Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Mother's

Chapter 7

POV Orang Ketiga


Semakin kesini Tiwi pun menyadari jika dia makin suka menampilkan keindahan tubuhnya pada laki-laki lain. Tiwi merasakan gairah yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia pun kembali pada kesehariannya sebagai seorang PNS di Kantor Pemerintahan Daerah-nya. Namun kini Tiwi sedikit merubah penampilannya. Yang biasanya ia memakai jilbab hingga menutupi dadanya sekarang ia memakai jilbab yang lebih pendek. Sehingga bagian dada Tiwi menjadi semakin terlihat menonjol. Gundukan payudaranya yang cukup besar semakin terlihat menggoda. Para pegawai laki-laki yang sudah tua maupun yang masih muda pun banyak yang memperhatikan Tiwi. Memang sebelumnya Tiwi sudah cukup mencuri perhatian para pegawai di kantor itu, namun karena sebelumnya status Tiwi masih istri orang dan juga ia terlihat sedikit tertutup dalam berpakaian membuat para lelaki di sana menjadi agak menahan diri dan lebih menghormati Tiwi.

Pak Kardi merupakan kepala tempat di bagian Tiwi bekerja. Umurnya 55 tahun, memiliki seorang istri dan dua orang anak. Kardi cukup terkenal sebagai lelaki yang suka menggoda dan bermain wanita. Sudah menjadi rahasia umum para pegawai di kantor tersebut jika Kardi adalah orang yang seperti itu. Saat melakukan perjalanan dinas ia sering sekali menghabiskan waktu dengan wanita lain entah itu hanya sebatas karaoke atau bahkan sampai check-in ke hotel. Para pegawai lain hanya bisa diam melihat kelakuan Kardi seperti itu karena Kardi sendiri merupakan adik dari Bupati disana. Sudah dari lama Kardi memerhatikan Tiwi. Bahkan sebelum mereka bekerja bersama di satu bagian, Kardi sudah tau Tiwi dan sering melirik tubuh Tiwi jika berpapasan atau pun hanya sekedar lewat. Sampai akhirnya setahun yang lalu mereka bekerja di bagian yang sama. Kardi semakin sering memerhatikan Tiwi dan tak jarang juga menggodanya. Namun karena saat itu Tiwi masih menjadi istri dari Hendro, membuat Tiwi tak pernah menghiraukan Kardi sama sekali. Tiwi hanya menganggap itu semua cuma candaan dari Kardi. Kardi pun juga merasa sangat sulit mendekati Tiwi karena statusnya masih menjadi istri orang dan juga ia sedikit tertutup pada laki-laki lain soal personal. Namun sekarang berbeda cerita, Kardi tau jika Tiwi sudah menjadi janda dan juga akhir-akhir ini ia perhatikan cara berpakaian Tiwi juga menjadi sedikit berbeda terlihat lebih menggoda.

Hari itu Kardi menerima surat undangan dari pemerintah provinsi untuk mengikuti rapat disana. Tanpa pikir panjang ia pun langsung terpikir untuk mengajak Tiwi kesana menemaninya.

Kardi : “Selamat pagi. Bu Pratiwi”

Tiwi : “Pagi pak. Ada yang bisa saya bantu pak”

Kardi : “Kalo bisa dikurangin bu cantiknya, masa makin hari makin cantik aja”

Tiwi : “Gombal aja Pak Kardi nih. Mentang-mentang saya janda ya? Inget istri di rumah lo pak”

Kardi : “Hehehe iya bu. Bercanda aja lo. Ngomong-ngomong ini saya tadi dapat surat undangan dari pemprov buat acara rapat disana. Rencananya saya mau ajak Bu Pratiwi kesana gimana bu?”

Tiwi : “Cuma berdua aja pak?”

Kardi : “Nggak kok bu nanti rencananya kita berempat kesananya. Dua lagi Pak Samsul dan Pak Tono”

Tiwi : “Trus berapa hari disana Pak?”

Kardi : “2 hari 2 malam bu. Sudah disiapkan hotelnya kok”

Tiwi : “Yaudah deh saya mau ikut. Kebetulan saya juga lagi kesepian ditinggal anak saya liburan”

Kardi : “Wah saya temenin di rumah mau bu?”

Tiwi : “Ntar dimarahin istrinya lo pak kalo ketahuan”

Kardi ; “Berarti kalo nggak ketahuan gapapa ya bu?”

Tiwi : “Udah ah. Jadi berangkatnya kapan pak?”

Kardi : “Hehe iya iya. Berangkatnya besok pagi dari kantor ya bu.”

Tiwi yang merasakan kesepian di rumah karena ditinggal kedua anaknya pun akhirnya menyetujui ajakan Kardi. Padahal, dulunya Tiwi sangat jarang mengikuti acara dinas luar kota seperti ini.

21d6cc17da7d1359c0c4eb45d24810f32d2e75ff-high.webp


POV Tiwi

Aku putuskan untuk bersedia atas ajakan Pak Kardi untuk mengikuti acara rapat itu di pemprov. Lagi pula aku juga sedang kesepian di rumah. Sore harinya aku pun pulang. Setelah masuk rumah, aku baru sadar jika ada paket yang belum aku buka dari kemarin tergeletak di meja. Aku pun juga lupa memesan barang apa. Kuambil paket itu dan aku pun membukanya. Oh, ternyata ini dildo yang sudah aku pesan dari beberapa hari yang lalu. Akhirnya datang juga, aku pun sudah tidak perlu lagi memakai timun atau terong untuk bermasturbasi lagi sekarang. Sepertinya malam ini aku ingin mencoba benda ini. Setelah hari sudah malam, aku pun memasukkan beberapa pakaian yang akan kubawa besok untuk mengikuti kegiatan di pemprov. Selesai packing, aku langsung mengambil dildo yang tadi sudah di-unboxing. Tanpa basa-basi lagi kusingkap dasterku dan kulepaskan celana dalamku langsung. Kumasukkan dildo itu kedalam memek ku sendiri secara pelan-pelan. Aaahhhh, ini lebih enak daripada menggunakan timun atau terong itu. Aku memainkan dildo ini secara pelan-pelan. Hingga, sesaat terlintas di kepalaku, sadar jika besok aku akan pergi bersama tiga pria dan kita akan menginap di hotel selama dua malam. Pikiran liarku pun muncul. Aku membayangkan disana, di kamar hotel aku sedang disetubuhi oleh tiga pria itu sekaligus. Ahh, pikiranku ini membuat tubuhku semakin memanas. Aku semakin bergairah. Kubayangkan mereka sedang menggerayangi tubuhku ini. Memainkan payudaraku dan memasukkan kontol mereka ke memek dan juga mulutku. Dildo semakin cepat kumainkan. Kucabut dan masukkan lagi ke memekku dengan cepat. Aaaahhhhh, badanku sedikit menggelinjang, aku sudah mencapai puncak. Enak sekali. Tapi, aku juga sadar jika imajinasiku tadi terlalu liar. Itu tidak mungkin terjadi dan jangan sampai terjadi. Bisa-bisa aku dikeluarkan dari pekerjaanku ini jika hal seperti itu bisa terjadi. “Ah, tapi kalau sedikit menggoda mereka nanti gapapa deh. Asal jangan sampe kebablasan aja kan.” pikirku.

IMG-5071.webp


Keesokan harinya kami pun berangkat pukul 09.00 pagi. Aku duduk di kursi depan dengan Pak Samsul yang menyetir mobil ini. Pak Kardi dan Pak Tono duduk di belakang. Di sepanjang perjalanan kita hanya membicarakan mengenai pekerjaan saja. Khususnya, mengenai topik rapat yang akan kita hadiri besok. Perjalanan menuju ke ibukota provinsi memakan waktu 4 jam. Hingga akhirnya kita pun tiba di hotel tempat acara sekaligus tempat kita menginap nanti malam. Setelah masuk hotel kita pun disambut oleh petugas penyelenggara acara itu. Kita pun diserahi kunci kamar. Tentu saja karena satu-satunya wanita, aku mendapatkan kamar sendiri. Sementara Pak Samsul dan Pak Tono akan berbagi kamar dan Pak Kardi juga di kamar sendiri. Kamar kami saling bersebelahan dengan posisi kamarku berada di tengah.

Malam harinya kita mendapatkan undangan makan malam di sebuah restoran dekat hotel. Aku pun segera berdandan semenarik mungkin. Bukan menarik sih, lebih tepatnya menggoda. Aku tetap menggunakan hijab tapi aku menggunakan pakaian yang sedikit ketat dan tentu saja akan menarik perhatian para lelaki. Ah, aku semakin menikmati sensasi itu.

POV Orang Ketiga

Tiwi pun keluar dari kamar hotel dan turun menuju ke lobby. Disana ketiga rekan kerjanya sudah menunggu. Mereka langsung menelan ludah ketika melihat Tiwi mendekat. Tiwi mengenakan kemeja biru yang sedikit ketat sehingga membuat cetakan tubuhnya nampak jelas. Kardi semakin merasa tertarik dengan Tiwi. Ia sangat ingin mencoba tubuh indah Tiwi itu. Akhirnya mereka berempat pun masuk mobil dan menuju ke restoran yang letaknya tak jauh dari hotel. Disana ada juga beberapa undangan dari daerah lain dan mereka saling berbincang-bincang sambil menikmati makanan. Banyak pria yang ada disana juga merasa tersihir dengan penampilan Tiwi yang menggoda. Bahkan, Tiwi juga tahu jika dia sedang diperhatikan oleh pria-pria itu tapi dia malah merasa senang dengan itu. Begitu pun dengan Kardi, ia terus mendekati Tiwi setiap ada kesempatan. Setiap Tiwi berpindah tempat Kardi selalu mengawalnya. Ia terus berusaha mengajak ngobrol Tiwi apapun itu topiknya sambil mencuri-curi pandang ke tubuh Tiwi yang menggoda itu.

Jam menunjukkan pukul 22.00. Acara makan malam itu pun selesai. Mereka segera kembali ke hotel untuk beristirahat. Setelah tiba di hotel, Tiwi segera masuk ke kamarnya. Dia sudah puas memamerkan lekukan tubuhnya disana. Tapi Tiwi merasakan bagian bawah tubuhnya kurang puas. Ia pun melepaskan pakaiannya dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Karena tidak membawa senjata andalannya untuk memuaskan diri Tiwi hanya menggunakan tangannya. Tiwi terus mengocok tangannya keluar masuk dari vaginanya sambil membayangkan pria-pria yang disana sedang menggerayangi tubuhnya. “Aaahhhhh” desah Tiwi.

Tok, tok, tok.. Tiwi mendengarnya. Seseorang mengetuk pintu kamarnya. Dengan sedikit panik ia pun segera memakai kaos dan celana training panjang yang akan ia gunakan untuk tidur nanti, ia bahkan belum sempat memakai dalaman satu pun. Tiwi yang dengan penampilan sedikit acak-acakan pun membuka pintu. Ternyata Kardi yang mengetuk pintu itu.

Kardi : “Bu Tiwi udah istirahat?”

Tiwi : “Mmmm.. Belum pak”

Kardi : “Kok kayak ngos-ngosan gitu bu? Lagi olahraga apa gimana?”

Tiwi : “Nggak kok pak ini tadi saya lagi beres-beres”

Kardi : “Boleh saya masuk bu?”

Tiwi : “Mau ngapain pak? Saya mau langsung istirahat. Kalo ada yang mau dibicarakan besok saja ya pak.”

Kardi : “Oh begitu, ya sudah bu. Saya juga mau istirahat aja”

Kardi yang sedang mencari celah untuk mendekati Tiwi pun gagal. Tapi setidaknya ia merasa sedikit terhibur dengan melihat penampilan Tiwi yang menggoda. Baru kali ini Kardi melihat rambut Tiwi tanpa ditutupi oleh jilbabnya, juga dengan ditambah terdapatnya cetakan puting payudara Tiwi pada kaosnya itu membuat Kardi yakin jika Tiwi sedang tidak menggunakan bra. Melihat penampilan Tiwi yang seperti itu membuat Kardi ingin segera menerkam Tiwi rasanya. Tapi ia sadar jika itu tidak mungkin dilakukan saat itu. Bagaimana jika Tiwi berteriak dan membuat seisi hotel menjadi heboh. Sementara Tiwi sebenarnya masih merasa bergairah saat itu. Tapi ia berusaha menahannya juga karena tidak ingin terjadi masalah disitu.

Keesokan harinya mereka pun menghadiri acara rapat mulai dari pagi pukul 09.00 hingga malam pukul 19.00. Acara itu ditutup dengan acara ramah tamah serta makan malam bersama. Setelah semua rangkaian acara selesai mereka semua kembali ke kamar masing-masing. Begitu pula dengan Tiwi ia langsung masuk ke kamar. Karena sudah mengikuti kegiatan dari pagi hingga malam, Tiwi memutuskan untuk segera mandi. Ketika ia sudah melepas semua pakaiannya dan tinggal mandi, terbesit rencana nakal di otaknya. “Karena ini malam terakhir, kayanya aku mau godain Pak Samsul sama Pak Tono aja deh. Kalo Pak Kardi bisa bahaya dia nanti” pikir Tiwi. Ia pun mengambil kaos dan celana pendek lalu memakainya. Ia juga mengambil handuk serta peralatan mandinya dan keluar kamar menuju ke kamar sebelah tempat Samsul dan Tono. Tiwi pun mengetuk pintu kamar mereka. Samsul pun membuka pintu. Ia sedikit kaget dengan penampilan Tiwi yang tanpa menggunakan hijab.

Samsul : “Bu Tiwi ada yang bisa dibantu bu?”

Tiwi : “Iya pak itu air di kamar saya kok tiba-tiba mati ya? Saya boleh numpang mandi di kamar bapak?”

Samsul : “Eeee.. Iya bu.. Boleh.. Masuk aja bu”

Tiwi : “Permisi pak”

Tono : “Eh Bu Tiwi ternyata saya kira siapa”

Tiwi : “Saya numpang mandi disini ya pak. Air di kamar saya mati tiba-tiba”

Tono : “Oh gitu, silahkan bu”

Tiwi pun melangkah masuk menuju ke kamar Samsul dan Tono. Ia letakkan handuk di meja dekat pintu masuk lalu masuk ke kamar mandi. Ia pun menutup pintu tapi ia sengaja tidak menutupnya dengan rapat. Tiwi pun melepas semua pakaiannya lalu mengguyur tubuhnya dengan air yang keluar dari shower. Setelah selesai mandi karena handuknya masih berada di meja depan ia pun meminta tolong untuk diambilkan handuk. Ia pun membuka pintunya sedikit lebih lebar.

IMG-5116.webp


Tiwi : “Pak saya minta tolong ambilkan handuk saya di meja depan itu. Lupa saya bawa masuk”

Tono : “Oh iya bu sebentar”

Tono pun berjalan menuju ke meja depan dengan melewati pintu kamar mandi. Melihat pintu yang terbuka sedikit lebar, matanya melirik ke dalam kamar mandi. Terlihat dari samping Tiwi yang berdiri tanpa tertutup sehelai benang pun sedang membersihkan mukanya di wastafel. Tono melihat jelas lekukan body Tiwi, keindahan bokongnya, dan ranumnya payudara Tiwi. Ia merasa waktu berhenti sejenak tadi. Setelah mengambil handuk ia pun menyerahkannya kepada Tiwi dengan cara memasukkan tangannya ke dalam kamar mandi. Tono berusaha mengintip ke dalam tapi kali ini hanya tangan indah Tiwi yang terlihat lalu ia kembali ke kursi dekat tempat tidurnya. Tiwi merasa sedikit senang setelah melakukan hal tadi tapi ia lupa menutup kembali pintu kamar mandi yang terbuka sedikit lebar tadi. Tono yang langsung merasa horny pun keliyengan karena teringat pemandangan indah tubuh Tiwi tadi. Ia pun ingin mencoba mengintip Tiwi lagi. Melihat Samsul sedang asyik video call dengan keluarganya, Tono berdiri dan berjalan pelan menuju ke kamar mandi. Ternyata pintu kamar mandi masih terbuka lumayan lebar. Dengan cepat ia pun mengambil handphone dari saku celananya dan langsung membuka kamera serta menekan tombol video. Ia dekatkan hp nya ke pintu kamar mandi itu. Tono melakukan itu dengan pelan-pelan sambil melihat layar. Ternyata kamera hp nya bisa menangkap isi kamar mandi dengan jelas. Di layar hp nya terlihat Tiwi yang masih bugil sedang mengeringkan badannya dengan handuk. Tiwi tidak menyadari hal ini. Tono terus merekam Tiwi dengan pelan-pelan sambil menahan perasaan horny nya. Setelah Tiwi selesai mengeringkan badan ia pun segera memakai kembali kaos dan celana dalamnya. Melihat yang akan segera keluar kamar mandi, Tono pun segera pergi dari tempat mengintipnya itu lalu menuju kembali ke kursi tadi.



Tiwi : “Makasih ya pak udah mau ditumpangi mandi”

Tono : “Iya bu gapapa kok. Kalau ada perlu lagi bilang aja ya bu”

Tiwi : “Iya pak. Mau langsung istirahat aja saya. Udah capek kegiatan dari pagi tadi”

Tono : “Iya bu. Sama saya juga”

Tiwi : “Saya pamit dulu ya pak”

Tono : “Iya bu”

Tiwi pun keluar kamar Tono dan Samsul lalu menuju ke kamarnya sendiri. Melihat Tiwi yang sudah keluar, Tono langsung masuk ke kamar mandi dan membuka hasil videonya tadi. “Gila, seksi banget badannya Bu Tiwi. Beruntung banget gue bisa ngevideoin Bu Tiwi lagi bugil gini. Gue pake buat apa ya video ini nanti? Bisa kali gue pake buat ngancem Bu Tiwi. Ah, pikir ntar aja deh. Yang penting sekarang gw coli dulu pake video ini, udah nahan sange dari tadi gw.”​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd