Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT [No SARA] Panah Asmara (True Story)

Part 10
KASMARAN



Mulustrasi tubuh sintal milik Nira.

Sejak mendengar cerita itu, hubunganku dengan Nira semakin erat. Kami semakin terbuka dengan masa lalu kami. Bukan upuntuk menyesalinya tapi sebagai refleksi untuk membangun masa depan kami masing-masing. Setiap sore sepulang kursus menjahit kami menyempatkan diri untuk bertemu. Meskipun hanya beberapa saat, tidak sampai satu jam sudah cukup bagi kami untuk saling melepaskan rindu. Kadang kami bertemu di warung bakso, kadang makan bareng di sebuah kedai dekat kantorku atau jika waktu memungkinkan, kami jalan-jalan sejenak untuk melihat matahari terbenam dari dalam mobil. Sambil berpelukan, menggenggam tangan, sesekali kuusap kepalanya sambil menatap matahari yang perlahan tenggelam. Usapan-usapan kecil ini membuat Nira terhanyut, membuatnya semakin nyaman bersandar dipelukanku. Saat bersamaan aku melingkarkan tanganku di perutnya yang sedikit berlemak khas mamah muda, mencubit lemak tipisnya, membuatnya terkaget lalu kami sama-sama tertawa kecil.
"Bi nakal"
"Aku sangat menyukai ini" ucapku sambil memainkan lemak tipis di perutnya.
"Aih..mana ada. Dimana-mana perut datar itu adalah pujaan laki-laki"
"Memang perut datar itu bagus, tapi bagiku tidak menarik. Aku lebih menyukai ini, lebih natural" aku semakin erat memeluk Nira sambil menciumi lehernya dari balik kain jilbabnya membuat Nira kegelian.
"Bi..." Nira menatapku.
"......" Aku tak menjawabnya. Hanya menatap mata coklatnya yang perlahan terpejam lalu bibir kamipun bertemu. Sungguh, sumpah demi apapun!! Nira adalah partner French kiss paling hebat yang pernah kutemui. Ciumannya benar-benar bergairah seakan-akan ingin menghisap jiwaku keluar. Hisapannya pelan lalu naik semakin kencang, sesekali diselingi dengan gigitan kecil dibibirku menandakan bahwa dia sudah semakin terbawa nafsu birahinya. Jika sudah seperti ini, aku langsung menaikkan pelukanku dari perutnya perlahan menuju bongkahan daging kenyal di dadanya. Nira semakin menikmatinya, sensasi nikmat saat tanganku merayap dibalik gamisnya, dan panasnya ciuman kami semakin tak kuasa dibendungnya.
"Hhmm...." Hanya itu yang terdengar dari mulutnya. Sesekali terasa nafas beratnya terdengar. Aku benar-benar menikmati perubahan tingkat horny yang dialami Nira. Dari sosok wanita santun dengan balutan gamis besar, perlahan menjadi wanita yang larut dalam hangatnya pelukan, kemudian sisi nakalnya mulai terlihat saat dia menciumiku, hingga dengusan nafasnya, berat nafasnya, leguhan nikmat yang dia ekspresikan, menandakan bahwa dia menginginkan apa yang selama ini tak mampu dia dapatkan dari suaminya.

"Kerjaan Bi udah kelar?" Tiba-tiba Nira menghentikan ciumannya lalu menayakan pekerjaanku di kantor.
"Sudah dong" ucapku meyakinkan Nira. Aku tau dia ingin menuntaskan hasratnya tapi dia juga tidak ingin mengganggu pekerjaanku. Persetan dengan pekerjaan kantor, pikirku. Saat ini Nira adalah prioritasku. Nira tersenyum mendengar jawabanku, tak lagi ada beban pekerjaanku yang akan menggangu pikirannya. Dia menaikiku, duduk tepat diatas pangkuanku, memegang kedua pipiku dengan tangannya lalu kembali menciumiku dengan penuh gairah. Ustazahku ini benar-benar sudah tak tahan. Perlahan Nira menggoyangkan pinggulnya, berharap tonjolan penisku dapat menyentuh vaginanya yang sudah basah sejak tadi.
"Kamu mau??" Godaku
"Hhhhh..." Leguhnya menggigit bahuku. "Bi, ayo buruan aku gak tahan" rengeknya.
Batinku tersenyum lalu kubisikkan sesuatu ditelinganya "kamu milikku huni" seraya kukeluarkan penisku yang sudah tegang. Diraihnya penisku dengan tangan kirinya, dikocoknya perlahan sementara aku menurunkan celana dalamnya. Nira kembali menaikiku, menempatkan penisku tepat di depan bibir vaginanya yang sudah basah.
"Anjing...ni kontol kok bikin nagih sih Bi??" Tiba-tiba Nira membuatku terkejut. Tak pernah kudengar Nira mengumpat bahkan berkata fulgar seperti saat ini.
"Kenapa sayang?? Apanya kenapa?"
"Kontol Bi bikin nagih" ucapnya agak tinggi seakan-akan sedang kesal.
"Kontolku milikmu sekarang" ucapku seraya membiarkan Nira memasukkan penisku kedalam vaginanya yang legit.
"Ughhh...biiiii...enak banget. Goyangin bi" pinta Nira tapi aku sengaja membuatnya lepas kendali. Aku ingin dia melepaskan sisi binalnya. Aku ingin Nira terbebas dari belenggu kolot suaminya. Kugoyangkan pinggulku tapi pelan, bahkan terlalu pelan untuk dapat dinikmatinya. Hal ini membuat Nira semakin tidak tahan dan akhirnya dia yang menggoyangkan pinggulnya.
"Ahhh...ah..aaah..." Racau nira sambil menggoyangkan pinggulnya sambil menikmati remasan tanganku di kedua payudaranya. Tangan kirinya memegang pundakku dan tangan kanannya menarik kepalaku menempel ke payudaranya. Kujilati putinya, pelan dan instens disekitar areolanya yang berwarna coklat muda. Mobilku bergoyang seperti kuda lumping.
"Ah...ah..ahhh...biii. anjingggg kontolmu enak biii" racau Nira semakin binal.
"Kamu suka? Hmmm?? Enak mana kontolku atau suamimu?" Aku memancing fantasinya.
"Enakan ini bii....ahh..aaah..."
"Terus hun...iyah...hmmmm pepekmu juga enak" aku mencoba ikut-ikutan berkata kasar. Ada sensasi berbeda saat bercinta dengan sesekali meracau menggunakan bahasa kasar dan fulgar.
"Ah..ah...bii aku mau keluar.."
"Tahan sayang...hhhah..hah... aku juga mau keluar" aku mulai merasakan penisku semakin berkedut, semakin mengeras menjelang orgasme. Momen ini justru membuat Nira semakin menikmati hentakanku di liang vaginanya.
"Ah..ahh..ahhhh...Keluarin bi. Ahh.. kee..keluarin di dalam ajah..aahhhhhhhhuuuu biiii..." Nira orgasme. Kedua tangannya memeluk leherku membuatku kesulitan bernafas.
"Aarghhhh...aah..." Aku pun orgasme tepat setelah ku keluarkan penisku dari dalam vaginanya yang masih berkedut. Kami sama-sama mengerang dan salingg berpelukan erat.
"...hh...hhhh...hhh...makasih ya suamiku" ucap Nira sambil menciumi pipiku. Aku kaget, entah kenapa tiba-tiba dia menyebutku sebagai suami.
"Iya istriku" balasku yang diikuti dengan cubitan diperutku.
"Kenapa gak keluarin di dalam?" Protesnya.
"Ntar kamu hamil" jawabku polos.
"Ih..biarin gapapa. Aku mau anak kita cowok yah Bi"
"Beneran mau?"
"Iya"
"Yaudah besok ku keluarin di dalam yah"
"Kok besok??"
"Lha? Trus kapan?"
"Sekarang. Mumpung aku lagi pengen punya anak dari kamu Bi" ujarnya sambil mencoba bernafas dengan normal.


(Bersambung)
Lancrotkan k ronde kedua
 
Jejak digital tidak diijinkan oleh ybs hu. Jangankan buat nyuri2 kesempatan, pegang hape saja tidak diijinkan

Wajar itu, hu. Beliau kan takut, kalo seandainya kasus video 19 detik, kejadian sama beliau.

Kalo kami2 sih, yg penting ceritanya tetap dilanjutkan. Apapun endingnya. Soalnya, ceritanya cakep. Pake banget.

😁😁😁😁😁
 
Wajar itu, hu. Beliau kan takut, kalo seandainya kasus video 19 detik, kejadian sama beliau.

Kalo kami2 sih, yg penting ceritanya tetap dilanjutkan. Apapun endingnya. Soalnya, ceritanya cakep. Pake banget.

😁😁😁😁😁
Terima kasih suhu. Ane bakal tetap usahain update cerita. Tapi yang ane update hanya kejadian2 penting atau obrolan2 penting yg sekiranya bisa diambil hikmahnya.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd