Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NO - 2

Status
Please reply by conversation.



BAB 1
AWALAN





No Namaku....


Sengaja kutulis warna merah...
Bukan apa, itulah warna hatiku saat ini, setidaknya setelah duduk terpekur lama di depan makam istri dan anakku...

Bukan apa, perenungan yang lama di makam telah membukakan mataku akan berapa jahatnya dunia ini, namun justru itulah masalah besarnya bagi diriku...

Suryani telah tiada, sekalipun akhirnya dirinya telah menjadi baik, namun masalah lalu telah menyeretnya begitu kencang...

Dosa apapun itu harus dibayar...
Tak hanya nanti setelah kematian...
Namun sungguh selama dalam jeratan kehidupan..

Sulastri telah membayar banyak...
Tuntas dan paripurna...
Lengkap dengan jiwanya...
Lengkap dengan perpisahan nya denganku..
Lengkap dengan nyawa anak nya...

Anakku.....


Ya anakku yg kehadirannya benar2 aku harapkan.....
Calon penerus generasiku...


Aku hanya bisa marah saat ini, sekalipun aku akhirnya bisa menerima kenyataan betapa jahatnya Suryani, tetap saja cintaku bersamanya telah membuatnya menyesali perbuatannya di masa lalu...

Aku menghela nafasku dalam getir dan kalutnya pikiran...

Huuuffftttttt.....


***


Lama kemudian aku bangkit berdiri dan membalikkan badan...
Show must go on....
Hidup harus terus begerak...
Harus maju dengan berbagai masalah nya...

Aku tahu, hari2 kedepan semakin sulit dan keras...
Semakin membutuhkan kehadiranku dengan tak adanya Suryani...
Banyak orang yg bersandar padaku dan bergantung padaku....

Banyak orang yg akan ikut terpuruk jika aku terpuruk...
Banyak orang yg akan tumbang, jika aku tumbang....

Haasshhhhh....
Aku mulai melangkah...
Menyusuri deretan makam2 di sepanjang Jalan menuju gerbang pemakaman....

Kepalaku tertunduk...
Hari sudah mulai menuju gelap....
Aku tertunduk....

Huuufffftttsss....
Haaaassssshhhh....


***

Dadaku rasanya mau meledak.....
Aku perlu hawa yang banyak...

Aku butuh....
Aku butuh....

Pelarian dengan membakar habis semua begundal2 yg menyebabkan kematian anakku....

Ya anakku....
Yang ikut terenggut....
Anakku ku....

Tanganku terkepal.....
Otot2 ku mengeras...
Rahangku bergelutukan menahan marah....

Anakku ku mati.....
Dalam dadaku api membakar menjulang....
Mukaku panas.......

Tes....
Tes.....
Tes....

Air hujan menetes mengenai mukaku...
Rambutku...
Badanku dan bajuku....

Namun warnaku tetaplah Merah membara

Tes.....
Tes.....
Tes....

Semakin kuyub bajuku....
Pandanganku kabur oleh tetesan air di wajahku...


"Pak No........ "

Lirih saja suara itu.....
Lembut mengalun mentebutkan Namaku....

Sosok gadis belia di depan ku menggigil kedinginan basah kuyup...
Entah air hujan entah air mata mengalir deras sepanjang pipinya....
Mata nya sembab...
Mulutnya tergetar....

ASTUTI.....



®®®®

Salam Edan E.....





Daftar Isi


Bab 1
Awalan......

https://v1.semprot.com/threads/no-2.1346060/

Bab 2
Pahitnya Kenyataan

https://v1.semprot.com/threads/no-2.1346060/post-1901735810

Bab 3
Diandraku - Astutiku

https://v1.semprot.com/threads/no-2.1346060/post-1901748314

Bab 4
Diandra Sayang - Astuti Sayang

https://v1.semprot.com/threads/no-2.1346060/post-1901760149


Bab 5
Puncak Nada

https://v1.semprot.com/threads/no-2.1346060/post-1901773325


Bab 6
ASTUTI KUSUMA WARDHANI

https://v1.semprot.com/threads/no-2.1346060/post-1901781774

Yang penting endingnya jangan prematur kaya yang pertama
 



BAB 7
DIANDRA SUKMANINGRUM



Bu dokter Diandra, hanya tertawa geli melihatku dijewer oleh Astuti...

"Hi hi hi, enak ya sayang, dijewer sama Astuti, habisnya mas No nakal, pake remas2 pantatku di depan orang banyak...

Belum juga jadi suami sudah mesum saja mas No ini...."

Tobat....
Aku benar2 kayak kepiting rebus, rasanya mukaku terbakar saking malunya...

Hadeww...

Para petugas administrasi sampaipun petugas obat2an pada ketawa ngikik lihat aku dikerjain macem itu...
Tapi ada enaknya sih, dah dipeluk cium sama bu dokter yang cantik jelita sexy pula...
Ha ha ha...
Yo wes lah dinikmati sajalah....


***

Kami bertiga duduk dikantin klinik yang resik rapih dan nyaman.
Berada di pojokan klinik, kantin ini didisain sangat cozy, seolah dunia lain yg berbeda dibanding bagian dalam klinik yang ruwet dan banyak orang yang sakit...

"Mmm mas No kesini mau ngapain sayang ?
Hi hi hi, nimas tadi benar2 kaget dikunjungi soalnya, seneeeng banget dikunjungi oleh suami deh"

Aku masih dalam mode bengong, cuma bisa memandangi bibir Diandra dan masih takjub dengan sebutan mas dan nimas yang seolah suara merdu ditelingaku.....

"Hei....."

Diandra menepuk pipiku perlahan kemudian mengusapnya lembut...

"Mmm duuh...
Nimas ini ya, mas No lah, yang asli jadinya kaget, sekaget2nya sayang...
Didepan orang banyak main peluk sama lumat, ya jelas kacaulah pikiran mas, sayang"

"Hi hi hi, Pak No ini dalam waktu ga sampai sejam dipeluk cium dua orang gadis cantik kok jadinya error sih... "

"Hei Astuti, tadi kenapa sampai peluk cium Mas No ?"

"Habisnya kesel mbak, Astutinya, di depan sekolah Astuti ditembak teman sekelas, didepan teman2 satu sekolah.
Pak No tahu, ga mbantuin cuma berhenti dan ikut lihatin, gimana ga kheki Astutinya...

Ya sudah sekalian saja Astuti action, memeluk pak No sekalian melumat bibir pak No didepan sekolah, dilihatin satu sekolah..."

"Terus Pak No gimana sayang?"

"Gimana gimana? Bengong saja kerjanya, untungnya ga pake remas2 pantat kayak barusan...
Iih dasar pak No agak mesum sama bu dokter saja, makanya dijewer ma Astuti "

"Hi hi hi, Astuti siih belum lulus SMA, jadi we pak No gak berani mesum sama Astuti"

"Hi hi hi, iya sih bu dokter, tapi 4 bulan lagi Astuti kan lulus SMA, habis itu kuliah...
Astuti masih sabar kok nungguin saat itu tiba...
Cuma kalau kuliah, apalagi kedokteran, mmm bakalan lama ya kuliah"

"Aah kalau di IPB khan bisa pulang sabtu minggu sayang, kamu mesumin deh Pak No, atau kamu mesumin cowok2 teknik lah biar ada variasinya hi hi hi"

"Isssh... Ga ah kalau sama orang lain, apan bu dokter juga ga mesumin cowok lainnya khan ?"

"Kayaknya bakalan gitu deh, habisnya pak No kalau ga greng terus gimana ?
Hi hi hi"

Duh...
Ngedengerin dua wanita yang cantik dan sexy dengan segala perbedaannya bener2 bingung akunya...
Kok bisa ya mereka ngobrolin itu didepanku lagi...

Kayak mimpi deh, bukan kenyataan...
Apalagi ini di desa, bukan di kota...

Hadew....
Pasti ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh mereka....
Harus dipotong nih pembicaraan sebelum ngelantur kemana-mana....

"Duuh ya... Sayangnya mas No, kenapa sih godain mas No terus sayang?
Kalau mas No marah gimana hayo...
Kalau mas No ga suka gimana ?"

Kata2ku ternyata manjur memotong pembicaraan dan mengalihkan topik...
Kedua wanita didepanku membelalakkan matanya sambil mencerna isi kata2ku...

Adalah dokter Diandra yang kemudian bisa meresapi kata2ku lebih dulu. Tampak dirinya terkejut dan kemudian memeluk lenganku...

"Duuh kangmas, maafin nimas ya... Nimas sudah keterlaluan menggoda kangmas...
Hiks hiks hiks...
Maafin nimas ya kang mas..."

Sebenarnya hampir bersamaan sih Astuti menyadari ketidak senanganku...
Pun dirinya memeluk lenganku sebelah lagi sambil menangis meminta maaf...

"Pak No... Astuti ngaku salah, maafin Astuti ya pak No...."

Tanpa isakan Astuti meminta maaf, cuma airmatanya jelas mengucur deras...

Duh gusti....
Wanita memanglah sesuatu kok....
Dengan kemanjaannya dia bisa mengendalikan...
Dengan kemarahannya dia bisa memadamkan api dan menciutkan nyali....

Tapi....

Satu senjata yang paling mematikan adalah tangisnya....
Aku tak berdaya....
Benar2 aku tak berdaya....
Kupeluk keduanya sambil menciumi kepala mereka....

"Haassshhhh ...
Iya iya... Mas maafkan, jangan diulangi lagi pokoknya....
Duuh sayangnya mas... diam ya.... Mmmm"

Keduanya lantas diam dan tersenyum....
Duuh...
Wanita itu, kala tersenyum dengan lebar dan airmatanya masih tampak gemilang...
Habis deh...
Ampuun...

Sebelum semuanya kembali normal dan membullyku...
Aku harus menarik batas yang jelas buat mereka berdua dalam hubungannya denganku...

"Nimas sayang, setelah kangmas berfikir panjang, ada satu kesimpulan, menikah itu mudah tapi ga semudah yang dibayangkan. Kangmas masih belum yakin kalau menikah cepat2 itu baik....

Kang mas pengen nimas belajar kenal kang mas dulu dan sebaliknya.

Mmm 4 bulan cukuplah untuk nimas mengenal kangmas, disitu kangmas akan menghargai keputusan nimas apapun itu.

Kalau harus melangsungkan pernikahan hayuklah ga papa, kangmas akan melamar nimas kepada orang tua nimas...

Kalau ternyata nimas merasa ga benar kalau diteruskan menikah juga ga papa, kita bisa menjadi sahabatan saja nimas..."

Aku menghela nafas sejenak...
Haasshhhh...

"Astuti sayang, pak No juga ga pengen Astuti ga melanjutkan kuliah...
4 bulan ini, Astuti ga boleh mikir macem2 soal hubungan dengan pak No...
Harus lulus ujian masuk IPB, apalagi pilihannya kedokteran...
Setelah diterima, dan kuliah di IPB, baru nanti Astuti boleh tagih janji ke Pak No ya sayang...

Pak No berjanji tak akan menyia nyiakan perasaan Astuti pada pak No"

Hassshhh...

"Terakhir nih, Astuti dan Nimas nih sadar ga sih sedang membagi satu orang lelaki berdua ?

Apa ya mau sampai jenjang pernikahan ?

Apa ya mau dimadu ?

4 bulan setelah ini kita bicara lagi soal itu.

Sekarang dan sd 4 bulan lagi, masih banyak pekerjaan yang musti aku jalani dan rencanakan karena dipundakku banyak orang yang bergantung...

Sepertinya aku bakalan sibuk mengatur semuanya supaya semuanya bisa bertahan hidup dan maju seperti yang aku harapkan...

Untuk itu mohon bantuannya agar pembicaraan soal nikah dan lain sebagainya di tunda sampai 4 bulan ke depan

Sampai semuanya benar2 jelas dengan perasaannya masing2"

Asshhh.....
Haaahhh
Aku kehabisan nafas....
Tapi ini harus sampai titik....

"Setuju khan semuanya?"

"Setuju dengan syarat kangmas....."

"Syaratnya apa ?"

"Mulai hari ini aku tidur di rumah kangmas, titik"

"Kenapa ?"

"Enak Astuti bisa lihat kangmas, lah aku kalau ga lihat kangmas bisa mati rindu sama kangmas..... "

Tampak air mata meleleh jatuh.... di pipinya....
Astuti meremas lenganku tanda aku harus setuju...

"Hhhaaaashhhh.... Ok deh ok...."

Kedua wanitaku tersenyum senang...
Entah kenapa aku merasa telah salah memutuskan...

Arrrrgghhhh
Mbuh kah.....


***


Benar saja.....

Aku akhirnya pulang bersama Astuti, kemudian semuanya berjalan seperti sediakala, aku ke sawah siang jelang sore sampai sore banget...

Mengatur ini itu yang perlu diatur, setelah aku absen selama 5 hari...

Aku sempat melihat alat2ku di gudang sebentar...
Aku sempat menyapa dan melihat anak2 asuhku belajar...
Aku sempat berbincang dengan ibu2 penjaga tokoku tentang kemajuan toko...

Ternyata ditinggal olehku 5 hari ini semuanya berjalan sebagaimana mestinya...
Semua berlangsung seolah tak ada masalah...

Acara pengajian tahlilan buat Suryani memang hanya 3 hari, bukan berarti hanya saat itu saja berlangsung.

3 hari itu adalah yang dilakukan dengan mengundang tetangga...
Selanjutnya kami di rumah belajar mengadakan sendiri dengan seluruh penghuninya saja...

Bara belajar dan bekerja tetap dalam pengawasaan Astuti, yang entah bagaimana caranya dia menyemangati Bara, Bara terpuruk memang tapi tak lebih dari sehari....

Aku baru tahu setelah menjelang malam....
Bu dokter Diandra datang....
Pulang kali ya, wong janjinya tinggal disini...


Bu dokter Diandra​


Begitu datang, lantas memeluk Bara, mencium dan mengusap kepalanya....
Bertanya ini itu...
Sambil mencubit pipinya dengan gemas...

Selanjutnya menyalami anak2 yang sedang belajar, bercakap2 sebentar dan tertawa bersama...

Selanjutnya ke toko, menyapa ibu2 dan mengobrol soal masalah yang ada dan bagaimana menyelesaikannya...

Selanjutnya masuk kamarku dan mandi serta ganti baju rumah....

Makan malam bersama denganku Astuti dan Bara...

Selama itu aku bengong saja dan diam, mengamati betapa seolah bu dokter Diandra begitu menyatu dengan anggota rumahku...

Seolah sudah demikian seharusnya dan tanpa perlu beradaptasi segala...

Pantas saja semuanya ok ok saja selama 5 hari ini, ternyata... bukan Astuti penyebabnya...

Astuti tetap dengan tugas2nya selama ini...
Diandra, seolah bisa menggantikan Suryani, kematangannya, kedewasaannya, wawasannya ilmunya dan kecerdasannya lah yang membuat rumahku tetap hidup...

Ya dialah ratu rumahku dan seolah memang begitu...
Dia berhasil menggantikan posisi Suryani dalam urusan rumah tangga dengan halus dan sangat lembut....

Diandra memanglah cerdas....
Mengurus klinik tentunya juga rumit dan dia bisa...
Mengurus rumahku sedikit beda sih, tapi semuanya dalam jangkauan kecerdasannya...

Diandra memang wanita jempolan...
Aku benar2 merasa takluk...
Rendah diri bahkan....

Setelah Bara selesai belajar, giliran Astuti belajar dengan Diandra sebagai mentornya...
Melihat mereka berdua sangat tinggi konsentrasi belajarnya aku memilih ke saung belakang...
Astuti dan Diandra, dua wanita yang berbeda usia, dengan kecerdasannya masing2 nampak sangat cantik kala membahas pelajaran Astuti...
Ya kecerdasan itu adalah kecantikan yang sesungguhnya...

Persiapan menjelang ujian masuk perguruan tinggi, membuat dua wanita itu bisa bersama dalam mengarungi ilmu...
Luar biasa dan aku merasa kehadiranku sangat menganggu...

Sambil membawa kopi buatanku sendiri dan goreng pisang aku pergi ke saung belakang...

Di saung...
Dalam kesendirianku, aku benar2 bersyukur akan kehadiran Diandra di rumah ini....
Begitu luar biasa dirinya masuk dan membaur serta dengan mudahnya bisa mengisi kekosongan tidak hanya Suryani bahkan dengan tiadanya diriku...

Aku bersyukur dengan kesyukuran yang benar2 dari hati dan jiwaku...

Diandra memang luar biasa....


***


"Mas belum pengen bobo ?"

"Eeh sudah selesai belajarnya Astuti ?"

"Sudah lah mas, dikit2 we lah biar ga mendidih otaknya, lagian Astuti itu cerdas luar biasa, sebentar tadi itu sudah membahas ada kalau 150 soal..."

"Waaah.... Syukurlah, aku bisanya cuma bilang terima kasih ya nimas, aku ga bisa apa2 soalnya... SD saja ga lulus..."

"Iiiiih mesti lho begitu, duuh capeknya kangmas, pijitin dong sayang....."

Seolah tanpa rikuh sedikitpun, Diandra mengambil tempat tepat di depanku sehingga pantatnya tepat berada di depan kontolku...
Masih seolah seharusnya begitu, diambilnya tanganku diletakkan di pundaknya...

"Maass pijitin yaaa......"

Aku benar2 mati rasa.....
Tanganku merabai pundaknya yang haluuus lembuut...

Ya Diandra ternyata mengenakan tanktop dengan tali kecil sebagai penyanggah, dibalut dengan jubah tidur yang elegan milik Suryani...

Tanktop itu aku tahu hanya sebatas pusar saja, bawahannya sebuah celana pendek, super pendek tipiss....

Dan Diandra mengenakannya tanpa apa2 lagi...
Tadi dengan anggunnya, selagi menggeser tubuhnya mendekat, secara alami jubahnya terbuka dan merosot hingga ke pinggang...

Tampillah Diandra nyaris tanpa cela dan hanya tertutup atasan dan bawahan yang tipis merapat ketubuhku dengan tanganku di pundaknya...

Aku meradang.....
Mengejang menegang......

Tanganku gemetar merabai pundaknya...
Lupa caranya memijit...

"Aasshhh kang maassss....."

Desahan lembut Diandra membuatku terbakar api birahi yang begitu dahsyat...
Luar biasa dahsyat...

Diandra memang smart....
Dia tahu suara desahan wanita benar2 bisa meremukkan isi kepala....
Dan dia gunakan itu...
Dengan caranya yang sangat cerdas di menggugah selera bercintaku...
Hanya dengan desahan....
Ambrol otakku....

Perlahan aku mulai memijit bukan meraba lagi, benar2 memijit, tapi tanganku tak berhenti sampai pundak saja...

Terus turun ke lengannya...
Perlahan saja kupijit lengannya...
Sambil jempolku ikut merabai sisi susunya yang benar2 sekal, susu yang jempolan....

"Aaashhhhhhhhhh kang masssss ..."

Tubuh Diandra melengkung menerima rangsanganku, kepalanya mendongak mencari kepalaku...

Aku tahu maksudnya...
Segera kulumat bibirnya yang merekah indah dalam balutan birahi yang nyata...

Tanganku segera turut menyergap susunya...
Meremasnya....

Tangan Diandra segera diangkatnya keatas memeluk leherku...
Dadanya otomatis membusung, susunya tegak mengkal dalam tangkupan telapak tanganku yang meremas2nya dalam gerakan yang kadang keras kadang lembut...

Cepat sekali Diandra naik keatas birahinya terkerek oleh cubitan pada putingnya yang luar biasa...
Yang kadang kutingkahi dengan pilinan serta remasan keras...

Pantat Diandra tak bisa tinggal diam, bergerak2 naik turun menggeser2 kan pantatnya ke kontolku yg sudah benar2 tegak menjulang hingga keluar dari celanaku ujungnya...

Aku terbakar....
Benar2 hangus terbakar....

Lenguhan desahan Diandra benar2 mebuat telingaku tuli akan suara2 lainnya...

Kepala Diandra sudah melenting kebelakang karena birahi...
Lepas sudah lumatanku di bibirnya..
Namun leher mulus Diandra sudah siap disantap...

Segera kusergap, kulahap, kujilati kukecup kadang kugigiti kecil lehernya yang tersaji dan rupanya itu juga titik birahi Diandra...

"Aaaaaahhhhh aasshshhhh kaaangggmasssshhhh"

Helaan nafas dan desahan Diandra makin membahana di kesunyian malam itu...

Tanganku tak lagi hanya mengelus dan meremas susunya dari luar tank top, melainkan sudah masuk kedalam langsung kulit bertemu kulit...

Sensasinya benar2 berbeda....

Merasai susu langsung itu berbeda...
Jelas2 berbeda...
Apalagi akibatnya bagi Diandra...
Sungguh berbeda...
Badan Diandra semakin berkelojotan, menggerinjal tak karuan seolah menjadi semakin responsif, dan kontolku menjadi semakin tegak semakin keras...
Pantat Diandra yang menekan menggesek dan seolah membelai kontolku membuatku semakin mata gelap...

Tanganku akhirnya tak tahan juga ke bawah...
Menuju titik yang paling panas...
Paling basah....
Memek Diandra memang sudah membasah sedari tadi...
Celananya sudah lepek oleh cairan memeknya...

Tanganku menyelusup kedalam celana pendek berbahan tipis itu...
Karetnya yang lembut dan tak begitu kencang memudahkan itu semua...

Segera kudapati rambut2 halus dan bibir tembem memmeknya...
Kutekan dan kugosok2 perlahan...
Satu tangan lagi meremas susu dan mencubiti putingnya...
Lehernya habis kusedot dan kugigiti lembut


Diandra Terbakar .....


Tubuhnya terlonjak2 dan menggelinjang tak tentu arah hingga akhirnya

"Aaaaaaahhhhhhhhh shhhhhhh"

Dengan pekikan lembut, Diandra beroleh orgasmenya....
Namun aku belum selesai...
Aku masih ingin meremas dan mencubiti susu dan putingnya...
Aku masih ingin menggosok dan menekan2 memeknya...
Aku masih ingin membaui dan menjilati serta sesekali menggigiti lembut lehernya...

"Aaaahhhhhssshhhh"

"Aaaaaaakkhhhhhhhh"

"Ssss aaahhh kaaanggg maasssss aaaahhh aaahh"

Berkali2 Diandra terlonjak lonjak beroleh orgasmenya yang beruntun....
Benar2 perawan....
Mudah sekali dirangsang dan dapat....

Diandra masih tampak nafasnya tersengal...
Matanya terpejam menikmati rasanya...
Mulutnya tersenyum simpul..


Aku membenahi bajunya sambil memangkunya, kemudian menggendongnya menuju kamarku...
Menidurkannya...
Mengecup keningnya....

Tak butuh waktu lama Diandra terlelap tidur....

Aku akhirnya keluar kamarku...

Ternyata disana kulihat Astuti....
Dengan matanya yang sulit kubaca maknanya...
Dengan dadanya yang seolah bergemuruh...
Dengan tangannya yang salin memilin...

Sembari bingung aku berkata ...

"Astuti juga mau ?"

Dia hanya menggeleng dan mengangguk....
Matanya masih dengan tatapan yang sulit dibaca...


Astuti​


Aku akhirnya melangkah mendekat...
Memeluknya dan membelai kepalanya....
Mengecup dahinya dan rambutnya....

Aku bergeser ke sofa...
Kemudian duduk sambil memangku dirinya...
Memeluknya dan menepuk2 punggungnya...
Menciumi kepalanya...
Begitu saja...
Ternyata kemudian Astuti terlelap tidur...

Astuti juga ingin disayang rupanya...
Cukuplah dipeluk cium dan dibelai punggungnya...

Duuh...
Entah aku ini dianggap bapaknya atau kekasihnya...

Ada ada saja....

Dua wanita...
Dua selera...
Dua rasa...
Dua dunia....


****

Jian kok...
Pak No menang banyak ini

Ha ha ha
Wes mbuh kah....

Salam Edan E
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd