Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY MUKTI atau MATI

Update lanjutan


"Asal kau tau jalapaksi setelah pamandamu prabu wirakencana atau yang masa mudanya bernama rangga wulung yang tersohor di juluki pendekar pedang halilintar dengan kesaktian yang tiada taranya belum ada lagi sosok yang sebanding dengan rangga wulung lagi di pakubanjaran ini" ujar patih jaladara

"Tapi ayahanda bukankah ayahanda sendiri adalah kakak seperguruan dari pamanda rangga wulung yang berarti ilmu ayahanda tak lebih rendah dari pamanda rangga wulung" sahut jalapaksi

"Kau salah jalapaksi meskipun aku saudara seperguruan pamandamu tapi ilmuku hanyalah seujung kukunya saja bahkan di banding saudara seperguruanku yang lain aku pun tidak bisa melampauinya" ujar patih jaladara seraya menatap jauh kedepan seakan terbayang kembali di pelupuk matanya bayangan masa masa yang silam.

"Maaf ayahanda mungkin ananda khilaf tapi siapakah saudara seperguruan ayahanda selain paman rangga wulung yang melampaui ayahanda"

"Pamanmu itu bernama arganata yang di antara kami bertiga dialah yang paling bengal, sayangnya sebelum aku sempat bertemu dengannya dia keburu tewas"

"Ah sayang sekali...." keluh jalapaksi karena baru saja sempat berpikir punya peluang untuk memperdalam ilmunya pada paman gurunya itu

"Iya jalapaksi dan itulah yang paling kurisaukan saat ini karena sebelum tewas arganata telah membawa kitab perguruan dan kini kitab itu lenyap entah kemana" gumam patih jaladara

"Maksudnya lenyap gimana ayahanda"

Patih jaladara menatap tajam anak semata wayangnya itu sejenak sebelum akhirnya berucap

"Aku berharap kitab itu lenyap sebenarnya lenyap bisa sirna karena sebab sengaja di lenyapkan tapi ketika melihat kondisi padepokan arganata waktu itu aku yakin kitab itu telah berpindah tangan"

"Haihh...tapi bukankah semua isinya telah ayahanda ketahui"

"Itulah kebodohanku jalapaksi dan kini aku merasa benar benar menyesalinya"

Jalapaksi langsung terdiam dan terpaku penjelasan dari ayahandanya cukup jelas di mengertinya dan membuatnya paham jika selama ini seakan akan ilmu kanuragan yang di dapatkannya dari ayahandanya itu terasa kurang mantab bahkan cenderung tak pernah maksimal.

"Sudahlah jalapaksi sekarang istirahatlah barangkali istrimu telah menunggumu, tapi ingat tugasmu belum selesai menemukan cucunda wirasaloka"

"Baik ayahanda, sekarang ananda pamit untuk beristirahat"

Patih jaladara hanya mengangguk lalu kembali melamun membayangkan masa masa yang telah lampau, dalam hatinya yang terluka ia masih berpikir cara meningkatkan ilmu yang dimiliki anak semata wayangnya itu karena dirinya merasa terlampau bebal bahkan hanya untuk sekedar mewariskan ilmu ilmunya yang sedikit itu dia merasa tak mampu.

Dalam pada itu setelah wirasaloka dan prabasari yang kini kembali ke wujudnya semula puas berasyik masyuk memacu birahi kini berendam di sendang dalam gua

Wirasaloka yang gairahnya selalu menggebu gebu masih seringkali meremas bulatan bulatan dada ibundanya itu dengan seringkali menciumi bibir dan pipinya.

"Hari ini cukup dulu wira bukankah kamu juga perlu istirahat untuk menjaga kondisi kekuatanmu" bisik prabasari ketika wirasaloka semakin intens mencumbuinya yang membuatnya terangsang kembali meski sudah beberapa kali tadi mengeluarkan cairan yang membuatnya merasakan knikmatan yang tiada taranya.

"Bukankah sekarang aku pejantanmu bunda" ujar wirasaloka sambil menciumi pipi dan leher prabasari

"Iya sayank....bunda sekarang istrimu tapi bukankah masih ada besok dan lusa bahkan masih ada nanti jika kau ingin menyia nyiakan acara jamasan yang secara kita lakukan ini" ujar prabasari

"Bunda kenapa bunda bisa menjadi lebih muda kemaren kemaren itu"

"Bukankah kau sudah tau sebelumnya aku memiliki ilmu seribu bunga atas petunjuk dari ki ageng sumowono dan pantangan ilmu itu adalah tak mampu menahan syahwat yang melanda"

"Oh jadi...bunda tlah kehilangan ilmu seribu bunga yang bunda miliki"

"Begitulah, tapi apa peduliku bukankah sekarang ada kamu yang akan melindungiku untuk seterusnya" ucap prabasari sambil mendekap wirasaloka

"Oh tentu bunda bukan hanya melindungi tapi aku juga akan slalu membahagiakan bunda dengan cara apapun"

"Oh trimakasih sayank...." ujar prabasari berbinar binar lalu semakin erat mendekap wirasaloka

"Tapi bunda aku juga ada permintaan yang mau tidak mau harus bunda penuhi" bisik wirasaloka

"Permintaan apa sayank?"

"Mulai sekarang tak boleh ada seorang pun yang menyentuh bunda selain aku sendiri"

"Iya sayank klo cuma seperti itu tentu bunda pasti sanggup memenuhinya selama ini pun yang menyentuh bunda hanyalah ayahandamu dan sekarang kamu sendiri"

"Baiklah bunda marilah kita bergegas mumpung masih ada waktu buat istirahat sekedar memejamkan mata walo sejenak nanti setelah matahari terbit kita pulang ke pakubanjaran" ujar wirasaloka

"Apa sayank...kita akan ke pakubanjaran...." gumam prabasari seakan tak setuju

"Iya bukankah pakubanjaran rumah kita dan kurasa bunda masih tetap seorang ratu di kerajaan yang meski kerdil tapi sejahtera itu"

"Tapi sayank dengan keadaan bunda sekarang bagaimana mungkin bunda bisa pulang"

"Ah kurasa kita tak perlu memikirkan hal hal itu karena kita penguasanya bahkan andai ada yang menentang kurasa bukan akan jadi persoalan, ingat bunda sekarang akulah yang memegang keris pusaka mahesa langit dan kebetulan pula aku pewaris sah di tanah pakubanjaran"

"Sayank ini bukan soal seperti itu tapi bunda malu di lihat rakyat pakubanjaran dengan keadaan seperti ini apalagi jika mereka tau anak yang kukandung ini adalah darah dagingmu sendiri"

"Jadi kita harus bagaimana tidak mungkin aku tak mengakui anakku sendiri tapi yang jelas kita harus pulang ke pakubanjaran karena peralihan kekuasaan dari majapahit ke demak jelas akan sangat mempengaruhi suasana di daerah daerah manapun juga termasuk pakubanjaran"

"Baiklah klo begitu kehendakmu tapi kita akan datang sebagai ibu dan putranya bukan sebagai seorang pasangan suami istri"

"Ma..maksud bunda gimana"

"Kau tau maksud bunda wira di depan orang orang kita tak boleh seintim ini jadi nanti pastikan kau menempatkan bunda bukan di kaputren tapi di ruang pribadimu atau di puri kasatriyan"

"Baiklah bunda aku akan mengaturnya aku memang tak ingin jauh dari bunda"

"Baiklah marilah kita sudahi jamasan ini sayank.....air sendang ini rasanya sudah menusuk nusuk dinginnya"

"Baiklah bunda marilah"

Lalu wirasaloka membopong tubuh prabasari dengan ringannya lalu membawanya kembali ke ruang tengah gua dan setelah mengeringkan tubuh masing masing dengan tanpa berpakaian lagi keduanya berbaring dan saling memeluk dan memejamkan mata.



Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd