Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA My Captain : Announcement

untuk ilustrasi permainan bola nya keren bgt kok hu... ditunggu update selanjutnya ya 😊
 
Part 9 – Rivalry




PLOK PLOK PLOK PLOK


“MMHH Divo stopp!!”


Saat ini gue sedang berdiri tak berdaya melihat pemandangan yang sangat membuat gue tidak nyaman. Bagaimana tidak, gue melihat Ayana sedang diperlakukan semena-mena oleh Divo.


Yaa.. Divo..


Dia memperlakukan Ayana seperti pelacur yang akan nurut diperlakukan seperti apapun dengan menggenjotnya dengan paksa. Gue bisa melihat jelas bahwa Ayana sangat tidak nyaman dengan kondisi ini dan terus berusaha melepaskan dirinya, namun apa daya tenaganya kalah kuat dibanding Divo.


Anehnya, gue yang tepat berada didepan mereka seolah-olah sedang ditahan oleh banyak orang karena gue tak bisa menggerakkan badan gue sedikitpun..


“Plis stop Divo... aahh”


“Kenapa sih sayang? Baru juga mau senang-senang,”


Divo tiba-tiba menghentikan genjotannya. Dia menggendong tubuh Ayana yang sudah terlihat lemas itu dan menyenderkannya dekat pintu. Divo melepaskan dasi yang ia kenakan dan mengikatkan tangan Ayana ke sebuah pengangan pull up yang terletak di atas pintu sehingga membuat kedua tangan Ayana menggantung keatas.


“Woi mau ngapain lo?!”


Dengan ekspresi senyum jahat khas sinetron, Divo mengambil sebuah lilin dari tas kecilnya dan menyalakannya. Sambil terus tersenyum jahat kearah gue dia mendekatkan lilin yang menyala tersebut ke payudara milik Ayana.


“Woi jangan!!”


Namun tiba-tiba Divo melemparkan lilin tersebut tepat ke arah muka gue dann....


.

.

.

.
.

“HAAAHHHHHHH!!!”


Mimpi ternyata...


Mimpi yang sangat buruk...


“Syukurlah cuma mimpi,”


Bagaimana bisa gue bermimpi Ayana, orang yang gue sayang terlibat dalam ‘permainan’ dengan cowo yang sama sekali gue tak suka. Kenapa diantara banyaknya cowo di dunia ini, mimpi yang baru saja gue saksikan harus Ayana dan Divo. Apa jangan-jangan...


JANGAN-JANGAN MULU


“HOOAAAMMMM.... Selamat pagi dunia,”


Gue beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu balkon untuk menikmati udara pagi. Senin pagi yang cukup mendung dengan semilir angin yang berhembus..


Sangat cocok sepertinya untuk..


TIDUR


Ya, tentunya suasana seperti ini pilihannya cuma dua. Melanjutkan tidur atau makan dan minum sesuatu yang hangat. Ah sepertinya opsi kedua yang akan gue pilih, oleh karena itu gue segera keluar dari kamar gue yang berada di lantai dua dan turun ke meja makan.


Seperti biasa, bangun tidur langsung beranjak dari tempat tidur untuk menghirup udara segar di balkon kamar. Sebuah ketidakbiasaan ketika hari senin gue ini bisa berleha-leha di rumah. Biasanya gue ada jadwal kuliah di Senin pagi yang mengakibatkan gue harus turut andil dalam penyebab kemacetan kota Jakarta di pagi hari. Tapi berhubung dosen yang mengajar pada hari ini berhalangan hadir, jadilah senin pagi gue yang tak produktif ini..


“Selamat pagi tuan dan nyonya,”


Sapa gue pada kedua orang tua gue yang berada di meja makan..


“Lahh kok masih santai-santai aja.. nanti telat kuliah loh,” ucap nyokap


“Loh.. jaman kuliah?”


“Wahh jitak juga nih anak,”


Oiya lupa cerita, hari senin gue memang biasanya di padati oleh jadwal kuliah pagi. Namun berhubung dosen yang mengajar berhalangan hadir, jadilah senin pagi gue yang tak produktif ini. Tapi gapapa sih, itung-itung mengurangi polusi udara di pagi hari kan. Apalagi akhir-akhir ini Jakarta sungguh kacau polusinya. Pernah ya, gue berangkat kuliah pake jas hujan karena mendung. Tapi sampai gue tiba di kampus hujan tak kunjung turun. Dan kalian tahu? Ternyata itu bukan mendung, tapi polusi.


Terus kenapa ga pake transportasi umum aja?


Bukannya gapernah pake transportasi umum, gue sering juga pake transportasi umum. Tapi ga di saat gue dihadapkan kegiatan yang memang ada jadwalnya seperti kuliah ini. Selain itu gue rasa akses untuk transportasi di Jakarta belum sepenuhnya terintegrasi. Walaupun ada ojol sang penyelamat untuk menuju halte atau stasiun, tapi di dalam hati ini sebenernya ada keinginan Jakarta bisa seperti Singapore dalam hal akses jalan.


Di Singapore kita bisa jalan santuy ke halte bus atau stasiun MRT dengan nyaman. Kalau disini? Jalan di trotoar dikit tiba-tiba ada pohon, tukang jualan baju, tanah basah, dan yang lebih parahnya lagi tiba-tiba ada motor..


“Oyy.. bengong aja, itu ada bubur ga dimakan?” ucap bokap


“Ehh iyaa paahh lagi cerita sama pembaca,”


“Hah pembaca siapa?”


“Ehh engga.. ini punyaku yaa? Hehe,”


Wuuihh ini pasti bubur ayam abang ‘bucket hat’ langganan gue di lapangan nih. Yang ada sate kulit, sate usus, dan tidak pakai kacang pasti punya gue. Selera gue kan sama persis sama... Ayana..


“Yee kok bengong lagi.. dimakan itu ntar dingin,”


“Zein ga makan?”


“Lagi siap-siap dia kan mau tanding nanti,” ucap nyokap


“Oohh,”


Zein itu adik gue, dia berkuliah juga di Royal University namun beda jurusan. Dia kuliah hukum dan masih semester 2. Di kampus dia ikut UKM yang sama dengan gue yaitu UKM Bola dan pada hari ini dia akan bertanding bersama Royal FC di pertandingan uji coba. Sebenarnya nama dia tak masuk dalam skuad yang dipersiapkan dalam turnamen, namun minggu lalu coach Jay memasukan namanya untuk menggantikan pemain yang cedera.


“Wiihh bubur nih,” ucap Zein yang entah sejak kapan berada disini


“Makan dulu bos. Lawan kita nanti rival.. harus menang ye,”


“Ooh siap itu. Btw aku bawa aja buburnya yaa mahh.. buru-buru nih hehe,”


“Yaudah tuh ambil tempat makan di rak atas,”


Tak lama Zein pun berpamitan dan kini tinggal kami bertiga di meja makan. Tak ada pembicaraan yang berarti, karena memang seharusnya kalau lagi makan tak baik sambil berbicara kan..


“Ayana gimana?”


UHUUKK UHUUKK


“Aduuhh sampe keselek gitu.. nih minum-minum,” ucap nyokap


“Tau nih papa lagian nanya tiba-tiba,”


“Lohh cuma nanyain Ayana loh.. udah lama juga ga kesini,”


“Ada dirumahnya,”


“Beberapa minggu ini kayaknya gapernah jalan sama Ayana lagi. Padahal dulu aja setiap jalan pasti sama dia,”


“Haha yaa gapapa kami emang lagi sibuk jadi ga sempet jalan-jalan. By the way aku keatas dulu yaa.. mau menikmati senin gabut ini hehe,”


Daripada di interogasi lebih lanjut mending gue ke atas aja. Bisa dipecat jadi anak juga gue sampe ketahuan kalau gue macem-macem diluar sana. Di kamar, yang biasa gue lakuin kalo lagi gabut ya main PS4. Segera gue nyalakan TV dan menggantinya ke mode HDMI, menyalakan PS gue..




EA SPORTS....

IT’S IN THE GAME....



“Wuaahh bapak legend.. udah lama juga ga denger suaranya,”


Bapak legend loh yaa bukan kakek legend... anyway suara bapak-bapak ini pasti kalian dengar saat akan memainkan game sejuta umat yang menjadi favorit gue. Kalian juga pasti sudah bisa menebaknya kan?


Yakk benar... FIFA


Kenapa FIFA?? Kenapa ga PES aja??


Waduuhh.. kalo dibahas bisa panjang dan menimbulkan pro kontra ini. Ya itu selera masing-masing orang sih. Tapi menurut gue FIFA lebih realistis aja pergerakan pemainnya (MENURUT GUE LOH YA!) walaupun banyak orang mengatakan bahwa game FIFA mainnya susah karena terlalu banyak gimmick dan berat juga. Justru disitulah menurut gue seni bermain FIFA.


Walaupun sebagai FIFA player gue sedikit kecewa dengan game FIFA keluaran terbaru tahun ini. Tapi kembali lagi ke selera masing-masing orang loh yahh (jawaban diplomatis)...


Oke lanjut ke klub favorit yang sering gue pake di FIFA


Bisa nebak? Gue rasa engga


Karena klub favorit gue saat bermain FIFA sendirian adalah Consadole Sapporo



Hahh? Consadole Sapporo? Ga salah denger?


Iyaa Consadole Sapporo, tim yang bermain di liga utama Jepang yaitu J-League



Kok antimainstream?


Ya kan tadi gue bilang.. klub favorit kalo lagi main sendirian. Namanya juga main sendiri, lawannya AI jadi bukan tantangan kalo gue pake tim-tim mainstream karena pasti udah ditebak hasilnya. Dan bagi yang belum tahu di Consadole Sapporo ini ada pemain asal Thailand yaitu Channatip Songkrasin, itung-itung #SEAPride kan.



Satu Match

.

.

.

Dua Match...

.

.

.

Tiga Match...

.

.

.

Empat Match...

.

.

.

Lima Match...



“AAAHH BOSENN ANJEERR”


Tingkat keseruan bermain game FIFA ini sebenarnya tergantung situasi. Saat kalian bermain sendirian apalagi hanya pada mode kick-off pasti bosan akan cepat datang, terlebih kalian adalah pemain yang level tertinggi pun dapat menang. Berbeda kalau kita main bareng temen, tiga jam pun tak akan terasa. Pernah gue menghabiskan waktu 6 jam di rental PS4 dekat kampus sampai-sampai melewatkan dua sesi mata kuliah (hehe jangan ditiru yaa)


“Huufftt ngapain lagi nih...”


“Hmm ganti game dahh,”



WWE2K


Berbeda dengan FIFA yang gamenya gitu-gitu aja (ya namanya juga game sepakbola), di game WWE ini opsi matchnya juga banyak dengan berbagai macam gimmicknya.


Btw WWE Superstar jagoan gue disini... eh tunggu... emangnya kalian pada ngikutin WWE juga? Nanti gue sebut juga pada gatau juga kan..


Gapapa lahh ya itung-itung manjangin part ini kan hehe


WWE Superstar jagoan gue namanya Seth Rollins dan Finn Balor. Kalo yang Superstar ceweknya saat ini gue demen Kairi sane. Dah gitu aja, kalo penasaran googling yaa..


Berbagai tipe match gue mainkan mulai dari tag team, brawls, fall count anywhere, Hell in The Cell, Elimination Chamber, sampe 30 Man Royal Rumble. Tapi ujung-ujungnya bosen juga. Pada akhirnya memutuskan untuk mematikan PS4 dan kembali ke HP gue sekedar untuk stalk social media. Oiya sekedar informasi saja Ayana masih mem-block gue dari segala bentuk komunikasi, jadi tak mungkin untuk gue menghubunginya saat ini..



Unlock HP...

.

.

Slide-slide liat aplikasi...

.

.

Lock HP...

.

.

Repeat



“Anjirlaahhh,”


Kalo kalian melakukan hal diatas, percayalah tingkat kegabutan kalian sudah ada di puncaknya.. dan itulah yang sedang gue rasakan saat ini.


TIINNGG


HP gue berbunyi ketika ada notifikasi whatsapp


“Alhamdulillah ada chat masuk juga akhirnya,”


Dan kalian tahu siapa orang yang chat gue?




Sejak kejadian di bar beberapa hari lalu, entah kenapa Cindy cukup intens memberi gue kabar walaupun sebenarnya gue tak menanyakannya. Beberapa kali juga dia seperti mencari-cari topik pembicaraan ketika topik obrolan kami sudah habis.




Kenapa gue harus bingung ya..


Kenapa gue ga kepikiran untuk nonton Royal FC -_-


Gue pun langsung menerima ajakan Cindy untuk menonton pertandingan Royal FC. Sebenarnya gue agak kurang nyaman jalan dengannya, karena gue merasa ada yang aneh dengan Cindy. Satu hari setelah kejadian itu Cindy tiba-tiba intens menghubungi gue dan tak jarang memaksa mengajak gue pergi, padahal sebelumnya tak seperti itu Cindy yang gue kenal. Namun karena udah terlalu gabut jadi yaudah deh, lagipula dengan menonton Royal FC walaupun tak bisa berkontribusi di lapangan setidaknya gue bisa berkontribusi di tribun kan.


Setelah bersiap-siap gue pun langsung meluncur ke kosan Cindy. Dilema juga sih sebenarnya kalau gue terus menanggapi Cindy. Bukannya kepedean atau apa yaa, tapi dari gerak-geriknya gue paham arah hubungan ini akan kemana. Belom selesai urusan dengan Anin, sekarang tambah lagi Cindy.. kapan gue bisa fokus ke Ayana -_-


*****​

*Ayana POV*


“Nih cobain deh.. gue buat sendiri tadi dirumah pas gabut,”


“Wiihh makasih lohh repot-repot buatin makanan khusus buat aku,”


Lah apadeh nih orang kok kepedean amat ya, kan tadi aku bilang buat pas gabut bukan khusus buat dia. Ehh haii kalian, sekarang aku lagi di kantin Royal University nih sama Divo. Nanti aku mau nonton pertandingan kampusku lawan kampus dia dan karena pertandingan masih cukup lama jadi kami nongkrong dulu deh bentar disini.


Oiya sebenernya aku agak males dan sedikit takut sih kalo ngeliat pertandingan Royal FC lawan Erasmus. Kenapa? Karena biasanya pasti rusuh, aku paling takut kalo udah rusuh-rusuh gitu. Semoga aja pertandingan nanti berjalan menarik.


“Ayy??”


“Yaaa?”


“Kok ngelamun?”


“Ehh maaf-maaf.. gimana masakannya? Enak ga?”


“Yaa pasti enak banget laahh.. ini makanan yang sempurna hehe makasih yaa,”


Begitulah sifat Divo, penuh dengan kegombalan yang sebenarnya agak menjijikan juga sih. Masa iya masakan amatiran kayak aku bisa sempurna. Kalo Farrel mah seenak-enaknya makanan buatanku masih bisa bilang kekurangannya dan ngasih masukan.


Ehh tunggu dulu, kenapa aku jadi bahas-bahas Farrel sih. Kan aku udah janji bakal ngasih kesempatan buat Divo. Ga fair dong kalo aku banding-bandingin sama Farrel. Tapi gabisa dipungkiri juga sih sebenernya aku kangen sama Farrel. Udah berapa lama yaa aku ga bertegur sapa dengannya... hmm rasanya lama bangett..


Reell.. reel.. seandainya kamu ga buat kesalahan fatal itu pasti kita gaakan jauh kayak sekarang deh. Mungkin dari kalian juga ada yang penasaran bagaimana hubunganku dengan Sakina dan Haruka ya? Bagaimanapun Sakina itu kakakku, jadi aku sudah memaafkannya terlebih aku memang tahu dia suka seperti itu


Kalau Haruka..


Entah kenapa juga aku gampang untuk memaafkannya. Tapi Farrel.. kenapa aku sulit memaafkannya? Apa mungkin karena kecemburuanku yang berlebihan?


“AY LO NGAPAIN SAMA DIA?!”


Suara yang cukup keras itu memecah lamunan gue..


Farrel..


Dia yang secara tiba-tiba menghampiri dan mempertanyakan keberadaan gue disini bersama Divo. Tunggu.. dia tak sendiri.. dia bersama.. CINDY?! Cewek mana lagi yang aku gatau deket sama kamu sih rel?!


“Ada masalah kalo dia berudaan sama gue?” ucap Divo yang beranjak dari tempat duduknya seperti menantang


“Ya masalah lah! Gue tau siapa lo dan sifat lo!”


Gue benar-benar bingung harus apa saat ini. Tunggu.. Cindy ngapain menggenggam erat tangan Farrel seperti itu sih. Aku yang cemburu pun secara spontan ikut berdiri..


“Apa hak lo ngelarang gue berdua sama Divo?”


Farrel sedikit tercengang ketika melihat gue berdiri dan merespon dirinya


“Ayy lo tau kan siapa dia dan seperti apa dikampusnya?”


“Terus apa bedanya sama lo?! Ga sadar lo udah kecewain kepercayaan gue ke lo selama ini?!”


Sungguh aku hampir tak bisa menahan air mataku untuk keluar. Aku benar-benar mengeluarkan semuanya dengan perasaan yang ada didalam hati ini. Farrel pun benar-benar terdiam kali ini dan tak lama kemudian diajak pergi ke spot lain di kantin ini oleh Cindy.

.

.

.

.

.

.

.



*Farrel POV*

“Udah ya kaakk sabar..” ucap Cindy


Sangat tidak nyaman situasi saat ini.. walaupun Cindy mengajak gue untuk pergi ke sudut lain di kampus ini, tapi itu sama sekali tak membuat suasana awkward berhenti karena di kantin ini sangat sepi sehingga kami masih bisa melihat satu sama lain..


Memang bodoh tindakanku yang menghampiri mereka berdua setelah apa yang ku perbuat pada Ayana, namun rasa cemburu yang ada didalam diri ini sudah mengalahkan akal pikiran gue sehingga nekat berbuat seperti itu. Gue menyesal melakukan hal bodoh tadi, terlebih setelah mendengar ucapan ayana tadi. Seketika gue langsung teringat kejadian di Bandung beberapa saat lalu..



*Flashback Mode On*

“Kenapa ay?”


“Kenapa apanya?”


“Kenapa lo masih ada disamping gue? Padahal gue udah bertindak ga dewasa tadi.. gue juga udah bentak lo yang ga seharusnya gue kayak gitu,”


“Karena gue gabisa pergi dari lo,”

.

.

.

.


“Lo itu berharga banget buat gue. Lo salah satu orang yang paling berpengaruh dibalik kesuksesan gue disini. Lo terus semangatin gue saat gue terpuruk, lo selalu bisa buat gue tersenyum lagi dengan cara antimainstream lo. Intinya...”


“Intinya?”


“Intinya gue seneng banget punya lo di kehidupan gue,”

.

.

.

.


“Maafin gue ya ayy,”


“Gue pasti akan maafin lo kok.. selama lo ga buat gue kecewa yang berat gue pasti akan maafin lo,”

.

.

.

.

“Jangan kecewain gue lagi ya rell.. gue sayang sama lo,”


*Flashback Mode Off*



“Kakk?”


“Iyaa cin?”


“Nih dimakan dulu makanannya. Udah aku buatin loh masa ga dimakan,” ucap Cindy sembari menyuapi gue


Eeehh... kenapa Cindy menyuapi gue seperti ini? Bukannya mereda, ini justru semakin membuat Ayana marah. Gue bisa merasakan dari raut wajahnya yang daritadi mencuri pandang ke arah kami bahwa dia tidak suka melihat gue sedang bersama Cindy.


Tunggu dulu...


Kalo Ayana terlihat tidak suka gue berdua bersama Cindy, itu artinya..


Bisa jadi hubungannya dengan Divo hanyalah pengalih perhatian dari kejadian kemarin, atau Ayana sedang mencoba untuk membuka hati ke Divo?


Jangan sampai kondisi kedua yang benar sedang terjadi. Itu artinya gue benar-benar harus bergerak cepat menyelesaikan masalah ini agar Ayana tak jatuh ke tangan Divo.

*****​

-Lapangan Sepakbola Royal University-



~Syalalalalalalalala... Syalalalalalalalala~

~OO OO OO OO OO OOOO~



~Syalalalalalalalala... Syalalalalalalalala~

~OO OO OO OO OO OOOO~




“Waaahh atmosfernya hebat banget ya kak,”


“Yaa emang begini cin.. apalagi lawan rival kampus ini kan. Walaupun cuma pertandingan uji coba tetep aja ada gengsinya,”


Kami tiba di tribun dimana supporter Royal FC berkumpul. Cukup ramai dan meriah karena memang lawan kami adalah Erasmus FC, tim yang menjadi musuh bebuyutan Royal FC. Kami mencari spot yang strategis untuk menikmati jalannya pertandingan. Para supporter Royal FC pun menyadari gue hadir di tribun dan seketika membuat tribun bising karena banyak yang berteriak yang intinya meminta gue bermain kembali.


Namun kebisingan itu tak berlangsung lama ketika FIFA anthem berkumandang yang menandakan tak lama lagi kedua starting eleven akan keluar dan pertandingan akan segera dimulai. Dann setelah bersalaman dan segala bentuk pembukaan sebelum pertandingan akhirnya peluit kick-off dibunyikan wasit



PRIIIIIITTTTT

Kick-off babak pertama di mulai dengan bola untuk Erasmus FC. Divo yang bermain sebagai gelandang serang memimpin kawan-kawannya untuk berinisiatif mengurung pertahanan Royal FC sejak menit awal..


Febri sang gelandang sayap Erasmus FC langsung memperlihatkan kemampuannya dalam dribble begitu mendapatkan bola dari Divo. Gerakannya cukup membuat sisi kanan pertahanan Royal FC kocar-kacir. Febri berhasil terlepas dari kawalan pemain lawan dan langsung memberikan umpan terobosan kedalam kotak penalty..


Bola yang dikirimkan oleh Febri terlalu deras sehingga posisinya lebih menguntungkan bagi kiper Royal FC yaitu bagir untuk menangkapnya. Namun...


BRRRUUUUKKKK


“WOOOOIIII!!!!”


Ketegangan terjadi di kotak penalty Royal FC saat Divo secara sengaja menabrak Bagir yang sudah sepenuhnya menguasai bola..


PRIIT PRIIT PRIIT


Official pertandingan spontan masuk kedalam lapangan untuk membantu wasit melerai banyaknya pemain yang tersulut emosi oleh ulah Divo tersebut.


“Buset dah awal-awal pertandingan aja udah bar-bar,”


“Gabakal terjadi kok kalo Kak Farrel yang pake ban kapten itu hehe,” ucap Cindy


“Apadeh cinn lebay haha,”


Setelah situasi kondusif, pertandingan pun dilanjutkan kembali. Namun yang gue lihat setelah kejadian tadi hanyalah permainan sporadis yang terkadang disertai emosional yang cukup tinggi.


Menit 31

Erasmus FC kembali menguasai bola, Divo benar-benar menjadi pengatur ritme permainan dengan sesekali berbagi bola dengan pemain nomor 11 sembari para pemain lainnya terus bergerak mengalihkan perhatian barisan pertahanan Royal FC. Striker Erasmus FC yang sudah berada di depan melakukan gerakan tiba-tiba dengan turun dan membuat salah satu center back Royal FC terpancing dengan ikut menempelnya


Divo langsung memanfaatkan kondisi ini dengan memberikan through pass melalui celah kosong yang disana disambut oleh Febri yang berlari dengan kecepatannya. Febri menggiring bola mendekati kotak penalty Royal FC. Melihat sudah tidak ada rekan yang menghadang, Bagir bergerak maju mempersempit ruang tembak Febri. Namun...


GOOOOOOAAAAAAALLLLLLL


Febri melakukan Chip Shoot indah melewati Bagir dan membuat skor menjadi 1-0 untuk Erasmus FC. Gue yang melihat gol ini langsung beranjak dari tempat duduk gue dan memutuskan untuk mengambil posisi duduk lebih dekat dengan bench pemain Royal FC. Disitu gue baru sadar ternyata Coach Jay sedang tidak mendampingi skuad.


“Coach Jay kemana?” tanya gue pada Capo


“Dikirim rektor ke seminar kepelatihan capt,”


Pertandingan pun dilanjutkan kembali dan kini Royal FC mulai berani mengambil alih penguasaan bola dan bermain lebih menekan. Memanfaatkan kelebihan kedua flank, Royal FC terus menggempur pertahanan Erasmus FC.



Menit 45+2

Sandi sang fullback Royal FC menguasai bola, dia langsung menusuk ke tengah karena berkali-kali mencoba mengumpan langsung pada striker tidak berhasil. Setelah melewati satu pemain lawan, Sandi memberikan sontekan kecil untuk mengoper kepada Chaniago sang striker yang langsung melakukan backheel one two pass kepada Sandi dann....


TIIIIINNNNNGGGGG


Shooting dari Sandi yang sudah tidak dapat di antisipasi kiper Erasmus FC hanya mengenai tiang gawang dan keluar menghasilkan goal kick.


“NICE SANDI COBA LAGI!” teriak gue dari tribun


PRIIITT PRIIITT


Babak pertama pun berakhir dengan skor 1-0, para pemain Royal FC memanfaatkan waktu istirahat di bench pemain dan tidak masuk ke locker room. Gue pun berinisiatif turun dari tribun untuk menghampiri kawan-kawan gue di bench.


“Wiihh liat siapa yang dateng nih,” ucap Sandi


Para pemain Royal FC terlihat senang melihat kedatangan gue..


“Anjir lah maen kayak apaan tadi itu?! Maen yang tenang jangan emosi!” ucap gue tanpa basa-basi


“Sorry capt.. abis kan lo tau sendiri kelakuan Divo,”


“Kalo lo kepancing.. dia makin seneng. Itu tujuan dia.. biar maen lo ancur. Lupain babak pertama kita hadapi babak kedua,”


Para pemain mulai serius mendengarkan gue..


“Denger.. barisan pertahanan mereka itu punya kelemahan. Saat kalian ajak mereka ‘main’, mereka keliatan banget grogi jadi kalian bisa manfaatkan buat dobrak pertahanan mereka. Satu lagi.. kalian bisa manfaatin tendangan-tendangan spekulasi kayak yang Sandi lakuin tadi,” ucap gue


“Gue tau ini pertandingan uji coba. Tapi bisa kalian bayangin kalo kita sampe kalah dipertandingan ini? Lawan Erasmus gaada yang namanya uji coba.. jadi kita harus menang. BISA KALAHIN MEREKA?!”


“BISA!!!” jawab para pemain dengan semangat


Karena waktu istirahat sudah mau habis para pemain langsung bangkit berdiri dan membentuk lingkaran.


“Guys.. yang penting bermain dengan hati dan yakin menang. Oke sebelum babak kedua dimulai ada baiknya kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing, berdoa dipersilahkan,”

.

.

.

.

“Berdoa selesai,”


“ROYAL FC.... JUARA!!!!”




YOO AYOO AYOO ROYAL FC
KU INGIN KITA HARUS MENANG


YO AYO AYO AYO


YOO AYOO AYOO ROYAL FC

KU INGIN KITA HARUS MENANG




Atmosfer stadion yang tadi sempat sunyi kini semakin dahsyat seketika kami melakukan tos tim. Dan pertandingan babak kedua akan dimulai...



PRIIITTTT

Para pemain Royal FC yang sedang terbakar semangat langsung mengambil insiatif penyerangan. Di babak kedua ini gue memainkan Ali, Egi, dan Zico.. kawan seperjuangan gue di Royal Athena dulu. Masuknya ketiga pemain ini terbukti membuat permainan Royal FC semakin padu.


Ali memainkan bola di sisi pertahanan Erasmus FC. Melihat tak ada ruangnya untuk maju, Ali langsung mengumpan pada Egi yang menghampirinya dan langsung diteruskan dengan crossing ke tengah kotak penalty dimana Zico berada dann...


“YAAAAHHHH” reaksi penonton ketika sundulan Zico masuk melebar


Kiper Erasmus FC dengan cepat mengambil bola dan langsung mengumpang kepada Divo yang langsung memberikan umpan lambung cantik ke sisi pertahanan Royal FC. Disana sudah bersiap pemain yang menyulitkan Royal FC sedari babak pertama yaitu Febri.


Diterimanya dengan mudah dan langsung menusuk melalui sisi pertahanan Royal FC, Sandi yang bertugas untuk menahan lajunya pun kesulitan untuk melakukan penjagaan karena kecepatan dan skill individu yang dimiliki Febri.


Dan dengan skill individu yang mengagumkan Febri berhasil melewati Sandi. Dhito, centre back Royal FC yang terpancing mendekat untuk mengcover Sandi. Tetapi dengan cerdik Febri mengolonginya dan berdiri bebas di sisi kotak penalty.


“Jaga Divo!!” teriak gue dari bench


Melihat Divo yang dijaga ketat, dengan cepat Febri langsung mengganti target umpannya. Dari belakang salah satu pemain Erasmus FC yaitu Marcell melakukan gerakan kedepan untuk bersiap meneruskan bola Febri.


Febri langsung memberikan umpan kepada Marcel dan langsung saja dia melakukan first time shoot dannn..


DAPAT DITEPIS BAGIR


“HEEIIII FOKUS!!!!!” teriak Bagir emosi


Febri bersiap melakukan sepak pojok, dia menendang bola ketengah kumpulan pemain yang ada di dalam kotak penalty. Dhito yang memiliki keunggulan postur tubuh dapat menghalau bola kedepan. Bola halauan Dhito mendarat di kaki Egi yang langsung meneruskan Ali.


Ali menggiring bola sambil berlari secepat mungkin untuk melakukan counter attack cepat. Para pemain Royal FC lainnya pun segera maju untuk mensupport pergerakan Ali.


“YAAAA… AYOOOO!!!” Teriak para supporter yang melihat kesempatan emas ini


Ali memberikan bola efek kepada Zico yang melakukan overlap. Dengan skill yang dimilikinya Zico berhasil melewati satu pemain lawan dari sudut sempit. Kini dia berhasil masuk kedalam kotak penalty Erasmus FC. Namun dengan posisinya saat ini sangat sulit membuatnya mengarahkan bola langsung ke gawang.


Dengan keputusan yang cepat Zico mendorong bola ketengah keluar kotak penalty dan disana Egi siap menyambut dengan tendangan first time..


EGI SHOOTT..


GOOOOAAAAALLLLLL


Shooting keras Egi dari luar kotak penalty berhasil membuat skor menjadi 1-1. Pertandingan kembali dimulai dengan kick off dari Erasmus FC. Seperti kehilangan fokus atas gol Royal FC tadi, Divo melakukan salah umpan yang berhasil dipotong oleh Ali.


Ali memberikan direct pass kepada Zico yang dengan cepat merespon peluang ini, dengan skill individunya Zico berhasil mengecoh satu pemain lawan dan dari celah sempit antara barisan pertahanan lawan Zico melakukan shoot jarak jauh


GOOOAAAAAAAAALLLLLLL


Ketidakfokusan Divo harus dibayar mahal dengan gol kedua dari Royal FC. Pertandingan kembali dilanjutkan namun Erasmus FC sangat kesulitan menembus pertahanan Royal FC yang sedang dalam motivasi lebih. Sampai babak kedua berakhir pun Erasmus FC tak bisa membuat gol lagi sehingga membuat Royal FC menang 2-1 pada pertandingan kali ini.


Diakhir-akhir pertandingan tadi gue sempat memainkan Zein dan beberapa pemain lain untuk memberikan pengalaman bertanding di pertandingan besar meskipun hanya bertajuk uji coba. Tapi overall gue puas dengan penampilan rekan-rekan gue di babak kedua tadi. Tentunya puas juga karena berhasil membuat Divo terlihat sangat kesal atas hasil ini.




Oke Divo.. persaingan baru dimulai..

-To Be Continued-
Udah kek profesional di sepak bola nih ilustrasinya hu
 
Seth Rolins, Roman Reign, Dean Ambrose, the Shield idaman wkwk
Sayangnya Ambrose cabut dari WWE :(
 
Baru baca update yang baru
Menunggu adegan ena ena Farrel x Cindy part 2 hehehe
 
Jd makin penasaran ama ayana nih.... Kapan dan siapa yg bakal nikmatin ayana...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd