Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT MY LOVE JOURNEY - By Tio12TT (Repost)

Lha:huh: terus giliran siapa sekarang yang nyolong Reza..
:pandaketawa:


ada:Peace: dua kemungkinan,, Reza pingsan di dekat minimarket setelah kesakitan sehabis memegang bunga yang Reva.
atau memang kabur, penasaran dan memastikan setelah menonton vidio dari handycam lalu menggeletakan begitu saja di kasur karena Leva meletakan kembali itu benda di tempat semula sebelum nya.
 

---My Love Journey ---
By Tio12TT







Chapter 40






Langit dikota jakarta tampak cukup cerah di pagi hari ini. Udara masih terasa sejuk dan segar. Jalan raya dua arah yang berada didaerah jakarta tampak masih sepi dari lalu lalang kendaraan, baik roda empat ataupun roda dua. Deretan pertokoan menghiasi daerah ini, baik di sisi kiri atau pun di sisi kanan jalan.

Di depan sebuah toko bernama Jaya elektronik, tampak Reza sedang tertidur dalam posisi duduk bersandar di depan pintu toko yang masih tutup. Wajah Reza tampak sangat lelah seperti telah melakukan perjalanan jauh, sesekali Reza bergeliat mengatur posisi yang tidur.


BREMM..BREMM.. TTRETTTTTT..!!

Sebuah motor bebek keluaran pabrik asal Negri Sakura berhenti di depan toko. Tampak pengemudi toko menatap bingung kearah depan toko, pria itu turun dari motor dan berjalan pelan.

"Ehemm, Mass bangun." Pria itu sambil mengguncang tubuh Reza dengan pelan.

Reza mulai membuka kedua bola matanya karna merasa tubuhnya ada yang menyentuh.

"Maaf Mas kalau mengganggu tidurnya, soal mya saya akan membuka toko, alangkah baiknya jika Mas mencari tempat yang lain untuk beristirahat."

"Ehh, maaf saya ketiduran di depan toko Mas." Ucap Reza sambil berdiri.

"Oh iya sudah."

"Hemm permisi." Ucap Reza sambil berjalan meninggalkan toko.

Setelah Reza pergi, pria itu langusng berjalan untuk membuka tokonya. Tak jauh dari toko, Reza sedang berjalan sambil melihat sekitar. "Hufftt saking lelahnya semalam berjalan, sampai tak sadar aku tidur di emperan toko." Ucap Reza.

"Ehh tapi sepertinya arah jalan ini sudah tidak asing lagi bagi ku." Ucap Reza.

Reza menghentikan langkah kakinya, ia menoleh kearah kiri dan ia mendapati sebuah Halte bus yang tampak sudah terbengkalai, entah kenapa perasaan hati Reza ingin pergi ke halte itu. Dengan langkah pelan Reza berjalan menuju halte.

"Tempat ini.. iya benar sepertinya tidak tak asing bagi ku." Ucap Reza.

Tiba-tiba Reza teringat kembali kejadian yang pernah ia alami dihalte ini.



"Ehemm aku harus semangat dihari pertama masuk kerja, yaa harus." Ucap Reza sambil berdiri di sebuah halte Bus yang mengarah ke tempat ia akan bekerja.

"Sekali naik angkot sampai deh." Ucap Reza.

Tak berselang lama angkot yang mengarah ke tempat kerja Reza melintas, dengan Cepat ia langsung menghentikannya.

"Naik Mas." Ucap supir angkot.

"Ini mau naik pak hehe." Ucap Reza sambil naik kedalam angkot.

"Yoyoo.. penglaris-penglaris." Ucap Supir angkot sambil menepuk-nepuk pelan setir mobil.

"Baru keluar Pak?." Ucap Reza sambil kebenaran posisi duduk.

"Hehe ia yaa semoga banyak yang naik, ngejar setoran nih." Ucap Supir angkot.

"Amin." Ucap Reza.

"Mau berangkat kerja mas?." Ucap Supir angkot.

"Ia hari pertma." Ucap Reza penuh semangat.

"Wedehh, Bagus awal kerja penuh semangat." Ucap Supir angkot.

"Harus itu!." Ucap Reza.


Click to expand...




"Iyaa aku ingat." Ucap Reza.

Reza berjalan cepat menuju sisi jalan raya, ia berdiri sambil menoleh kearah kanan menunggu angkutan umum yang lewat.

"Bang angkot." Ucap Reza sambil melambaikan tangan kearah angkot yang lewat.

Setelah naik, angkot yang Reza naiki mulai melaju kembali menyusuri jalan raya.






--- ooo ---






"Ehh bang-bang stop." Ucap Reza dengan tergesa-gesa saat melihat sekilas sebuah restoran di hadapannya.

Supir angkot langsung menghentikan laju mobilnya. Setelah berhenti sempurna, Reza turun untuk membayar ongkos angkot yang ia naiki.

"Untung masih ada kembalian saat belanja kemarin." Ucap Reza di dalam hati.

"Nih Pak." Ucap Reza sambil menyerahkan uang lima ribu kepada supir angkot.

Setelah membayar ongkos angkot Reza langusng membalikkan badan dan berjalan menuju ke depan Restoran.

Seiring langkah kakinya berjalan, kedua mata Reza tak henti-henti nya menatap lurus ke sekeliling area Restoran. Ia menatap dengan bingung, dan ia berusaha mengingat lebih jauh tempat ini.

Dari arah dalam restoran, tampak seorang karyawan sedang berjalan keluar sambil membawa lap dan semprotan pembersih kaca, karyawan itu menghentikan langkahnya ketika ia mendapati seseorang pria yang sangat ia kenal sedang berdiri di depan restoran.

"Eh itu kan Reza." Ucap Damar sesorang karyawan restoran, rekan kerja Reza.

"Reza!."

Reza terlihat bingung saat melihat seorang pria yang tak dikenal, sedang berlari kecil menghampirinya.

"Ya Tuhan Broo lu kemana aja." Ucap Damar sambil mengguncang-guncang tubuh Reza.

"Eeh." Reza tampak mengingat-ingat pria yang ada di hadapannya ini.

"Hello Zaa." Ucap Damar sambil melambaikan tangan di depan wajah Reza.

"Lu siapa yah?." Ucap Reza.

"Hahh lu lupa sama gue, parah lu." Ucap Damar sambil tersenyum kecut.

"Tapi serius gua sedikit lupa siapa lu." Ucap Reza sambil mengaruk pelan kepalanya.

"Gue Damar Zaa masa lu lupa." Ucap Damar.

Reza mengangukan kepada nya. "Astaga Za kaya orang Amesia aja lu." Ucap Damar.

"Oyy, Santi.. Dodo oyyy keluar Ada Rezaa nihh!." Teriak Damar.

Tak berselang lama Damar berteriak, muncullah dua orang karyawan restoran berdiri di menghadap kearah Damar dan Reza.

"Apa-apan sih teriak-teriak.. eehh Rezaa." Santi salah satu karyawan Restoran yang juga rekan kerja Reza.

"Zaa!!." Ucap Dodo sangat terkejut.

Dengan cepat Dodo dan Santi langsung berlari menghampiri Reza.

"Zaaa kemana aja kamu." Ucap Santi.

"Iya Zaa udah lama engga ada kabar nih." Timpal Dodo.

"Santi..Dodo?." Reza mencoba mengingat kedua rekan kerjanya ini.

"Lohh kok lu?." Ucap Santi terheran-heran melihat Reza seperti tidak mengingat dirinya dan juga Dodo.

"Yaa ini Do.. Sann, gue bingung sama nih anak kaya orang pikun." Ucap Damar.

"Zaa gue Santi, temen kerja lu, masa lu lupa?." Ucap Santi.

"Iya Zaa lu inget Santi Kan, lu berdua kan pegawai teladan nya Buk Ucii." Ucap Dodo.

"Iya kah?." Ucap Reza.

"Iya Zaa!!." Ucap Damar Dodo dan Santi serentak.

Reza tampak sedang berfikir keras mengingat-ngingat perkataan yang Santi dam Dodo ucapkan.

"Lu kenapa sih Zaa aneh banget, dan oh ia lu masih tinggal di rumah lu yang lama?." Ucap Damar.

"Rumah?." Reza semakin bingung dengan pertanyaan demi pertanyaan yang Damar ucapkan.

"Astaga Zaa lu kenapa kaya orang pikun gini." Ucap Santi.

"Rumah gua dimana?." Ucap Reza.

"Yaa Tuhan Zaa lu kenapa sih?, pala lu abis kejedot gitu jadi lupa?, atau lu lagi bersandiwara sekarang." Ucap Santi.

"Gua serius, rumah gua di mana?." Ucap Reza.

"Zaa rumah lu kan di xxxxxxx, masa rumah sediri pakai acara lupa." Ucap Dodo.

"Iya Zaa, dulu kan kita sering nongkrong bertiga di rumah lu." Ucap Santi.

"Lu inget kan pas Santi kecing di rumah lu terus Dodo ngintipin." Ucap Damar sambil tersenyum kajil kearah Dodo.

"Peaa." Ucap Santi.

"Di xxxxxx." Ucap Reza.

"Iya di situ." Ucap Santi.

Tiba-tiba sebuah ingatan masa lalu terlintas di benak pikiran nya.



"Lama amat angkot nya Lewat." Ucap Dodo.

"Sabar Bego." Ucap Damar.

"Zaa Sorry yah rumah lu nanti bakal kita acak-acak hihi." Ucap Santi sambil menepuk pelan bahu Reza.

"Santai aja, asal kalian beresin." Ucap Reza.

"Yee tuan rumah lah yang beresin." Ucap Santi.

"Bang Angkot." Ucap Damar saat melihat angkutan umum akan melintas di depan mereka.

"Yuk Naik." Ucap Damar saat angkot sudah berhenti di depan mereka.

Reza, Damar, Dodo dan Santi langsung naik kedalam angkot yang mengarah ke daerah tempat tinggal Reza.


Click to expand...




"Jujur gua engga ingat siapa kalian, yang sedikit gua ingat yaa tempat ini." Ucap Reza.

"Zaa lu kenapa?." Ucap Santi.

"Entah, gua sendiri bingung kenapa gua lupa dengan segala yang pernah terjadi, tapi gua yakin kalian memang sahabat gua." Ucap Reza sambil tersenyum.

"Emang kita sahabat lu Za sampai kapanpun!." Ucap Santi Dodo dan Damar bersamaan.

Reza tersenyum memandang ketiga rekan kerjanya ini. "Ya udah, gua mau pergi dulu yah." Ucap Reza sambil membalikkan badan.

"Heii mau pergi kemana lu?." Tanya Damar.

"Kerumah aku ingin pergi kesana." Ucap Reza.

"Zaa gua temenin yah!." Teriak Santi.

"Tidak usah gua bisa sendiri, sepertinya gua sedikit ingat jalan pergi ke sana." Ucap Reza sambil melanjutkan langkah kakinya.

"Zaaa hati-hati lu." Ucap Dodo.

Reza hanya mengangguk pelan sambil tersenyum, lalu ia berjalan menuju ke sisi jalan raya untuk menunggu angkutan umum yang lewat. Damar, Dodo dan Santi membalikkan badan dan berjalan masuk kedalam restoran, setelah melihat Reza sudah pergi naik angkutan umum.






--- ooo ---






Pagi ini, di rumah kediaman keluarga David. Leva terlihat sedang duduk di sebuah kursi sambil menikmati secangkir teh hangat yang beberapa saat yang lalu Bayu suguhkan. Leva berusaha menenangkan hatinya yang sedang berkecamuk, antara senang bisa bertemu Reza kembali walau dengan keadaan yang tak mengingat dirinya, dan juga sedih perjuangannya belum selesai untuk mengembalikan Reza. Leva menaruh cangkir teh yang ia minum diatas meja kecil. Ia berdiri, lalu berjalan menuju pekarangan rumah.

"Untuk kamu yang ku sayang. Yang sedang berada di pelukan nya. Mungkin engaku lupa dengan diriku, Tapi aku tak akan melupakan mu. Mungkin perasaan cinta dihati mu mulai sirna, tapi indahnya pelangi cintaku selalu ada. Apa kau ingat tanggal pada hari ini?. mungkin kau lupa. Tapi aku tak akan lupa. Sudah genap setahun kita menjalin tali kasih, mengukir indah nya cinta di hati kita." Leva Bergumam sambil memandang kearah lagit.

"Huuffttt.."

"Banyak hal yang telah kita Lewati Za, baik suka maupun duka, dan aku yakin duka akan lewat berganti suka yang lebih indah."

"Happy anniversary one year lelakiku, i love u."





"Hemm jadi ingin bernostalgia, mungkin aku harus pergi ke beberapa tempat untuk menghibur diri." Ucap Leva.

Leva langsung membalikkan badan, lalu berjalan menuju pintu utama rumah. Saat Leva akan menaiki anaktangga, ia berpapasan dengan Bayu.

"Pagi Non Leva." Ucap Bayu dengan penuh penghormatan.

"Hahh Non?." Leva sedikit heran dengan sikap Bayu yang berbeda pada hari ini.

"Kenapa?." Bayu Tampak bingung melihat ekspresi wajah Leva.

"Formal banget manggil saya Non haha." Ucap Leva.

"Yaa memang seharusnya seperti itu." Ucap Bayu sambil tersenyum.

"Ehh Bay anda abis makan apa?, tumben sikap kamu aneh banget, kaya lagi menghadap anak sultan aja." Ucap Leva.

"Emang Non anak sultan hihi." Ucap Bayu.

"Sultan apa nya." Ucap Leva.

"Ee saya sekarang harus lebih hormat dan lebih nyadar lagi status saya sama Mbak itu apa." Ucap Bayu.

"Kita sahabat." Ucap Leva.

"Kata ibu saya, saya harus sadar diri dan harus hormat dan segan kepada mbak, jangan terlalu sok akrab." Ucap Bayu.

"Haha Bi Arsih..bi Arsih, eh Bayy justru saya jijik tau denger kamu manggil saya Non,dan saya tipe orang yang engga pandang status kalau bersahabat, justru saya ingin tidak ada batasan jarak status di antara kita, saya senang bergaul dan akrab dengan kamu, justru semenjak saya kenal dengan kamu saya mendapat beberapa pelajaran hidup." Ucap Leva.

"Yaa tetep aja Non saya agak sungkan sekarang." Ucap Bayu.

"Oke kalo masih sungkan, mau anda saya laporin ke Mamah?." Ucap Leva.

"Ehh jangan dong." Ucap Bayu sedikit takut dengan ancaman Leva.

"Haha maka itu, bersikap lah seperti biasa oke!." Ucap Leva.

"Ehh ee iya Non.. eehh Mbak." Ucap Bayu.

"Bay..bayy, eh iya kamu bisa nganterin saya engga sekarang?." Ucap Leva.

"Hemm tapi, mobil nya lagi ngadat Mbak, di starter engga mau nyalah." Ucap Bayu.

"Lohh kok bisa gitu?." Ucap Leva.

"Entah lah Mbak, tapi saya sudah panggil montir datang untuk mengecek mobilnya." Ucap Bayu.

"Ohh yaudah nanti bilang aja ke saya habis nya berapa." Ucap Leva.

"Baik." Ucap Bayu.

"Yaudah, saya pergi nya naik taksi aja." Ucap Leva.

"Tapi kalau mobilnya sudah betul, kabari saya yah." Ucap Leva.

"Iya Nonn ehh Mbak." Ucap Bayu.

"Hehe dasar." Ucap Leva sambil berjalan menyusuri anak tangga menuju ke lantai dua rumah.

Saat sudah berada di lantai dua, Leva langsung bergegas masuk ke dalam kamar untuk menganti baju. Setelah menganti pakain dengan style trendy, Leva langsung mengambil smartphone yang sedang di charger, dan tak lupa Leva membawa dompet.

"Entah kenapa aku ingin pergi ke restoran tempat Reza bekerja. Banyak kenangan yang telah aku dan Reza lalui di sana. Tapi buka engga yah restoran nya, Hemm coba cek dulu deh." Ucap Leva.

Leva berjalan kembali menuju ke luar kamar, setelah menutup pintu Leva turun ke lantai dasar, dan melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah.






--- ooo ---






"Nih Bang ongkos nya." Ucap Reza membayar ongkos angkot yang ia naiki.

Setelah menyerahkan uang Reza langusng membalikkan badan, ia berdiri didepan sebuah gang yang mengarah kerumah milik nya.

"Hemm tempat ini seperti tidak asing bagi ku." Ucap Reza.

Perlahan Reza melangkahkan kakinya masuk kedalam gang. Sesekali ia menatap ke sekeliling. Hati Reza merasa tempat ini adalah tempat yang seharusnya ia berada.

Tiba-tiba Reza menghentikan langkahnya, saat ia melihat sebuah rumah berukuran sedang yang tampak sangat sederhana, dengan sebuah motor bebek terparkir di depan rumah.

Reza menatap rumah itu, entah kenapa batin Reza sangat rindu dengan tepat ini. Reza melangkah kembali menuju pintu depan rumah.

"Rumah ini." Ucap Reza sambil menyentuh pintu rumah.

Tiba-tiba, sebuah ingatan masa lalu terbayang di benak pikiran Reza.


"Yahh Reza bantuin ikat sayur nya Yah." Ucap Reza kecil.

"Hehe emang bisa kamu?." Ucap Ayah Reza.

"Bisa dong yah." Ucap Reza Kecil.

"Hemm mending kamu bantuin Ayah masukin buah Apel itu ke keranjang gih!." Ucap Ayah Reza.

"Okeee Ayahhh." Reza langusng mengambil tumpukan buah apel yang ada di ember dan memasukkan satu persatu kedalam keranjang.

...................................................................................................................................................................................................................................................


DDUUAARRRRR!!!...

"Ayahh Rezaa takutt!." Ucap Reza kecil sambil berlari kearah Ayah nya.

"Hustt.. tenang Zaaa, tenang ada ayah di sini." Ucap Ayah Reza sambil memeluk Reza.

"Hiikkss.."

"Ihh Masa jagoan Ayah nagis sih." Ucap Ayah Reza.

"Hiikkss."

"Dah jangan cengeng, masa anak buah nya saras 008 takut sama suara petir."

"Hikkss..hhiikss." Reza kecil berusaha menghentikan air mata yang keluar
sambil menyekanya.


...................................................................................................................................................................................................................................................



"Yahh ini kopi nya." Ucap Reza sambil menaruh secangkir kopi di atas meja.

"Makasih perjaka ku." Ucap Ayah Reza.

"Haha perjaka." Ucap Reza.

"Iya lah kamu kan sudah beranjak dewasa, dan Ayah sudah makin tua haha." Ucap Ayah Reza.

"Dimata Reza ayah muda terus kok." Ucap Reza.

"Muda apa nya Zaa, kulit Ayah sudah banyak keriput nya, tenanga Ayah sudah berkurang." Ucap Ayah Reza.

"Reza engga mau Ayah tua, Reza engga mau suatu saat Ayah ninggalin Reza seperti ibu." Ucap Reza

Ayah Reza hanya tersenyum, mendengar perkataan Reza. "Zaa, manusia diciptakan oleh tuhan itu ada masa nya, dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa lalu manula. Dan manusia engga selama nya hidup abadi, tergantung Tuhan maungasih waktu berapa lama kita hidup di dunia, ada yang cepat dan ada yang lama, semua sudah di atur." Ucap Ayah Reza.

"Tapi Reza engga mau ayah ninggalin Reza." Ucap Reza.

"Haha Doain aja ayah panjang umur dan sehat selalu." Ucap Ayah Reza sambil menyeruput kopi yang Reza buatkan untuknya.

"Amin, Reza akan doain Ayah Selalu." Ucap Reza.


...................................................................................................................................................................................................................................................


"Ayahhh Rezaa masuk Sma favorit Negri!!." Ucap Reza sambil berlari kencang menuju rumah.

"Ihh serius." Ucap Ayah Reza dengan girang nya.

"Iya Yahh nihh, surat pengumuman nya." Ucap Reza sambil menyerahkan selembar kertas kepada Ayah nya.

"Ehh iya Zaa, wahh Ayah engga nyangka dan bangga sama kamu." Ucap Ayah Reza.

"Reza akan berjuang demi harapan ayah." Ucap Reza.

"Hehe makasih Zaa kamu mau memperjuangkan harapan Ayah, Pokok nya nanti di Sma kamu belajar yang giat biar kamu bisa dapet nilai yang bagus dan bisa dapet beasiswa kuliah nantinya." Ucap Ayah Reza.

"Iyaa yahh pasti." Ucap Reza Sambil tersenyum.


Click to expand...



"Hikkss...hiikksss."

Perlahan airmata mulai membasahi pipi Reza, perlahan ingatannya mulai pulih kembali, sedikit demi sedikit ia mulai mengingat siapa jati dirinya sebenarnya.

"Ayah.. Hikkss."

"Aku ingat yahh.. aku ingat siapa diri ku hiikkss." Reza mengais sambil menyadarkan kepalanya pada pintu rumah.

Saat Reza sedang menangis tersedu-sedu, dari arah sebelah kanan, terdengar suara seseorang memanggil dirinya.

"Reza." Ucap seorang ibu-ibu yang ternyata adalah ibu Dian Tetangga Reza.

Reza langsung menghapus airmata dan menoleh kearah ibu Dian.

"Eee?." Reza berusaha mengingat wanita yang ada di hadapannya.

"Ya Tuhan Zaa kamu kemana aja baru keliatan." Ucap ibu Dian.

"Dari tempat yang jauh." Ucap Reza.

"Aduh zaa, tetangga-tetangga pada khawatirin, soal nya ibu dapet kabar dari ee pacar kamu tuh Si Ava Lava aahh tau deh, pokoknya yang sering main ke rumah kamu, kata dia kamu sakit." Ucap ibu Dian.

"Levaa??." Ucap Reza di dalam hati.

"Huduhh Zaa, seneng ibu bisa liat kamu lagi." Ucap Ibu Dian.

"Terus kerjaan kamu gimana Za?, dan kuliah kamu juga, yaa kalu soal kerja mending kamu berhenti aja Zaa, soal makan dan kehidupan kita sama-sama aja, kamu sudah ibu anggap anak ibu sendiri. Kalau kuliah kamu harus lanjut jangan sampai putus, yaa jika kamu mau pak RT mau kok bantu biayanya." Ucap ibu Dian.

"Eee jujur saya masih sedikit agak bingung, biar nanti coba saya ingat dan fikirkan." Ucap Reza.

"Eh iya Zaa ini kunci Rumah kamu yang baru, soal nya terakhir kali ada seorang wanita yang warga sekitar sini tidak kenal main masuk mengambil baju dan beberapa barang kamu, jadi suami ibu ganti engsel pintu nya yang baru." Ucap ibu Dian.

"Winda kah?." Ucap Reza di dalam hati.


"Ehh iya makasih." Ucap Reza sambil menggenggam kunci rumah yang ibu Dian berikan.

"Yaudah Zaa kerumah ibu dulu yuk makan, pasti kamu laper." Ucap ibu Dian.

"Makasih tapi saya mau masuk dulu ke rumah." Ucap Reza.

"Ihh kamu mah suka malu-malu yah." Ucap ibu Dian.

"Hehe iya nanti saya mampir." Ucap Reza.

"Yaudah Ibu tunggu." Ucap Ibu Dian.

Reza pun langsung membalikkan badan dan membuka pintu yang terkunci, sedangkan Ibu Dian kembali masuk kedalam rumahnya.

Tekk..Trrreeeeettttt!!.

Reza mendorong pintu dengan perlahan, lalu ia masuk dan berdiri si ruang tengah rumahnya.

"Iyaa ini rumahku." Ucap Reza sambil menatap ke sekeliling ruangan tengah.

Reza melangkah menuju ke sebuah bupet kecil yang berada di samping bangku. Reza mengambil sebuah bingkai foto kecil yang terpajang di atas bupet. Reza tersenyum saat melihat foto diri nya saat smp dengan Ayahnya.

"Kenapa aku harus lupa dengan semua ini." Ucap Reza.

"Kenapa semua kenangan ini sempat ku lupakan." Sambung Ucap Reza.

Reza menaruh kembali bingkai foto di atas bupet, lalu ia kembali melangkah menuju ke sebuah kamar yang berada di sisi kiri nya.

Setelah berada di dalam ruangan kamar, Reza terlihat sedang duduk sambil memandang sekeliling ruangan. Reza tampak bingung saat melihat sebuah sobekan sebuah Foto yang berada di lantai kamar. Karna penasaran Reza mengambil robekan Foto tersebut.


"Wanita ini kan." Ucap Reza saat melihat sebuah foto diri nya dengan Leva yang terobek menjadi dua dengan latar gedung kamus.

"Sepertinya selama ini aku di bodohi oleh Winda." Ucap Reza.

"Huffttt."

"Aku harus ke kampus sekarang." Ucap Reza sambil menaruh sobekan foto di atas kasur.

Reza berdiri sejenak untuk mengingat-nginat kembali jalan yang mengarah ke kampus, dengan modal sedikit ingatan dan sisa uang yang ada di saku celana, Reza melangkahkan kakinya menuju ke pintu keluar.











--- ooo ---​
 
  • Ikatan kuat Cinta yang suci ahirnya akan mempertemukan kembali dua hati yang saling merindu menjadi satu :panlok4: aw ugh...:panlok3:
 
Nenk, anterin Reza ke kampus lha.. Jangan biarkan nyasar atau malah ketemu orang yang lebih sangar dari Winda. situ kan tetangganya, Nenk
:D
Ora ngerti om..

Bacana bolong bolong waktu ama om tio juga.

Baru baca part part akhir..
Kabur ah tar tees ngomel..:ngacir:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd