangkah ke depan tidak terganggu oleh ketelanjangannya yang dekat dan fakta bahwa aku dapat melihat dengan jelas tubuh mudanya saat dia menjabat tanganku sambil berkata, "Senang bertemu dengan Anda, Pak."

Saat itu Kim dan Terri keluar dari ruang ganti, masing-masing dari mereka mengenakan bikini tipis. Keduanya berjalan dan berdiri di samping Jenna dan Jenna memperkenalkan Kim sebagai ibunya dan Terri sebagai penjaga rumah kami. Setelah berkenalan dengan keluarga kami, Lisa berbalik sedikit dan mengangkat tangannya ke wanita yang barusan tidak berhasil menghalangi pandanganku. LIsa memperkenalkan yang pertama sebagai ibunya dan wanita lainnya sebagai bibinya.

Jenna dan Lisa terus berbicara dan aku memberanikan diri untuk memeriksa tubuh Lisa yang membuat ibu dan bibinya tidak senang. Aku melihat mereka memelototiku yang terlihat dari sudut mataku. Lisa berambut pirang dengan dada berukuran sekitar "C" dengan areola merah muda yang sangat terang dan puting berukuran penghapus pensil. Aku tidak bisa melihat jejak rambut di daerah kemaluan atau vaginanya. Para wanita yang lebih tua lagi-lagi tidak berhasil menarik Lisa dari mataku yang mengembara. Saat Lisa berbicara dengan Kim, Jenna dan Terri, aku melihatnya meraih dan mencubit putingnya sehingga putingnya langsung menonjol di bawah bra-nya.

Aku menyela mereka dengan berkata, "Jenna, kamu harus mengundang Lisa ke rumah kita kapan-kapan. Kita akan bisa melihat banyak hal dari dia."

Sindiranku tidak luput dari perhatian ibu dan bibi Lisa. Ibunya pun angkat bicara, “Tidak lebih banyak yang bisa kamu lihat dari Lisa selain apa yang kamu lihat sekarang. "

Lisa menoleh ke ibunya dan berkata, "Bu, lihat ... Ada tiga wanita yang kebanyakan berdiri telanjang di sini sekarang. Salah satunya adalah putri Daniel dan yang lainnya adalah penjaga rumahnya. Tubuh mereka tidak banyak disembunyikan. Jika mereka tidak khawatir, lalu mengapa saya harus?"

Hanya untuk menunjukkan kepada ibu dan bibinya, Lisa mendekatiku dan begitu dia berhenti bergerak, Lisa membuka sedikit kakinya dan terus berbicara dengan Jenna. Vagina imut berbulu tipis milik Lisa dapat aku saksikan dengan begitu jelas. Sepertinya Jenna tidak mau kalah dengan apa yang telah dilakukan Lisa. Jenna pun membuka kedua kakinya agar ibu dan bibi Lisa dapat melihat tubuhnya dengan lebih baik.

Kim dan Terri saling memandang bikini tipis mereka dan memutuskan untuk menyimpannya. Keduanya berjalan kembali ke ruang ganti, tapi kali ini hanya Terri yang menutup gordennya. Kim berdiri menghadap kami dan menanggalkan bikini tipisnya. Aku melhat ibu dan bibi Lisa terkesiap sambil menutup mulut mereka dengan tangan mereka. Dengan sengaja Kim menyela percakapan Jenna dan Lisa menyebabkan mereka berdua melihat ke arahnya saat dia berdiri telanjang bulat menghadap kami dan memilih bikini berikutnya untuk dicoba. Aku memperhatikan ibu dan bibi Lisa saat mereka menatap tubuh telanjang Kim. Jenna yang berikutnya berkata, "Aku masih harus mencoba, bagaimana denganmu Lisa?"

Lisa berkata, "Ya, saya punya dua potong lagi untuk dicoba."

Jenna berdiri di tempatnya dan mendorong celana dalam tipisnya ke bawah pantatnya dan membiarkan benda itu jatuh ke lantai sebelum dia melangkah ke ruang ganti. Aku tersenyum lebar melihat putriku menjadi seorang exhibitionist. Ketika aku melirik ibu dan bibi Lisa, aku perhatikan mata mereka lebar dan mulut mereka ternganga karena terkejut melihat putriku memamerkan vaginanya di depan kami semua. Tapi Jenna tidak berhenti di situ, dia segera membuka branya sehingga dia hampir telanjang bulat. Jenna sebagai exhibitionist sejati berbalik sehingga pantatnya mengarah ke ibu dan bibi Lisa. Jenna membungkuk untuk mengambil celana dalamnya sambil sedikit membuka kakinya yang memberi ibu dan bibi Lisa pandangan tanpa halangan ke vagina dan lubang pantat kecilnya. Lisa tertawa dan berkata, "Wow, kamu benar-benar bertelanjang di depan ayahmu dan seluruh toko. Amazing!"

Jenna memandang Lisa dan berkata, "Gampang, alih-alih memikirkannya, yang harus kamu lakukan hanya melepasnya dan membiarkan tubuhmu dilihat orang lain. Ini sungguh sangat menyenangkan."

Ibu Lisa berteriak, "Lisa Marie Thompson, jangan berani-berani telanjang di depan pria ini atau orang lain."

Wanita muda yang bekerja di butik itu segera datang dan bertanya apakah ada masalah. Ibu Lisa berkata dengan jijik, "Wanita muda itu benar-benar telanjang di depan ayahnya dan istrinya berdiri di sana di ruang ganti dengan tirai terbuka dan siapa pun di toko akan dapat melihat tubuh telanjang mereka. Wanita muda itu juga mengatakan kepada putri saya bahwa dia bisa telanjang di sini juga dan saya rasa itu tidak benar."

Penjaga butik tampak menunggu ibu Lisa menyelesaikan omelannya sebelum berkata dengan tenang, "Maafkan saya, Bu ... Tapi bukan hal yang aneh bagi wanita untuk telanjang di area ini. Lagi pula kami adalah butik wanita dan meskipun kami tidak melarang laki-laki datang ke sini. Itu benar-benar terjadi dan manajemen menyambut mereka. Sama seperti tuan ini lakukan terhadap perempuan yang datang bersama mereka."

Tiba-tiba Lisa melepas tali bra-nya hingga terlihat titties sempurna miliknya. Ibunya melihatnya dan berkata, "Jangan berani-berani melepasnya di sini di mana pria itu bisa melihatmu."

Dengan ekspresi menantang di wajahnya, Lisa menoleh ke arahku dan terus mendorong celana dalam yang dipakainya ke bawah tubuhnya, melewati pinggul dan kakinya sebelum gravitasi menarik kedua barang itu ke lantai. Aku disuguhi pemandangan indah, tampak jelas vagina berbulu tipis milik Lisa di antara pahanya yang kencang. Lisa berdiri dan berbalik menghadap ke arahku saat dia memegang bikini itu di tangannya yang tidak menutupi bagian tubuhnya. Semakin ibunya mencoba membuatnya menutupi, semakin lama Lisa berdiri di sana berdebat dengannya.

Terri mendengar semua suara keributan itu dan dia membuka tirai sehingga kami semua bisa melihat tubuhnya yang telanjang saat dia mencoba sepotong pakaian dalam. Jenna berjalan kembali ke ruang ganti dan mengambil pakaian berikutnya dan memakainya. Lisa memperhatikan Jenna lalu dia meniru Jenna dengan membiarkan tirainya terbuka dan mencoba pakaian dalam berikutnya. Ibu dan bibi Lisa duduk karena mereka telah dikalahkan dan sekarang kami memiliki empat wanita telanjang atau setengah telanjang di depan kami. Tiba-tiba aku meminta empat wanita menanyakan pendapatku tentang berbagai pakaian dalam mereka.

Setiap bagian yang mereka coba adalah tipis dan saya diberkati berulang kali melihat empat set titties yang indah dan garis besar pussy mereka yang kabur karena mereka harus mengenakan celana. Aku disiksa secara seksual oleh keempat wanita muda yang cantik saat mereka melangkah ke arahku dan meminta pendapatku tentang pakaian yang mereka kenakan. Penisku sibuk menggeliat ingin keluar dari celanaku tapi itu mustahil aku lakukan. Akhirnya Kim bersama dengan Jenna dan Terri membuat keputusan tentang pakaian dalam mana yang benar-benar mereka sukai dan Kim memanggil pramuniaga muda itu agar dia membawa pesanan ke konter untuk diperiksa.

Aku berdiri dengan penisku yang membuat benjolan di bagian depan celana dan aku tidak berusaha untuk menyembunyikannya. Aku menoleh ke arah ibu dan bibi Lisa agar mereka bisa melihat penisku yang keras, aku mengambil satu bidikan terakhir pada keduanya ketika aku berkata, "Lisa, jika kamu ingin mengunjungi Jenna lagi, kita tidak perlu bertemu di butik pakaian dalam ini. Kamu bisa datang ke rumah kami dan berenang atau berendam air panas atau keduanya di sana."

Aku melihat ibunya menatapku dengan jijik sebelum dia berkata, "Tidak ada alasan baginya untuk datang ke rumahmu."

Lisa menyuruh ibunya diam lalu menoleh ke Jenna sambil berkata, "Kita bisa di tempat lain. Apalagi sekarang, karena kita sudah benar-benar bertemu dan kita tidak memiliki rahasia di antara kita. Aku akan menghubungi di lain waktu."

Jenna tersenyum dan berkata, "Aku suka itu. Sampai jumpa besok."

Kami meninggalkan butik dan pergi ke toko berikutnya lalu toko lainnya sampai kami berhenti di empat toko secara keseluruhan. Selama empat jam berikutnya, Kim dan para gadis memilih berbagai jenis pakaian. Di setiap toko mereka datang dengan masing-masing tiga pakaian bersama dengan semua kebutuhan yang dikenakan di bawahnya. Perhentian terakhir kami adalah toko tempat Kim membawa Terri untuk mengambil barang-barang feminin pribadi yang dia perlukan. Mereka keluar dari sana dengan empat kantong barang dan aku hanya duduk di kursiku dan memutar mata ke arah Jenna yang mulai menertawakanku.​

###

Thank for reading ...

Bersambung
 
Ceritanya keren Suhu. Gue apresiasi setinggi-tingginya.

Tapi kalo boleh sedikit keripik, bahasanya jangan yang baku banget. Coba lebih dibaurkan dengan bahasa sehari-hari.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd