Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ngentotin Office Girl

lutherstickell

Semprot Baru
UG-FR
Daftar
28 Nov 2011
Post
27
Like diterima
30
Bimabet
Hari itu hari Sabtu, seperti biasanya kantor kosong, tapi lagi tidak ada anak2 dari bagian teknis yang ikutan lembur. Di kantor hanya ada tiga orang staf, aku, erwin dan dita. Satu OB atau lebih tepatnya Office Girl yang stand by adalah Mai. Mai nama pendek dari Maidina ini badannya montok banget, kulitnya putih rada panlok khas orang palembang giginya di behel. rambutnya selalu dikuncir tarik kebelakang nunjukkin jidatnya. toketnya waow gede dan bokongnya semok. beratnya kali 65an tapi karena badannya agak tinggi keliahatannya jadi berisi. Gayanya masih khas anak alay karena umurnya kali masih 17-18 tahunan, menjadikan dia sasaran konstan dari OB lain, security dan staf2 laki genit lainnya. Kami yang sedang sibuk menyelesaikan kerjaan di ruang meeting yang kami sulap menjadi data room, tiba-tiba diketuk oleh Mai. "Mas, mbak... kasih tauin Mai aja ya kalo butuh apa-apa. Kerjaan Mai udah selesai tapi disuruh stand by sama Pak Markus" Pak Markus itu supervisor Mai. Dita yang lagi suntuk2 ngantuknya kemudian bilang "Mai, aku minta kopi aja deh boleh ya, sama boleh beliin cemilan gak? apa gitu, gorengan di belakang gedung ada gak?" "Oh ada kok Mbak Dita, mau apaan aja" Dita kemudian menulis daftar gorengan di post it untuk pegangan Mai, kemudian "Mas Erwin sama Mas Erfan butuh apa?" Aku nyeletuk "Butuh kasih sayang nih aahahahaha, ngenes amat sabtu2 kerja" Mai hanya ketawa saja, aku lanjutkan saja "Mai, aku kopi juga deh kayak Dita", Erwin juga ngacungkan tangannya tanda ikut pesan kopi juga "Beres Mas-mas". Gak lama kemudian, gorengan dan kopi tiba bertepatan dengan selesainya laporan kami. Dita bernafas lega dan langsung menyerbu gorengan "nyantai dong Diiit, eeeh buseet" "Biarin, laper nih gragas udah dipending daritadi. Udah kan ya Fan? kita boleh balik?" "Boleeeh... ni gw review aja bentar palingan baru Senin di cek sama bos besar, beresin data2nya ya masukin dus lagi" Dita berujar "Siap komandan"

Setelah semuanya selesai,
Dita dan Erwin kemudian pamit "Jangan kelamaan ya reviewnya bos" "Okeeeeh, byeeee" "Byeee". Aku kemudian lanjutkan reviewku sambil sesekali menyeruput kopi buatan Mai. Hummm... jadi penasaran Mai lagi apa di pantry ya? Atau penasaranku melebar jadi memikirkan gimana rasanya ya menggenjot Mai yang super semok itu. Aku mulai bayangkan yang enggak-enggak. Sesekali aku juga buka website bokep dari iphone buat nambah fantasi, gak sadar kontolku udah konak total. Karena celanaku sempit, aku jadi sering galer karena salah orbit berkali-kali lalu daripada sesak akhirnya aku buka saja celanaku dan kukeluarkan saja batang kontolku, kumulai kocok2 perlahan sambil mereview kerjaan Dita dan Erwin. Kocokanku lembut hanya untuk sekedar meredakan ketegangan, berabe kan kalo crot kemana2. Yang aku gak nyadarnya, dari tadi Mai yang duduk di pantry ternyata memperhatikanku, aku jadi tersadar, bagian bawahku dari tempat Mai duduk terlihat sangat jelas. Begitu aku melihat ke arah Mai, Mai langsung membuang pandangannya tersipu malu. Akupun balik arah dan membenarkan celanaku. Di otakku sudah muncul benih2 bokep dan siapa lagi pelampiasannya kalau bukan Mai.

Saat aku berpikir begitu tiba2 "Mas! halooo....???" "Eh iya Mai, kenapa" Aku gelagepan "Nggak Mas eh ummmm... sorry, cuma mau nanya Mas baliknya jam berapa? Aku nyamain Mas aja biar sekalian kunci pintunya." "Oh iya iya, aku balik paling setengah jam-an lagi, gakpapa?" "Oke Mas" Kami berdua kayak orang grogi canggung. Mai pun kembali ke pantry. di pantry ada mesin fotokopinya juga, kadang aku minta OB yang jaga untuk copy dokumen. Ide gilaku mulai muncul. Aku panggil Mai untuk fotokopi suatu dokumen, gak penting sih dokumennya apa, yang pasti kubikin aja rada penting dengan meletakkan beberapa post-it di halaman2 tertentu, cukup banyak.

Kemudian aku ke pantry. "Mai... Mai!" Aku melihat Mai sedang bengong dengan mulut sedikit terbuka dan jarinya menyentuh2 bibirnya. "Woi Mai... bengong aja" "Aduhhhh, eh iya Mas duh sorry lagi nerawang gak jelas nih" "Hehehehe, nerawang apa mikir yang nggak2" Mai diam saja tapi senyumnya muncul sedikit "Mai, tolong copy-in ini yang aku tanda-tandain. Kalo udah masing2 distaples ya." Kilahku menyibukkan Mai. Mai dengan sigap menerima dokumen yang kuberikan padanya. Aku kembali ke mejaku. Gak lama aku dengar mesin fotokopi berbunyi. Aku sudah menset satu muslihat. Salah satu halaman yang dikopi berlipat menjadi ukuran A3, settingan mesin fotokopi di kantor untuk memprint A3 emang rada sulit, maklum mesin jadul. Seharusnya Mai akan memanggilku minta bantuan untuk copy-in halaman bersize A3 tadi. Benar saja "Mmm.... mas, bisa bantuin gak? Aku gak ngerti ini ngopi yang lebar gimana." "Oke Mai, kamu coba dulu aja setingnya, bentaran aku kesana, kamu buru2 mau balik gak? Kalo iya yg A3 senin aja gakpapa" Pancingku. "Nggak mas, nyantai aku bisa sepulangnya Mas kok" "Ok" Mai balik ke pantry dan aku kembali pura2 berbenah dokumen yang nyatanya udah kelar dari kapan tau. Dirasa cukup delaynya aku ke pantry. Hebatnya pantry ini posisi mesin fotokopi dengan meja kitchen set diseberangnya hanya muat untuk dilalui satu setengah orang. "Gimana Mai, udah bisa?" Aku berdiri disamping kanan Mai "Belom mas, ini tadi lanjutin yang A4 dulu aja" "Gini caranya..." Aku mulai tekan-tekan tombol setting, karena semuanya dalam Bahasa Inggris, gak mungkin Mai tau kalau aku sedang tekan-tekan asal. "Heummm... kok gak bisa ya?" Mai agak canggung dengan keberadaanku di pantry saat itu, mungkin karena habis melihat batang kontolku yang besar dan masih memikirkannya. Aku bisa merasakan nafas Mai yang mulai agak berat dan berkali2 menelan ludah. Aku berlagak biasa saja kemudian "Kali tombol yang disana Mai" "yang mana Mas? yang ini?" "Bukan satunya" aku memerintahkan Mai menekan tomobol secara acak ke control panel di sebelah kiri Mai. Karena Mai kesulitan dengan muslihatku "Bentar-bentar yang ini maksudnya" Sambil aku kebelakang Mai untuk meraih tombol yang aku maksudkan. Pada saat ini posisiku ada dibelakang Mai dengan kontolku menempel di celana panjang Mai.

Mai tersentak, namun kulanjutkan saja. "Gini nih..." Aku ambil kedua tangan Mai dari belakang, membuatnya menjadi posisi menunjuk untuk menekan tombol-tombol yang ada. ZZZZnnnnnnggggggnnnnnnnn.... suara mesin fotokopi mulai men-scan bagian dokumen A3 ku yang entah gunanya untuk apa. Getaran mesin fotokopi terhantar ke tubuh Mai yang tertekan ke Mesin karena aku dorong dari belakang. Mai melenguh. Aku menempelkan kepalaku kekepalanya, Mai menengadahkan kepalanya ke belakang dan menghembuskan nafasnya terengah2 engah. Aku lanjutkan meng-grepe grepe Toket Mai dari belakang dengan kedua tangan Mai sendiri. "Maaaas....." Aku berbisik ke kuping Mai "Ya Mai... kamu cantik banget Mai" Mai mungkin level hornynya meningkat karena aku bisa rasakan pantat Mai membalas gesekan kontolku di bokong semoknya. Bokongnya mulai naik turun dan goyang2 ke kanan dan ke kiri. Menolehkan kepalanya kemudian aku dan Mai berhadapan, aku kemudian memajukan kepalaku menuju bibirnya namun kalah sigap, Mai dengan segera melumat bibirku ini, ciumannya sangat hot disertain dengan erangan.

"MMmmmmhhhhhhhhhhmmmmmmmhhh.....mmhh....hhhhmmmmmm" Aku geser tubuh Mai berusaha keluar dari jepitan diantara mesin fotokopi dan kitchen set. Sambil masih memeluk Mai dari belakang aku bimbing dia berjalan ke ruang tunggu di depan resepsionis. Di dalamnya terdapat sofa berbentuk L cukup besar. Tidak melepaskan pelukanku dari belakang, aku dorong Mai menjatuhkannya di sofa. Mai dalam posisi bersimpuh melepaskan sepatunya dan naik ke atas sofa. Aku yang juga sudah tidak tahan akhirnya kubalikkan saja Mai dan kubugili Mai seketika itu. Sambil saling bercumbu, aku menarik celana Mai hingga hanya tersisa celana dalam pink. Kemudian kini aku buka kemeja seragam OBnya dia. Mai juga inisiatif untuk membuka celanaku. Aku mundur untuk membuka baju, sepatu dan celanaku. Mai juga melakukan hal yang sama. Kemejanya telah ditanggalkannya hingga terlihat toket besarnya yang ditutupi you can see warna hitam. Segera you can seenya dilepaskan juga beserta BH di dalamnya. Toket besarnya terlihat, toket ranum anak ABG montok yang bahkan dalam posisi duduk bersimpuhpun toketnya tidak ngondoy kebawah. Kami berdua masih menyisakan celana dalam dan aku segera saja serang Mai bergulat diatas sofa. Mai menerjang balik dengan menciumi seluruh mukaku. Memek Mai dan kontolku bertemu meskipun masih terhalang celana dalam masing-masing. Kami bergumul diatas sofa sama sama bernafsu. Nafas Mai juga wangi, sepertinya dia sudah sikat gigi sebelumnya. Kami berguling2 tak sadar kalau sofanya tidak cukup lebar dan kami pun terpelanting ke lantai di bawah yang tertutup karpet. Kami terjatuh dengan posisi aku dibawah menahan Mai yang lumayan berat menindihku. Namun justru itu yang aku suka. Mai melancarkan serangannya kembali. Mai kemudian duduk di pahaku sambil menurunkan ciuman2nya dari wajah ke leherku. hingga ke dadaku, dalam prosesnya
aku menciumi rambut Mai yang wangi. Mai kemudian mundur sedikit untuk membuka celana dalamku yang memunculkan batang kontolku yang besar. "Mai tadi lihat ini ya?" tanyaku "Iya Mas, abis itu langsung gak konsen." Mai mulai mengurut2 urut kontolku "Kupikir nanti pulang masturbasi aja, eh gak taunya Mas Erfan nyamperin aku, aku sedot ya?" Aku mengangguk. Mai langsung melumat kontolku, mulutnya luar biasa kempot bisa vakum, jilatan lidahnya sangat lihai, ini anak jago ngentot nyepong kayaknya. Sekali-kali sepongannya dikombinasi dengan jilatan2 dari pangkal kontol lalu ke bijiku juga. Nikmat rasanya seperti sedang dibersihkan. "Mmmmnmmmmmmhhhh...... mmmMMmmmMmMhhhhmmm..... MMmmmmhhhmmmmm...." Gak abis-abis Mai menikmati es lilin raksasa yang dia genggam. Sambil Mai menyepong aku memegangin kepalanya dan sesekali menjambaknya. Tiap jambakan justru membuat sepongan Mai makin kempot dan vakum. Bisa-bisa bentar lagi meledak ini. Aku kemudian balikkan tubuh
hingga Mai menjadi terlentang dibawahku. Mai masih menyepong2in kontolku namun perlahan aku turunkan dan gesek2kan diantara kedua toketnya yang besar, tangan Mai menekan toket kiri dan kanannya menjepit kontolku. Aku yang menggesek2kan kontolku juga berusaha membuka celana dalam Mai. Mai mengangkat kedua kakinya keatas agar aku bisa menarik celana dalamnya keluar kakinya. Kemudian aku turun kembali dan menciumi Mai lagi. Bibir Mai sangat lembut. Kami kembali bergumul di lantai dan saling menggesek-gesekkan alat kelamin kami. Kedua kaki kami menyesuaikan hingga kaki Mai bisa mengangkang lalu menjepit pinggulku. Aku arahkan kontolku ke liang memeknya yang udah basah dan perlahan kucoblossssss.... ssshhhhhhhhaaaaaaaakkkkkkkhhh..... Mai kemudian menjambak rambutku bersamaan dengan akhir coblosan "Hhhhhh...hhhhh... gede amat Mas Erfan, aku gak pernah ngerasain yang kayak gimmmmmhmhmhmmmhmmmm...." aku menutup ucapan Mai dengan cumbuan dan mulai melakukan
gerakan memompa. Mai terlihat tak kuasa menerima gempuran sosis jumbo di selangkangan dia hingga terlihat Mai menggigiti bibir bawahnya. "Mmmmaaaass....mmmmaaass.....aaakh aaahhh aaahhhh aaahhhh" begitu desah Mai. Saat aku rasa aku mulai capek, aku putar balikkan badanku, kini Mai yang ada diatasku, gantian menggenjot kontolku dengan memeknya. Memeknya juga empot ayam, bisa dikedut-kedut-in, Aku meremas-remas toket besar Mai dengan kedua tanganku dan Mai menopangkan tubuhnya sepenuhnya ke kedua tanganku. Tangan Mai memegangi tanganku dan kemudian lanjut menggenjoti kontolku. Sesekali toket Mai gondal gandul naik turun saat tak kuremas. Pemandangan ini bikin aku makin horny. Mai semakin dekat dengan orgasmenya hingga "AAAAAAaaaaahhhhkkkkkkhhh...... Maaaaaasss....." Genjotan Mai perlahan memudar dan Mai memelukku. Goyangan pantatku namun tidakberhenti, aku masih mencoblos Mai dari bawah. Mai pasrah saja saat dia mengembalikan tenaga dan mengumpulkan
nafasnya. Nafas lega panjang berubah kembali menjadi nafas menderu dan berat. Mai yang sudah terlihat horny kembali menggenjot-genjotkan kontolku dengan memeknya. Mai semakin erat memelukku dan mengarahkan kedua toketnya bergantian untuk kujilati putingnya. Sesekali kanan sesekali kiri. Aku memeluk Mai dengan tangan kiriku sementara tangan kananku kupakai untuk menopang badanku diposisi setengah duduk.Aku balikkan Mai ke kanan hingga dia posisi kembali dibawahku. Aku angkat kaki Mai ke pundakku dan aku lanjutkkan genjotanku. Mai makin bersemangat kuentotin "hhhhh....h.....hhhh...hhhhh....hhhh....." tak ada ucapan, Mai hanyamelihatku sambil membelai kedua pipiku dengan tangannya. Aku kemudian turunkan kaki Mai dari bahuku dan membuatnya melingkari pinggulku. Mai kemudian menjepit pinggulku dengan erat, menahanku untuk bergerak "AAAAakkkkhhh Maaaiii...." Mai kemudian memelukku, sensasi tertahan ini membuatku semakin laju dalam menggenjot Mai. Semakin
kencang aku genjot semakin brutal pula Mai memelukku dan juga mendekapkan kepalaku di kedua toketnya. Aku gak bisa bernafas meronta-ronta dan setiap kali aku bisa lepaskan wajahku dari kuncian kedua toketnya untuk mengambil nafas, bibirku langsung dilumat lagi oleh Mai. Aku genjot Mai sebeitu hebatnya hingga posisi kamu bergeser kesana kemari. Mai yang sudah dalam puncak kenikmatannya terlihat dari matanya yang bverputar ke atas dan mulai memutih "Maaaaaas..... aku mau keluarrr...." "Aku juga Mai, aku juga aku jugaaaaaaa.....aaaaagggggghhhhhhhh....." Croooooottt...... aku semprotkan cairan mainku ke dalam liang memek Mai, dan disambut pula dengan kedutan dinding vagina Mai yang sedang orgasme. Mai tidak melepaskan pelukannya yang sangat erat hingga bahkan nafasnya sudah teratur. Kami berdua saling berpandangan dan bercumbu sesekali untuk meredakan adrenalin. Mai melepaskan pelukannya dan akupun beranjak berdiri melepaskan kontolku yang masih setengah
tegang berlumuran mani. Mai sambil berlutut, kemudian menyepong kontolku namun dengan tujuan membersihkannya hingga habis semuanya ditelan. Mai kemudian ambil tisu dari meja untuk membersihkan main yang menetes dari vaginanya. "Tenang aja Mai, aku bakal tanggung jawab kok kalo kamu hamil" Mai tertawa "hihihihi, Mas Erfan, aku pakai KB jadi aman kok, kalo Mas Erfan butuh kapan aja aku siap Mas" "Beneran nih?" Mai mengangguk. PD kantor sudah tinggal berdua saja kamiberdua kemudian keluar dari ruang tunggu dalam keadaan bugil hanya untuk melihat Erwin dan Dita berdiri di luar ruang tunggu ternganga melihat kami.
 
wah mantap gan....sekalian aja ajak erwin sama dita main gan
 
wah....ngapain itu erwin sama dita masih di kantor???

ayo dilanjut lagi yuk....
 
keren neh - lanjut lagi dong, main berempat gitu
 
Enak tuh Mai nya..montok dan sekel...toge lagi...top.dah gan ceritanya..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
episode selanjutnya main berempat ama erwin dan dita sekalian tukar pasangan. Mantap de pokoke
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd