NERAKA DI TENGAH HUTAN PART.1
Perkenalkan namaku Gandie, umurku 32 tahun, aku bekerja di perusahaan swasta di kota "J". Bentuk tubuhku biasa saja dengan tinggi 160, berat 55, yang membuatku terlihat semok, tapi hanya dibagian paha dan pantatku yg bisa dibilang sexy. Sejak dulu aku memiliki keinginan untuk berpergian ke daerah pedalaman yang masih primitif, sekedar ingin mengetahui bagaimana perbedaan hidup di kota besar dan pedalaman.
Suatu hari, bosku yang bernama Rizal memanggilku untuk membahas program kantor yang sedang kita dalami, dan akhirnya beliau memutuskan aku untuk pergi ke daearah "I" untuk melakukan riset di area tersebut. Singkat cerita akhirnya keinginanku untuk pergi ke daerah pedalaman terwujud.
Sampailah pada hari dimana aku akan berangkat ke daerah "I". Di bandara bosku berkata "Hati2 disana Gan.. masih banyak suku primitif yg makan orang.." candanya, "Ah si bos bisa aja nakut2in saya.. Tapi disana perjalanan ada yang atur kan pak?" tanyaku, "Jelas ada, kamu dari sini memang sendiri.. Begitu sampai nanti dijemput sama Pak Badrun.." timpalnya. Paling tidak aku merasa tenang karena ini perjalanan pertamaku untuk menjelajahi area tersebut.
"Untuk laporan arsip bisa kamu pending sampai dapat sinyal hp.. Pasti disana susah sinyal, kan kamu bakal tinggal di goa.. haha.." canda pak Rizal, "Siap pak, laporan arsip pasti beres sama saya.. Oke deh, saya berangkat dulu pak.. Udah masuk jadwal flight nya.." diriku pamitan kepadanya, "Sip, take care and have fun Gan.."
"Selamat datang di "I" .. blablabla .." kira2 begitulah suara yg membangunkanku dari tidur selama penerbangan. Tanpa pikir panjang lagi aku turun menuju bandars untuk segera mengambil koper bagasi, begitu semua selesai aku jalan keluar bandars dan benar saja ada orang yang menjemputku. "Hay, Pak Badrun ya?" tanyaku, "Betul sekali, anda pasti Ibu Gandie kan?" tanyanya memastikan, "Iya pak, tapi jangan panggil Ibu, panggil nama saya aja pak" cakapku biar kita akrab, "Baiklah kalau begitu saya panggil Non Gandie saja! Lebih sopan.." katanya, "Haha.. terserah bapak deh.. Oh ya, hari pertama sampai jadwalku masih kosong Pak, apa bisa kita cari makan dulu sebelum ke hotel?" tanyaku, "Boleh Non, saya juga lapar.. Saya bawa ke restoran yang harga kaki lima, rasa bintang lima ya!" katanya, "Sip deh, saya percayain sama Pak Badrun!" kataku.
Akhirnya sampailah kita di restoran yang direkomendasikan dia, benar apa katanya tentang rasa, semua yang kami makan rasanya sangat enak dan harganya sangatlah murah kalau dibandingkan dengan di kota "J". Selama kita makan siang aku tak henti-hentinya memperhatikan Pak Badrun, perawakannya tinggi dan badannya kencang berotot, sangat sexy sekali dengan kulitnya yang gelap, sampai2 aku berpikir nakal dan akhirnya .. "DOR! Jangan melamun terus Non, ayo kita ke hotel biar Non bisa istirahat." katanya, "Iya Pak, saya juga ngantuk jadinya habis makan banyak haha.."
Dalam perjalanan ke hotel aku memperhatikan pembangunan di daerah tersebut, bisa dibilang cukup modern dan sangat indah di sore menjelang malam ini. Akhirnya sesampainya di hotel Pak Badrun memberikan kunci kamarku dan dia juga memberikan nomer hpnya untuk aku hubungi jika perlu apa2. Tak mau melewatkan istirahatku, aku pun langsung masuk ke kamar dan mandi, selesai mandi aku pun tertidur pulas.
-WELCOME TO THE JUNGLE-
Pagi akhirnya datang juga, pekerjaan untuk meninjau area tersebut dimulai. Setelah sarapan pagi, Pak Badrun sudah menungguku di lobby, "Pagi Non Gandie, gimana? Bisa istirahat dengan nyaman?" tanyanya, "Pasti dong, udah segar nih, siap jalan2 haha.." candaku "Kalau saya tidak masalah Non Gandie mau jalan2, tapi nanti bos Rizal bisa marah tau Non cuma mau jalan2.. Haha.." katanya, "Iya engga dong Pak, yuk kita jalan!" kataku.
Pagi ini aku memakai setelan baju terusan warna hitam kontras dengan kulit putihku yang bisa dibilang sexy karena ukurannya agak ketat dan bagian roknya sepahaku, jelas kalau aku duduk bagian bawahnya terangkat ke setengah paha montokku, pastinya jadi pemandangan yang sangat indah untuk Pak Badrun.
Beberapa kali aku bisa melihat dia curi2 pandang ke arah pahaku tapi aku tidak menghiraukan itu.
Tanpa terasa sudah 1.5 jam perjalanan kami dari hotel memasuki area pedalaman yg kami tuju untuk risetku, mataku mulai agak berat dan aku pun sempat tertidur, samar2 aku merasa ada yg meraba2 dipahaku dan selangkanganku, aku sedikit membuka mata dan benar saja ternyata Pak Badrun sedang mengelus2 pahaku. Aku pun sedikit terangsang melihat pemandangan tangan hitam itu bermain2 dipahaku yg putih mulus. Aku pun dengan sengaja agak menurunkan posisi dudukku hingga akhirnya rokku terangkat hampir memperlihatkan pantatku. Melihat apa yg aku perbuat, Pak Badrun makin leluasa meraba pahaku sampai ke pangkal paha, dan aku dapat merasakan jarinya mulai menyentuh vaginaku dari luar cd ku. Aku masih berpura2 tidur sambil menikmati pelecehan yg dia lakukan, sampai akhirnya aku pun berpura2 membuka pahaku agar dia melihatku duduk ngangkang seperti mengundang untuk dilecehkan lebih jauh lagi.
Dari apa yg ku lakukan, sepertinya manjur, jarinya semakin liar masuk ke sela2 cd ku, 100% dia bisa merasakan vaginaku basah dan mulai memasukkan jarinya ke lubang vaginaku. Aku pun sedikit mendesah dan terus2an mendesah pelan sambil berpura2 tidur, selagi menikmati pelecehan tersebut tiba2..
PRANG!!!
Aku kaget dan membuka mataku, aku melihat ternyata kaca depan mobil kami pecah terkena batu, tak berhenti disitu, beberapa batu melayang mengarah ke mobil kami dan Pak Badrun pun menghentikan mobil karena melihat beberapa orang berdiri dijalur yg kami lalui. Aku pun jadi takut saat ada 3 orang menyuruh Pak Badrun turun, mreka pun berbicara menggunakan bahasa yg aku tidak mengerti, dan 3 orang itu melihat2 ke arahku yg masih ketakutan didalam mobil. Setelah sekitar 10menit mereka berbicara akhirnya Pak Badrun kembali ke mobil dan menjelaskan situasi yg baru saja terjadi. Dia mengatakan kalau kita masuk ke area terlarang dan mau membawa kita ke desa mereka. Aku pun masih kaget dan tak bisa berkata apa2 sampai akhirnya Pak Badrun menjalankan kembali mobil untuk mengikuti rombongan itu. Aku sangat kacau, tidak bisa berpikir apa yg akan mreka lakukan, mau kemana kita? Apa akan ada yg bisa membantu kita nanti? Itulah yg ada dipikiranku.
Sesampainya di desa mreka, kami turun dari mobil dan sekali lagi Pak Badrun berbicara menggunakan bahasa mreka. Aku bisa melihat beberapa pria hitam di desa itu melihatku seperti menelanjangiku, dan dapat kulihat penis mereka yg besar dan hitam menggantung di selangkangan mereka. Tatapanku mengarah ke Pak Badrun yg tiba2 dia berbicara agak teriak, dan tiba2 dia memerintahku untuk lari! "Non Gandie LARI!" seru nya! Tapi aku yg masih ketakutan malah berdiam diri melihat beberapa orang hitam itu memukul kepala Pak Badrun sampai pingsan selepas dia berteriak kepadaku.
AKU PANIK! dan berteriak "PAK BADRUN!! Tolong jangan sakiti dia, lepaskan kami!" aku memohon. Tapi nampaknya mreka tak perduli dengan omonganku, mreka langsung menarik tanganku, menyeretku ke tempat yg kemungkinan itu adalah kandang hewan ternak karena tempat itu sangat berlumpur! Dengan sigap mereka mengikat kedua tanganku ke pagar tersebut! Mereka melakukan hal yg sama kepada Pak Badrun yg dimana dia diikat didepanku.
Bersambung...
Perkenalkan namaku Gandie, umurku 32 tahun, aku bekerja di perusahaan swasta di kota "J". Bentuk tubuhku biasa saja dengan tinggi 160, berat 55, yang membuatku terlihat semok, tapi hanya dibagian paha dan pantatku yg bisa dibilang sexy. Sejak dulu aku memiliki keinginan untuk berpergian ke daerah pedalaman yang masih primitif, sekedar ingin mengetahui bagaimana perbedaan hidup di kota besar dan pedalaman.
Suatu hari, bosku yang bernama Rizal memanggilku untuk membahas program kantor yang sedang kita dalami, dan akhirnya beliau memutuskan aku untuk pergi ke daearah "I" untuk melakukan riset di area tersebut. Singkat cerita akhirnya keinginanku untuk pergi ke daerah pedalaman terwujud.
Sampailah pada hari dimana aku akan berangkat ke daerah "I". Di bandara bosku berkata "Hati2 disana Gan.. masih banyak suku primitif yg makan orang.." candanya, "Ah si bos bisa aja nakut2in saya.. Tapi disana perjalanan ada yang atur kan pak?" tanyaku, "Jelas ada, kamu dari sini memang sendiri.. Begitu sampai nanti dijemput sama Pak Badrun.." timpalnya. Paling tidak aku merasa tenang karena ini perjalanan pertamaku untuk menjelajahi area tersebut.
"Untuk laporan arsip bisa kamu pending sampai dapat sinyal hp.. Pasti disana susah sinyal, kan kamu bakal tinggal di goa.. haha.." canda pak Rizal, "Siap pak, laporan arsip pasti beres sama saya.. Oke deh, saya berangkat dulu pak.. Udah masuk jadwal flight nya.." diriku pamitan kepadanya, "Sip, take care and have fun Gan.."
"Selamat datang di "I" .. blablabla .." kira2 begitulah suara yg membangunkanku dari tidur selama penerbangan. Tanpa pikir panjang lagi aku turun menuju bandars untuk segera mengambil koper bagasi, begitu semua selesai aku jalan keluar bandars dan benar saja ada orang yang menjemputku. "Hay, Pak Badrun ya?" tanyaku, "Betul sekali, anda pasti Ibu Gandie kan?" tanyanya memastikan, "Iya pak, tapi jangan panggil Ibu, panggil nama saya aja pak" cakapku biar kita akrab, "Baiklah kalau begitu saya panggil Non Gandie saja! Lebih sopan.." katanya, "Haha.. terserah bapak deh.. Oh ya, hari pertama sampai jadwalku masih kosong Pak, apa bisa kita cari makan dulu sebelum ke hotel?" tanyaku, "Boleh Non, saya juga lapar.. Saya bawa ke restoran yang harga kaki lima, rasa bintang lima ya!" katanya, "Sip deh, saya percayain sama Pak Badrun!" kataku.
Akhirnya sampailah kita di restoran yang direkomendasikan dia, benar apa katanya tentang rasa, semua yang kami makan rasanya sangat enak dan harganya sangatlah murah kalau dibandingkan dengan di kota "J". Selama kita makan siang aku tak henti-hentinya memperhatikan Pak Badrun, perawakannya tinggi dan badannya kencang berotot, sangat sexy sekali dengan kulitnya yang gelap, sampai2 aku berpikir nakal dan akhirnya .. "DOR! Jangan melamun terus Non, ayo kita ke hotel biar Non bisa istirahat." katanya, "Iya Pak, saya juga ngantuk jadinya habis makan banyak haha.."
Dalam perjalanan ke hotel aku memperhatikan pembangunan di daerah tersebut, bisa dibilang cukup modern dan sangat indah di sore menjelang malam ini. Akhirnya sesampainya di hotel Pak Badrun memberikan kunci kamarku dan dia juga memberikan nomer hpnya untuk aku hubungi jika perlu apa2. Tak mau melewatkan istirahatku, aku pun langsung masuk ke kamar dan mandi, selesai mandi aku pun tertidur pulas.
-WELCOME TO THE JUNGLE-
Pagi akhirnya datang juga, pekerjaan untuk meninjau area tersebut dimulai. Setelah sarapan pagi, Pak Badrun sudah menungguku di lobby, "Pagi Non Gandie, gimana? Bisa istirahat dengan nyaman?" tanyanya, "Pasti dong, udah segar nih, siap jalan2 haha.." candaku "Kalau saya tidak masalah Non Gandie mau jalan2, tapi nanti bos Rizal bisa marah tau Non cuma mau jalan2.. Haha.." katanya, "Iya engga dong Pak, yuk kita jalan!" kataku.
Pagi ini aku memakai setelan baju terusan warna hitam kontras dengan kulit putihku yang bisa dibilang sexy karena ukurannya agak ketat dan bagian roknya sepahaku, jelas kalau aku duduk bagian bawahnya terangkat ke setengah paha montokku, pastinya jadi pemandangan yang sangat indah untuk Pak Badrun.
Beberapa kali aku bisa melihat dia curi2 pandang ke arah pahaku tapi aku tidak menghiraukan itu.
Tanpa terasa sudah 1.5 jam perjalanan kami dari hotel memasuki area pedalaman yg kami tuju untuk risetku, mataku mulai agak berat dan aku pun sempat tertidur, samar2 aku merasa ada yg meraba2 dipahaku dan selangkanganku, aku sedikit membuka mata dan benar saja ternyata Pak Badrun sedang mengelus2 pahaku. Aku pun sedikit terangsang melihat pemandangan tangan hitam itu bermain2 dipahaku yg putih mulus. Aku pun dengan sengaja agak menurunkan posisi dudukku hingga akhirnya rokku terangkat hampir memperlihatkan pantatku. Melihat apa yg aku perbuat, Pak Badrun makin leluasa meraba pahaku sampai ke pangkal paha, dan aku dapat merasakan jarinya mulai menyentuh vaginaku dari luar cd ku. Aku masih berpura2 tidur sambil menikmati pelecehan yg dia lakukan, sampai akhirnya aku pun berpura2 membuka pahaku agar dia melihatku duduk ngangkang seperti mengundang untuk dilecehkan lebih jauh lagi.
Dari apa yg ku lakukan, sepertinya manjur, jarinya semakin liar masuk ke sela2 cd ku, 100% dia bisa merasakan vaginaku basah dan mulai memasukkan jarinya ke lubang vaginaku. Aku pun sedikit mendesah dan terus2an mendesah pelan sambil berpura2 tidur, selagi menikmati pelecehan tersebut tiba2..
PRANG!!!
Aku kaget dan membuka mataku, aku melihat ternyata kaca depan mobil kami pecah terkena batu, tak berhenti disitu, beberapa batu melayang mengarah ke mobil kami dan Pak Badrun pun menghentikan mobil karena melihat beberapa orang berdiri dijalur yg kami lalui. Aku pun jadi takut saat ada 3 orang menyuruh Pak Badrun turun, mreka pun berbicara menggunakan bahasa yg aku tidak mengerti, dan 3 orang itu melihat2 ke arahku yg masih ketakutan didalam mobil. Setelah sekitar 10menit mereka berbicara akhirnya Pak Badrun kembali ke mobil dan menjelaskan situasi yg baru saja terjadi. Dia mengatakan kalau kita masuk ke area terlarang dan mau membawa kita ke desa mereka. Aku pun masih kaget dan tak bisa berkata apa2 sampai akhirnya Pak Badrun menjalankan kembali mobil untuk mengikuti rombongan itu. Aku sangat kacau, tidak bisa berpikir apa yg akan mreka lakukan, mau kemana kita? Apa akan ada yg bisa membantu kita nanti? Itulah yg ada dipikiranku.
Sesampainya di desa mreka, kami turun dari mobil dan sekali lagi Pak Badrun berbicara menggunakan bahasa mreka. Aku bisa melihat beberapa pria hitam di desa itu melihatku seperti menelanjangiku, dan dapat kulihat penis mereka yg besar dan hitam menggantung di selangkangan mereka. Tatapanku mengarah ke Pak Badrun yg tiba2 dia berbicara agak teriak, dan tiba2 dia memerintahku untuk lari! "Non Gandie LARI!" seru nya! Tapi aku yg masih ketakutan malah berdiam diri melihat beberapa orang hitam itu memukul kepala Pak Badrun sampai pingsan selepas dia berteriak kepadaku.
AKU PANIK! dan berteriak "PAK BADRUN!! Tolong jangan sakiti dia, lepaskan kami!" aku memohon. Tapi nampaknya mreka tak perduli dengan omonganku, mreka langsung menarik tanganku, menyeretku ke tempat yg kemungkinan itu adalah kandang hewan ternak karena tempat itu sangat berlumpur! Dengan sigap mereka mengikat kedua tanganku ke pagar tersebut! Mereka melakukan hal yg sama kepada Pak Badrun yg dimana dia diikat didepanku.
Bersambung...
Terakhir diubah: