Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT N O

N O



BAB 12
CERITA MASA LALU



Cerita Suryani adalah cerita yang begitu mengerikan dalam sejarah hidup manusia yang aku pernah dengar dari pelakunya langsung…

Benar2 cerita yang luar biasa…
Namun ada satu hal yang masih membuatku penasaran…
Kenapa Suryani memilih Kang Asep untuk "korban" pertamanya….

"Mas…. Kepikiran ya dengan ceritaku tadi?"

"Mmmm jelas kepikiran lah, cerita tadi yang cerita adalah istriku dan yang diceritakan adalah masa lalunya…. Bukan soal orang lain…
Kepikiran lah…

Mas mikir bagaimana sebaiknya agar kamu bisa segera bebas dari masa lalu sekalipun itu bukan berarti memintamu melupakannya karena sulit dilakukan itu…

Tapi bagaimana kamu bisa "selesai" dengan masa lalumu dan tidak terikat lagi….
Istilah kerennya bisa move on sayang…

Satu lagi, boleh mas bertanya ?"

"Tanya apapunakan adek jawab mas…."

"Mengapa saat pertama kali diminta oleh suami, adek memilih kang Asep?"

"Eeh… kenapa mas nanya tentang kang Asep?"

"Soalnya dulu kala menjualkan tanah ini dan sawah milik Sanjaya…
Kang Asep juga bercerita kalau kasihan istrinya Sanjaya, seolah dia sangat bersimpati padamu kala itu…
Waktu itu sih aku sama sekali ga kepikiran apapun, lagian ngapain mikirin istri orang juga?"

"Mmmm gimana ya nyeritainnya mas…

Begini, dulu kala masih muda, kang Asep pernah nembak Suryani mas, mengajak jadi pacarnya"

"Mmmmm…"

"Suryani pernah pacaran sama kang Asep mas waktu masih gadis… kenal juga sama adek2nya kang Asep.

Putus juga gara2 adek2nya kang Asep yang selalu musuhi Suryani karena merasa Suryani selalu menjadi sebab kang Asep ga perhatian lagi sama mereka…."

"Owww…. Dan kalau boleh mas tebak, Sanjaya tahu itu ya ?"

"Lho kok tahu mas ?"

"Karena adek pengen buat Sanjaya cemburu karena adek milih mantan pacar sebagai orang pertama yang ngentotin adek "

"Hi hi hi ya mas…
Adek awalnya pengen Sanjaya cemburu terus ga jadi meminta adek main dengan Sanjaya. Tapi nyatanya dia ga masalah dengan itu…"

"Itu makanya adek akhirnya ujung2nya bisa menikmati ngentot dengan kang Asep ya…"

"Iya sih mas…. Maafin adek ya mas…"

"Isssh ga papa kok, kan mas waktu itu malah belum kenal adek…
Itu juga makanya kang Asep pergi menjauh karena adek ngentot dengan banyak orang ya…"

"Kayaknya iya sih mas….
Soalnya kang Asep kayak sedih dan marah gitu waktu adek ngentot dengan yang lain juga…
Iya ya… adek baru kwpikiran itu mas…."

"Jadi perasaan adek saat ini atau saat itu sudah habis dengan kang Asep ?"

"Ya iyalah mas, adek khan hanya pengen manas2in saja waktu itu…
Dan sepertinya kang Asep seneng banget mas, tapi adek mikirnya mana ada cowok dikasih memek nolak selain mas..?"

"Mmm jadi adek sebenarnya ga main pake perasaan waktu itu ?"

"Iya lah mas, cuma dah kadung telanjang diuwik2 juga mana ada cewek yang tahan mas digituin? Ini bukan soal rasa cinta mas… ini soal nafsu saja..
Wanita itu sebenarnya sama saja sama lelaki mas…

Kalau dirangsang terus ya akhirnya jebol jugalah..
Bukan robot ini…
Itu juga yang dipahami oleh si Pitak mas…
Lha dianya khan sudah pernah memperkosa istri orang malah istri orang itu akhirnya ga mau lepasin kontol si Pitak kok…
Itulah yang tidak dipahami oleh Sanjaya…
Kalau konyol super itu bisa membuat wanita pindah ke lain hati juga sih"

"Jadi akhirnya adek main dengan hati juga sama si Pitak…?"

"Ya iyalah… Sekalian nyebur lha suami kayak begitu itu ngapain susah sendiri…
Cuma semuanya khan ada habisnya mas kalau urusannya nafsu…
Begitu suami sadar ya adek juga sadar sih…"

"Begitu ya… maaf mas ga banyak memahami urusan kayak beginian sayang…
Sekarang kayaknya mas sudah banyak belajar soal kenthu mengenthu dari cerita adek"

"Terus……?"

"Setidaknya mas bisa tenang sekarang dan paham apa yangterjadi dulu, sehingga mas bisa bersikap seperti apa pada kang Asep"

"Memang mas mau bersikap seperti apa ?"

"Ya biasa sajalah, wong semuanya sudah terjadi dan asal tahu saja, waktu adek mengusir kang Asep…"

"Ya… adek ga ngusir kang asep, tapi ngusir adek2nya yang sengit banget bicaranya…

Masa bilang kalau, aku dulu merebut kakaknya sekarang merebut gebetannya…

Ya aku usir lah"

"Ha ha ha, 3 janda itu memang kok aneh2 banget"

"Haaaah mereka janda mas ? Apan masih muda banget?"

"4 tahun lalu sudah janda kali sayang… soalnya 4 tahun lalu mas pernah main kerumah Asep dan ketemu mereka, waah mas ngacir deh kalau ketemu mereka… ganjen banget…"

"Gitu ya… kok mas tahu aku usir mereka?"

"Lha gimana mereka sepanjang jalan dekat sawah teriak2 melampiaskan kemarahan mereka, kirain ada apa, makanya mas samperin eh tahunya Si Asep dan adek2nya marah2 dijalan"

"Makanya mas buru2 pulang ya dan pelukin adek?
Makasih ya mas….
Mas sudah baik dan bijaksana menjadi seorang suami….
Ga pernah nanya2 soal masalalu dan percaya sama adek"

"Lah … kalau ga percaya ngapain dinikahi sayang?
Ada2 saja kau ini sayang…."

Suryani begitu segarnya saat ini, rupanya ada kelegaan setelah menceritakan segala kisahnya padaku…

Ketenangannya begitu tampil di wajahnya yang damai yang lelap tertidur setelah perbincangan panjang dwngan ku…

Aku masih terdiam…
Membisu dan mencoba merasai isi dadaku setelah mendengar cerita masalalu istriku yang luar biasa dengan berbagai kisah2 yang sulit diterima akal sehat…

Aku mencoba merasai dadaku menerima kenyataan bahwa Suryani telah merasakan berbagai jenis kontol yang kukira ada lebih dari 10…

Relakah aku…?
Marahkah aku atau bencikah aku ?
Lagi2 aku akhirnya dengan penuh kesyukuran menerima segala yang terjadi…
Bagaimanapun juga itu adalah masalalu yang justru harus menjadi bahanku untuk kasihan dan lebih mencintainya…

Kemudian aku bangkit dan menuju kali…
Aku pilih memang yang paling bergolak airnya dan paling dingin…
Kali ini aku ingin berendam sampai jauh menjelang pagi….


***


Aku hampir saja beranjak dari tempatku di sungai tapi aku urungkan ketika kudengar ada suara orang bercakap2 di dekatku…

Sebenarnya tak dekat2 amat sih cuma aku bisa mendengarkan mereka berbicara dengan jelas. Itu saja.

Kenapa aku memutuskan tidak beranjak dari tempatku ya karena suara yang aku dengar itu suara yang ta asing lagi…

Suara kang Asep…
Entah dengan siapa tapi rasanya aku kenal juga meski tak yakin…

"Kang, aku tadi kerumah No sesuai saran kang Darso, untungnya aku tak melihat si No, aku lihat istrinya yang ternyata si Suryani…
Beuuh… makin bahenol saja itu body kang…
Ngaceng aku…"

"Ha ha ha, ga kamu saja, kami ini disini selalu dibuat ngaceng oleh penampilan si Suryani…
Sekarang sih agak tertutup baju yang sopan, da suaminya orang yang sopan serta baik2 atau lugu ya…

Dikasih ibu2 sekampung pake baju seksi nolak soalnya… ha ha ha
Itulah mungkin kenapa Suryani jadi kaya begitu…

Entah kang Asep sama pandangan denganku atau tidak, semakin ditutup semakin pengen ngebuka bajunya aku ha ha ha"

"Bener kang, kayaknya No belum tahu liarnya Suryani dulu kita entotin ya…."

"Ha ha ha, bener kang Asep…
Sanjaya dulu sempat kau pedaya soal nikmatnya melihat istri dientotin orang lain jadinya kita2 ini ketiban pulung merasakan memek istrinya…"

"Ah itu khan jeniusnya kang Darso bisa merekam Suryani kala main denganku sehingga bisa memeras Suryani dan Sanjaya sekaligus…"

"Ha ha ha iya, kita bisa punya uang banyak, dapat juga memek istrinya…"

"Kita berlima sekarang kaya gara2 itu kang…
Cuma si Genta memang ******, bisa2nya cerita ini kedengan sama si Pitak edan itu…"

"Iyalah… tapi gara2 si Pitak yang kedanan sama memeknya Suryani, kita bisa kuras sawah nya dan pekarangannya dijual ke si No, uangnya buat kita khan awalnya buat nyari orang ngehajar si Pitak tapi berhasil dia kita kibulin ha ha ha"

"Untung si Sanjaya kontolnya sudah kamu pites ya So, kalau tidak Suryani ga bakalan bisa ngelayani kita2 karena suaminya sebenarnya sudah loyo kontolnya kamu pites… jadi we dia bisa dibujuk memuaskan istrinya pake kontol kita2 ni So…"

"Ya salahnya sendiri dia begitu sombong nantangin aku, ya gua pites habis itu kontolnya… biar dia ga sombong kalau bisa membuat istrinya tepar di tempat tidur…"

"Eh ini si Genta, Karta dan Bintara kemana ya… kok ga kesini? Katanya mau janjian buat rencana ngentotin Suryani pas hamil…

Duh memang Suryani hamil jadi tambah seksi ya…
Susunya ituloh yang ngangenin pengen nyusu saja akunya ha ha ha

Mana suaminya oon lagi…
Kaya lagi…
Bisa kita habisin semuanya itu
Ha ha ha"

"Sebentar So, ini si Karta WA aku kalau ketemuannya di desa sebelah saja…
Takut di desa ini ada yang dengar"

"Ayok lah kita kesana, lagian disini banyak nyamuk Sep enak di desa sebelah banyak cewek2 binaan si Karta"

"Ha ha ha iya ya, ayolah… kita kesana sambil bayangin kalau si Suryani jadi lontenya si Karta kayaknya laku keras de So…"

"Ha ha ha bener sep, pantasnya Suryani jadi lonte memang hot banget goyangannya…."


***


Kepergian mereka berdua memang aku lepaskan, rasanya aku ingin menghancurkan kepala si Asep sang durjana…

Sahabat yang ternyata sangat jahat itu…

Hampir saja aku mata gelap dan ingin melumat mereka berdua, cuma rasanya enak sekali kalau mereka seperti itu…

Pembalasan harus lebih kejam…
Tanpa Suryani menjadi istriku, tak akan kubiarkan mereka seenaknya…
Kali ini Suryani adalah istriku…
Calon ibu anak2ku…
Aku bertekad untuk mengembalikan harga dirinya yang diinjak2 seorang yang mengaku sahabat…

Cuuuuh…

Aku tak sadar meludah saking kesel dan marahnya…
Hari ini, biarlah aku pulang dulu membuat rencana…
Jebolan Sumarna jangan dianggap remeh kalau membuat rencana menghancurkan musuh…

Kita harus berbuat baik kepada sesama termasuk kepada orang2 yang menyakiti kita, namun kalau ada yang mengusik keluarga kita, jangan beri ampun habisi semuanya sampai habis tumpas tapis….

Itulah semboyan hidup pak Sumarna kala ada yang menghinanya atau merendahkannya sampaipun melukainya secara pribadi…
Pak Sumarna adalah orang yang sangat sabar dan toleran…

Tapi begitu urusannya adalah anak dan istrinya atau keluarganya…
Pak Sumarna bisa menjadi setan gentayangan yang paling mengerikan…
Dan itu semua selalu direncanakan matang2 tanpa saksi tanpa bekas apapun…
Bersih dan jernih…
Clean n Clear…

Aku pulang penuh kesyukuran…
Ternyata Suryani adalah korban yang harus dikasihani dan dibalaskan sakit hatinya…
Aku merasa beruntung memilikinya dan aku harus menjaganya…


***

"Mas latihan dimana ?"

"Eh sudah bangun tho sayang, sini mas peluk… eh ga jadi ding… ha ha ha mas ganti baju dulu ya…
Masih basah nih sayang…"

Sambil berganti pakaian aku bercerita...

"Mas tadi latihan di dekat air terjun sana sayang, biar ada rasanya golakan air dan dinginnya lebih nancep sih, cuma tadi mas melihat 2 orang bajingan…"

"Eh siapa mas ? Kok mas kelihatan marah betul?"

"Sini sayang, peluk mas sayang….
Biar mas bisa cerita sama adek dengan perlahan dan tanpa marah2…."

Suryani kemudian menyelusupkan badannya ke tubuhku… kemudian menggeleng2kan kepalanya di dadaku membuatku sedikit tenang…

Sembari memeluk Suryani aku bercerita bahwa sebenarnya peristiwa mengerikan yang dialami oleh Suryani itu adalah hasil rekayasa Asep yang katanya sahabat suaminya berserta 4 orang temannya…

Bahkan si Pitak juga merupakan bagian jerat mereka….
Sekalipun tanpa unsur kesengajaan...
Tapi keberadaan si Pitak merupakan yang akhirnya mereka gunakan menghabisi Sanjaya…

Suryani hanya diam mendengarkan ceritaku…
Dia hanya tersenyum mendengarkannya…
Seolah dia bersyukur aku mendengar cerita yang lebih mengerikan dibanding ceritanya padaku sore hari kemarin…

Setidaknya seolah cerita yang didengarnya barusan adalah suatu peringan bebannya...
Tapi sungguh berbeda wajahnya, ketika dia mendengar bahwa 5 orang tersebut hendak mengulangi menjebak suaminya No…

"Kurang ajar….
Kalau mereka mengusik sayangku ini, aku tak segan2 membunuh mereka semua dengan apa yang ada padaku sekarang…."

Ucapan yang sungguh sombong dan penuh keangkuhan seolah dirinya mampu melakukannya sendiri…
Tapi aku paham, dengan kemampuannya saat ini, Suryani sanggup berbuat seperti itu pada mereka berlima…
Dalam latihan2 terakhirnya aku hampir terbelalak kala dia bisa sanggup memutar mutar batu segedhe kerbau diatas kepalanya sambil beremdam di air yang dinginnya menusuk tulang…

Entah kenapa Suryani seolah berjodoh dengan ilmu warisan leluhurku itu…
Mungkin itulah kenapa ibuku sangat dekat dengannya…

"Sabar ya sayangku…
Matahariku pujaanku…
Suamimu ini akan menyelesaiakn semuanya bersih dan tandas tanpa bekas…
Sabar ya…
Sayang lagi hamil dan emosi seorang ibu tak baik buat bayinya sayang… mmmm"

"Hiks hiks hiks…
Sebenarnya aku tahu itu semua sayang…
Si Pitak di masa menyekapku menceritakan itu semua, tak terperi sakit hatiku saat itu…
Tapi aku tak berdaya…
Itulah kenapa aku mengusir mereka, tapi tak sanggup menceritakan kejelekan orang yang mengaku sahabat mas…"

"Mana ada mas punya sahabat macam begitu, sejak mendengar mereka bercerita, mas sudah putus hubungan dengannya… Cuma mas tahan diri utk tak berbuat yang bisa melampiaskan kemarahan mas sebelum bercerita soal ini padamu sayang…."

"Mas… boleh adek minta sesuatu…?"

"Apa sayang ?"

"Maafkan mereka atas semua perbuatan mereka di masa lalu, aku tak mau hidup dalam dendam dan kebencian… aku ingin bebas dengan rasa benci dan dendam mas….

Tapi kalau mereka merencanakan kejahatan di masa depan… tolong jangan sisakan mereka hidup nyaman didunia ini…
Tumpas tapis habiskan semuanya demi terjaganya orang lain dari kejahatan mereka kedepannya…"

"Duuuuh istriku….
Mas sangat bangga padamu…
Mas siap melakukan itu semua tanpa cela…
Kalau saja mereka merencanakan sesuatu yang tak baik…
Mas akan habisi semuanya tanpa sisa…."

Aku sungguh terharu dan bangga padanya yang berusaha bisa melupakan masalalunya yang penuh penderitaan padahal saat ini dia sanggup membalaskan dendamnya…..
Namun Suryaniku lebih memilih untuk melupakan da memaafkannya…


***


2-3 hari berselang, kang Asep ternyata tak sanggup bersabar aku ke rumahnya untuk berkunjung, mungkin dia ingin cepat2 merealisasikan rencananya…

Aku dan Suryani menemuninya dan berpura2 seolah aku tak pernah tahu masa lalu Suryani…
Kami berbincang sangat akrab dan dengan tulus Suryani meladeni kang Asep seolah meladeni tamu kehormatan, karena kang Asep mengaku sahabatku…

Kami berdua selalu menunjukkan kehangatan hubungan suami istri di depan kang Asep. Tak sekali Suryani memelukku dan aku menciumnya didepannya…

Kang Asep tak lama bertamu ke rumah kami, hanya sekitar sejam an lah…
Begitu dia pamit pergi, kami mengantarkannya hingga ke pagara pekarangan kami sambil berpelukan mesra…

Saat dia menghilang di kejauhan, aku dan istriku lantas masuk ke dalam rumah. Setelah itulah aku menyelinap pergi meninggalkan rumah dan mengikuti kemana si Asep pergi dari kejauhan…

Setelah keluar dari desa dan melewati area pesawahan, si Asep ternyata berbelok ke arah bukit kecil letak tanah ladangku yang kutanami kopi dan albasiah…

Aku mengambil jalan memutar seolah menjauhinya menuju ladangku di bukit sebelah bukit yang dituju oleh si Asep, ketika kulihat ada temannya memperhatikan aku…

Kebetulan aku melihat rombongan buruh tani yang memang rencananya akan memulai penanaman kopi di ladangku di sebelah sana.

"Hooi mas, sudah siapkah ?"

"Ooh pak No, kami.sudah siap pak No, bibitnya sudah kemarin di bawa ke sana pak No. Eh katanya ga jadi ikut karena ada tamu pak ?"

"Oh itu… tamunya sudah pamit pulang, katanya ada keperluan dengan kawan2nya sih, ha ha ha ya syukur saja akhirnya aku bisa melihat penanaman kopi di sebelah sana, sekalian bantu2 biar cepat kelar…"

Kami berbincang santai hingga akhirnya kami melewati kawan2 kang Asep yang aku berlagak seolah tak mengenalnya.

Kawan2 kang Asep itu tertawa melihat ku melewati mereka…

"Ha ha ha si Asep itu jago minta ampun ya…
Itu si tolol bisa dikubulinya dan seolah tak ada apa2 dengan istrinya "

"Ha ha ha dia tak tahu istrinya sudah kita jelajahi sekujur tubuhnya ha ha ha"

Aku mendengarnya sambil menahan amarah, aku teringat penderitaan Suryani namun masih bisa memaafkan kejadian lampau…

Lepas dari pandangan mereka, aku menyelinap kembali memutar arah tentunya setelah mengatakan alasan yang masuk akal pada buruh atau petani yang membantuku menanam kopi…

Dengan kecepatan yang maksimal aku menyelinap menuju areal ladang yang memang rimbun itu…

Kulihat 5 orang duduk di bebatuan besar disana…
Aku mengambil jalan memotong dan bersembunyi sekitar 5 meter dari mereka…
Kemampuanku menyelinap jauh dari bayangan orang, ilmuku memang dipelajari dengan berdasarkan salah satunya sifat air yang menyelinap menerobos lubang kecil tanpa merusak dan tanpa membuat perubahan…

"Ha ha ha, aku tadi sempat melihat si tolol keluar rumah terus kamu sempat mantau ga So…?"

"Ha ha ha si tolol itu kirain mengikuti Asep, tahunya dia di bukit sebelah sana mau nanam kopi sama petani penggarap upahannya…

Jadi ya, kita melenggang kemari"

"Tadi gimana Sep kok bisa cepet kamu bertamunya?"

"Haadeww aku cepet2 pergi ga enak sama si tolol itu takut dia curiga saja… soalnya kontolku ga kuat ngaceng luar biasa..

Suryani sekarang benar2 cantik mempesona dan semakin sexy…
Rasanya jauh lebih cantik dari dulu2 kala kita ngentotin rame2 itu…

Daripada si tolol curiga ya aku pamit saja, lagian ga tahan juga mereka mesra banget pake peluk2 dan ciuman didepanku..

Kayaknya si tolol itu ga ngerti kalau Suryani dulu pernah kita gilir….
Ha ha ha"

"Terus rencana kita bagaimana nih ?"

"Itu dia… aku melihat kalau si tolol itu suka beli2 tanah dan ladang…
Aku rasa dia punya uang yang ga sedikit di luar sana, entah dimana, sebab kayaknya dia selalu bisa beli ini itu padahal hasil panennya juga ga sebanyak yang dia beli"
.
"Terus bagaimana ?"

"Aku mau ajak dia untuk melihat2 tanah di dekat IPB sana, katanya dia mau nyoba beli2 disana, buat kos kosan karena ada pekerjanya yang mau dia sekolahkan di IPB…

Waktu melihat2 tanah itulah kita selomotin kaya kamu nyelomotin si Sanjaya So…
Kamu buat kontolnya tak berfungsi dulu..
Baru kita jalankan langkah lanjutan"

"Langkah lanjutan seperti dulu Sep?"

"Ya ga lah, Suryani sepertinya sudah tahu kalau dulu itu adalah perbuatan kita yang menjerumuskan dirinya, pasti sudah punya ancang2, lagian aku tahu kalau si Bara anak Sanjaya kaya So…
Kita kerjain si Bara dulu baru ibunya…."

"Kaya? Kaya nya bagaimana ?"

"Itu anak punya sawah dan ladang juga hasil dia dapat beasiswa dan hadiah menang lomba sampai tingkat nasional…

Semua dibelikan tanah sawah dan ladang, sawahnya dah sekali panen itu buat beli tanah lagi loh"
.
"Waah jadi semakin menarik ini…
Kita bisa lebih kaya lagi nih…
Ha ha ha …
Dapat memek dapat uang… joss"

"Terus rencananya bagaimana Sep?"

"Rencananya ya aku ajak dia ke bogor lihat tanah2 yang ditawarkan, disana kamu kerjain So…
Biar kemput itu kontolnya si No atau sekalian amblasin saja, nanti Suryani kita kerjain kalau dah ga ada suaminya…"

"Wwoooo main langsung saja nih Sep? Ya iyalah khan Suryani dah kenal kita2 ga bisa main sandiwara2an kaya kemaren…."

"Rekaman kita dulu main sama Suryani siapa yang simpan ya ?"

"Warso lah yang simpan…
Bahan colian dia soalnya itu ha ha ha"

"Iya… aku yang simpan di rumahku…
Buat ngajari lonte2 muda biar bisa cepet nirunya mereka"

"Ha ha ha memang Suryani dulu panas kali ya mainnya, kalau ada yang bisa nyamain saja bisa top itu rumah bordir lu So…."

Banyak hal yang mereka bicarakan sih…
Aku merekam semua pembicaraan dengan handphone ku yang bisa merekam seolah buat film…
Untungnya aku sedia utk hal2 semacam ini di tas pinggangku termasuk tripod kecil agar hasilnya ga goyang…

Sepertinya Darso yang harus diselesaikan dulu nih…
Dengan begitu ada unsur kejutan dalam membongkar kedok mereka…

Lagian sepertinya Darso itu bajingan yang luar biasa sehingga bisa ngumpulin gadis2 muda untuk dijadikan pemuas nafsu…

Orang2 brengsek level pertama yang harus dihabisi!!

Rekamanku ada kalau ½ jam lamanya hingga besarnya file juga lumayan…
Untung aku sdh biasa mengabadikan momen2 indah kami berdua, sehingga kali ini aku tak terkendala dengan teknologi…

Setelah mereka bubar aku masih menunggu barang setengah jam hingga yakin semua pada bubar, dan itu sebenarnya keuntungan bagiku, karena 2 diantara mereka Genta dan Bintara ternyata masih bersembunyi disekitar sana…

"Ha ha ha kecurigaan si Karta ternyata tak terbukti ya Bin… tapi Karta baik juga persiapannya dan strateginya sehingga tidak akan seperti kemaren dimana si Pitak bisa tahu…"

"Ha ha ha Genta2 kalem we, Karta itu luar biasa instingnya… dia tahu apa yang harus dilakukan dan kapan bergerak kok…"

Ternyata mereka sungguh sangat licin mengatur strategi !
Hampir saja aku ketahuan kalau buru2 pergi tadi…


***

Berbekal kemampuanku menyelinap kesana kemari, aku akhirnya bisa melewati si Genta dan Bintara…
Dan membayangi si Karta dan Darso…

Sementara si Asep sesuai dengan obrolan mereka langsung ke Bogor untuk mencari informasi tentang lokasi tanah yang ditawarkan oleh lawannya…

Sampai di kota kecamatan, Karsa dan Darso berpisah di depan rumah Karsa yang mirip dengan istana…
Besar dan mewah bak rumah2 pengusaha besar di kota…

Ternyata Karsa adalah petinggi atau pejabat di kabupaten bogor sehingga dia juga bisa membangun usahanya yang mengatasnamakan istrinya…
Di belakang layar dialah yang menjalankan semua usahanya yang tak saja besar namun juga sedikit aneh…

Dari beberapa sumber, usaha Karta seolah money loundry dalam bentuk jasa pengiriman barang2 atau ekspedisi dan konveksi…


***

Aku duduk terpekur di dalam kamar, pantas saja dulu Sanjaya bisa ditekuk sedemikian mudahmya…
Ternyata mereka ibarat gurita…
Tentunya ada banyak orang lain yang menjadi kaki tangan mereka melihat besarnya nilai uang yang mereka kelola selama ini…

Anehnya, si Asep kok kelihatannya kere ya ?
Berbeda dengan kawan2nya yang rata2 mempjnyai uang ratusan juta bahkan milyaran…?

Lagian ngapain mereka masih mau mengulik2 keluarga ku ? Uang kami total juga ga banyak ?
Ada apa ?
Kenapa ?

Yang pasti, urusan dah kadung begini, aku pasti tak akan maju sendiri, soalnya sepertinya mereka mempunyai backing yang bukan biasa2 saja…

Lagi2 aku menemui jalan buntu…
Tapi biarlah semua berjalan seperti rencana mereka dulu, aku hanya perlu hati2 dan mencoba mencari tahu alasan mereka menghancurkan keluarga Sanjaya…


***

Akhirnya si Asep datang lagi mengajakku ke Bogor kota, untuk melihat2 tanah dekat IPB yang ditawarkan murah…

Aku menyanggupi ajakannya tetapi minta waktunya diundur besok karena aku harus menjual 3 ekor sapi pesanan tetangga yang mau hajatan besar2an…
Katanya sih suruhan pak Bupati atau pak Sekda gitu entahlah..
Yang penting ada duitnya saja…
Lumayan 120 juta semuanya…
Aku bersyukur saja dengan anugerah ini…

Satu hal yang pasti, aku harus mempunyai topeng…
Aku harus bertindak seolah orang lain…
Topeng dan tas perut biar seolah tampak gendut..
Mmm itu dulu deh…
Malam ini rencananya aku menyatroni si Darso…
Sebab tanpa faktor kejutan, mereka tak akan terbuka kedoknya…

Malam ini aku akan beraksi….

***

Ha ha ha….
No sepertinya mulai mikir2 juga nih ya…
Habisnya lawannya bukan penjahat kelas kampung lagi...

Duh si No bisa ga ya meladeni permainan si Asep ?

Ha ha ha
Iyalah pasti bingung dan ga jelas rencananya
Wong ga sekolah…
Iya gitu ???
Ha ha ha

Salam Edan E
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd