Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Rahasia Kita



Flashback sebelum nisa bersetubuh dengan mata tertutup.

Awalnya aku sangat marah dengan ayahku sendiri. Tapi lama kelamaan kemarahanku pudar setelah aku mengetahui setiap malam nisa mengigau menyebut nama ayah. Yang sempat membuat aku shock adalah nisa bermimpi disetubuhi ayahku.

Jantungku terasa mau copot, ingin aku gebrak dan aku banting barang-barang di sekitarku. Tetapi aku mengurungkannya setelah mengingat nisa merindukan seorang anak. Ingin mendengar tangis bayi di rumah ini. Lalu dengan wajah keibuannya nisa menggendongnya, membuatnya terlelap kembali.

Ini memang ide gila, tapi hanya itu satu-satunya agar nisa bisa memiliki anak.

Kudekati ayah, aku bicarakan rencanaku itu pada ayah dan apa yang harus ayah lakukan.

Astaghfirullah, gak mungkin ton, ayah gak mau melakukan itu.

Kulihat wajah ayah memerah, apakah dia marah. Aku tidak tau.

Ayah sempat ingin pergi tapi aku cegah. Lalu aku berlutut di bawah kaki ayahku.

Kujelaskan alasan serasional mungkin agar ayah bisa menyetujui permohonanku. Ayah pun melunak, dengan syarat aku merahasiakan apa yang akan terjadi.

Hari H pun tiba, ayah aku instruksikan bersembunyi sampai semuanya beres. Dimulai dengan foreplay sampai mata nisa aku tutup dengan blindfold dan tangannya aku rentangkan, aku ikat ke ranjang.

Setelah nisa mulai menikmati rangsanganku, ayah keluar menggantikanku penetrasi ke vagina nisa yang menggoda.

Sebelum ayah mulai memasukkan penisnya, kuacungkan jempol ke atas.

Bles, clok clok clok

***********


Aku pura-pura menolak tawaran Toni. Ya aku tidak ingin imejku buruk di mata anakku sendiri. Jadi dengan jual mahal, harga diriku sebagai orang tua masih terjaga.

Hampir saja Toni membatalkan tawarannya itu. Seketika aku mencari cara agar rencana Toni tidak jadi batal. Kapan lagi bisa mencicipi menantuku yang selalu berpakaian tertutup seperti itu. Kesempatan yang datang tidak akan aku sia-siakan.

Jantungku deg-degan saat aku sembunyi dibalik tembok. Kulihat vagina nisa yang merekah. Penisku seketika menegang di balik celanaku. Dan jakunku naik turun menelan ludah.

Mulus banget batinku, kulihat paha nisa yang bersih tanpa sedikit pun bekas luka.

Ahhh aku gak tahan.

Ayo ton cepat beri isyarat ke ayah, ayah sudah gak kuat. Keluhku.

Mataku kembali melihat lipatan vagina milik menantuku, indah banget nis. Gak salah ayah menginginkanmu. Mencicipi tubuhmu yang setiap hari menutup auratmu. Batinku.

Ya meski sering aku melihat nisa tidak memakai hijab, tetapi tetap saja pakaiannya tertutup. Dan hanya sekali aku melihat betis nisa. Itu pun mampu membangkitkan birahiku.

Toni memberi isyarat untuk eksekusi, dengan penis mengacung sedikit bengkok. Aku gesek-gesekan ujung penisku ke vagina nisa. Nisa melenguh.

Ooohhh, ahhh. Nisa mendesah dengan nafas memburu.

Setelah aku rasa sudah basah, aku lesakkan batang kemaluanku. Nisa pun menjerit keenakan.

Ahhh, dalem mas Toni.

Akhirnya nis, apa yang aku impikan tercapai.


Bersambung








 
Selingkuh Hati



Akhir-akhir ini aku sering mual. Sempat berpikir aku sakit. Setelah aku coba membeli testpack, ternyata aku hamil. Aku sangat senang sekali.

Kabar baik pun aku ceritakan ke mas Toni. Mas Toni pun memelukku, selamat ya nis kamu akan menjadi ibu.

Mendengar itu aku jadi terharu, apa yang aku inginkan akhirnya terwujud. Dan sekarang aku harus belajar bagaimana menjadi seorang ibu.

Maafkan bunda ya nak, aku elus-elus perutku yang membuncit. Bunda mulai detik ini akan berubah. Gak akan lagi berpikiran kotor lagi. Bunda gak mau karena pikiran kotor bunda mempengaruhi kejiwaanmu kelak. Karena bunda sempat berpikiran selingkuh dan itu dengan kakekmu sendiri. Batinku panjang lebar.

Ada apa nih kok kelihatan senang banget? Celetuk ayah mertuaku.

Ini yah, nisa hamil. Jawab mas Toni sambil tersenyum.

Alhamdulillah, syukurlah. Gak sia-sia usaha ayah. Celetuk ayah mertuaku.

Maksud ayah? Aku bertanya karena ada yang mengganjal di hatiku mendengar kata-kata ayah.

Sempat ayah mertuaku tergagap, lalu dia menjawab, gak sia-sia usaha ayah karena harus bangun tengah malam untuk sholat malam agar kalian dikaruniai momongan. Kata ayah seperti orang gugup.

Ayah gapapa? Tanya mas Toni.

Ah enggak, ayah gapapa. Jawab ayah mertuaku.

Seketika aku menghela nafas panjang, sempat berpikiran mesum lagi.

Astaghfirullah, maafin bunda nak.

********

Aku sangat bahagia setelah mendapat kabar dari Toni bahwa istrinya hamil. Ntah kenapa aku bisa sebahagia ini. Bukan lagi karena aku berhasil menyetubuhi nisa tetapi karena aku akan menjadi seorang ayah. Meski di usiaku yang sudah lanjut.

Meski aku takut rahasiaku terbongkar dan merusak segalanya. Tadi saat aku ngobrol dengan Toni dan nisa, hampir saja ketauan.

Untung saja nisa tidak curiga. Dan semoga saja nisa gak akan pernah tau rahasiaku dan Toni. Ini semua demi keutuhan rumah tangga Toni juga.

Aku gak mau nisa membenciku. Setidaknya tetap menganggapku mertua yang baik.

Setelah aku mengetahui nisa hamil aku berencana membantu segala keperluan kehamilan nisa. Karena anak nisa juga anakku. Aku punya tanggungjawab juga agar nisa melahirkan dengan selamat begitu juga dengan bayinya.

Yah, Toni mengagetkanku.

Tenang yah, rahasia kita tetap aman.

Nisa gak curiga kan? Kataku gelisah.

Enggak yah, nisa gak curiga.

***********


Tanpa sepengetahuan mereka aku menguping, tanpa sadar tanganku meremas-remas payudaraku sendiri. Dan tangan satunya mengucek-ucek vaginaku dibalik dress panjangku.

Tanpa sadar aku mendesah cukup keras sampai mas Toni dan ayah menoleh ke arahku.

Nis, udah lama kamu disitu? Kata mas Toni.

A aku. Aku tergagap dengan tanganku masih berada di payudaraku.

Mas Toni mendekatiku. Payudaranya gatal ya sayang? Tanya mas Toni.

Lalu mas Toni memegang tanganku untuk menyingkir dari payudaraku. Hijab panjangku disibakkan ke pundak.

Lalu kancing depan longdressku dibuka, mas Toni menciumi pundakku yang putih.

Ayah pun ikut mendekat ke arahku, aku menatapnya dengan tatapan sayu.

Mas Toni melihat ke ayah, nisa ya perempuan yang ayah inginkan?

Ayah hanya tersenyum mendekatiku, kami saling bertatapan. Sekarang mas Toni melepas ciumannya di pundakku. Dengan isyarat mas Toni memberi ruang pada ayahnya.

Ayah memelukku, tanganku secara refleks memegang pundak ayah. Kita berciuman panas. Saling lumat, bertukar ludah. bahkan lidah kita saling bersentuhan.

Aku pun tersenyum, ayah menggendongku ke kamarnya.

Kutatap mas Toni lalu aku bilang.

Eits, mas Toni gak boleh ikut ya. Untuk malam ini aku milik ayah. Kujulurkan lidahku ke arah mas Toni.

Mas Toni hanya geleng-geleng kepala sambil bilang. Cieee yang mabok penis besar.

Bodo, jawabku.

Pintu kamar pun ditutup.

Lalu dimana letak perselingkuhanku? Ya peselingkuhanku hanya sebatas selingkuh hati. Dan suamiku seorang cuckold.


Bersambung
 
Terakhir diubah:
ā€ŠEpilog

Ternyata Kalian Cuckold? Huh.




Di ruang tengah aku sedang duduk menggendong rifa anakku. Ayah dan mas Toni mendekatiku.

Aku tau apa yang mereka mau. Lalu aku berdiri berniat menidurkan rifa di ranjang. Kedua pejantanku mengikutiku.

Kulirik mereka, eits enggak boleh.

Lalu dua pejantanku mundur dengan wajah murung. Sepertinya mereka kecewa.

Setelah rifa aku rebahkan ke ranjang, aku berjalan menuju ke depan pintu rumah. Terus berjalan ke gerbang rumah yang tinggi.

Kulongok ke balik gerbang ada penjual sayur sedang lewat. Kubuka sedikit gerbang rumahku.

Bang panggilku, setelah abang itu mendekat kutarik tangannya agar masuk ke rumah.

Kukalungkan tanganku, mencium abang penjual sayur dengan masih memakai cadar.

Eh mbak, Elm. Abang itu gelagapan dan bingung.

Mas Toni dan ayah melihat kenakalanku. Lalu mereka mengelus-elus penisnya dibalik celana.

Kusibakkan cadarku, kembali aku berciuman hanya saja bibirku sudah menyentuh bibir si abang. Sampai abang itu bisa menikmati.

Kulihat kedua penjantanku sibuk mengocok penisnya masing-masing.

Yeee padahal belum apa-apa, kok udah nafsu? Ledekku.

Abang itu aku gandeng ke dalam rumah. Kuajak masuk ke dalam kamarku. Awalnya takut, setelah aku beri pengertian akhirnya mau mengikutiku. Mungkin karena nafsu juga.

Setelah aku masuk ke dalam kamar, satu persatu kain yang menutupi auratku jatuh ke lantai.

Sampai-sampai si abang melongo saat cadarku aku lepas. Lalu hijabku aku lepas secara perlahan. Rambutku yang hitam kemerah-merahan tergerai.

Abang kok diam disitu, sini.

Si abang naik ke atas ranjangku.

Kulihat ayah dan mas Toni menyusulku.

Kalian mau juga? Kataku tersenyum nakal.

Eits gak boleh, disitu aja ya ngocok. Aku cekikikan melihat wajah pejantanku. Mereka hanya diam mematung sambil mengocok penisnya sambil melihatku bersenggama.

Ini kan yang kalian mau? Aku cekikikan dengan menutup bibirku dengan tangan.

Ah bang, genjot yang kenceng. Ah ah.




TAMAT
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd