Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA My Only Sunshine - TAMAT

Bimabet
DEK LALA KOK GITU SIH?! :galau:

Alias

Kok kentang?! :galak:
Nice update.
Ditunggu ena" sama Lala, suhu Tama. Ehehehehehehehehehe
 
Tiba-tiba lala ...
Tiba-tiba hamil kan repot kak.....

Ini sebenarnya jadi perdebatan saya sendiri, yang bener itu Fiancé atau Fiancée sih hu?
Artinya kan sama

Alias

Kampret kau, Tama :elu::elu:
Kak Ads, tenang ka ads :( Gre gak dibawa-bawa kok tenang aja..

Kasian dek Lala baru legal berapa hari udah masuk stensilan. Ckck.

Fresh from the oven
Yang penting sudah sah~~

Awas ya kalo nggak!
Ah..
Anu..
ya sekali pucchi tetep pucchi dong....
he...

Fiance buat laki, fiancee buat cewek
noted. sudah dikoreksi hu, terimakasih~

Yak untung lala, zee jan sampe kena wkwowlwlk
Zee kebawa, auto banned wkwkwk~

DEK LALA KOK GITU SIH?! :galau:

Alias

Kok kentang?! :galak:
Nice update.
Ditunggu ena" sama Lala, suhu Tama. Ehehehehehehehehehe
Iya nyicil bab 5 jadi segitu dulu updatenya ehehehehe, kalo hari ini acc yaa mungkin minggu depan ada update baru~

iya kak ini mau dinikmatin tapi kok ya kentang :sendiri:
saya suka kentang :3

cium~ cium~ cium~ cium~

Njeeeng kentang, alias mantap dai diexplore gen 7nya mantap huuu
ingin memberi warna baru di forum favorit kita semua ini kak ehehehehe
 
Kalau Zee, adiknya Tama... Berarti Fadli tuh ayahnya Tama?
Tapi karena ini cerita fiksi ya nggak usah dipikirin :)
 
Kalau Zee, adiknya Tama... Berarti Fadli tuh ayahnya Tama?
Tapi karena ini cerita fiksi ya nggak usah dipikirin :)
Di dunia pararel ini, ayahnya Tama dan Zee yang punya FX kak hehehe~

Akademi udah berani nakal :hore:
diajarin KepSek nya kak mwehehehe

Ternyata dek lala lebih ganas dari yg saya kira wkwkw
Saya aja kaget Lala binal banget :(

Oh, ya udah
*pasang muka polos + duduk diem
(Masuk mode anteng)
tapi gatau kak beberapa part kedepan hehe:pandaketawa::pandaketawa::pandaketawa:
 
tapi gatau kak beberapa part kedepan hehe:pandaketawa::pandaketawa::pandaketawa:

Lho, kok gatau?
Situ kan penulisnya, masa gatau part ke depannya gimana?
Kalo penulisnya aja gatau, gimana kita para pembaca.
(Abaikan saja, ini jawaban ngelantur :pandaketawa: )
 
Extra –

Part ini tidak ada keterkaitannya dengan part berikutnya ataupun sebelumnya, jadi kalo mau skip yaa gapapa sih skip aja. Ditulis karena ingat aja ini.


--


Sebuah kota, 4 Januari 2019


Aku melempar sebundel kertas dengan dua buah tanda-tangan di halaman depannya. Rasanya baru kemarin aku memulai perjalananku di kota ini, setelah merantau dari sebuah kota yang selalu dikatakan terlahir ketika Tuhan sedang tersenyum. Seseorang bangkit dari tidurnya, berjalan sembari mengucek mata menuju arahku.

“Selamat sore~.” Bisiknya, lalu mengecup pipiku. Aku balas mengecup bibirnya sebentar.

“Selamat ya.“ Ia duduk di kursi di sebelahku sembari mengambil bundelan dokumen itu.

“Makasih sayang.” Aku mengelus pucuk kepalanya. Ia mengangguk pelan.

“Ayo siap-siap, nanti kan kamu harus balik ke Jakarta.” Aku berdiri sembari melepas kemejaku dan melemparnya ke keranjang baju kotor. Gadis itu berdiri dari duduknya. Rambut pendeknya bergoyang-goyang.

“Gak kerasa ya, liburanku disini udah mau selesai aja. Perasaan kemarin kamu baru jemput aku disini.” Ia berucap pelan. Aku tersenyum lalu mengacak-acak rambutnya.

“Ya gimana lagi kan, ini komitmen kita sejak awal.” Aku bergegas mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Langkahku dihentikan genggaman tangannya.

“Makasih udah mau jadi tour guide aku disini ya. Maaf ngerepotin. Selamat lulus, selamat menuju dunia seutuhnya. Sering-sering main ke Jakarta.” Ia memelukku, lalu menangis.

“Kembali kasih, cinta. Maaf aku gak bisa maksimal nemenin kamu jalan-jalan disini karena harus ada bimbingan dan kawan-kawannya. Terimakasih sudah mengunjungiku disini. Aku janji, setelah ini, aku akan sering temuin kamu disana.” Aku membalas pelukannya. Setelah beberapa saat, pelukan kami terlepas. Ia bergegas menuju kopernya. Membereskan beberapa pakaiannya. Sebelum melangkahkan ke wc, aku sempatkan menoleh ke arahnya.

“Tapi nanti ajarin cara nonton di Teater ya.” ucapku yang dibalas tawa gadis itu.

“Bilang aja, temennya member."

“Oh jadi kita temen?”

“Emang kita temen?”

“Gatau, kamu cuman satu.”

“Yang kayak kamu banyak. Yang aku sayang cuman kamu.”











“WIBU LU!”

“BLINK LU!”


--
 
Part 4 – Academy Attack

“I’m yours, kak.” Lala berbisik dengan mesranya. Ia mendorong tubuhku ke lantai. Aku tidak menyangka dia bisa sebinal ini, karena sejak tadi dirumah ia lebih banyak diam. Tanganku bergerak menuju kaitan bh nya, dan melepasnya. Toketnya yang ‘pas di genggam’ itu bergoyang-goyang sesaat setelah terbebaskan dari penutupnya. Putingnya sudah mengacung tegang.

Sange bener ni anak.

Lala segera melahap bibirku kembali. Lidahnya berusaha bermain dengan rongga mulutku, berusaha mencari dimana lidahku. Setelah bertemu, ia melilitnya dan melahapnya ganas. Aku mendorong tubuhnya sedikit. Ciuman kami terlepas, membuat beberapa liur kami menetes.

“Kamu nafsu banget kayaknya.” Ucapku. Lala hanya menatapku sayu. Pipinya yang gembul itu sudah sangat merah sekarang.

“Aku.. emmm.. gimana ya bilangnya...” Lala terlihat berfikir. Tanganku perlahan menuju perutnya yang putih mulus tanpa luka itu. Lala sedikit bergidik saat tanganku mendarat di perutnya.

“Aku kayak punya fetish gitu sama cowok-cowok sixpack gitu.” Tangannya mulai turun menggerayangi perutku. Aku membalikan badannya, membuat Lala berada dibawahku sekarang.

“Then, you are mine now.” Lala tersenyum penuh kemenangan, bibirnya segera kulahap kembali sementara tanganku bergerak meremas toketnya itu. Tangan Lala melepas sabuk dan celanaku secara kasar, sementara aku masih bermain-main di toketnya itu.

“hnghhh... enak banget kak.....” racau Lala. Gemas sekali mendengar suaranya.

“Kak... hnghh.. memek aku udah gatel....”

ANJ! NGOMONGNYA GITU BANGET!

“Masukin cepetan... hnghhh..” Lala segera menurukan celananya dan celana dalamnya. Vaginanya bersih mulus. Bulu-bulu tipis menghiasi sekitarnya. Aku tersenyum jahil.

“Kalo gak mau masukin, gimana?” tanyaku yang langsung dibalas Lala dengan ekspresi kaget.

“Kaaakkk..” Lala merengek.

“Gue udah sange banget kaaakkk..

Pliss jangan kentanggg....

Pacar gue udah ilang gatau kemanaa kaakkk..” Rengekan nya semakin menjadi. Aku hanya tertawa.

“Baiklah krucil menggemaskan.” Aku mengarahkan kedua tangan Lala keatas, lalu menahan tangan itu dengan tangan kiriku. Sementara tangan kananku bergerak menuju vaginanya. Tindakanku itu membuat Lala membuka pahanya lebar-lebar. Indah sekali vaginanya.

“Cepet kaaakk” ia kembali merengek. Kuarahkan jari telunjuk dan jari manisku kearah vaginanya, dan mulai mengubek-ngubek vagina itu pelan.

“AAHHH... ENAKKK BANGETT...”

Ahelah baru jari, gimana kontol.

Lala menggeliat. Kedua tangannya berusaha lepas dari kuncianku, namun karena tenagaku lebih besar, sehingga ia cukup kesulitan. Jariku kurasakan sedikit basah. Aku mempercepat kocokan jariku.

“Haahh... hngghh... iyaahh... disituu kakkk.. AAHHH..... GUE KELUAR KAK AAARRGGHHHHH.” Tubuh Lala bergetar hebat, ia mencapai orgasmenya yang pertama. Cairan cintanya menyembur hebat. Lala squirt.

Hey, this is just a beginning.” Aku berbisik dingin kepada Lala yang masih tersenggal. Lala tersenyum.

“Cepetan masukin kak. Gue udah gak tahan..” Rengek Lala. Matanya menatapku dengan sayu.

---

“HAAHH... KAAKAKK.... ENAAAAKKKKK.. AAAHHHRRHHH..” Lala meracau hebat. Keringat sudah membasahi tubuh kami berdua. Ia sedang berjuang menuju orgasmenya yang entah keberapa. Rambutnya lepek oleh keringat dan beberapa semprotan spermaku. Aku tidak habis pikir kenapa Lala sangat binal dihadapanku.

“enghh.. enak.. La?”
“ENAK BANGET... AAHHH.. KAAKK.. GENJOT TERUS KAAAKKK...”

Vagina Lala terasa semakin menyempit. Aku yang masih menggenjot vaginanya itu pun merasakan spermaku sudah berada di ujung.

“La... enghh..LA....”

“KAAKK TAMAAAA...”

“AAAHHH LALAAAAA”

Kami mencapai orgasme kami bersamaan. Aku yang masih ingat waktu dan tempat segera mencabut penisku lalu mengarahkannya ke wajah Lala. Lala yang masih antusias segera melahap penisku. Spermaku kumuntahkan di mulut Lala, yang langsung segera ditelannya. Kami ambruk bersamaan.

Nafas kami terengah. Setelah sama-sama tenang, Lala segera bangkit dengan cara menggulingkan badanku kesamping. Tubuhnya yang mungil itu terlihat mengkilat karena keringat dan beberapa tetes spermaku. Kulihat ia segera mengenakan pakaiannya kembali.

“Buru-buru mbaknya?” tanyaku sembari turun dari tempat tidur. Ia hanya menoleh lalu tersenyum.

“Terimakasih ya kak, gue puas banget. Gue kudu buru-buru balik, takut sama Pucchi soalnya.” Ucapnya seraya mencuci mukanya di tempat cuci piring.

“Padahal ada kamar mandi, La.”

“Gapapa, biar cepet hehe. Dah kak~” Ia mencium pipiku lalu melangkah keluar dan menjauh dari kamarku. Aku segera menutup pintuku dan menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku dari keringat dan sisa pertempuran. Gawaiku ku hubungkan dengan pengeras suara nirkabel yang ada di dapur dan kubiarkan pintunya terbuka. Lagu dari Nathan Sykes berjudul Over and Over again mengalun cukup kencang.


From the way you smile to the way you look
You capture me unlike no other
From the first hello, yeah, that's all it took
And suddenly we had each other


Kucuran air shower membasahi tubuhku. Nikmat sekali rasanya mandi setelah bercinta.


And I won't leave you
Always be true
One plus one, two for life
Over and over again


Mataku terpejam. Rasa penyesalan telah bercinta dengan seorang Nabila Fitriana hadir di benakku. Sekilas, wajah Pucchi terbayang di benakku.


So, don't ever think I need more
I've got the one to live for
No one else will do, and I'm telling you
Just put your heart in my hands
Promise it won't get broken​


Bayangan Pucchi tergantikan senyuman seorang gadis dengan mata belo yang khas dan tingkahnya yang polos. Wajah oriental itu tersenyum kepadaku. Momo.


We'll never forget this moment
Yeah, we'll stay brand-new 'cause I'll love you
Over and over again
Over and over again​

Sosok mantan tunanganku itu berganti menjadi seorang sosok periang dengan senyum yang khas. Anindhita.


From the heat of night to the break of day
I'll keep you safe and hold you forever
And the sparks will fly, they will never fade
'Cause every day gets better and better


Gimana perasaan Pucchi kalo tau gue abis ngewe anak academy?


Gimana kalo gue mendadak ketemu Anin setelah gue tonjok pacarnya?

Gimana kalo mendadak Lala dateng minta jatah ke gue?


And I won't leave you
Always be true
One plus one, two for life
Over and over again​

Kenapa Momo harus balik ke Indo?

Ketemu gue?

Dia emang udah gak make cincin gue.

Tapi, kalung itu..

Kenapa?

Aku meninju tembok dengan sedikit keras. Kucuran air shower masih membasahi tubuhku.


So, don't ever think I need more
I've got the one to live for
No one else will do, yeah, I'm telling you
Just put your heart in my hands
I promise it won't get broken
We'll never forget this moment
Yeah, we'll stay brand-new 'cause I'll love you
Over and over again
Over and over again​


--

Tanganku berhenti mengetik setelah sekitar 2 jam berkutat di depan layar komputer. Jam di meja ku menunjukan pukul 2 pagi. Pucchi benar-benar menginap dirumah Ayana. Aku sendirian semenjak ditinggal pergi begitu saja oleh Lala. Aku berdiri dari kursiku dan mengambil handphone dan beer ku, lalu membawanya ke balkon.

Tanganku menggulung layar, membaca beberapa pesan di grup Line ku. Urutan paling atas adalah grup panitia ospek.

Ohiya, nanti pagi gue harus ngospek yak.

Aku menenggak habis beerku dan berjalan menuju tempat tidurku untuk sekedar membaringkan badan. Spreinya sudah kuganti setelah pertempuran dengan Lala kemarin.

Merem lima menit gapapa lah ya.

***

Kiss and make, kiss kiss and make up~

Kiss and make, kiss kiss and make up~


Mataku terbuka karena dering telfon masuk terdengar. Sebuah nomor asing muncul di layar.

“Halo”

“Halo, Tama?” suara seorang perempuan terdengar diujung sana.

“Iya? Maaf ini siapa?” aku bangkit dari kasurku.

Ini Momo.” Perkataan penelfon itu membuatku kaget. Terjadi keheningan antara kami, lalu kudengar ia terisak.

Mianhae...” ucapnya.

wae?” aku yang berdiri di balkon hanya menatap langit pukul 4 pagi ini.

neoleul tteonagi wihaeseo” Momo masih terisak.

“Tidak perlu. Aku cukup senang melihatmu baik-baik saja.”

Kudengar tangisannya makin kencang. Ingin sekali aku berlari lalu memeluknya sekarang.

Semoga bahagia bersama Puti.” Ia langsung menutup telfon itu. Aku menghela nafas. Adzan subuh berkumandang, menandakan aku harus segera mempersiapkan diri menuju kampus.

--


“TAM!” seseorang memanggilku saat aku baru saja tiba di lapangan basket kampusku.

“Iya?”

“Lu mau ngehukum maba gak?” tanya temanku tadi. Namanya Jovian, bagian kedisiplinan. Lalu, apa hubungan nya denganku?

“Boleh deh.” Aku segera mengenakan jas almamaterku dan memakai nametag panitia yang di kolom jabatan nya tertulis “Ketua Pelaksana.”

Aku langsung masuk ke sebuah ruangan yang berada di ujung lantai 3. Ruangan yang dari sepatunya saja terlihat hanya di huni oleh para pantia. Tanpa mengetuk, Jovian langsung membuka pintu kelas itu. Aku melirik kedalam, terlihat beberapa maba laki-laki dan perempuan sedang tertunduk.

“Mampus lu pada, yang ngehukum lu bukan Komdis, tapi Ketua pelaksana!” Jovian berapi-api. Aku melangkah masuk.

“Semua jangan ada yang nunduk. Lihat lurus kedepan pandangannya.” Aku berbicara dengan nada dingin, namun tidak dengan nada suara tinggi. Cenderung tegas dan dalam. Semua mendongakkan kepalanya. Seorang maba perempuan dengan poni dan mata yang sedikit sipit kaget saat melihatku, pun aku yang juga ikut kaget melihatnya.



“Loh, Lala?”
 
Sini dek sini, Abang juga onepack loh fetish ngga?
:kumis:

Anyway, wah wah produktif sekali ya mz tama
:beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd