Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Story, My experience (Include Q&A, T&T, Pict, Vid) (Update 29 Februari)

Podcast


  • Total voters
    844
Woow panjang bener ini. Izin bookmark dulu yah hu.....Koleksinya bukan kaleng bujud 👏🏽👏🏽👏🏽👍🏽
 
Keren huu.. Gaya bicaranya asyik dan natural... Plus suhunya jg santun santuy orgnya.. Seruu
 
Waah keren sih ini hu, baca dari page 1 marathon sampe di page ini gak bosen2.. tata bahasa nya dan alur cerita nya bisa bikin orang tertarik.. siap menunggu lanjutan kisah nya nih hu
 
Summary : Anak anak merencakan untuk liburan dengan menyewa sebuah Villa, karena dirasa gue yang paling “kenal” dengan wilayah kota ini, akhirnya diputuskanlah gue untuk mencari Villa yang cocok dan ternyata Ayu yang juga mempunyai waktu luang memutuskan untuk menemani gue mencari Villa, apa yang akan terjadi selanjutnya?...



Villa ini tempatnya lumayan terjangkau juga, meskipun terletak seperti diperbukitan tapi tidak membuat tempat ini tidak terjangkau, pepohonan yang asri dan suasana gunung juga membuat udara disekitar terkesan sejuk dan dingin, bangunan Villa yang memang lumayan tua namun masih terlihat kokoh seperti yang kita bisa liat di film atau sinetron sinetron

Banyaknya lukisan lukisan yang terbuat dari cat air menambah kesan “something” di seisi villa, disaat gue berkeliling gue mendapati sebuah lukisan tua di ruang tengah, lukisan yang menyerupai sesosok Wanita seperti halnya lukisan Monalisa, tetapi yang terpampang adalah Wanita yang menggunakan kemben jawa berwarna kehijauan, sama persis dengan lukisan lukisan tua yang pernah gue lihat di film film horror pada umumnya.

Namun karena memang “alarm” gue tidak bereaksi terhadap sekitar alhasil gue hanya melihat sekilas seakan tidak ada yang aneh dengan apa yang ada di Villa tua ini.

“Yuk Ril, jadi ga cari makannya?” Ayu muncul dari dalam kamar dengan pakaian casual, t-shirt lengan pendek berwarna putih dan sweater merah terlihat cantik dan anggun

“Oh ok, yuk”



Langit mendung dan ditambah dinginnya suasana perbukitan membuat suasana menjadi semakin sendu, Ayu yang sedang gue bonceng tiba tiba mempererat pelukannya sehingga dadanya yang hanya berlapis bra dan juga t-shirtnya itu menempel di punggung, bau harum parfum miliknya yang terasa fresh dan juga entah kenapa menggugah dan lumayan mengusik mental juga tak luput dari indra penciuman.



Gue yang mungkin sudah terbiasa dengan gelagat para Wanita ini tidak menganggap ini suatu hal yang berbeda karna mungkin saja memang karena hawa dingin yang menyelimuti kami berdua membuat Ayu mencari kehangatan dan juga mungkin mengakrabkan diri karena memang sudah terlalu lama kami tidak bertemu dan mengobrol lebih dalam.

Dari yang awalnya say hi dan mengenang masa lalu kini didekatkan dengan situasi, dengan umur yang sudah matang tentunya tidak ada pemikiran pemikiran seperti halnya seorang laki laki yang sedang kasmaran sehingga gue masih bisa tetap mengobrol dengan nyaman dan tampaknya Ayu juga berpikiran serupa karena tidak ada gerakan lain selain memeluk erat.

Hujan rintik kini turun membasahi setiap sudut disertai bau hujan khas saat terkena tanah menambah kesan “sendu”, untungnya kami berdua sudah berada di Villa sembari menonton tv yang memang sudah disediakan.

Ayu duduk disamping gue di sebuah sofa panjang, meskipun bersebelahan namun tetap ada jarak dan sela diantara kami



“Ril, emang km bisa kyk gitu sudah lama ya?”

“Yang di grup maksudnya?”

Ayu mengangguk sembari memiringkan kepalanya

“Mau tau banget atau mau tau aja? Hahahah”

“Yeee malah bercanda, serius ish”

“Yaaa musibah aja sih yuu, namanya idup ga ada yang tau gimana gimana kan prosesnya”

“Terus menurut km, aku gimana?”

“Gimana apanya nih?”

“Yaaa ga tau ish, ya menurut km gitu, penilaiannya kan missal tuh Putri cantik, baik gitu gituu”

“lho udh kan tadi? Kurang emng? oalah tau aku, bersaing nih ceritanya? Hahaha”

“Ish ga tau ah, bodo”

Ayu memasang wajah cemberutnya, pipinya terlihat tampak kenyal serasa ingin mencubit dan juga menggoda lebih jauh

“hmm ya udh sini mana tangannya”

Ayu mau ga mau bergeser untuk mendekat, dan kembali gue rasakan halusnya tangan mungilnya jika dibandingkan ama tangan gue yang udah kasar layaknya amplas ini

“Lhoo belum apa apa kok udh gemetar yuu? Hahaha”

“Ish, ya kan deg deg an ril, ntar km liat yang aneh aneh lagii”

Gue cuman tersenyum sembari kembali focus untuk “membaca” garis tangannya

“Yah seperti yg gue bilang tadi sih, selain hal yg gue sebutkan km terlalu ovt yuu, aku tau sih klo memang namanya hidup pasti belok belok tpi ya itu kan udh kejadian, itu pilihan km, ya jalanin aja…”

“…..” mata Ayu berbinar menatap kearah gue, tangannya masih gue pegang dan pause moment ini ga berlangsung lama karna gue kembali memberikan gambaran tentang yang dia rasakan selama ini.

Kecemasan dalam berumah tangga akan selalu ada memang, cemas memikirkan ekonomi, cemas memikirkan keadaan masing masing keluarga, cemas kebutuhan biologis yang memang seakan akan ga habis, karna pandangan gue terhadap pernikahan juga cukup terbatas karna gue sendiri masih jomblo namun melihat dan merasakan apa yang orang orang ceritakan dan liat cukup membuat gue bisa menyimpulkan secara garis besar.

“Tapi menurut km nih Ril, wajar ga sih klo istri menuntut ini itu?”

“Ya wajar wajar aja sih selama ga menuntut diluar kendali atau situasi”

“Misalnya Ril?”

“Ya misal kekuatan ekonomi orang sekian, tpi istri ngelunjak minta keinginannya terpenuhi, apa ga menyusahkan itu?”

“Yah oke lah klo ekonomi ril, klo kebutuhan lain gimana?”

“Kebutuhan apa tuhh?” gue tersenyum menggoda karena memang gue tau arahnya

Ayu menarik tangannya dan mencubit pinggang gue sambil mengalihkan muka

“Yah namanya berkeluarga ya pasti bisa diobrolin atuh, emang ga bisa di obrolin nih yu?”

“ga tau ril, malu aku tuh… bingung juga apalagi klo anak anak cerita kok kayak beda aja ama yg aku alamin, aku positif thinking klo memang ya bukan hal yang patut dipermasalahkan cuman y itu tadi karna seringnya omongan yang masuk mau ga mau ya ikut mikir gitu”

“Kalau menurutku sih yu, beda beda sih, aku nemuin banyak orang yang kebutuhan ‘itu’ ya emang ga terlalu penting juga selain ya mungkin kegiatan buat punya keturunan aja, tapi klo aku sendiri ya kegiatan yang wajib ada sih…”

“Nah itu sih ril yang aku bingunin sekarang, mangkanya jadi kyk ya udh gitu mau dipikirin susah, ga dipikirin yak kok masuk terus sih”

“Terus gimana tanggapan suami?”

“Ya gpp katanya, dia ngajak kok, tpi ya gitu ah”

“Lha gimana? Udah bagus kan diajak tuh?”

“Yaaa bingung mau jelasinnya gmn ish, orang baru pertama kali juga ini cerita ke orang lain”

“Kamu ga dapet enaknya gitu?”

“Ya dapet…”

“Kurang puas?”



Ayu terdiam sembari seperti memikirkan lebih dalam



“Udah diomongin juga yang ini?”

“Udah sih ril, cuman ya kyk iya iya aja…”



Gue sendiri bingung karena sudah masuk ranah pribadi dan entah kenapa kebanyakan seperti ini curhatan dari byk Wanita, ga puas dan semacamnya karena jujur gue sendiri kalau ditanya apakah puas? Ya bisa dibilang puas setiap “bergulat” dengan bidadari lain, tapi apakah mereka juga merasakan hal yang sama? Itu yang gue belum bisa jawab, bisa saja di mulut puas tapi di hati masih mengharapkan kepuasan lebih seperti yang terjadi pada Ayu sekarang



“Terus maunya gimana emng sekarang?”

“Ya ga tau…”

“Hmm, aku ga tau sih yu gimana “maennya” kalian, karna aku juga ga berani liat, cuman ya kykny kurang lama di foreplay mungkin?”

“Maksudnya ril?”

“Pernah nonton film gitu gitu ga sih km?”

“Pernah sih ril, tpi ga lama ga tau jijik hehe”

“Susah sih klo itu….”

“Emang harus ril?”

“Lebih ke buat belajar ga sih?”

“Belajar? Maksudnya ril?”

“Ya intiny km omongin ama suami gimana gimananya, ini aku bilang gini gpp ga sih? Takut salah ngomong tar…”

“Gpp ril, aku udah buntu ga tau gimana gimananya, siapa tau km bisa bantu cari jalan keluarnya?”



Langit mendung menjadi semakin gelap saat magrib tiba, suasana basah dan dingin menjadi lebih terasa saat matahari yang mulai tenggelam perlahan, sementara di dalam villa obrolan semakin tak tentu arah dan mendalam, namun karna gue juga menghormati gue ga berpikir terlalu dalam



“Ya harus mau belajar sih yu, foreplay juga sih harusnya klo mau…”

“Nah foreplay itu kyk gimana ril?” wajahnya melihat kearah gue, tidak ada perasaan nafsu atau apa dan gue lihat murni karna ingin tahu…

“Misal ciuman gitu yuu, atau ya gitu deh, duh kok malah aku yang belum nikah gini jelasin…” gue kembali garuk garuk kepala karna seperti tak masuk akal rasanya memberikan nasihat sementara gue sendiri masih sendiri dan belum pernah menikah meskipun kegiatan bercocok tanam sudah…

“Yaaa tapi kan km bisa tau ril, aku penasaran aja karena kyk ngerasa nyaman aja ngomonginnya klo sama km ril, bisa gitu ya?”



Gue tatap matanya dan kini kami berdua saling menatap, hanya terdengar dengusan nafas yang perlahan terasa hangat disela heningnya malam dan dinginnya hujan



“Hahh… sugesti mu kali yuuu” gue tersenyum sembari bersandar sambil melemparkan pandangan ke arah tv yang seakan menonton kami berdua…



Ayu menyanggah kepalanya menggunakan kedua tangannya, sikapnya yang seperti kekanak kanakan terkadang terlupakan kalau sebenarnya dia sudah menjadi seorang istri



“Pelit ahhh, klo yang lain aja di bantu huuu…”

“Ya ga gitu juga, emng km tau aku bantu apa?”

“Ga tau sih hehehe… tapi ya udah deh klo km ga mau bantu ril…”



Gue berada di posisi serba salah, disatu sisi kondisi ini mengingatkan gue dengan kondisi Dyas yang mempunyai masalah dengan suaminya, dan Ayu juga hampir sama yang berbeda adalah tampaknya sikap suami Ayu jauh berbeda dengan suami Dyas, jika dicari kesamaan mungkin kasus Ayu sama dengan kasus mba Rika dahulu karna ketidak tauan dalam melakukan hubungan suami istri alias polos…



Ayu beranjak dari duduknya dan kedapur untuk mengambil beberapa cemilan yang tadi kami beli, sementara tatapan gue masih ke arah tv, namun pikiran sudah kemana mana…



Momentum kami berdua seakan hilang setelah Ayu beranjak karena gue juga tipe yang pasif akhirnya hanya obrolan ringan yang terjadi, mengenang masa masa kecil dulu, tertawa kecil sembari menonton tv yang akhirnya menjadi focus kami berdua



Waktu tak terasa juga semakin malam, sementara badan yang tadinya memang capek sudah memberikan sinyal untuk beristirahat



Kamar di Villa ini tampak berbeda, entah jika memang Villa modelannya seperti ini kebanyakan, namun yang gue tempati ini, kamarnya sangat luas, mungkin bisa jadi 2 kamar yang digabung jadi 1 atau bahkan 3x karena ada total 4 queen bed yang ditata sedemikian rupa, ada total 4 kamar jadi kurang lebih ada total 16 queen bed yang tersedia dan bisa digunakan, karena kamar banyak otomatis gue dan Ayu berada dikamar terpisah meskipun kamarnya berdekatan.



Dengan nuansa malam hari dan juga kondisi Villa yang lumayan “tua” membuat suasana juga terasa lebih mencekam, Villa yang notabene besar malah terasa sepi karena hanya 2 orang yang menginap…



Malam memang cukup mendukung untuk beristirahat, meskipun tidak ada AC dan kipas angin tapi karena memang kondisi hujan rintik dan juga di dataran tinggi terasa cukup dingin

Entah berapa lama gue terlelap, badan gue terasa digoyang goyang sehingga mau ga mau akhirnya gue membuka mata dan menemukan Ayu sedang berusaha membangunkan gue



“Eh yuu. ga tidur?” gue mengucek mata dan mencoba melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 11 malam

“ga bisa tidur ril, takut hehe… aku boleh tidur di Kasur satunya yaa?”

“Oalah, ya tidur aja yuuu, kasurnya byk tuh…”

“Hehehe kirain ga bolehh, makasih…”



Gue melihat Ayu dengan tshirt yang sama bersiap untuk tidur, dan karena memang ga ada pikiran aneh aneh juga akhirnya gue memutuskan untuk melanjutkan tidur…



Gue kembali merasakan sesuatu yang membuat gue terbangun dan ternyata gue mendapati Ayu yang tengah memeluk gue ditengah tidurnya, bau badan khas seorang Wanita dan dengan bau parfumnya membuat bau khas juga, karena Ayu lumayan pendek sekitar 150an jadi gue bisa mencium aroma shampoo yang tersisa dari rambutnya yang dengan reflek gue elus elus, tampaknya Ayu juga kelelahan jadi ga ada respon berlebih dari dia, entah kenapa memang gue tidak ada pemikiran aneh aneh waktu itu jadi gue memeluk lebih erat Ayu dan mencium rambutnya dan kembali tidur…



Saat gue terbangun disubuh hari gue tidak menemukan Ayu di Kasur yang sama, sembari mengumpulkan kesadaran gue mencoba untuk mencuci muka dan mencari Ayu yang ternyata dia berada dipinggir kolam, sedang terpaku seakan melamun dengan tatapan kosong kearah sang fajar terbit



“Yuu…” gue melangkah kearah Ayu duduk dipinggir kolam, dia menoleh, wajahnya yang tanpa make up dan juga khas wajah bangun tidur membuat Ayu terlihat cantik

“Eh ril, maap ya kemaren hehe. Ga bisa tidurr…” Ayu tersenyum hingga terlihat lesung pipinya

“Maap kenapa nih?” gue pura pura ga sadar dan duduk di sebelahnya

“Ya… ga ada sih, ya ngerepotin aja aku tuh…” Ayu menunduk sembari menyilangkan kakinya, terlihat kedinginan karena subuh hari dan bekas hujan semalam



Air kolam juga seakan ikut terdiam saat kami berdua termenung mencari bahan obrolan, tapi tiba tiba saja kepala gue ditarik dan bibir gue dikecup…



Kecupan bibir mungilnya bisa gue rasakan kehangatannya disela sela rasa dingin yang mengarah di badan, tidak ada kata kata yang terucap hanya bibir yang bertemu tanpa ada gerakan lain…

1 detik

2 detik.

3 detik

Waktu seakan ikut berhenti namun setelah beberapa detik, kecupan itu terlepas, gue hanya bisa mendengar hembusan nafas hangatnya yang seakan bergetar…

“Makasih ya ril, sekali lagi…



To be continued
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd