Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura (NO SARA)

22: You and I


Aku dan Nura masih terus berpelukan dan saling memberikan kecupan satu sama lain. Bibir kami tak pernah lepas, lidah kami terus bertautan, saling bergelut dan tidak rela untuk berpisah. Tidak terhitung berapa lama waktu telah berlalu, setiap aku mau melepaskan bibirku dari bibir Nura, tangannya yang melingkar di leherku akan menarik diriku lagi agar kami lanjut berciuman. Setelah beberapa kali seperti itu, aku iseng mencubit putingnya dan Nura mendesah.

N: “Aaaahhhh...”
D: “Hahaha,sabar dong sayang, ambil nafas dulu bentar” kataku sambil memundurkan kepalaku lalu duduk di sebelahnya
N: “Masss, sakit tau...”
D: “Iya-iya maaf ya, abisnya nafsu amat ciumannya sampe ga boleh lepas”
N: “Ih bukan gitu mas...” jawab Nura pelan, pipinya memerah
D: “Trus apa dong?”
N: “Gapapa mas, pengen aja mas, mesra gitu hehe”
D: “Oh gitu, kirain nafsu hehe”
N: “Tau ah mas...” sambil membalikkan badannya membelakangiku
D: “Eh ngambek nih? Becanda Ra” kataku sambil membelai rambutnya dari belakang
N: “Biarin...”
D: “Yawdah deh biarin ngambek aja dulu, tampak belakangnya juga mantep”
N: “Ih mas Dhanar nih” menghadapku lalu mencubit pahaku
D: “Adududuh sakit Ra”
N: “Hmph! Abisnya gitu sih mas Dhanar”
D: “Iya maaf ya sayang, cuph” kukecup keningnya
N: “Iya mas”

Sambil beristirahat, kami lanjutkan mengobrol lagi, kami memakai waktu ini untuk saling terbuka satu sama lain. Meskipun kami sudah pernah berhubungan badan sebelumnya, tapi saat itu berbeda dibandingkan dengan sekarang. Kami sama-sama meniadakan batas dan pemisah yang ada sebelumnya. Saat ini hanya ada aku dan Nura yang saling menginginkan satu sama lain, hanya ada aku dan Nura di waktu ini, yang saling menerima satu sama lain untuk benar-benar tinggal di hati kami. Sambil mengobrol, kami mengubah posisi, sekarang aku bersender di kepala tempat tidur dan Nura duduk membelakangiku bersender kepadaku, tanganku memeluknya dari belakang.

N: “Mas, kamu pulang selasa juga kan?”
D: “Tadinya sih selasa Ra, tapi kayaknya mau reschedule jadi senin”
N: “Hah kenapa mas?”
D: “Si Rani tadi bilang selasa dia mau pergi jenguk mertuanya”
N: “Hmmm....”
D: “Kenapa Ra?”
N: “Gapapa, berarti kita misah dong mas, aku kan selasa, ntar aku sendirian”
D: “Pesawat apa jam berapa?”
N: “Pesawat B mas jam 11”
D: “Kalo gitu ikut reschedule aja Ra jadi senin”
N: “Yah belum tentu dapet lah mas”
D: “Ntar aku minta tolong temenku ya, gampang itu Ra”
N: “Iya mas...”
D: “Pengen bareng-bareng terus ya?”
N: “Hmmm...” Nura tidak menjawab dan hanya menganggukkan kepalanya
D: “Kan di sana juga kita bisa bareng Ra”
N: “Bareng gimana mas?Kan arah pulangnya juga beda”
D: “Ya aku pulang ke rumah kamu aja atau kamu yang pulang ke rumah aku”
N: “Ih mas nih aneh-aneh aja”
D: “Yakin deh, bisa aja kalo mau bareng-bareng, lagian di kantor kan juga bisa”
N: “Ga bisa lah di kantor mas, ga enak sama yang lain kalo keliatan, ntar kalo ketahuan gimana?”
D: “Emang mau ngapain Ra?kok ga enak kalo keliatan?”
N: “Eh itu mas, maksudnya kalo berduaan terus nanti bikin salah sangka”
D: “Oh gitu, kirain mau ngapain hehe”
N: “Mas nih ah”
D: “Hehehe, biarin aja yang lain liat sih Ra”
N: “Tapi kan, aku sama kamu sama-sama udah punya mas...”
D: “Iya-iya tenang aja Ra, kalo kamu gamau mereka tahu ga akan ada yang tahu kok, aku sih ga masalah mau mereka tahu atau ga”
N: “Ih mas Dhanar ini daritadi ya” katanya sambil mencubit pahaku
D: “Dih nyubit mulu, sakit kali Ra”
N: “Biarin aja”
D: “Cium nih” kataku sambil berusaha mencium bibir Nura dari belakang

Nura pun berusaha menghindari ciumanku dan aku terus berusaha mencium bibirnya, tapi karena posisiku di belakangnya, jadi sulit untuk bisa mencium bibir Nura jika dia terus menghindar. Akhirnya aku mulai menciumi lehernya dan Nura hanya tertawa kegelian. Aku terus menciumi lehernya lalu beralih ke telinga nya. Nura yang awalnya tertawa menahan geli mulai memejamkan matanya. Aku terus melanjutkan kecupanku pada telinga dan lehernya, tanganku yang memeluknya dari belakang mulai mengelus perut dan pinggulnya.

Nura akhirnya mengarahkan mukanya ke arahku dengan tatapan sayu lalu menggunakan satu tangannya menarik kepalaku untuk mendekat dan kamipun berciuman. Sambil berciuman, tanganku mulai mengarah ke bagian yang paling kusuka dari tubuh seorang wanita, tak lain dan tak bukan yaitu payudara nya. Kuelus-elus payudara Nura, lalu kuberikan remasan-remasan lembut sambil sesekali kusenggol putingnya yang sudah menegang. Tangan kananku lalu kuarahkan ke selangkangannya dan mulai kumainkan jari-jariku di vagina Nura.

N: “Mmmpphhh...”

Sambil mendesah Nura sambil terus memagut bibirku. Lalu Nura menggeser sedikit tubuhnya dan tangan satunya mengarah ke penisku yang juga sudah menegang lagi. Saat menemukan penisku, Nura lalu menggenggam penisku dan meremas-remasnya. Kini tangan kiriku sedang meremas-remas payudara kiri Nura dan sesekali memainkan putingnya, tangan kananku mencari-cari letak klitorisnya sambil terus memainkan vagina Nura yang mulai basah. Kami benar-benar menikmati setiap rangsangan yang kami berikan kepada satu sama lain. Lalu Nura menghentikan ciumannya padaku dan membalikkan badannya ke arahku dan bersimpu di depanku.

N: “Mas...”
D: “Iya Ra...”
N: “Aku...pengen mas...”

Tanpa menjawabnya aku hanya tersenyum lalu menarik kepalanya dan mencium bibir Nura lagi, Nura pun membalas ciumanku dengan lebih ganas dari sebelumnya. Lalu Nura menghentikan lagi ciumannya kepadaku dan menurunkan kepalanya hingga dia menungging dan kepalanya sejajar dengan penisku, tanpa berkata apa-apa Nura langsung memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Ia memaju mundurkan mulutnya di penisku dengan tempo yang cukup cepat.

D: “Terus Ra..enakkhh”
N: “Slluurpp...sluurppp”

Kali ini Nura bergerak sendiri sedangkan pinggulku hanya diam menikmati servis darinya di penisku. Aku pun mengarahkan kedua tanganku ke payudaranya yang sedang menggantung, memberikan remasan dan puntiran di payudaranya dan putingnya. Terdengar sambil terus memberikan kocokan pada penisku menggunakan mulutnya dan tangannya, Nura juga sambil melenguh karena menerima serangan pada payudaranya. Nura tiba-tiba melepaskan penisku dari mulutnya dan beranjak bangun lalu berjongkok dan mengangkangi penisku. Matanya dengan sayu menatap mataku, gairah terpancar dari wajahnya, lalu dia tersenyum padaku. Nura lalu memegang penisku dengan satu tangannya dan tangan satunya lagi bertumpu di pundakku. Dia arahkan kepala penisku ke bibir bawahnya, dan saat sudah tepat di mulut vagina nya, perlahan Nura mulai menurunkan tubuhnya.

N: “Nnggghhh...mas diam aja ya, kali ini biar aku aja mas”

Aku hanya tersenyum kepadanya. Nura mulai melenguh saat penisku mulai menyeruak masuk ke dalam vagina nya yang basah, ia mendiamkan sejenak penisku di dalam, lalu ia menaikkan sedikit pinggulnya dan mulai menurunkannya lagi lalu berusaha sedikit demi sedikit menekan hingga semakin banyak bagian penisku yang tertelan oleh vagina Nura, terus ia ulangi secara perlahan hingga akhirnya lebih dari setengah penisku sudah masuk ke dalam vagina nya. Selama proses itu berlangsung, kami terus bertatapan dan tersenyum satu sama lain.

--ooo--

‘Tonight, I celebrate my love for you
It seems the natural thing to do
Tonight, no one's gonna find us
We'll leave the world behind us
When I make love to you

Tonight, I celebrate my love for you
And hope that deep inside you'll feel it too
Tonight, our spirits will be climbing
To a sky filled up with diamonds
When I make love to you, tonight’

--ooo--

Diiringi lagu yang terus masih terputar dari HP ku, Nura mulai memompa vagina nya pada penisku. Matanya masih terus menatapku dengan senyuman pada bibirnya. Akhirnya kutarik kepalanya dan kami pun berciuman mesra. Sambil terus berciuman, kocokan vagina Nura pada penisku tidak berhenti dan terus berlanjut. Cengkraman dinding-dinding vagina Nura pada batang penisku membuat penisku berasa dipijat-pijat, begitu nikmat terasa. Nura terus menaik turunkan pinggulnya secara perlahan, bibirku dan bibirnya tetap berpagutan, satu tangan Nura masih bertumpu di pundakku, dan tangan lainnya memegangi belakang kepalaku agar ciumannya tidak terlepas sambil dia terus mengocok vagina nya di penisku. Satu tanganku mulai menjelajahi tubuhnya, tubuh yang sudah pernah kujamah, tapi reaksi Nura saat kujamah tubuhnya membuatku tidak lelah dan bosan untuk terus menyentuhnya. Tanganku yang lainnya bermain di tempat favoritku, payudaranya, secara bergantian.

Nura mulai mempercepat tempo kocokan vagina nya di penisku, kulepaskan ciumanku dan langsung kulahap payudara kirinya, sedangkan kedua tanganku meremas-remas pantatnya, tapi tetap kubiarkan Nura mengatur tempo permainan ini sesuai permintaannya tadi. Nura sudah tak malu untuk mendesah dan menikmati permainan ini, desahan semakin sering keluar dari mulutnya dan volume suaranya pun sudah tak ia tahan lagi.

N: “Masshhh...aku sukaahhh...ahhh...ahhhh”
D: “Sluurpp...sllurpphhh...”
N: “Terusshhh masshh...”

Tiba-tiba Nura menghentakkan pinggulnya dengan kuat sehingga penisku masuk semakin dalam ke vagina nya.

N: “Mentokkhhh....”

Lalu Nura menarik kepalaku dan melepaskan mulutku yang sedang bergerilya di payudaranya, saat sudah terlepas Nura langsung menciumi seluruh wajahku hingga akhirnya berlabuh di bibirku. Kami berciuman lagi, sementara terasa vagina nya memijat-mijat penisku dengan kencang disertai dengan semburan-semburan hangat cairan orgasme nya. Kami terus berciuman hingga akhirnya Nura melepas bibirku dari bibirnya dan memelukku kencang, kubalas pelukan Nura dengan erat sambil kunikmati pijatan vagina Nura di penisku.

N: “Mas, kamu bikin aku keluar lagi” kata Nura sambil tersenyum kepadaku
D: “Mau istirahat dulu Ra?”
N: “Kamu belum kan mas?”

Aku hanya tersenyum tanpa menjawabnya.

N: “Kamu lanjutin aja mas, tapi gapapa kan kamu yang gerak?”
D: “Ya gapapa lah Ra, cuph” jawabku sambil mengecup pipinya
N: “Ayo mas” balas Nura sambil tersenyum meskipun terlihat wajahnya kelelahan

Tanpa menjawabnya lagi, kupeluk Nura lalu kubaringkan ia di kasur dengan penisku masih di dalam vagina nya. Kukecup bibirnya, lalu aku mengatur posisi agar lebih memudahkan pergerakanku, setelah itu mulai kugenjot vagina Nura sambil kami melanjutkan berciuman. Nura melingkarkan kedua tangannya di leherku, kucium Nura dengan ganas dan Nura pun meski lelah, tetap berusaha mengimbangi keganasanku. Kugenjot Nura langsung dengan tempo sedang, tanganku tetap memainkan payudara nya. Kulepaskan ciumanku dan kuarahkan bibirku ke arah payudara nya, begitu tepat di depan payudara Nura, langsung kulahap puting nya dan kuhisap dengan kuat.

N: “Aaaaahhhh...masshhhh...”

Kuberikan jilatan, gigitan kecil dan juga hisapan pada puting Nura yang membuat Nura semakin kebelingsatan. Dia meremas-remas rambutku dan kadang mendorong kepalaku semakin dalam ke payudara nya, Nura juga melingkarkan kakinya ke pinggangku sehingga posisi pinggulnya semakin naik dan lebih memudahkan ku untuk melakukan tugasku menggenjot vagina nya. Kunaikkan tempo genjotanku pada vagina Nura menjadi lebih cepat yang membuat Nura terus mendesah.

N: “Masshhh..aahhhh...enaakkkhh...aahhh...terusshhhh”
D: “Raa, enakkk bangetthhh”
N: “Iyaah massshhh...tititnyaa enaakkhhh...”
D: “Bukan titit dong sayaangg”
N: “Kontollll...mas enaakkhhh...eeuughh”

Sambil terus kugenjot, aku menikmati juga pemandangan payudara Nura yang bergerak seirama dengan hentakan kontolku pada memeknya. Payudara Nura bergerak naik turun dengan guncangan-guncangan yang membuat payudara nya semakin terlihat indah. Jujur saja pemandangan itu membuat nafsuku makin tidak karuan.

N: “Masshh..sampeee”

Nura langsung memelukku erat dan badannya bergetar, lagi dan lagi kurasakan semburan cairan orgasme Nura kurasakan memandikan kontolku di dalam memeknya. Kuhentikan dulu genjotanku agar Nura bisa menikmati orgasmenya sampai akhirnya kurasakan semburan itu selesai.

D: “Ra maaf tapi kulanjut ya aku juga udah mau sampe sayang”
N: “Hhhh...iyaahh..” jawabnya lemas

Langsung kulanjutkan memompa memek Nura lagi dalam posisi yang sama. Aku merasakan titik puncak semakin dekat, langsung ku gas dengan lebih semangat.

D: “Ra, aku keluar sayaangghh,”
N: “Iyaa masshh”

Saat kurasakan titik puncak itu datang, kuhentakkan sekencang dan sedalam-dalamnya kontolku ke dalam memek Nura.

N: “Aaahhh...massshhh...angeettttt”
D: “Uuughhhh”

Kusemburkan lahar panasku ke dalam rahim Nura sekitar 7 sampai 8 kali semprotan.

N: “Masshh...angeettt bangeett..penuh masshh”
D: “Enakkh banget sayaang”

Kudiamkan kontolku di memek Nura selama beberapa saat, lalu tiba-tiba Nura mendorongku.

D: “Ra kenapa?” tanyaku dengan terkejut

Dan yang lebih membuatku terkejut, Nura langsung bangun dan menuju ke arah kontolku dan langsung melahapnya. Ia menyedot-nyedot kontolku di dalam mulutnya, kurasa agak geli kontolku dan enak sekali.

N: “Sluurrpp...slluurrpp”
D: “Oohhh..enak sayaang”

Kubelai-belai rambut Nura sambil dia terus melahap kontolku.

D: “Sambil diurut Ra kontolku dari bawah ke atas”

Nura yang mendengar itu langsung mengikuti instruksiku. Sambil menyedot kontolku, dia urut-urut kontolku dari pangkal sampai mendekati kepala kontolku. Sampai mungkin dia tidak merasakan lagi ada cairan spermaku yang keluar baru akhirnya Nura mencabut kontolku dari mulutnya.

‘plop’

‘glek’

D: “Eh?” lagi-lagi aku terkejut

Nura melihatku lalu tersenyum.

D: “Ditelen Ra?”
N: “Iya mas hehe”
D: “Kok?Kenapa?”
N: “Gatau mas tiba-tiba aku pengen aja”

Jawab Nura lalu menyenderkan tubuhnya di tubuhku dan kepalanya di pundakku.

D: “Semoga jadi hehe”
N: “Jadi apanya mas?”
D: “Ya itu calon adeknya Rina dan Rini”
N: “Hmm...iya mass” jawab Nura pelan
D: “Hah?Apa?”
N: “Semoga jadi benihnya mas hehe”

Aku yang mendengar jawaban Nura lalu tersenyum. Kubelai-belai rambutnya pelan, dan tanganku satunya memeluk Nura. Nura pun melingkarkan kedua tangannya di tubuhku. Tiba-tiba...

“Duh duh duh mesranya”
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd