Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Nafsu Besar Artis artis Indonesia

Mau siapa dulu ini?

  • Rita Amilia

    Votes: 55 9,1%
  • **************

    Votes: 351 58,0%
  • Caca Tengker

    Votes: 18 3,0%
  • Arshanty

    Votes: 57 9,4%
  • Shanty Widihastuti (Istri Deni Cagur)

    Votes: 124 20,5%

  • Total voters
    605
  • Poll closed .
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
hajar bunda rita..........jangan lewatkan NIs
 
"The image Has been deleted by uploader"
Iki artine opo yo gan?????🙇🏻
 
Bunda Mau atau Tidak?

Gigipun semakin gila dengan permain kakinya. Dia tidak memperdulikan bunda yang sudah melihat aksinya.

Dia terlihat makin mempercepat gerakan kakinya dipenisku.

"Urght lembut banget ini telakkaki" ujarku dalam hati sambil menikmati sensi

Akupun menoleh kembali kaarah bunda rita, namun dia sudah tidak menegok kebawah lagi.

Ketika makananku sudah habis, terlintas dikepalaku untuk mencoba mengajak bunda rita untuk mengikuti permainan edan ini.

Kugerakan kedua tanganku kebawah, lalu tangan kiriku mencoba meraba paha kanannya. Namun dia tidak bereaksi.

Kucoba naikan tangan kiriku tadi keatas. Kuusap-usap perutnya dengan pelan.

Dia menoleh kearahku sambil menurunkan tangan kanannya untuk memegang tanganku yang sedang berada diatas perutnya.

Aku sedikit heran dengan maksud yang diberikan bunda. Dia menolak apa menerima?. Kalau menolak kenapa tanganku tetap dibiarkan berada disitu?

Akupun mencoba memasukan jariku kedalam celana panjangnya. Namun susah karna lipatan celananya mehalangi.

Akhirnya aku menyudahi aksiku ke bunda rita. Namun secara tiba tiba gigi menjatuhkan sendoknya.

"Wah kejutan apa lagi ini". fikirku. Karna semua orang terlihat biasa saja dengan kejadian sendok jatuh.

Gigipun turun kebawah untuk mengambil sendok jatuh tadi. Dengan iseng dia memegang penisku dengan tangan kirinya.

Gigi melakukan penetrasi dipenisku sebentar lalau dia mencoba mendekatkan wajahnya kepenisku.

"Urgt" desahku pelan

Orang yang disebalah kananku tibatiba melihat kearahku namun tak berujar sepata katapun. Aku mencoba melihat kearah kiri. Ohh bunda rita melihat kebawah fikirku.

Akupun membiarkan gigi mengoral penisku dengan disaksikan bunda. Gigi terlihat menikmati aksinya sambil memejamkan mata.

Tak cukup lama gigi melakukan oral karena takut membuat yang lain curiga.

Akupun lansung membetulkan kembali celanaku.Permainan berakhir dan sekarang gigi terlihat sedang menyuap ropotor.

Lalu aku mau isengin dia balik, karena terlihat satu persatu manusia yang ada tadi mulai berhamburan.

Sekarang yang ada dimeja hanya tinggal aku, gigi, ropotor dan bunda.

Aku mencoba memberi tanda dengan kakiku kegigi untuk membuka sedikit gaunnya ke atas lalu melebarkan kakinya.

Gigi mengikuti kode dariku. Tangannya mulai bergerak kebawa menarik sedikit gaunnya keatas setelahnya dia melebarkan kakinya

Kulepaskan sendalku, lalu aku julurkan kaki kananku untuk menyentuh vaginanya.

Setelah didepan vaginanya jari jempol dan tengahku mencoba membuka bibir vaginanya, namun agak sulit dilakukan hingga akhirnya aku berhasil, kucoba memasukan jari telujuk kakiku.

Kugerakan jari telunjuk kakiku tadi ke bagian vagina dalam atasnya. Gigi terlihat memejamkan mata, pertanda dia menikmatinya.

Lalu aku menoleh ke kekiri, terlihat bunda sedang melihat handponenya namun aku tau dia suka mencuri pandang kearah bawah kanan.

Setelah kurasa cukup akupun menghentikan aksiku tadi. Lalu ku pakai sendalku kembali. Setelah itu aku pamit ke bunda dan gigi.

Akupun berjalan hendak menuju kamarku kembali, namun tanpa aku sadari bunda mengikutiku dari belakang.

Ketika aku hendak masuk lift dan menutupnya. Pintu lift kembali terbuka dan kulihat ada bunda didepan lift.

Akhirnya bunda dan aku berada didalam lift. Suasana dalam lift hanya diam hingga lantai 4 karna ada orang hendak naik ke lantai 4.

Hingga akhirnya pada lantai 4 bunda membuka obrolan.

"Kamu uda berapa lama berhubungan sama gigi" ucap bunda.

Dengan sedikit rasa takut aku mencoba menjawab pertanyaannya "mulai dari kemarin bu" jawabku.

"Kok bisa?" Tanyanya

"Eh, saya juga gatau ibu. Tiba-tiba saja begitu". Jawabku sambil menundukan kepala

"Saya mau ngobrol sebentar dikamar kamu boleh?" ucapnya kembali

"Eh, iya ibu silahkan" balasku

Akhirnya kamipun menuju kamarku. Setelah sampai didepan kamar aku membuka pintu kamar dan mempersilahkan bunda masuk.

Kamipun masuk tanpa mengunci pintu kamarku. Lalu aku ijin kebunda untuk ketoilet sebentar dan bunda hanya mengiyakannya.

Aku merasa takut didalam kamar mandi. Segala pertanyaan melintas difikiranku. Apa yang akan dikatakan bunda? Apa dia bakalan marah karna aku sudah kurang ajar tadi?.

Setelah diriku merasa sedikit tenang, akupun memberanikan diri untuk keluar kamar mandi.

Kubuka pintu kamar mandiku, lalu kulangkahkan kakiku menuju sofa yang ada dikamar

...

Bersambung
"Kenyamanan". Itu yang dibutuhkan Wanita

....


Kini aku duduk ditepi ranjang yang tepat didepan sofa yang sedang diduduki oleh bunda rita. Aku tak berani memandang wajah serta membuka obrolan.

Suasanapun terasa hening. Karna terlihat bunda rita masi asik dengan handphone ditangannya.

"Apakah dia sedang chattan sama rapi, atau dia sedang mencoba berkomunikasi dengan istriku" fikirku pada saat itu sangkin parnonya jika banyak orang yang tahu perlakukanku dan gigi.

Hingga pada akhirnya bunda rita meletakkan handphonenya di meja yang berada didepan sofa.

"Kamu sudah berapa kali bersetubuh dengan gigi?" Tanya bunda membuka obrolan

"Eght... itu... u... bu".

"Dijawab aja atuh mas, ngapain takut-takut gitu". Ujarnya menyadari bahasa tubuhku yang sedang ketakutan

"Bar.. ru.. satu kali ibu" jawabku

"Dimana itu mas?" Tanyanya kembali

"Kemarin bu disini" ujarku sambil menepuk kasur

"Kok bisa?" Tanya mencoba mengorekku lebih dalam

"Ehh, itt.. tu.. bu.. anuh" jawabku terbata bata

"Yehh, ditanyain jawab yang bener dong mas, kan saya gamakan orang". Ujarnya

"Itu bu, kemarin malam mbak jiji datang kemari". Ujarku sambil mencoba memberi penjelasan

"Terus?". Tanyanya ketika aku belum selesai ngomong

"Habis itu dia curhat bu awalnya". Ujarku kembali yang masi belum berani menatap wajahnya

"Kamu kalau ngobrol sama orang liat wajahnya dong mas, kalau enggak sini duduk samping saya. Saya masi makan nasi kok mas belum makan manusia". Ujar bunda mengetahui gelagat ketakutanku

Aku mencoba menatap wajahnya lalu aku menatap kebawah kembali.

Bunda ritapun melangkahkan kakinya untuk duduk disebelahku.

"Ayo cerita mas, saya gak bakalan marah dan cerita kesiapa-siapa kok" ujarnya sambil memegang bahuku

Akhhirnya akupun menceritakan kejadian malam itu kami lakukan atas dasar kecemburuan gigi yang mengetahui kejadi enak-enak dikamar sebelah.

Bunda ritapun menangis mendengarkan ceritaku. Dia menangis sambil meluapkan seluruh uneg-unegnya berkaitan dengan hubungan antara rapi dan jiji.

Akupun tak kuasa melihatnya menangis. Kulangkahkan kakiku untuk mengambil tisu yang berada dimeja. Lalu kuberikan tisu itu kepadanya.

"Sudah ibu, jangan nangis lagi, semuanya sudah terjadi sekarang". Ujarku mencoba menenangkannya kembali

"Iya mas. Tapi disini ibu yang paling bersalah. Ibu yang salah" ujarnya kembali sambil mengis kembali

"Uda ibu tenang saja sekarang. Disini semua salah, ga ada yang benar" ujarku sambil menepuk nepuk punggungnya dan meletakkan kepalanya dibahuku.

Suasanapun sunyi kembali hingga tanpa kami sadari pintu kamar terbuka.

Terpampang sosok jiji didepan pintu kamar.

"Denis, mama. Ada apa ini?" ujar jiji begitu melihat aku dan ibunya terlihar seperti sedang bermesraan.

...

Bersambung
 
Terakhir diubah:
Bimabet
"Kenyamanan". Itu yang dibutuhkan Wanita

....


Kini aku duduk ditepi ranjang yang tepat didepan sofa yang sedang diduduki oleh bunda rita. Aku tak berani memandang wajah serta membuka obrolan.

Suasanapun terasa hening. Karna terlihat bunda rita masi asik dengan handphone ditangannya.

"Apakah dia sedang chattan sama rapi, atau dia sedang mencoba berkomunikasi dengan istriku" fikirku pada saat itu sangkin parnonya jika banyak orang yang tahu perlakukanku dan gigi.

Hingga pada akhirnya bunda rita meletakkan handphonenya di meja yang berada didepan sofa.

"Kamu sudah berapa kali bersetubuh dengan gigi?" Tanya bunda membuka obrolan

"Eght... itu... u... bu".

"Dijawab aja atuh mas, ngapain takut-takut gitu". Ujarnya menyadari bahasa tubuhku yang sedang ketakutan

"Bar.. ru.. satu kali ibu" jawabku

"Dimana itu mas?" Tanyanya kembali

"Kemarin bu disini" ujarku sambil menepuk kasur

"Kok bisa?" Tanya mencoba mengorekku lebih dalam

"Ehh, itt.. tu.. bu.. anuh" jawabku terbata bata

"Yehh, ditanyain jawab yang bener dong mas, kan saya gamakan orang". Ujarnya

"Itu bu, kemarin malam mbak jiji datang kemari". Ujarku sambil mencoba memberi penjelasan

"Terus?". Tanyanya ketika aku belum selesai ngomong

"Habis itu dia curhat bu awalnya". Ujarku kembali yang masi belum berani menatap wajahnya

"Kamu kalau ngobrol sama orang liat wajahnya dong mas, kalau enggak sini duduk samping saya. Saya masi makan nasi kok mas belum makan manusia". Ujar bunda mengetahui gelagat ketakutanku

Aku mencoba menatap wajahnya lalu aku menatap kebawah kembali.

Bunda ritapun melangkahkan kakinya untuk duduk disebelahku.

"Ayo cerita mas, saya gak bakalan marah dan cerita kesiapa-siapa kok" ujarnya sambil memegang bahuku

Akhhirnya akupun menceritakan kejadian malam itu kami lakukan atas dasar kecemburuan gigi yang mengetahui kejadi enak-enak dikamar sebelah.

Bunda ritapun menangis mendengarkan ceritaku. Dia menangis sambil meluapkan seluruh uneg-unegnya berkaitan dengan hubungan antara rapi dan jiji.

Akupun tak kuasa melihatnya menangis. Kulangkahkan kakiku untuk mengambil tisu yang berada dimeja. Lalu kuberikan tisu itu kepadanya.

"Sudah ibu, jangan nangis lagi, semuanya sudah terjadi sekarang". Ujarku mencoba menenangkannya kembali

"Iya mas. Tapi disini ibu yang paling bersalah. Ibu yang salah" ujarnya kembali sambil mengis kembali

"Uda ibu tenang saja sekarang. Disini semua salah, ga ada yang benar" ujarku sambil menepuk nepuk punggungnya dan meletakkan kepalanya dibahuku.

Suasanapun sunyi kembali hingga tanpa kami sadari pintu kamar terbuka.

Terpampang sosok jiji didepan pintu kamar.

"Denis, mama. Ada apa ini?" ujar jiji begitu melihat aku dan ibunya terlihar seperti sedang bermesraan.

...

Bersambung
Asyik ada lanjutannya

Yg penting lancar alur ceritanya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd