Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mudik Menikmati Rendang Mama

Hari pertama dan kedua lebaran kami sibuk melayani tamu, begitu banyak keluarga yang datang bersilaturrahim. Bahkan datang dari luar kota sehingga harus menginap. Banyaknya keluarga yg menginap membuat rumah kami seperti basecamp. Aku jadi tak punya kesempatan untuk bercengkrama bersama mama membuatku gelisah.

Pada satu kesempatan aku menyampaikan kegelisahanku padanya.

" Aku pengen rendang mama ..." Ucapku bete. Ia tersenyum menatapku.

" Sabar ya ... " Balasnya.

Mama pasti paham maksud ucapanku. Bagaimana mungkin aku minta rendang, jelas tahun itu ia tak memasak rendang.


Pada hari ketiga, pagi itu aku menyampaikan kepadanya kalau besok akan kembali ke kota. Kebetulan atau tidak pagi itu ia memintaku menemaninya memanen cabai di pelak (kebun sayur) kami yg berada disebrang kampung.

“ temani mama ya ... mama bersiap dulu ya ...” ucapnya sembari meninggalkanku.

Setengah jam kemudian mama datang menemuiku mengajak pergi. Aku terpesona dengan penampilanya. Ia memakai kameja warna putih lengan panjang, dengan rok warna bron terlihat begitu anggun dan ilegan. Ia begitu cantik pagi itu, terlihat segar karna baru selesai mandi dan bersolek, bibirnya merah menggugah birahiku. Harum tubuhnya menyebar kemana-mana.

“yok mama sudah siap ... ”. Ajaknya. Kebetulan ada papa disitu kamipun berpamitan padanya.

“ mama memetik cabai keseberang ya pa, tak ada cabai lagi mau dimasak”. pamitnya.

“ kekebon kok pakai baju putih ...” komentar papa. Andai saja ia lebih perhatian, pasti ia melihat kejanggalan pada penampilan mama. Ia begitu bersemangat bahkan bersolek dan berpakaian begitu rapi.

Aku mengalahkan (mendayung dengan tongkat kayu) perahu yang kami gunakan menyeberangi sungainya batang tabu yg tak terlalu besar kurang lebih 20 meter namun arusnya cukup deras. Sesampai diseberang kami berjalan melewati jalan setapak menuju pelak sayur mama.

“dimana cabainya ma” tanyaku.
“itu didekat pondok ...” ujarnya, kami terus berjalan menyusuri jalan yang sudah semak hampir tertutup oleh rumput liar. Ternyata ditengah kebun ada sebuah pondok kecil, pondok ini biasanya dipakai oleh orang tuaku untuk beristirahat bahkan pernah juga bermalam saat menjaga tanamannya dari hama.

“ nanti saja memetik cabainya bang, embunnya masih tebal ..***tal kaki mama. Kepondok saja dulu...” ia mengajakku menaiki pondok. Akupun mengikutinya.

Didalam pondok kami duduk berhadapan saling bertatapan, aku melihat kerinduan pada tatapannya.

“ mama cantik banget ...” pujiku membuatnya tersipu.

“ jadi kamu berangkat besok?” tanyanya.
“jadi ma” jawabku pula. Ia mengalihkan tatapannya keluar jendela yg terbuka, matanya berkaca-kaca.

“ setelah bertemu istrimu, kamu pasti melupakan mama ...” ujarnnya.

Aku mengambil kedua tangannya lalu menciuminya.

“ tak mungkin lupa sama mama ...” jawabku pula. Lalu pindah kebalakangnya memeluk erat tubuhnya.

“ sudah beberapa tahun ini kamu hanya pulang saat lebaran saja. Wajar karna tak butuh lagi sama mama ...” ucapnya terisak.

“ kedepannya aku akan lebih sering mengunjungi mama...” jawabku pula

“ jangan membohongi mama ...” ucapnya.

“ percaya padaku, aku pasti akan sangat merindukan mama, dan merindukan ini” bisikkku sembari meraba kemaluannya.

Aku tak tahan lagi langsung saja menciumi bibirnya, kami saling punggut, ku masukkan lidahku ke mulutnya, Ia membalas dengan menghisapi lidahku. Jemariku meremas-remas payudaranya memelintir puting susunya.

Tubuh kami rebah kelantai, aku singkap baju dan Bh mama lalu mencumbu payudaranya, menghisapi puting susunya. Dengus napas kami memburu, tubuhnya mengeliat kegelian dibawah tindihan tubuhku.

Aku singkap roknya menarik lepas celana dalamnya. Lalu aku kangkangkan kedua pahanya. Aku menatap kemaluan mama begitu jelas, liang senggemanya berkilat basah oleh cairan birahinya membuatku tak tahan untuk tidak mengoralnya.

Tubuhnya bergetar hebat saat aku mencumbu vaginanya, menjilati kolistorisnya.

“ udah don mama malu ...” desahnya.

Kutindih tubuh mama, kutuntun kontolku memasuki liang senggemanya. Jiwa raga kami melebur bersama merenguk kenikmatan yg hakiki. Seperti meleburnya dengusan napas yang memburu, dan suara becek kelamin kami yang beradu dangan suara alam disekitarnya. Kicauan burung kenari menyemangatiku memberikan kepuasan kepada mama.



XIkVXX3m_t.jpg

3Kd1Zhks_t.jpg



Pondok kecil ini menjadi saksi bisu tumpahnya spermaku dirahim wanita yg melahirkanku itu.

“ aku pengen keluarkan didalam ma ...” bisikku.

“ ya sudah, nanti mama minum obat” balasnya.

Tubuh kami berdekapan dengan erat, aku menekannya dengan kuat diiringi pekik kepuasan mama aku menyemprotkan spermaku diliang senggemannya. Lalu tubuhku ambruk dipelukannya.

“ makasih ma ... aku sayang mama” bisikku.

Ia membalas dengan menciumiku dengan penuh kasih sayang.

“ gimana, masih enak ngak rendangnya?. Mentang-mentang mama ngak masak rendang, didepan tamu kamu minta rendang” ucapnya.

" rendang yg ini lebih nikmat ma ..." candaku pula sembari tertawa.

Setalah birahi kami terpuaskan, mama mengajakku memanen cabai sekalian memetik sayur mayur lalu bergegas pulang. ya setelah mengurus bawah perutku masih ada perut suami dan anak-anaknya yang lain yang harus disiapkan makannya oleh mama.
 
Terakhir diubah:
Semoga Mama lupa minum obat terus kebobolan sampe hamil CROOTT CROOTT CROOTT 💦💦💦💦
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd