BAGIAN KEDUA DARI SEBUAH TEKA-TEKI
β
Non..β
β
Nonn...β
β
Nonnn!!!β
β
Eh....β
Kubuka kedua mataku..
β
Apa yang....?????β
tanyaku dalam hati, ada rasa bingung yang kurasakan.
β
Ah akhirnya non bangun juga..β
ucapnya.
β
Saya mau balik non, tapi gak enak kalau ninggalin non sendirian dalam keadaan tidur.β
β
Maaf ya non saya bangunin, saya permisi ya non.β
β
Iii..iyah..pakβ
jawabku sekedarnya.
Kepalaku masih pusing, mataku terasa berat, akupun hanya bisa melihat kearahnya yang pelan-pelan menghilang dari pandanganku.
Ada rasa yang mengganjal pikiran dan hatiku. Apakah kejadian tadi itu nyata? Pelan-pelan kuperhatikan posisiku, seluruh pakaianku masih lengkap
terpasang di badanku, akupun mengubah posisiku yang tengkurap menjadi telentang.
β
Dania.. segitunya kah?β
β
Segitunya kah dirimu menginginkan mencari jawaban?β
Perlahan akupun bangkit, sambil masih menerka-nerka perasaan yang menyelimuti hati dan pikiranku ini.
Terasa lembab dibawah sana. Kuarahkan tanganku menuju perutku, menulusuri kebawah, melewati kain yang mengapit bagian bawah tubuhku.
Terus kebawah, terus kebawah...
β
Sange yang kau rasakan, membawamu kedalam imajinasi liar Dania!β
kutarik tanganku itu, dapatku lihat jelas ada cairan yang baru saja kuketahui baru-baru ini.
β
Pikiran yang memabukan itu...β
aku menatap kearah dimana tadi orang itu keluar.
β
Jawabannya ada disana..β
Ku hela nafasku perlahan, ku mulai mencoba mengatur pernafasanku, memberikan oksigen segar keseluruh penjuru tubuhku.
β
Ini semua memang seharusnya terjadi ya?β
β
Apakah ini memang sesuatu yang harus terjadi kepadaku?β
Hari yang berjalan dari pagi tadi hingga sampai pada saat ini, memang adalah hal yang benar-benar baru untuk diriku, apakah ini yang seharusnya dilakukan? Akupun tidak mengerti mengapa aku bisa sampai berkhayal meminta mang Yono untuk menjilati kewanitaanku dan imajinasi itu membuat vaginaku basah.
β
Cukupkah dengan semua ini?β
Kulangkahkan kaki ku, kurasa memang semua ini sudah cukup, ya sudah cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari rasa penasaranku.
Memang benar bawah ini adalah
part menuju kedewasaan. Jika laki-laki bisa, maka perempuan pun bisakan? Hanya saja itu semua terbatas oleh tembok dibalik
makna kata β
perempuanβ. Tapi bukankah kalian sadar, bahwa dibalik makna β
perempuanβ juga ada makna β
wanitaβ?
Langkahku terhenti.
β
Mang Yono..β
β
Eh kaget saya.. ada apalagi non Dania?β
namun saat dia berbalik badan, matanya terbelalak.
Seiring ku berjalan tadi, kutanggalkan satu persatu-satu diriku yang βperempuanβ ini, karna saat ini yang kuinginkan adalah tumbuh menjadi seorang βwanitaβ.
(ilustrasi pakaian Dania saat ini)
End of Act I
=***=
Masa Sekarang
Ruangan di mana Aku biasa βnongkrongβ adalah ruangan bawah, di lantai satu. Dengan posisi menempel ke tembok kubaca buku-buku yang masih tertunda untuk dinikmati. Hobi membaca ini memang sudah melekat di diriku, bahkan untuk sebagian orang yang suka nonton sambil makan, aku malah lebih suka membaca sambil makan. Hobiku membacaku ini bisa terbilang sangatlah akut jika aku melakukannya pada saat senggang. Bahkan aku bisa sampai lupa kalau cerah sudah berganti pagi, maupun orang-orang rumah mengira aku sedang keluar, saking aku sering mengendap di kamar baca/kamarku hanya untuk membaca buku.
Di rumah pamanku ini, memang ada ruangan yang khusus dijadikan sebagai ruang kerjanya dan menyimpang buku-buku favoritnya. Dengan ada ataupun tidak ada kehadiran dirinya, aku di izinkan oleh beliau untuk memakai ruangan ini. Karna memang pamanku itu tahu sekali kondisi akutku itu kalau sedang kumat. Bahkan kak Dania tidak pernah menyadari kalau aku sering berada disana, jadi pernah suatu ketika dia mengira hanya dirinya sendiri yang berada di rumah, tahu-tahu jam 5 sore aku keluar dari ruangan itu.
β
Astaga Nada! Bikin kaget aja kamu!β
β
Yaampun kak, kenapa deh..β
β
Ya kamu tiba-tiba muncul ya kakak kan kaget.β
β
Kakak kira yang di rumah hanya ada kakak!β
β
Lah kan kak Dania tahu kalau Nada suka pakai ruangan ini.β
β
Iyasih tapi tetep aja kakak gak pernah sadar kamu suka ada disana!β
β
Sesekali kamu bersuara atau sambil dengerin lagu kek didalam sana.β
β
Jadi kakak tahu kamu ada disitu.β
β
Yaya maaf ya kak.β
Jika diingat-ingat begitulah awal sebuah perdebatan kecil dengan aku dan Kak Dania, pernah dia memastikan bahwa aku berada diruangan itu atau engga,
namun lama kelamaan dia suka jadi parno sendiri, sehingga dia tak pernah lagi melakukannya. Akupun juga sempat mencoba sarannya, untuk menyetel musik sebagai penanda aku berada di ruangan itu, namun hal itu malah mengusik ketenangan dan kenyamananku pada saat membaca buku. Hingga perlahan-lahan tak pernah lagi aku melakukannya dan kak Dania pun makin lama tidak pernah peduli aku berada disana apa engga. Lokasi ruangan ini letaknya agak jauh dari tangga lantai 2 dan dekat dengan ruang keluarga. Jadi ya aku akan sesekali keluar jika aku mendengar ada suara kak Dania sebagai konpensasinya.
Meskipun itu sangat-sangat mengacaukan ketenanganku pada saat membaca buku.
Semalam aku terbangun sekitar jam 2 pagi, mengingat hari ini hari sabtu dan aku tak perlu bersiap-siap di pagi hari untuk kesawah, tiba-tiba aku sangat mood sekali untuk baca novel seri yang baru saja kubeli. Akupun turun dengan perlahan menuju ruang itu. Aku memang tak pernah suka jika membaca buku di kamar, karna menurutku itu hal yang tidak baik untuk dilakukan (entah ajaran siapa, namun aku sama sekali tidak menyukainya hihi). Halaman demi halaman berganti, buku dengan 600 lembar lebih ini membawaku menuju pukul 7 pagi. Tak lama aku mendengar suara pintu luar terbuka, biasanya sih itu kak Dania yang baru pulang olahraga. Tapi...
β
Seingetku kayaknya tadi gak ada suara langkah kaki turun ataupun kak Dania keluar buat olahraga.β
β
Apa jangan-jangan ada oranglain ya?β
Meskipun aku bisa sangat fokus sekali ketika membaca, tapi pendengaranku cukup sensitif, terlebih lagi aku hafal betul kak Dania seperti apa dan lagi hanya ada kami berdua di rumah ini saat ini. Aku dengan cepat berjalan kearah pintu untuk mengintip ada siapakah disana. Kubuka pintu ruang ini pelan-pelan, ruang ini berhadap-hadapan dengan pintu keluar belakang dan diperantarai oleh ruang keluarga, sehingga aku bisa melihat dengan jelas siapa yang berada disana. Kuperhatikan dengan seksama bahwa memang itu kak Dania. Terlihat memang baru pulang seperti jadwal biasanya, namun ada yang aneh, mengapa ia tidak memakai pakaian olahraganya?
β
Kak Dania abis olahraga pagi?β
ucapku yang langsung menghampirinya.
β
Iya nih abis olahraga.β
balasnya singkat dan dirinya langsung mengambil minum dan menghabiskan segelas penuh.
β
Capek banget kak sampe kehausan gitu?β
β
Mana keringet kakak banyak banget kak.β
β
Hihi ya namanya juga olahraga enakkk.β
ucapnya memberi penegasan.
β
Iyasih Nada tahu kakak emang suka olahraga, tapi kok tumben kak Dania gak pake baju olahraga?β
β
Ini bisa gitu kak Dania olahraga pake baju piyama gini?β
Kak Dania memberikan senyum malu-malu tapi mengemaskan (?) seperti ekspresi seorang perempuan yang habis mendapatkan hadiah atau sesuatu yang berkesan,
ya aku tahu itu, ada apa ya?
β
Siapa bilang olahraga gak bisa pake piyama?β
jawabnya.
β
Gak kedinginan gitu kak? Kan baju ini tipis bangettt?β
β
Kalau baju olahraga seenggaknya bikin hangat.β
β
Hihi Nada nada.. perhatian banget sih kamu.β
β
Baju ini bisa kok bikin hangat, gak lihat nih kakak keringetan?β
β
Dah ya kakak mau mandi.β
ucapnya sambil berlalu.
Aku hanya menatap kepergianya hingga sampai setelah ia melewatiku, aku melihat sesuatu yang asing.
β
Kak Dania, itu putih-putih dibelakang kepala kak Dania apaan?β
tanyaku keheranan.
β
Eh masa? Ada sesuatu gitu?β
Diapun mengarahkan jari-jarinya menuju bercak putih itu.
β
Oh inimah conditioner shampoo!β
β
Dah ya kakak mau mandiiiiii..β
Aku mencoba berpikir keras, kalau memang itu
conditioner shampoo, harusnya kan cairan itu menghilang seiring berjalannya pemakaian, terlebih lagi kak Dania kan abis olahraga, dan lagipula, cairan itu sedikit kental seperti masih baru. Terlebih lagi, jika itu memang
conditioner shampoo, aku tidak salah lihat kan?
Mengapa kak Dania memasukan jarinya yang habis memegang
conditioner shampoo itu kedalam mulutnya?
β
Kayaknya ini efek semi begadang deh, aku mungkin ngalamin halu gitu...β
Tapi..
β
Hmmm..β
β
Olahraga enak?β
β
Kayaknya aku pernah denger kalimat khiasan gitu deh..β
#Bersambung